Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI PENGELASAN KAPAL 2

Pengaruh Variasi Elektroda pada Pengelasan FCAW Material BKI Grade


A Terhadap Laju Korosi

Disusun Oleh :

NAMA : Andhika yusuf brilianaji


NIM : 40040418060026

JURUSAN D-III TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur selalu penulis munajatkan kepada Allah SWT yang dengan ridho
serta hidayah-Nya senantiasa melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tugas Teknologi Pengelasan Kapal tentang FCAW (Flux Core
Arc Welding).
Dengan selesainya penulisan makalah Teknologi Pengelasan Kapal ini dalam
rangka menyelesaikan tugas dari Bapak Eko julianto sasono, SH, AT, MT .
Saya berharap makalah Teknologi Pengelasan Kapal ini bisa bermanfaat bagi banyak
orang. Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna. Untuk itu, kritik
dan saran yang positif dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya
berikutnya.

Semarang, 18 Mei 2019

Penulis
Daftar Isi
TEKNOLOGI PENGELASAN KAPAL ................................................................................... 1
MAKALAH FLUX CORE ARC WELDING (FCAW) .............Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................... 6
ISI ...................................................................................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Pengertian FCAW ............................................................................................................. 6
2.2 Peralatan Mesin Las FCAW ............................................................................................ 6
2.3 Klasifikasi Elektroda Kawat Las FCAW ..........................Error! Bookmark not defined.
2.4 Macam-Macam FCAW Berdasarkan Metode Pelindung ............. Error! Bookmark not
defined.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pengelasan FCAW ..............Error! Bookmark not defined.
2.6 Aplikasi Proses LAS FCAW...............................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV ....................................................................................................................................... 12
PENUTUPAN ............................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelasan FCAW selama ini dianggap memiliki kekuatan dan efektifitas yang
tinggi dalam penyambungan pelat. Hasil pengelasan jenis ini salah satunya dipengaruhi
oleh kualitas fluks yang tergantung pada komposisinya. Perbedaan klasifikasi elektrode
pada suatu produk akan menyebabkan variasi komposisi ini. Spesimen uji adalah material
BKI Grade A yang diberikan perlakuan pengelasan FCAW dengan elektroda yang
berbeda namun masih dalam satu spesifikasi. Ada 3 (tiga) jenis klasifikasi dalam satu
spesifikasi kawat elektroda berdasarkan AWS A5.20, yaitu E 71T – 1C H8, E 71T – 1
dan E 71T – 1/-1M. Tiap variasi klasifikasi produk akan diberikan perlakuan yang sama
untuk dihitung laju korosinya dengan menggunakan metode sel tiga elektroda. Hasil
perhitungan dari pengujian ini akan digambarkan dalam bentuk grafik untuk diketahui
perbandingan laju korosi tiap produk. Setelah dilakukan pengujian pengaruh komposisi
fluks terhadap laju korosi tiap klasifikasi elektroda tersebut, diketahui elektroda dengan
kandungan Silikon terendah memiliki nilai laju korosi terendah pula, yaitu pada elektroda
E 71T – 1C H8.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu penyambungan baja?
2. Bagaimana penerapan las FCAW?
3. Efektifitas apa saja yang berkaitan dengan las fcaw?

1.3 Tujuan penulisan


1 Pembaca dapat mengetahui apa itu FCAW
2 Memenuhi tugas resume teknologi pengelasan kapal.
1.4 Manfaat penulisan
1 Dapat menambah wawasan tentang system pengelasan FCAW
2 Dapat mengetahui cara kerja pengelasan FCAW.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyambungan Baja


PENYAMBUNGAN baja merupakan kegiatan utama dalam pembangunan
sebuah kapal yang dilakukan dengan cara pengelasan. Pengelasan adalah suatu proses
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Ada beberapa macam proses pengelasan, salah satunya adalah FCAW (Fluks Cored Arc
Welding), yaitu menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara
kontinyu dari sebuah gulungan. FCAW menggunakan elektroda dimana terdapat serbuk
flux di dalam batangnya. Butiran-butiran dalam inti kawat ini menghasilkan sebagian atau
semua shielding gas yang diperlukan. Mutu hasil las FCAW bergantung pada jenis
elektroda yang digunakan, metode pengelasan yang digunakan, kondisi bahan bakar dan
desain sambungan las.

Ketika beroperasi logam yang telah dilas akan mengalami korosi dalam waktu
yang cepat atau lambat tergantung dari lingkungan pengoperasiannya. Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai barang. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.

Dan dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian untuk mengetahui laju korosi
terhadap material BKI Grade A yang telah diberikan perlakuan pengelasan FCAW
dengan variasi jenis produk elektrodenya karena dengan elektroda yang berbeda – beda
akan menghasilkan nilai laju korosi yang berbeda juga.

2.2 Penelitian

Kegiatan pertama dalam penelitian ini adalah mempersiapkan specimen yang akan
diuji, yaitu baja BKI Grade A dengan ukuran 300 mm x 150 mm x 15 mm sebanyak 3
(tiga) lembar yang kemudian dipotong lagi dengan ukuran 300 mm x 75 mm x 15 mm
dan bevel 30˚. Pengelasan untuk penyambungan ketiga pelat yang telah dipotong tersebut
dengan elektroda E 71T – 1C H8, E 71T – 1 dan E 71T – 1/-1M. Masing – masing pelat
dipotong lagi menjadi specimen dengan ukuran 200 mm x 10 mm x 15 mm sebanyak 2
(dua) lembar dan ukuran 50 mm x 25 mm x 15 mm sebanyak 5 (lima) lembar. Pelat
dengan ukuran 200 mm x 10
mm x 15 mm sebanyak 2 (dua) lembar digunakan untuk uji bending dan pelat dengan
ukuran 50 mm x 25 mm x 15 mm sebanyak 5 (lima) lembar digunakan untuk uji korosi.
Jumlah dan ukuran specimen tersebut berlaku untuk ketiga lembar pelat.

Pengelasan dilakukan pada pelat ukuran 300 mm x 75 mm x 15 mm dengan gap2


mm, elektrode E71T – 1C H8, E71T – 1/-1M, dan E71T – 1, shielding gas 100% CO2
dengan suhu 20˚ C (65˚F) dan tekanan 200 KPa serta mesin las FCAW berarus DC yang
telah diset beda potensial dan kuat arusnya pada 27 Volt dan 250 Ampere. Pada proses
pengelasan ini, voltase berubah dari 27 volt hingga 30 volt dan perubahan debit gas CO2
dari 15 litre per minute (lpm) hingga 20 litre per minute (lpm) dengan satu kali jalan
welding gun tanpa pemberhentian.

Untuk mengetahui kekuatan fisik material uji, perlu dilakukan pengujian tekuk
berdasarkan standar AWS (American Welding Society). Penekanan dilakukan perlahan –
lahan sampai specimen tersebut tertekuk lalu sudut kurang lebih 180˚ terbentuk.
Permukaan specimen diperiksa dengan kaca pembesar, apakah terdapat cacat retakan atau
patahan kemudian dilakukan analisa.

Inti dari penelitian ini adalah pengujian korosi terhadap specimen uji yang telah dilas
FCAW, yaitu dengan Meletakkan working electrode, counter electrode dan reference
electrode ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan tang penjepit sehingga rangkaian
siap diuji, kabel yang menghubungkan penjepit working electrode dan reference
electrode dihubungkan dengan seperangkat Autolab Potential Stat, Seperangkat Autolab
Potential Stat yang berfungsi sebagai sumber potensial diset pada -0,01 V dengan arus
stabil, run software NOVA dalam waktu ± 5 (lima) menit akan terjadi pembentukan
Diagram Tafel secara bertahap. Setelah grafik bertemu pada satu titik dari kedua arah,
secara otomatis software akan menunjukkan massa jenis material yang diuji (g/cm3) dan
berat atom logamnya (g/mol). Sehingga, perlu memasukkan luas permukaan material uji
(cm2) . Nilai – nilai penting yang dibutuhkan untuk mengetahui besarnya laju korosi
material tersebut, yaitu laju korosi (corrosion rate), kuat arus korosi (I corrosion), beda
potensial korosi (E corrosion). Selain menggunakan software NOVA, perhitungan laju
korosi juga dilakukan berdasarkan Hukum Faraday sebagai berikut :

dengan laju korosi dalam satuan mm/year atau mmpy,

 berat atom logam yang terkorosi (gram / mol), i kerapatan arus (μA / cm2), k konstanta
(0.129 untuk satuan mpy dan 0.00327 untuk satuan mmpy), n jumlah elektron yang
dilepas pada logam terkorosi dan D massa jenis logam terkorosi (gram / cm3) .

2.3 Hasil Penelitian


Setelah dilakukan pengujian korosi, didapatkan nilai kerapatan arus, potensial arus,
hambatan dan laju korosi hasil analisa polarisasi linier dari seperangkat peralatan
Potensiostat Autolab (PGSTAT30) dan software NOVA. Namun, tetap dilakukan
perbandingan nilai dengan menggunakan persamaan hukum Faraday. Kedua hasil
tersebut akan dibandingkan dan dianalisa hasilnya.

Tabel .1 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T–1C H8

No. Potensia Kerapatan


Spesimen l Arus Laju Korosi
Uji (mV) (μA/cm²) (mm/year)
1 -549.18 10.979 0.12758
2 -545.38 8.9928 0.10450
3 -546.14 9.5854 0.11138
4 -559.15 11.006 0.12789
5 -555.73 9.2683 0.10770

Dari data pada Tabel.1 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T – 1C H8 dapat
diketahui bahwa potensial, kerapatan arus dan laju korosi dapat berubah – ubah pada
setiap spesimen. Nilai – nilai tersebut tidak berubah secara signifikan, jadi urutan
pengujian tidak mempengaruhi hasilnya.

Tabel.2 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T – 1

Potensi Kerapatan
No. al Arus Laju Korosi
Spesimen
Uji (mV) (μA/cm²) (mm/year)

1 -542.49 11.852 0.13772


2 -548.97 8.7297 0.10144
3 -516.22 15.250 0.17720
4 -541.61 14.526 0.16879
5 -535.48 10.372 0.12052

Tabel.2 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T – 1 menunjukkan nilai


potensial tidak mempengaruhi besar kecilnya rapat arus dan laju korosi, namun nilai rapat
arus dan laju korosi saling berhubungan dan berbanding lurus. Hal ini dikarenakan nilai
potensial yang tersebut pada hasil pengujian diaplikasikan pada peralatan uji korosi, yaitu
nilai potensial ketika peralatan ini menemukan nilai laju korosi specimen uji tersebut.
Sedangkan rapat arus dan laju korosi adalah nilai yang dihasilkan oleh peralatan uji pada
specimen tersebut.

Tabel.3 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T – 1/-1 M

Poten Kerapatan Laju


No. sial Arus Korosi
Spesimen (mm/yea
Uji (mV) (μA/cm²) r)
-
502.8
1 0 12.991 0.15096
-
501.2
2 4 15.363 0.17852
-
480.8
3 2 12.810 0.14885
-
497.5
4 7 14.208 0.16509
-
497.3
5 5 10.603 0.12321

Dari nilai – nilai pada Tabel.3 Hasil Pengujian Korosi pada Elektroda E 71T – 1/-
1M menghasilkan hubungan nilai potensial, rapat arus dan laju korosi yang sama dengan
pengujian specimen – specimen yang dilas dengan elektroda E 71T–1, yaitu besar
kecilnya nilai potensial tidak mempengaruhi nilai kerapatan arus dan laju korosi. Nilai
rapat arus dan laju korosi saling berbanding lurus, yaitu jika nilai rapat arus besar maka
laju korosi juga akan bernilai besar, begitu pula sebaliknya.

Selain dengan menggunakan software NOVA, perhitungan laju korosi juga dihitung
secara manual dengan Hukum Faraday dan menghasilkan data perhitungan sebagai
berikut,

Tabel.4 Nilai Laju Korosi Spesimen dengan Elektroda E 71T – 1C H8


berdasarkan Perhitungan Hukum Faraday

Laju
No. I corr Korosi
Spesimen
Uji (μA/cm²) (mm/year)
1 10.979 0.12758
2 8.9928 0.10450
3 9.5854 0.11138
4 11.006 0.12789
5 9.2683 0.10770

Tabel.5 Nilai Laju Korosi Spesimen dengan Elektroda E 71T – 1 berdasarkan


Perhitungan Hukum Faraday

Laju
No. I corr Korosi
Spesimen (mm/year
Uji (μA/cm²) )
1 11.852 0.13772
2 8.730 0.10144
3 15.250 0.17720
4 14.526 0.16879
5 10.372 0.12052
Tabel.6 Nilai Laju Korosi Spesimen dengan Elektroda E 71T – 1/-1M berdasarkan
Perhitungan Hukum Faraday

Laju
No. I corr Korosi
Spesimen (mm/year
Uji (μA/cm²) )
1 12.991 0.15096
2 15.363 0.17852
3 12.810 0.14885
4 14.208 0.16509
5 10.603 0.12321

Dari Tabel.4, Tabel.5 dan Tabel.6 dapat diketahui hubungan nilai rapat arus (icorr) dan
laju korosi tetap saling berbanding lurus. Jika nilai rapat arus kecil, maka nilai laju korosi
juga akan kecil, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari nilai – nilai setiap
pengujian. Selain dapat dilihat dari nilai hasil pengujian, hubungan ini dapat dilihat dari
persamaan hukum Faraday. Pada persamaan ini, komponen yang dapat berubah – ubah
nilainya adalah icorr, sedangkan komponen yang lainnya yaitu a, n dan D akan selalu sama
pada jenis material uji yang sama. Oleh karena itu, nilai laju korosi hanya dipengaruhi
oleh nilai rapat arus (icorr) untuk material yang sejenis.

6
BAB IV

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Komposisi fluks sangat berpengaruh terhadap nilai laju korosi, yaitu elektroda dengan
kadar Silicon tinggi namun kadar Sulfur dan Fosfor yang rendah mempunyai nilai laju
korosi terendah.

2. Setelah mendapat perlakuan pengelasan FCAW (Fluks Cored Arc Welding) dengan
variasi elektroda, dapat diketahui nilai laju korosi material hasil lasnya, yaitu elektroda
E 71T – 1C H8 dengan nilai laju korosi 0.11581 mm/year, E 71T – 1 bernilai laju
korosi 0.141134 mm/year dan E 71T – 1/-1M 0.153326 mm/year. Dari nilai – nilai
tersebut dapat diketahui bahwa elektroda E 71T

– 1C H8 memiliki nilai laju korosi terendah dan elektroda

E 71T – 1/-1M memiliki nilai laju korosi tertinggi.

3. Ketika perhitungan laju korosi, sangan dipengaruhi juga

oleh nilai rapat arus (icorr). Dari nilai – nilai yang dihasilkan, diperoleh hubungan
bahwa semakin besar nilai

7
DAFTAR PUSTAKA
] Arekteknik. April 2011. Bending Test.

<URL: http://arekteknik.com/bending-test.html/feed>
ASTM (American Society for Testing and Materials). 2003. Standard Specification for
Carbon Structural Steel, A 36/A 36M – 04. Amerika: ASTM International

ASTM (American Society for Testing and Materials). 2003. Standard Test Methods for
Pitting and Crevice Corrosion Resistance of Stainless Steels and Related Alloys by Use
Ferric Chloride Solution, G 48. 2003. Amerika: ASTM International
ASTM G48. 6 September. Corrosion Engineering Forum.
<URL:http://www.engtips.com/threadminder.cfm?pid=33>

AWS (American Welding Society). 2006. Structural Welding Code – Steel, AWS
D1.1/D1.1M:2006. Amerika: AWS International
Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Rules for The Classification and Construction of Sea
Going Steel Ship, Volume V, Rules for Materials. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia.

Burhani. 2003. Tugas Akhir “Analisa Pengaruh Jenis Elektroda Terhadap Laju Korosi
pada Pengelasan Pelat Baja SS-41” . Surabaya: Jurusan Teknik Perkapalan, FTK, ITS.

Susilo, Wasis Anggoro. 2009. Tugas Akhir “Analisa Laju Korosi dengan Metode
Elektrolisis Sel Tiga Elektroda pada Duplex Stainless Steel 2205 Akibat Proses Line
Heating”. Surabaya: Jurusan Teknik Perkapalan, FTK, ITS.
ENKA. 2008. Komposisi wire rode electrode.
<URL: http://dhstatics.com/favicon.ico>
ESAB. Welding and Cutting Global. <URL : http://www.esab.com>

Indonetwork.co.id. Mesin Las FCAW


KISWEL Welding Product.
Product Catalog. Amerika: KISWEL.
Metrohm AG. 2010. Advanced Electrochemical Software, NOVA.
<URL:http://www.metrohm.com/images/favicon.ico>
Metrohm AG. 2010. Product Service, AUTOLAB PGSTAT30. <URL:
http://www.nlab.pl/potentiostats.html>

Prasetyo A.P., Wing Hendro. Bahan Ajar Kuliah Teknologi Las. Surabaya: Jurusan
Teknik Perkapalan, FTK, ITS.
Sitompul, Toga R. 2003. Tugas Akhir “Analisa Perbandingan Laju Korosi pada
Pengelasan dengan Menggunakan Elektrode yang Mengandung Cr dan Elektrode yang
Menggunakan Mn pada Pelat Stainless Steel Tangki Kapal Tanker”. Surabaya: Jurusan
Teknik Perkapalan, FTK, ITS.

Supomo, Heri. 2003.Buku Ajar Korosi. Surabaya: Jurusan Teknik Perkapalan, FTK , ITS.

Anda mungkin juga menyukai