Anda di halaman 1dari 6

PERANAN DAN TUJUAN EVALUASI

DALAM PENDIDIKAN
IDA BAGUS YOGA ANDIKA
171101136
PENDIDIKAN AGAMA HINDU / IV
Email: tugusyoga02@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah adanya
perubahan-perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu
sendiri. Sebagai seorang guru di sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap anak-anak didiknya, tentunya harus bisa mengatasi setiap permasalahan
yang terjadi pada peserta didiknya, dan juga harus bisa menjawab akan tuntutan-tuntutan
masyarakat akan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Tentunya untuk mengatasi itu semua, seorang guru harus memiliki kompetensi yang harus
dikuasai, diantaranya yaitu evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini tentunya sejalan dengan
tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran,
termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.

Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrument penilaian kemampuan guru, yang salah
satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran, yang mana hal ini merupakan
kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru atau calon guru.
Oleh sebab itu wajar jika semua mahasiswa program studi kependidikan, di lingkungan
Universitas di Indonesia, khususnya di Fakultas Tarbiyah, harus mempelajari mata kuliah
evaluasi pembelajaran.

I. PENDAHULUAN

Seorang guru yang merasa bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajarannya, maka ia
harus mengevaluasi pengajarannya itu agar ia mengetahui perubahan apa yang seharusnya
diadakan (Popham & Baker, 2008: 112). Siswa juga harus dievaluasi. Evaluasi harus
dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa
yang dievaluasi. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khusunya di kelas, guru
adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Kesalahan utama yang sering
terjadi di antara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu,
seperti pada akhir materi, pertengahan, dan/atau akhir suatu program pengajaran.
Penyimpangan-penyimpangan dalam mengevaluasi pun dapat terjadi apabila guru tersebut
memanipulasi hasil belajar siswanya (Sukardi, 2011: 2). Mengadakan evaluasi meliputi dua
langkah yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu
ukuran. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan
buruk. Guru sebelum melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan penilaian
terhadap siswanya (Arikunto, 2010: 3). Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan
siswa dalam proses belajar mengajar. Percapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik
posisi siswa dalam proses belajar individu maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok.
Hal yang demikian perlu disadari oleh guru karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan
kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang dengan cepat menangkap materi pelajaran,
tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan biasa dan ada pula yang tergolong lambat.
Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan kemampuan siswa tersebut dengan mengetahui apa
yang mereka kerjakan pada awal sampai akhir belajar (Sukardi, 2011: 2). Sebelum
mengevaluasi seorang guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip evaluasi. Keberadaan
prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi
dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi
dengan cara benar. Menurut Slameto (2001:16) evaluasi harus mempunyai minimal tujuh
prinsip berikut: 1) terpadu, 2) menganut cara belajar siswa aktif, 3) kontinuitas, 4) koherensi
dengan tujuan, 5) menyeluruh, 6) membedakan (diskriminasi), dan 7) pedagogis. Manfaat
dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang
penting adalah: (1) Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah
berlangsung/dilaksanakan pendidik, (2) Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan
dan hasil pembelajaran, dan (3) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam
rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran. Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting,
tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu,
seorang guru harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat. Suatu
evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian
direfleksikan dalam bentuk tingkah laku (Sukardi, 2011: 8). Evaluasi yang baik harus
memiliki syarat seperti berikut: 1) valid, 2) andal, 3) objektif, 4) seimbang, 5) membedakan,
6) norma, 7) fair, dan 8) praktis. Di samping kedelapan persyaratan yang perlu ada dalam
kegiatan evaluasi, ada beberapa tujuan mengapa evaluasi dilakukan oleh setiap guru. Selain
untuk melengkapi penilaian, secara luas evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap
faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan, pengetahuan, dan
perkembangan tujuan.

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti sesuatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Evaluasi artinya
penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assseement yang menurut Tardif (1989)
berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assesement ada pula kata lain
yang berarti dan relative lebih masyhur dalam dunia pendidikan yakni kata tes, ujian, dan
ulangan.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi ketiganya saling berkaitan dalam proses belajar mengajar
dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara berurutan. Evaluasi itu meliputi
pengukuran dan penilaian. Pengukuran berkaitan dengan ukuran kuantitatif, sedangkan
penilaian berkaitan dengan kualitas. Adapun pengertian evaluasi menurut para ahli :

1. Norman E. Grounloud : Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan


berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari
pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.

2. Edwin Wond dan Gerold W.Brown : Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai
dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.

3. Suharsimi Arikunto : Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang


bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternative yang tepat dalam mengambil keputusan.

4. Djemari Mardapi : Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui


pencapaian belajar kelas atau kelompok.

5. Carl H.Witherington (1952) : an evaluation is a decralation that something has or does


not have value.

6. Wand and Brown (1957) : refer to the act or process to determining the value of
something.

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi itu adalah suatu proses untuk menggambarkan
peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Di dalam pembelajaran, evaluasi
pembelajaran berarti persiapan dan pemikiran guru tentang pengukuran dan penilaian proses
dan hasil kegiatan belajar mengajar.

Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran


informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system
pembelajaran.

Ulangan dan ulangan umum yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes
Prestasi Belajar) adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah proses belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan
sebuah program pengajaran. sementara itu, istilah evaluasi biasanya dipandang sebagai ujian
untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu. Di
Indonesia ujian seperti ini disebut Ujian Akhir Nasional (UAN) yang kini disebut UN.

Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan
pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu:

1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
Membahasa tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan
mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis
dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan
secara terus menerus.

2. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement),


pemeberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna (worth and merit) dari sesuatu yang
sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk
kategori kegiatan evaluasi.

3. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria


tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu
proses yang dapat di klasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria yang digunakan dapat saja
berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal), tetapi bisa juga berasal dari luar apa
yang dievaluasi (eksternal), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika yang
dievaluasi itu adalah proses pembelajaran, maka kriteria yang dimaksud bisa saja
dikembangkan dari karakteristik proses pembelajaran itu sendiri, tetapi dapat pula
dikembangkan kriteria umum tentang proses pembelajaran. Kriteria ini penting dibuat oleh
evaluator dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, (b) evaluator lebih percaya diri, (c) menghindari adanya unsur subjektivitas, (d)
memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang
berbeda, (e) memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil
evaluasi.

Kriteria sangat diperlukan untuk menentukan pencapaian indikator hasil belajar peserta didik
yang sedang diukur. Dalam pengembangan kriteria untuk menentukan kualitas jawaban
peserta didik, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain : (a) kriteria harus
meluas, tetapi tidak memakan waktu sehingga sulit dilaksanakan, (b) dapat dipahami dengan
jelas oleh peserta didik, orang tua dan guru, (c) mencerminkan keadilan, (d) tidak
merefleksikan variabel yang bias, latar belakang budaya, sosial, ekonomi, ras dan gender.

Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan
penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan penilaian hasil belajar adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik.
Tujuan Evaluasi

Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan
evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.
Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan evaluasi
masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga
dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau mengembangkan instrument evaluasi
lainnya.

Ada dua cara yang dapat ditempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat
khusus, pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi, keduamelakukan perincian
proses mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan luas pengetahuan
sesuai dengan silabus mata pelajaran, dan cara kedua berhubungan dengan jenjang
pengetahuan.

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisien system
pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, sumber belajar,
lingkungan maupun system penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran
disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan
pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-ekonomis, dan
evaluasi program komprehensif.

Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian, seperti yang dikutip oleh Zainal Arifin
(2014 ;15)

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik
sesuai dengan rencana palaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus
mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan
teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta
didik.

2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik


dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
bagian mana dari materi yang sudah dikuasai dan belum dikuasai oleh peserta didik.

3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan,


kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat
dengan cepat mencari alternative solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik


terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru
untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Adapun tujuan hasil penilaian belajar adalah :


a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan

b. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran

c. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan

d. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti


kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk
memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat
dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan.

e. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
jenis pendidikan tertentu

f. Untuk menentukan kenaikan kelas

g. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Seorang guru perlu mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, sebab pengetahuan mengenai
kemajuan peserta didik mempunyai bermacam-macam kegunaan.

Pertama, melalui pengetahuan itu kita dapat mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompoknya. Kita dapat mempraktikannya apakah peserta didik dalam kelompoknya dapat
dimasukan kedalam golongan anak yang biasa atau yang luar biasa, dalam arti supergenius
atau lambat majunya. Berdasarkan pengetahun ini pula kita dapat mengadakan perencanaan
yang realistis mengenai masa depan anak. Hal ini penting, karena keberhasilan peserta didik
sebagai anggota masyarakat di kelak kemudian hari akan ditentukan oleh ada tidaknya
perencanaan masa depan yang realistis ini.

Kedua, apabila pengetahuan tentang kemajuan peserta didik tadi digabungkan dengan
pengetahuan tentang kapasitas (kemampuan dasar) peserta didik, maka ia dapat dipergunakan
sebagai petunjuk mengenai kesungguhan usaha anak dalam menempuh program
pendidikannya. Melalui petunjuk ini pula kita dapat membantu peserta didik sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.

PENUTUP

Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan
susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi pendidikan merupakan proses yang
sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma
tujuan maupun dari norma kelompok serta menentukan apakah siswa mengalami kemajuan
yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Maka dari itu untuk
mengetahui segala perubahan yang di alami oleh pendidik membutuhkan penilain agar cepat
mengetahui kemajuan belajar dan agar bisa memperbaiki cara belajar. Oleh karena itu peserta
didik bisa mengukur hasil belajar dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai