Oleh:
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari praktikum tentang Spektrum Kisi adalah :
1. Mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap 𝜃 untuk sudut datang 00 dan 100
pada orde 1 dan orde 2
2. Mengetahui perbandingan jarak d (jarak antar kisi) pada saat eksperimen dan referensi
3. Mengetahui grafik hubungan antara 𝜆 dengan sudut (sin 𝜃) datang 00 dan 100 pada orde 1
dan orde 2
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari percobaan spektrum kisi adalah pengaplikasian dalam
spektrofotometer ultra-violet dalam menentukan zat organik dan an-organik secara kualitatif
dan kuantitatif pada air laut. Prinsip kerja dari spektrofotometri Ultra-Violet dengan
melakukan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah yang terserah
tersebut memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kualitatif.
Ketika sumber cahaya dipancarkan melalui mokromator. Monokromator menguraikan sinar
yang masuk dari sumber cahaya menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk
pengukuran zat tertentu. Setelah melalui monokromator cahaya/energi radiasi diteruskan dan
diserap oleh suatu larutan yang akan diperikas di kuvet. Setelah itu jumlah cahaya yang
diserap larutan menghasilkan signal elektrik yang dimana signal tersebut sebanding dengan
cahaya yang diserap larutan
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
akibat dari gelombang yang terdistorsi oleh suatu penghalang yang mempunyai dimensi
sebanding dengan panjang gelombang dari gelombang datang. Pola difraksi akan semakin
jelas apabila ukuran dari penghalang mendekati panjang gelombang dari gelombang datang
(Pain, 2005)
Menurut (Giancoli,2001) prinsip Huygens menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada
celah kecil. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang akan menimbulkan wavelet
baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga membuat gelombang menyebar dan tidak lurus.
Cahaya dari bagian tertentu akan berinterferensi dengan cahaya pada bagian celah yang lain,
dan hasil dari intensitas cahayanya bergantung pada sudut 𝜃, sehingga saat mengenai celah
atau penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan seperti pada gambar 2.1
4
juga akan terjadi peristiwa interferensi. Hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi.
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan dibelokkan dengan sudut belok θ. Pada layar
akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila mengalami
peristiwa interferensi. Cahaya yang dilewatkan pada kisi difraksi akan membentuk garis
gelap dan terang dengan rumus sebagai berikut :
Interferensi maximum :
(2.1)
Interferensi minimum :
(2.2)
Kisi difraksi merupakan suatu piranti atau alat untuk menganalisis sumber cahaya.
Kisi adalah celah sempit yang dibuat dengan menggores sebuah lempengan kaca dengan
intan. Sebuah kisi dapat dibuat 300 sampai 600 celah setiap 1 mm. pada kisi, setiap goresan
merupakan celah. Celah diantara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan
arena itu bertindak sebagai celah-celah yang terpisah.Sebuah kisi memiliki konstanta atau
tetapan kisi yang menyatakan banyaknya goresan tiap satu satuan panjang, yang
dilambangkan dengan d, yang juga sering dikatakan menjadi lebar celah atau jarak antar
celah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Banyaknya goresan tiap
satuan panjang dinyatakan dengan N. Jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan
kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu:
(2.3)
Menurut (Sears , 1994) Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah
kisi, sebagian akan diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan
tersebut, apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan
sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita (garis) terang pada layar.
Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang
terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila
pitanya jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya yang
keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan :
(2.4)
Atau
(2.5)
5
Sedangkan pita gelap akan terjadi bila memenuhi persamaan :
(2.6)
dimana :
n = orde pola difraksi (0,1,2,………)
Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan melihat suatu
spectrum warna. Spektrum yan paling jelas terlihat adalah spektrum dari orde pertama (N=1).
Garis gelap dan terang atau pembentukan spektrum akan lebih jelas dan tajam jika lebar
celahnya semakin sempit atau konstanta kisinya semakin banyak atau besar. Garis gelap dan
terang dan spektrum tersebut merupakan hasil interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi
tersebut yang jatuh pada layar titik atau tempat tertentu.
6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
Keterangan:
S: sumber cahaya G: kisi difraksi
S1: celah 𝜃: sudut difraks
C:kolimator T:teropong
7
3.2.2 Diagram Alir
Diagram simulasi yang digunakan dalam praktikum Spektrum Kisi adalah sebagai
berikut:
Mulai
Mengamati sumber cahaya orde 1 dan orde 2 (pada sisi kiri dan kanan )
Selesai
8
3.2.3 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum spektrum kisi adalah
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.1
2. Tabung sumber cahaya dipasang pada power supply tube
3. Sumber Cahaya diletakkan tepat di depan celah spektrometer, celah spektrometer dibuka
antara 1-2 mm, lalu hidupkan sumber cahaya (Hidupkan tabung sumber cahaya maksimal
kurang lebih 30 detik dan matikan minimal 30 detik) Sudut datang (𝒊 = 𝟎𝟎 )
4. Kisi difraksi diletakkan pada meja spektrometer agar arah cahaya datang tegak lurus
terhadap kisi difraksi
5. Teropong diletakkan pada arah datangnya sumber cahaya, garis penunjuk diamati bahwa
pada mikroskop teropong tepat ditengah bayangan sumber cahaya. Posisi teropong di
catat dengan membaca pada skala sudut spektrometer
6. Sumber cahaya diamati bahwa akan didifraksi oleh kisi ke dalam komponen spektum
cahaya pada orde satu, orde dua, orde tiga dst. Di sisi kiri dan sisi kana kisi difraksi
7. Posisi sudut teropong dipindahkan, posisi sudut masing-masing spektrum cahaya untuk
orde satu dan orde dua. Posisi masing-masing spektrum cahaya dicatat posisinya
8. Langkah (No.7) dilakukan untuk spektrum cahaya pada sisi kiri Sudut datang (𝒊 = 𝟏𝟎𝟎 )
9. Pada pengukuran ini, posisi kisi difraksi digeser sehingga arah cahaya datang pada susut
100 terhadap arah normal kisi,
10. Teropong diletakkan pada arah sumber cahaya (seperti langkah No.5). Posisi sudut
teropong dicatat
11. Eksperimen dilakukan seperti langkah No.6, 7, 8
3.2.4 Variabel Eksperimen
Variabel yang didapatkan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalah sebagai berikut
1.Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan dimanipulasi
dalam penelitian untuk melihat hubungan antara fenomena atau peristiwa yang diteliti atau
diamati. Variabel bebas pada eksperimen spektrum kisi adalah orde (𝑛).
2. Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati ataupun diukur dalam sebuah
penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat
adalah sudut 𝜃 kanan dan sudut 𝜃 kiri.
3.Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan dalam penelitian dan menyebabkan
hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan. Variabel
kontrol adalah jarak antar celah (𝑑).
9
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalaha sebagai
berikut :
3.3.1 Tabel Pengamatan
Tabel pengamatan pada Eksperimen Spektrum kisi ini mencatat hasil data dari
percobaan yang telah dilakukan. Dalam table pengamatan ini terdapat dua variasi dari sudut
datang (i) yaitu 𝑖 = 00 dan 𝑖 = 100 . Masing- masing tabel pengamatan berisikan data
pengukuran yang meliputi orde, spectrum dan posisi sudut difraksi yang dihasilkan dari
posisi θr (kanan) dan posisi θi (kiri)
3.3.2 Grafik
Grafik yang digunakan pada Eksperimen Spektrum Kisi yaitu terdapat dua hubungan.
Yang pertama Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 1 dan orde 2, yang kedua Grafik
Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde1 dan orde 2.
10
(𝑛𝜆)
(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
Grafik 3.1 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 1
(𝑛𝜆)
(𝑠𝑖𝑛𝜃)
Grafik 3.2 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 2
(𝜃𝑛 )
(𝜆)
(𝜃𝑛 )
(𝜆)
11
Gambar 3.4 Grafik Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde 2
𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝜃𝑛 =
2
b. Lebar celah
𝑛𝜆
𝑑= , 𝑛 = 1,2,3, … … ..
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑛
c. Deksripansi
𝑑̅ − 𝑑𝑟𝑒𝑓
(𝐷) = | | 𝑥100%
𝑑𝑟𝑒𝑓
1
𝑑𝑟𝑒𝑓 =
600
𝜕 1 𝑐𝑜𝑠𝜃
∆𝑑𝑛 = ( ) ∆𝜃 = (− ) ∆𝜃
𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
(𝑑 − 𝑑̅ )2
∆𝑑 = √
𝑛−1
𝑑=𝑚
1
∆𝜃 = 𝑛𝑠𝑡
2
𝜕 1
∆𝐷 = ( ) ∆𝜃 = sec 𝜃 tan 𝜃
𝜕𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜃
d. Ralat Grafik
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑛𝜆 = 𝑑𝑠𝑖𝑛
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑚=
𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 2
∑ 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖
𝑐=
𝑁
12
𝑁 𝑁 𝑁
1
𝐴𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝐴 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
𝑁
1
𝐴𝑐 = √ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑁−2
𝑖=1
𝜎𝑦 𝑁1/2
Δ𝑚 =
[𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)2 ]1/2
𝑦 ± 𝜎𝑦 = (𝑑 ± 𝜎𝑑 )𝑥 + (𝑐 ± 𝜎𝑐 )
13
DAFTAR PUSTAKA
14