Anda di halaman 1dari 8

Salah satu ciri hewan mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya volume, ukuran, dan massa sel-sel tubuh yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju tingkat kedewasaan,
dapat berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan terdiri dari tahap embrio dan tahap pascaembrio.

Katak termasuk ke dalam hewan avertebrata kelas amfibia, bereproduksi secara eksternal
dan mengalami metamorphosis sempurna. Pada fase morula, zigot mengalami pembelahan
berkali-kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan
seterusnya. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional
atau kutub hewan dan kutub vegetatif. Setelah pembelahan terjadi pada bagian
vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel berlanjut 16-64 sel.

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya
rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol (blastulasi).

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk
dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Selanjutnya, arkenteron akan menjadi
saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka
pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan
pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir, gastrula telah terbentuk
bagian endoderm, mesoderm, ektoderm.
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan
ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Neurulasi diawali
dengan terbentuknya notokord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas
arkenteron. Setelah itu, lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi
bumbung neuron. Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung
atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron yang bertujuan membentuk banyak stuktur.

Pada fase diferensiasi dan organogenesis, struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan
yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ pada tubuh.

Kemudian metamorfosis pada katak, setelah telur menetas menjadi kecebong memiliki
kepala besar dan tegak. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur yang
kemudian digantikan oleh insang dalam. Pada minggu ke-6 mulai terlihat seperti katak kecil
dengan ekor panjang yang kemudian memendek. Minggu ke-9, sejenis jaringan terbentuk dan
membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu
aliran darah antara jantung dan paru-paru. Minggu ke-16 Kecebong telah memiliki kaki belakang
yang kuat. Matanya juga telah menonjol dan menjadi katak dewasa.

Salah satu ciri hewan mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya volume, ukuran, dan massa sel-sel tubuh yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju tingkat kedewasaan,
dapat berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan terdiri dari tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Katak termasuk ke dalam hewan vertebrata kelas amfibia, bereproduksi secara eksternal
dan mengalami metamorfosis sempurna. Pada fase morula, zigot mengalami pembelahan berkali-
kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan
seterusnya. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional
atau kutub hewan dan kutub vegetatif. Setelah pembelahan terjadi pada bagian
vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel, berlanjut 16-64 sel.

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya
rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol (blastulasi).

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk
dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Selanjutnya, arkenteron akan menjadi
saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka
pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan
bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi
sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir, gastrula telah terbentuk bagian
endoderm, mesoderm, ektoderm.

Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan
ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Neurulasi diawali
dengan terbentuknya notokord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas
arkenteron. Setelah itu, lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi
bumbung neuron. Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung
atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron yang bertujuan membentuk banyak stuktur.

Pada fase diferensiasi dan organogenesis, struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan
yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ pada tubuh.
Kemudian metamorfosis pada katak, setelah telur menetas menjadi kecebong memiliki
kepala besar dan tegak. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur yang
kemudian digantikan oleh insang dalam. Pada minggu ke-6 mulai terlihat seperti katak kecil
dengan ekor panjang yang kemudian memendek. Minggu ke-9, sejenis jaringan terbentuk dan
membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu
aliran darah antara jantung dan paru-paru. Minggu ke-16 Kecebong telah memiliki kaki belakang
yang kuat. Matanya juga telah menonjol dan menjadi katak dewasa.

Salah satu ciri hewan mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya volume, ukuran, dan massa sel-sel tubuh yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju tingkat kedewasaan,
dapat berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan terdiri dari tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Katak termasuk ke dalam hewan vertebrata kelas amfibia, bereproduksi secara eksternal
dan mengalami metamorfosis sempurna. Pada fase morula, zigot mengalami pembelahan berkali-
kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan
seterusnya. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional
atau kutub hewan dan kutub vegetatif. Setelah pembelahan terjadi pada bagian
vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel, berlanjut 16-64 sel.

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya
rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol (blastulasi).

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk
dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Selanjutnya, arkenteron akan menjadi
saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka
pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan
bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi
sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir, gastrula telah terbentuk bagian
endoderm, mesoderm, ektoderm.

Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan
ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Neurulasi diawali
dengan terbentuknya notokord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas
arkenteron. Setelah itu, lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi
bumbung neuron. Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung
atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron yang bertujuan membentuk banyak stuktur.

Pada fase diferensiasi dan organogenesis, struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan
yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ pada tubuh.

Kemudian metamorfosis pada katak, setelah telur menetas menjadi kecebong memiliki
kepala besar dan tegak. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur yang
kemudian digantikan oleh insang dalam. Pada minggu ke-6 mulai terlihat seperti katak kecil
dengan ekor panjang yang kemudian memendek. Minggu ke-9, sejenis jaringan terbentuk dan
membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu
aliran darah antara jantung dan paru-paru. Minggu ke-16 Kecebong telah memiliki kaki belakang
yang kuat. Matanya juga telah menonjol dan menjadi katak dewasa.
Salah satu ciri hewan mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya volume, ukuran, dan massa sel-sel tubuh yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju tingkat kedewasaan,
dapat berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan terdiri dari tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Katak termasuk ke dalam hewan vertebrata kelas amfibia, bereproduksi secara eksternal
dan mengalami metamorfosis sempurna. Pada fase morula, zigot mengalami pembelahan berkali-
kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan
seterusnya. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional
atau kutub hewan dan kutub vegetatif. Setelah pembelahan terjadi pada bagian
vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel, berlanjut 16-64 sel.

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya
rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol (blastulasi).

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk
dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Selanjutnya, arkenteron akan menjadi
saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka
pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan
bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi
sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir, gastrula telah terbentuk bagian
endoderm, mesoderm, ektoderm.
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan
ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Neurulasi diawali
dengan terbentuknya notokord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas
arkenteron. Setelah itu, lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi
bumbung neuron. Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung
atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron yang bertujuan membentuk banyak stuktur.

Pada fase diferensiasi dan organogenesis, struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan
yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ pada tubuh.

Kemudian metamorfosis pada katak, setelah telur menetas menjadi kecebong memiliki kepala
besar dan tegak. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur yang kemudian
digantikan oleh insang dalam. Pada minggu ke-6 mulai terlihat seperti katak kecil dengan ekor
panjang yang kemudian memendek. Minggu ke-9, sejenis jaringan terbentuk dan membagi
atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu aliran darah
antara jantung dan paru-paru. Minggu ke-16 Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat.
Matanya juga telah menonjol dan menjadi katak dewasa.

Bakteri Geobacter

Geobacter termasuk dalam genus proteobacteria. Geobacter yang pertama


ditemukan di tambang batu bara di Sungai Potomac, Washington D.C. 1987. Bakteri
ini bersifat anaerob, yaitu hidup pada tempat yang tidak ada oksigen. Geobacter
ditemukan sebagai organisme pertama dengan kemampuan mengoksidasi komponen
organik dan metal, termasuk besi, metal radioaktif dan komponen petroleum yang
termasuk dalam lingkungan karbon dioksida yang tidak berbahaya saat
menggerakkan besi oksida atau metal lain yang tersedia sebagai elektron penerima.
Materi metabolisme geobacter dihasilkan dari 'pili' yang berukuran antara 3-5
nanometer seperti satuan yang melepas electron diantara makanan dan tubuh
geobacter. Kemampuan ini menjadikan bakteri geobacter, mampu menguraikan
limbah sekaligus menghasilkan listrik.

Spesies geobacter pertama dikenal dengan Geobacter metallireucens, merupakan


organisme pertama yang ditemukan mengoksidasi komponen organik menjadi carbon
dioksida dengan besi oksida sebagai penerima electron. Dengan kata lain,
keuntungan energi Geobacter metallireducens dengan menggunakan besi oksida
(karat-sepeti mineral) sama dengan kasus penggunaan oksigen pada manusia.
Sebagai garis besar, Geobacter metallireducens dan spesies geobacter lain yang
telah diisolasi sebagai model dari transforasi besi pada modem tanah akan
menjelaskan fenomena geological, seperti akumulasi besar dari magnetite dalam
formasi besi kuno.

Microbial Fuel Cell (Sel Bahan Bakar Mikroba)

Menciptakan kondisi alami, memicu peneliti menemukan suatu jenis bahan bakar
baru, yaitu microbial fuel cell (sel bahan bakar mikroba). Semua jenis sel bahan
bakar menghasilkan listrik, dengan memproduksi dan mengendalikan suatu arus
elektron. Sel-sel konvensional, termasuk menggunakan pintalan dan dalam beberapa
mobil prototipe, memperoleh elektron dengan melepaskan atom hidrogen. Dalam
melakukan itu, sel-sel bahan bakar ini harus diberi persediaan hidrogen secara
tetap. Sel bahan bakar mikroba memperoleh elektron dari limbah organik. Bakteri
hidup dengan limbah sebagai bagian dari proses pencernaan mereka. Geobacter,
menurut peneliti ini dapat `dibujuk` untuk menyampaikan elektron secara langsung
kepada elektroda sel bahan bakar ke dalam suatu sirkuit. Ketika elektron dialirkan
sepanjang sirkuit, mereka menghasilkan listrik. Sel bahan-bakar mikroba ini telah
dicoba untuk menghasilkan listrik pada saat proses memurnikan limbah cair
domestik.

Namun masih ditemukan beberapa kendala mekanisme, pemindahan elektroda oleh


geobacter yang masih lambat. Peneliti masih harus mengetahui bagaimana membuat
mekanisme ini lebih cepat dan menghasilkan tenaga yang lebih kuat. Sampai sejauh
ini peneliti memiliki banyak gagasan, termasuk kemungkinan faktor voltase pada
elektroda. Model pembangkit listrik Geobacter metallireucens itu dalam uji coba di
laboratorium, saat ini baru mampu mengisi baterai telefon seluler dan kalkulator
atau menyalakan satu lampu LED. Daya listrik yang dibangkitkan memang masih
terlalu kecil, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, namun sudah memadai untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik yang paling mendasar di zaman teknologi
komunikasi yang semakin maju.

Anda mungkin juga menyukai