Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

1 Defenisi Wifi.id

Wifi.id merupakan singkatan dari wireless fidelity indonesia adalah sebuah

teknologi jaringan internet tanpa kabel (nirkabel) yang berfungsi untuk

menghubungkan antar media komputer seperti, smartphone,tablet, laptop dan

perangkat lainnya. Wifi.id merupakan produk baru layanan akses internet yang

ditawarkan oleh Telkom indonesia dengan menggunakan teknologi berbasis wireless

atau layanan akses internet dengan menggunakan media nirkabel atau media tanpa

kabel.

Gambar 1. Logo Wifi.id

Sumber : Megah Mulya, Abdiansa, 2016

8
9

Wifi.id adalah suatu layanan dimana telkom sebagai penyedia layanan. WIFI

menyediakan akses internet melalui akses poin dengan SSID@Wifi.id. Wifi.id

dikembangkan oleh Telkom sejak tahun 2012, dan dengan dukungan infrastruktur PT.

Telkom yang sangat kuat yang tersebar luas di seluruh wilayah indonesia. Hingga

saat ini dari data wifi.id nya sendiri dapat diketahui bahwa pengguna wifi.id sekarang

sudah mencapai 1 Juta pengguna dan terdapat 100 ribu hotspot yang tersebar

diseluruh indonesia dan 6000 wifi corner dan soal kecepatan wifi.id ini yaitu up to

100 Mbps. Dari data tersebut dapat kita bayangkan berapa tahun depan wifi.id akan

dapat kita temui hampir diseluruh titik di indonesia yang memang jadi tujuan telkom

untuk membuat seluruh indonesia terhubung dengan internet.

A. SSID Yang ada di Wifi.id dan cara menggunakannya.

1. @Wifi.id
2. Free@wifi.id
3. Flash Zone
4. Flashzone-Seamles
Untuk menikmati akses internet Wifi.id. pelanggan terlebih dahulu membeli

Voucher Wifi.id yang terdiri dari user dan password yang digunakan sebagai akses

login internet @Wifi.id.


Contoh cara membeli voucher wifi.id melalui pulsa menggunakan provider

yang tertera di gambar.


10

Gambar 2. Poster Wifi.id


Sumber : PT. Telkom Akses, 2017

2. Komponen Jaringan Wifi

A. Access Point

Merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke

ISP (Internet Service Provider), atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika

jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi

mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan

disalurkan melalui kabel,atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan

dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.


11

Gambar 3. Acces Point

Sumber : Wicaksana, I Wayan S Adi Purnomo, Fadli Trias, Indra Kurniawan,

Frans Darma, 2008

B. WLAN Interface

Merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/desktop pc, peralatan

yang dikembangkan secara massal adalah Dalam bentuk PCMCIA (Personal Memory

Card International Association) card, pci card maupun melalui port usb (universal

serial bus)

C. Mobile/Desktop PC

Merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya

sudah terpasang port PCMCIA. Sedangkan Desktop PC harus ditambahkan Wireless

Adapter melalui PCI ( Peripheral Componentinterconnect ) Card atau USB

(Universal Serial Bus).


12

D. Antena external (optional)

Antena external ini digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena dapat

dirakit sendiri oleh user

E. Standarisasi Jaringan Wi-Fi

Di dalam sebuah teknologi yang bersifat massal, sebuah standarisasi sangatlah

diperlukan, standarisasi akan memberikan banyak keuntungan, yaitu antara lain :

a) Pembuatan hardware yang berbeda biasa saling berkerjasama, tentunya tidaklah

sangat efisien.
b) Pembuatan hardware tambahan biasa membuat peralatan yang berlaku untuk

semua peralatan berdasarkan informasi dari standarisasi yang telah ada.


c) Penghematan dan perkembangan teknologi yang jauh lebih cepat. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh IEEE (Institute Of Electrical

Engineers) merupakan organisasi non-profit yang mendidikasikan kerja

kerasnya demi kemajuan teknologi. Pada tahun 1980, IEEE membuat sebuah

bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN (Metropolitan Area

Network). Bagian ini lalu dinamakan sebagai 802. Angka 80 menjelaskan tahun

dan angka 2 menjelaskan bulan dibentuknya kelompok kerja ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa internet, wireless

adalah sebagian dari hasil kerja 802. Bagian ini dibagi menjadi beberapa bagian yang

lebih kecil dan lebih spesifik yang dinamakan sebagai unit kerja. Unit kerja ini

diberikan nama berupa angka yang berurutan dibelakang 802.

Berikut ini contoh unit kerja dan bidang yang ditangani :


13

Tabel 2. Pembagian Unit Kerja pada 802

Unit Kerja Bidang Yang Di Tangani


802.1 Higher Layar LAN Protocol
802.3 Ethernet Working grup
802.11 WirelessLAN Working Group
802.15 Wireless Personal Area Network (WPAN) Working Grou
802.16 Boadband Wireless Acces Working Group
802.17 Resilient Pacet Ring Working Grou
802.18 Radio Regulator TAG
802.19 Coexistence TAG
802.20 Mibile Broadband Wireless Acces (MBWA) Working Group
802.21 Media Independent Handoff Working Group
902.22 Wireless Region Area Network

Perhatikan urutan angka-angka dari unit kerja, terdapat beberapa jenis

kecepatan. Hal ini terjadi karena berbagai sebab seperti bidang yang ditangani sudah

ketinggalan jaman atau disatukan ke unit kerja yang lain. Unit kerja yang mengurusi

tentang WLAN terbagi-bagi menjadi beberapa unit, tetapi tidak lagi ditandai dengan

tanda titik dan angka, tetapi dengan huruf a,b,c sampai menjadi unit 802.11a,

802.11b, 802.11g dan seterusnya. Karena wireless LAN mengirim menggunakan

frekuensi radio, WLAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan untuk

mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal Communications Commission (FCC)

mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN

sekarang, menerima beberapa standard operasional serta syarat dalam Amerika


14

Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers

(IEEE) (John Groenewegen,2010). Beberapa Standar wireless LAN :

1. IEEE 802.11

Standar asli WLAN menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam

teknologi transmisi light-based dan RF.

2. IEEE 802.11b

Mendeskripsikan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat

terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.

3. IEEE 802.11a

Gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai

dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5GHZ frekuensi band UNII.

4. IEEE 802.11g

Syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang menjelaskan transfer

data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang

memungkinkan untuk lebih murah.

F. Topologi Jaringan Wi-Fi


15

Secara teori pada jaringan wireless ada dua topologi yang dapat di bentuk.

Topologi yang dimaksud yaitu topologi ad-Hoc dan infrastruktur. Berikut ini

penjelasan singkatnya:

1. Topologi ad-hoc sama seperti topologi pada jaringan peer-to-peer, yang artinya

jaringan yang dibangun hanya menggunakan komponen wireless device tanpa

menggunakan access point sebagi penghubung.

Gambar 4. Ad-hoc

Sumber : Wicaksana, I Wayan S Adi Purnomo, Fadli Trias, Indra Kurniawan,

Frans Darma, 2008

2. Topologi infrastruktur. Pada topologi ini di butuhkan sebuah access point

(AP) sebagai media penghubung. Client sebagai anggota jaringan harus

melelui access point terlebih dahulu sebelum dapat berhubungan dengan

client lain atau server.


16

Gambar 5. Infrastruktur

Sumber : Wicaksana, I Wayan S Adi Purnomo, Fadli Trias, Indra Kurniawan,

Frans Darma, 2008

G. Keamanan Jaringan Wi-Fi


Sebuah Pancaran sinyal yang ditransmisikan pada jaringan Wi-Fi menggunakan

frekuensi secara bebas sehingga dapat ditangkap oleh komputer lain sesama user Wi-

Fi. Untuk mencegah pengguna yang tidak berhak masuk ke dalam jaringan,

ditambahkan sistem pengamanan, yaitu misalnya WEP (Wired Equivalent Privacy).

Jadi, pengguna tertentu yang telah memiliki otorisasi saja yang dapat menggunakan

sumber daya jaringan Wi-Fi.


Keamanan jaringan Wi-Fi umumnya terdiri dari NonSecure dan Share Key.
1. Non Secure/Open
Komputer yang memiliki Wi-Fi mampu menangkap transmisi pancaran dari sebuah

Wi-Fi dan langsung dapat masuk ke dalam jaringan tersebut.


2. Share Key
17

Agar dapat masuk ke jaringan Wi-Fi diperlukan kunci atau password, contohnya

sebuah network yang menggunakan WEP (Wired Equivalent


Privacy)
H. Fiber Optic

Fiber optic adalah media transmisi yang terbuat dari serat kaca dan plastik

yang menggunakan bias cahaya dalam mentransmisikan data. Sumber cahaya yang

digunakan adalah laser karena mempunyai spectrum yang sangat sempit. Media

transmisi fiber optic sudah menggantikan eranya media copper (tembaga) dengan

alasan bahwa fiber optic memiliki kelebihan, yaitu : informasi ditransmisikan dengan

kapasitas (bandwidth) yang tinggi, karena murni terbuat dari kaca dan plastik maka

signal tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekwensi radio.

Dengan kelebihan yang dimiliki ini maka fiber optic sudah banyak digunakan sebagai

tulang punggung (backbone) jaringan telekomunikasi.

Gambar 6. struktur dasar fiber optic


18

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

Dari segi penggunaan fiber optic dibagi dalam dua jenis, yaitu single mode

dan multi mode. Perbedan single mode dan multi mode adalah bahwa single mode

memiliki ukuran core yang kecil, sumber sinar laser, unlimited bandwidth, dan jarak

yang jauh ( > 60 km ) sedangkan multi mode memiliki ukuran core yang lebih besar,

sumber sinar laser atau Light Emitting Diodes (LED), bandwidth terbatas, jarak

sekitar (300 – 500 m) . Struktur dasar fiber optic terdiri dari tiga bagian yaitu core

(inti), cladding (kulit), dan buffer (pelindung) atau coating (mantel). Core dan

cladding terbuat dari kaca sedangkan buffer atau coating terbuat dari plastik biar

fleksibel.

a. Aksesoris Fiber Optic dan alat-alat yang digunakan.

Dalam jaringan telekomunikasi khususnya fiber optik banyak menggunkan

aksesoris, diantaranya adalah :

1. Pemasangan Fiber Optic (Fiber Optic Assemblies):

Terdiri atas connector, pigtail, dan patch cord.

Connector adalah ujung dari fiber optic, jenisnya banyak sesuai dengan kebutuhan

dilapangan.
19

Gambar 7. Connector Fiber Optic

Sumber : Daryanto, 2016

Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor

diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki

konektor.

Gambar 8. Pigtail

Sumber : Daryanto, 2016


20

Patch cord adalah kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patch

cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper.

Gambar 9. patch cord

Sumber : Daryanto, 2016

a. Wall-Mount

Wall-mount adalah terminasi fiber optic yang menempel di dinding.

Gambar 2.1 Wall-Mount

b. Optical Termination Box (OTB)

Optical Termination Box (OTB) adalah terminasi fiber optic yang ada pada

rak atau boks.


21

Gambar 10 OTB

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

c. Joint Closure

Joint Closure adalah titik sambung dari fiber optic.

Gambar 11. Joint Closure

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

d. High Distribution Cabinet

High Distribution Cabinet adalah rak tempat terminasi fiber optic .


22

Gambar 12. High Distribution Cabinet

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

e. Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

OTDR merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu

fiber optic pada domain waktu. Beberapa parameter yang dapat diukur pada OTDR

adalah:

 Jarak

Titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.

 Loss

Loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link.

 Atenuasi

Atenuasi dari serat dalam suatu link.

 Refleksi
23

Besar refleksi (return loss) dari suatu event.

Informasi mengenai redaman serat, loss sambungan, loss konektor dan lokasi

gangguan serta loss antara dua titik dapat ditentukan dari monitor OTDR. OTDR

memungkinkan sebuah link diukur dari salah satu ujung.

Gambar 13. OTDR

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

f. Power Meter

Power meter dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optic baik

saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. Penggunaan power meter harus berada

pada kedua ujung kabel fiber optic.


24

Gambar 14. Power Meter

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

g. Splicing (Fusion Splicer)

Proses penyambungan/ splicing terdiri dari beberapa langkah kerja berikut :

a. Stripping/ pengupasan lapisan coating ujung fiber optic dengan stripper

b. Membersihkan ujung fiber optic

c. Perataan ujung fiber optic dengan cleaver

d. Meletakkan ujung-ujung fiber optic pada V-groove alat sambung dan pelurusannya

oleh alat sambung.

e. Peleburan dan perekatan ujung fiber optic menggunakan pancaran listrik dari

elektroda

f. Analisa hasil sambungan


25

g. Pemberian pelindung dan penyimpanan sambungan

Gambar 15. Fusion Splicer

Sumber : Andarwati, S. R., Sankarto, B. S., 2005

a. Redaman

Redaman adalah turunnya level tegangan sinyal yang diterima akibat

karakteristik media, merupakan salah satu jenis noise yang kejadiannya dapat

diprediksi. Redaman adalah hambatan pada media telekomunikasi yang menyebabkan

sinyal akan semakin lemah untuk jarah yang jauh.

1. Komponen yang dapat menyebabkan redaman dalam fiber optic

a. Konektor

Konektor biasanya digunakan untuk kontak dengan terminal perangkat aktif,

konektor yang dibentuk harus menjamin dari kesalahan penyambungan dan dapat

meminimumkan kesalahan secara langsung. redaman di konektor tidak boleh

melebihi 0,5 dB untuk tiap konektor.


26

b. Splicing atau sambungan

Pada kabel optik pasti kita akan melakukan yang namanya splicing, jadi

splicing ini merupakan salah satu sunber timbulnya redaman, redaman di splicing

yang di ijinkan adalah 0,2 dB per splicing, jadi supaya tidak menimbulkan total loss

yang tinggi maka, ketika melakukan splice harus di lakukan dengan sebaik mungkin,

untuk mendapatkan nilai splice yang rendah.

c. Serat Optik

Kabel serat optik yang kita guanakan sebenarnya sudah memiliki redaman

bawaan dari pabrikan, jadi tidak ada konektor atau tidak ada splice (sambungan)

kabel serat optik serat optik sudah memiliki redaman. jenis serat optik single mode

memiliki redaman yang kecil per kilometer nya.

Anda mungkin juga menyukai