Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN LEMBAB NaCl DAN TULLE DRESSING TERHADAP

GRANULASI JARINGAN PADA PASIEN GANGREN DIABETIK

Yeni Kusumawati
Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Abstrak
Introduction. Gangren diabetik merupakan suatu komplikasi jangka panjang dari penyakit diabetes mellitus . Ada
banyak sekali metode perawatan luka gangren, salah satunya menggunakan metode balutan lembab NaCl dan tulle
dressing. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh perawatan luka dengan balutan lembab NaCl dan
Tulle Dressing terhadap granulasi jaringan pada pasien gangren diabetik. Methods. Desain penelitian ini adalah
quasi eksperimen dengan pendekatan komparasi non equivalent control group. Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien gangren diabetik yang rawat inap di ruang Anggrek RSUD Kota Madiun dari tanggal 5 Juli-5
Agustus 2015 sebanyak 16 responden, yang didapat dengan teknik accidental sampling dimana 8 responden
dirawat dengan balutan lembab NaCl dan Tulle Dressing sebagai kelompok perlakuan, dan 8 responden dirawat
dengan balutan kering sebagai kelompok kontrol. Data diolah dan dianalisa dengan uji statistik independent
sampling test dengan tingkat signifikan (α) = 0,05. Discussion. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden, 6 orang (75%) tidak mengalami granulasi jaringan dengan balutan kering, dan sebagian besar
responden, 6 orang (75%) mengalami granulasi jaringan dengan balutan lembab NaCl dan Tulle Dressing. Ada
pengaruh perawatan luka dengan balutan lembab NaCl dan Tulle Dressing pada pasien gangren diabetik dengan
menggunakan uji statistik independent sample test dimana didapatkan hasil ρ value ˂α (0,049˂0,05. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi metode perawatan luka terkini terhadap pasien gangren diabetik,
dimana dalam proses penyembuhan luka diperlukan lingkungan luka yang lembab yang merupakan lingkungan
yang optimal bagi granulasi jaringan, selain juga diperhatikan faktor pengobatan farmakologis dan regulasi gula
darah yang kontinyu untuk mencapai penyembuhan luka yang optimal.

Kata kunci : Pasien gangren diabetik, Perawatan luka lembab NaCl dan tulle dressing, Granulasi jaringan

Pendahuluan menggeluti perawatan luka gangren ini.


Gangren diabetik adalah suatu bentuk dari
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
kematian jaringan pada penderita diabetes mellitus
memperkirakan, bahwa 177 juta penduduk dunia
oleh karena berkurangnya atau terhentinya aliran
mengidap diabetes mellitus, jumlah ini akan
darah kejaringan tersebut. Hal ini dapat terjadi
meningkat hingga melebihi 300 juta pada tahun
sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang,
2025 (Vita heath,2004). Diabetes Foundation (IDF)
perlukaan, proses degeneratif (arterosklerosis) atau
memperkirakan prevalensi diabetes mellitus di
gangguan metabolik diabetus mellitus (Tabber,
dunia 1,9% sebagai penyebab kematian urutan ke 7
dikutip Gitarja, 1999). Sampai saat sekarang ini di
dunia. Di Indonesia tahun 2001 penderita diabetes
Indonesia gangren masih merupakan masalah yang
miletus 8,4 juta, di perkirakan tahun 2030
rumit dan tidak terkelola dengan maksimal, karena
meningkat 21,3 juta(metropolis). Data di RSUD
sedikit sekali tenaga medis yang berminat untuk
Nganjuk, angka rawat inap pasien diabetes mellitus
tahun 2014 sebesar 325 pasien, meningkat lebih mempercepat angiogenesis, menurunkan resiko

dari 2 kali lipat dari angka rawat inap tahun 2009 infeksi, dan mempercepat pembentukan growth

yang sebesar 149 pasien. Sekitar 15 % penderita factor dan sel aktif.

diabetes didiagnosa beresiko menderita diabetic Dari fenomena diatas, peneliti ingin

ulcer yang sering kali diikuti amputasi pada mengetahui pengaruh perawatan luka dengan

stadium akhir (Speak K Thow, 2007). balutan lembab NaCl dan tulle dressing terhadap

Profesional perawat dahulu percaya bahwa granulasi jaringan pada pasien gangren diabetik di

merawat luka dengan membiarkan luka dalam Ruang Dahlia RSUD Nganjuk.

kondisi kering akan mempercepat penyembuhan


Metode
(Potter. P,1998), sehingga luka dibalut dengan
Desain penelitian yang dipergunakan dalam
menggunakan kain pembalut yang tipis, yang
penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan
memungkinkan udara masuk dan membiarkan luka
pendekatan Non Equivalent Control Group. Sampel
mengering hingga membentuk scab/koreng. Namun
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
dari hasil evaluasi yang dilakukan peneliti di RSUD
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
Nganjuk, proses penyembuhan pada pasien yang
eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti
menggunakan balutan kering berlangsung lama. Hal
pengukuran kedua atau observasi (O2). Hasil
ini disebabkan luka yang terpapar udara memicu
observasi ini kemudian dibandingkan dengan hasil
terjadinya wound desiccation, nekrosis, dan
observasi pada kelompok kontrol yang menerima
pembentukan eschar yang menyebabkan luka
perlakuan berbeda ( Setiadi, 2007).
menjadi jelek.

Lingkungan yang paling baik bagi Untuk mengetahui pengaruh perawatan luka

penyembuhan luka adalah dengan menciptakan dengan balutan lembab NaCl dan tulle dressing

lingkungan yang seimbang kelembabanya. terhadap granulasi jaringan, peneliti menggunakan

Lingkungan yang lembab/balance moisture akan uji statistik Independent Sample Test dengan

memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi bantuan program SPSS 16 for windows dengan taraf

kolagen dalam matrik non selular yang sehat. kesalahan 5% dengan interpretasi, jika ρ ˂ α , Ho

Menurut Gitarja (2002), perawatan luka dalam di tolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh

suasana lembab akan mempercepat fibrinolisis, perawatan luka dengan balutan lembab NaCl dan
Tulle Dressing terhadap granulasi jaringan pada lembab Na Cl dan Tulle Dressing terhadap granulasi

pasien gangren diabetik . jaringan pada pasien gangren diabetik.

Hasil Pembahasan
Tabulasi silang Pengaruh perawatan luka dengan balutan Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 5
lembab Na Cl dan Tulle dressing terhadap granulasi
jaringan pada pasien gangren diabetik ruang Dahlia Juli-5 Agustus 2011 menunjukkan bahwa ada
RSUD Nganjuk 6 Juli - 3 Agustus 2015
pengaruh perawatan luka dengan balutan lembab
Perawatan luka Granulasi jaringan
NaCl dan Tulle Dressing terhadap granulasi
No Granulasi Tidak ∑
granulasi
jaringan terhadap pasien gangren diabetik di Ruang
N % N % N %
Dahlia RSUD Nganjuk dimana ρ <  (0,049 <
1 Balutan lembab 6 37,5 2 12,5 8 50
NaCl dan Tulle
dressing 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
2 Balutan kering 2 12,5 6 37,5 8 50
Gitarja (2002) yang mengungkapkan bahwa
Jumlah 8 50 8 50 16 100
lingkungan yang paling baik bagi penyembuhan
Hasil uji korelasi Independent Sample Test yaitu ρ = 0,049 α = 0,05
luka adalah dengan menciptakan lingkungan yang

seimbang kelembabanya.
Dari data primer diatas didapatkan dari 8

responden yang dirawat luka dengan balutan Lingkungan yang lembab/balance moisture
lembab Na Cl dan Tulle Dressing, 2 responden akan memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi
(12,5%) tidak mengalami granulasi, dan 6 kolagen dalam matrik non selular yang sehat.
responden (37,5%) mengalami granulasi. Perawatan luka dalam kondisi lembab akan
Sedangkan dari 8 responden yang dirawat dengan mempercepat fibrinolisis, mempercepat
menggunakan balutan kering, didapatkan 6 angiogenesis, menurunkan resiko infeksi,
responden (37,5%) yang tidak mengalami granulasi mempercepat pembentukan growth factor, dan
dan 2 responden ( 12,5%) yang mengalami mempercepat pembentukan sel aktif, dimana pada
granulasi jaringan. keadaan lembab invasi netrofil yang diikuti oleh

makrofag, monosit dan limfosit kedaerah luka


Dari hasil uji statistik dengan menggunakan
berlangsung lebih dini.
tehnik Independent Sample Test didapatkan bahwa

ρ = 0,049 dengan α = 0,05, yang berarti nilai ρ˂α Sebaliknya, perawatan luka dengan

sehingga Ho di tolak dan Ha diterima, yang berarti menggunakan balutan kering akan memperlama

ada pengaruh perawatan luka dengan balutan penyembuhan. Hal ini disebabkan luka yang
terpapar udara memicu terjadinya wound

desiccation, nekrosis dan pembentukan eschar yang

menyebabkan luka menjadi jelek. Pembentukan

eschar dapat memperlambat regenerasi sel

(keratinocytes) berpindah dari tepi luka ketengah

luka. Kondisi kering juga menyebabkan kematian

sel, dan tidak terjadi perpindahan epitel dan

jaringan matrik.

Kesimpulan
Ada pengaruh perawatan luka dengan balutan

lembab NaCl dan Tulle Dressing terhadap granulasi

jaringan pada pasien gangren diabetik di Ruang

Dahlia RSUD Nganjuk, dimana dari hasil uji

statistik Independent Sample Test didapatkan hasil

p value <  (0,049 < 0,05).

Daftar Pustaka
American Diabetes Association, (2004). Diagnosis
And Classification Of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care s5-s10.

Asdie AH, Marcham SN, Wiyono P, (1999),


Penatalaksanaan Gangren Diabetik,
Symposium Gangren Diabetik, Perkeni.

Boulton AJM, Bowker JH. (1985). The Diabetic


Foot In Diabetes Mellitus. Management
And Complication, Edite By Olefsky And
Sherwin. Churchill Livingstone. New
York Edinburgh London And Melbourne.

David K. (2001). Management Of Diabetic Foot


Lesionuniversity Of Washington, 1-6.

Georgina, C (2000) , Modern Wound Dressing,


Nursing Standart Proquest Nursing &
AlliedHealth Search.

Gitarja (2002). Perawatan Luka Diabetes. Bogor,


Wicore, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai