Anda di halaman 1dari 18

SPEKTRUM KISI

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 1

Oleh:

Nama : Dwi Putri Salsabillah


NIM : 171810201049
Kelompok : B2-4
Shift/Waktu : 2 / 09:40-12:30
Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ...............................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Eksperimen ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Eksperimen ................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Sejarah Difraksi ........................................................................................ 3
2.2 Pengertian Difraksi ................................................................................... 3
2.3 Aplikasi Difraksi ...................................................................................... 6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN.......................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
3.2 Desain Eksperimen .................................................................................. 7
3.2.1 Desain Percobaan …………………………………..…………….…7

3.2.2 Diagram Alir ……………………………….……….……………....8

3.2.3 Langkah Kerja …………………………….…………..…….………9

3.2.4 Variabel Eksperimen …………………………………………..……9

3.3 Metode analisis Data .............................................................................. 10


3.3.1 Tabel Pengamatan ………...……………………………………….10

3.3.2 Grafik ………………………………,,…………………………….10

3.3.3 Skala Pengukuran …………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKAError! Bookmark not defined.

ii
DAFTAR TABEL

3.1 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 00 …………………………………….10


3.2 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 100 …………………………………..10

iii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Cahaya dilewatkan pada celah sempit…………………………………………….4


2.2 Rangkaian alat spektrometer………………………………………………...……7
3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Eksperimen………………………………..…8

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Spektrometer kisi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melihat spektrum dari
suatu sumber cahaya tampak, baik berupa sumber cahaya kontinyu (dari filamen bola lampu)
maupun sumber cahaya diskrit (dari lecutan suatu gas dengan tekanan yang tinggi) dengan
perantara suatu kisi. Kisi digunakan untuk menghasilkan difraksi yang menyebabkan pola
interferensi sehingga pola gelap (minimal) ataupun pola terang (maksimal) dapat diamati
menggunakan teropong. Cahaya yang mengenai spektrometer menghasilkan spektrum garis.
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang yang
berbeda sehingga spektrum cahaya dapat diidentifikasi. Difraksi adalah peristiwa pelenturan
gelombang, baik gelombang mekanik ataupun gelombang elektromagnetik setelah melewati
sebuah penghalang. (Tipler, 1996).
Eksperimen fisika tentang spektrum kisi dilakukan pertama peralatan disusun setelah itu
tabung sumber cahaya pada power supply tube.Sumber cahaya diletakkan didepan celah
spektrometer. Kisi difraksi diletakkan pada meja spektrometer secara tegak lurus. Teropong
diletakkan pada arah datangnya sumber cahaya, amati garis penunjuk teropong tepat ditengah
bayangan sumber cahaya. Posisi teropong dicatat dengan membaca pada skala spektrometer.
Posisi sudut-sudut untuk orde 1 dan orde 2 diukur. Posisi kisi difraksi sehingga arah cahaya
datang pada sudut 100 maupun 00 terhadap arah normal kisi.
Penerapan spektrum kisi dalam kehidupan sehari-hari adalah pada difraksi cahaya yang
ada pada penggunaaan CD atau DVD sebagai kisi difraksi untuk membentuk pelangi ketika
melihat disk tersebut. Warna pelangi tersebut disebabkan karena adanya prinsip difraksi yang
membentuk sebuah spektrum garis. Spektrum garis tersebut membuat suatu deretan warna
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diperoleh dari Spektrum Kisi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh panjang gelombang terhadap 𝜃 untuk sudut datang 00 dan 100 pada
orde 1 dan orde 2?
2. Bagaimana perbandingan jarak d (jarak antar kisi) pada saat eksperimen dan referensi ?
3. Bagaiamana grafik hubungan antara 𝜆 dengan sudut (sin 𝜃) datang 00 dan 100 pada orde
1 dan orde 2?

1
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari praktikum tentang Spektrum Kisi adalah :
1. Mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap 𝜃 untuk sudut datang 00 dan 100
pada orde 1 dan orde 2
2. Mengetahui perbandingan jarak d (jarak antar kisi) pada saat eksperimen dan referensi
3. Mengetahui grafik hubungan antara 𝜆 dengan sudut (sin 𝜃) datang 00 dan 100 pada orde 1
dan orde 2

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari percobaan spektrum kisi adalah pengaplikasian dalam
spektrofotometer ultra-violet dalam menentukan zat organik dan an-organik secara kualitatif
dan kuantitatif pada air laut. Prinsip kerja dari spektrofotometri Ultra-Violet dengan
melakukan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah yang terserah
tersebut memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kualitatif.
Ketika sumber cahaya dipancarkan melalui mokromator. Monokromator menguraikan sinar
yang masuk dari sumber cahaya menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk
pengukuran zat tertentu. Setelah melalui monokromator cahaya/energi radiasi diteruskan dan
diserap oleh suatu larutan yang akan diperikas di kuvet. Setelah itu jumlah cahaya yang
diserap larutan menghasilkan signal elektrik yang dimana signal tersebut sebanding dengan
cahaya yang diserap larutan

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Difraksi


Teori difraksi pertama kali dikemukakan oleh Francesco Grimaldi pada tahun 1665
dengan percobaanya tentang deviasi cahaya sepanjang garis lurus (deviation of light from
rectilinear propagation), kemudian dia menyebutnya dengan ”diffractio”, yaitu suatu
karakteristik umum dari fenomena gelombang yang terjadi saat muka gelombang( wave
front) bisa suara, materi gelombang, atau cahaya yang terhalang oleh sesuatu (Hopkins,
1998). Jika suatu cahaya terkena penghalang, baik itu permukaan tembus cahaya atau kurang
tembus cahaya, daerah muka gelombang mengalami perubahan fase maupun amplitudo.
Muka gelombang yang mengenai penghalang akan mengalami interferensi, yang
menyebabkan distribusi kerapatan (the particular energy-density distribution) juga
terdifraksi. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini
diterangkan dalam prinsip Huygens. Pada difraksi cahaya celah kecil berdasarkan prinsip
Huygens ketika muka gelombang melewati celah kecil, maka akan menimbulkan wavelet
baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi
menyebar. Berdasarkan prinsip Huygens, Augustin Jean Fresnel pada tahun 1815 berhasil
mendefinisikan difraksi dari eksperimen celah ganda Young sebagai interferensi gelombang.
Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh Joseph von Frauhofer dengan mengamati bentuk
gelombang difraksi yang mengalami perubahan akibat jauhnya bidang pengamatan. Difraksi
Fraunhofer kemudian dikenal sebagai “far field diffraction” (Hecht, 2002)

2.2 Pengertian Difraksi


Difraksi adalah peristiwa penyebaran cahaya di sekitar suatu penghalang seperti celah
sempit yang menyebabkan pola sebaran setelah melewati celah tersebut. Difraksi dibedakan
berdasarkan penyebabnya terjadinya difraksi seperti difraksi celah tunggal, difraksi celah
ganda, dan difraksi pada banyak celah atau difraksi pada kisi. Difraksi juga disebut sebagai
pelenturan cahaya ketika suatu cahaya melewati celah sempit. Pelenturan tersebut karena
cahaya yang telah melewati celah akan berbeda arah berdasarkan gelombang awal. Dengan
begitu, gelombang baru akan mengalami pelenturan berdasarkan cahaya pada gelombang
awal. Pelenturan cahaya tersebut bisa terjadi karena cahaya menumbuk penghalang berupa
celah, benda tajam, benda tipis, dan benda-benda lainnya. Sifat gelombang saat merambat,
dan mengenai penghalang, maka setiap muka gelombangnya akan menjadi sumber titik
cahaya yang baru (sekunder) jika penghalangnya benar-benar sempit. Gejala difraksi terjadi

3
akibat dari gelombang yang terdistorsi oleh suatu penghalang yang mempunyai dimensi
sebanding dengan panjang gelombang dari gelombang datang. Pola difraksi akan semakin
jelas apabila ukuran dari penghalang mendekati panjang gelombang dari gelombang datang
(Pain, 2005)
Menurut (Giancoli,2001) prinsip Huygens menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada
celah kecil. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang akan menimbulkan wavelet
baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga membuat gelombang menyebar dan tidak lurus.
Cahaya dari bagian tertentu akan berinterferensi dengan cahaya pada bagian celah yang lain,
dan hasil dari intensitas cahayanya bergantung pada sudut 𝜃, sehingga saat mengenai celah
atau penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Cahaya dilewatkan pada celah sempit


Sumber : Giancoli, 2001
Difraksi gelombang cahaya akan menghasilkan beberapa spektrum garis warna karena
lampu yang digunakan sebagai sumber adalah lampu merkuri dimana bahwa lampu merkuri
mempunyai spektrum warna dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Sumber cahaya
tersebut akan mengalami difraksi setelah melewati kisi dan terjadi interferensi gelombang
cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang.Medan tersebut kemungkina
adalah suatu celah. Biasanya yang sering digunakan adalah kisi (banyak celah). Kisi
merupakan susunan celah-celah sempit yang jumlahnya lebih dari dua, bahkan hingga ribuan
celah per mm. Kisi menyebabkan terjadi gabungan interferensi dan difraksi (Djuhana, 2011).
Menurut(Sears, 1994) Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah
sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila cahaya dijatuhkan
polikromatik (cahaya putih atau banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi,

4
juga akan terjadi peristiwa interferensi. Hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi.
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan dibelokkan dengan sudut belok θ. Pada layar
akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila mengalami
peristiwa interferensi. Cahaya yang dilewatkan pada kisi difraksi akan membentuk garis
gelap dan terang dengan rumus sebagai berikut :
Interferensi maximum :
(2.1)
Interferensi minimum :

(2.2)
Kisi difraksi merupakan suatu piranti atau alat untuk menganalisis sumber cahaya.
Kisi adalah celah sempit yang dibuat dengan menggores sebuah lempengan kaca dengan
intan. Sebuah kisi dapat dibuat 300 sampai 600 celah setiap 1 mm. pada kisi, setiap goresan
merupakan celah. Celah diantara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan
arena itu bertindak sebagai celah-celah yang terpisah.Sebuah kisi memiliki konstanta atau
tetapan kisi yang menyatakan banyaknya goresan tiap satu satuan panjang, yang
dilambangkan dengan d, yang juga sering dikatakan menjadi lebar celah atau jarak antar
celah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Banyaknya goresan tiap
satuan panjang dinyatakan dengan N. Jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan
kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu:

(2.3)
Menurut (Sears , 1994) Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah
kisi, sebagian akan diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan
tersebut, apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan
sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita (garis) terang pada layar.
Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang
terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila
pitanya jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya yang
keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan :
(2.4)
Atau
(2.5)

5
Sedangkan pita gelap akan terjadi bila memenuhi persamaan :
(2.6)
dimana :
n = orde pola difraksi (0,1,2,………)

d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)

λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan

θ = sudut lenturan (difraksi)

∆Y (P) = jarak terang pusat dengan orde ke-n

L = jarak layar ke kisi difraksi

Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan melihat suatu
spectrum warna. Spektrum yan paling jelas terlihat adalah spektrum dari orde pertama (N=1).
Garis gelap dan terang atau pembentukan spektrum akan lebih jelas dan tajam jika lebar
celahnya semakin sempit atau konstanta kisinya semakin banyak atau besar. Garis gelap dan
terang dan spektrum tersebut merupakan hasil interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi
tersebut yang jatuh pada layar titik atau tempat tertentu.

2.3 Aplikasi Difraksi


Teknologi semakin tahun mengalami perkembangan secara pesat dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan misalnya fisika, teknologi khususnya dalam dunia optika berkembang
sangat pesat mengikuti perkembangan zaman. Berbagai teori dalam fisika telah
dikembangkan menjadi sebuah penemuan. Salah satu teknik yang diterapkan dalam analisa
mikroskopik adalah XRD yaitu x-ray powder diffraction. Dimana setiap berkas sinar yang
menuju materi Kristal akan terdifraksi menurut pola struktur selnya Pada bidang difraksi,
akan muncul dan terbentuk pola yang mewakili bidang Kristal pada sumbu 3-D. Efek tersebut
kemudian digunakan dalam menganalisa struktur kristal tersebut (Yasa, 2001)

6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum spektrum kisi adalah
1. Spektrometer Optik berfungsi untuk mengamati pola-pola difraksi yang muncul
2. Power Supply berfungsi sebagai catu daya untuk menghidupkan sumber cahaya
3. Tambung sinar cahaya berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan melewati kisi (celah
sempit)
4. Holographic Grating berfungsi untuk menentukan pola-pola dan nilai intensitas difraksi
yang terjadi

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut juga sebagai
tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Dalam hal ini terdapat beberapa
Desain Eksperimen adalah sebagai berikut :
3.2.1 Desain Percobaan
Desain percobaan yang digunakan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalah sebagai
berikut :

Gambar 3.1 Susunan peralatan spektrometer


(Tim Penyusun, 2019)

Keterangan:
S: sumber cahaya G: kisi difraksi
S1: celah 𝜃: sudut difraks
C:kolimator T:teropong

7
3.2.2 Diagram Alir
Diagram simulasi yang digunakan dalam praktikum Spektrum Kisi adalah sebagai
berikut:

Mulai

Menyusun Alat dan Bahan

Menghidupkan sumber cahaya

Meletakkan kisi difraksi

Mencatat posisi teropong tepat ditengah bayangan sumber cahaya

Mengamati sumber cahaya orde 1 dan orde 2 (pada sisi kiri dan kanan )

Memindahkan posisi teropong pada orde 1 dan orde 2

Mengukur posisi sudut

Mengeser posisi kisi difraksi 100 terhadap arah sumber cahaya

Memindahkan posisi teropong pada


orde 1 dan orde 2, serta Mengukur
posisi sudut masing-masing spektrum
cahaya pada sisi kiri dan kanan

Selesai

8
3.2.3 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum spektrum kisi adalah
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.1
2. Tabung sumber cahaya dipasang pada power supply tube
3. Sumber Cahaya diletakkan tepat di depan celah spektrometer, celah spektrometer dibuka
antara 1-2 mm, lalu hidupkan sumber cahaya (Hidupkan tabung sumber cahaya maksimal
kurang lebih 30 detik dan matikan minimal 30 detik) Sudut datang (𝒊 = 𝟎𝟎 )
4. Kisi difraksi diletakkan pada meja spektrometer agar arah cahaya datang tegak lurus
terhadap kisi difraksi
5. Teropong diletakkan pada arah datangnya sumber cahaya, garis penunjuk diamati bahwa
pada mikroskop teropong tepat ditengah bayangan sumber cahaya. Posisi teropong di
catat dengan membaca pada skala sudut spektrometer
6. Sumber cahaya diamati bahwa akan didifraksi oleh kisi ke dalam komponen spektum
cahaya pada orde satu, orde dua, orde tiga dst. Di sisi kiri dan sisi kana kisi difraksi
7. Posisi sudut teropong dipindahkan, posisi sudut masing-masing spektrum cahaya untuk
orde satu dan orde dua. Posisi masing-masing spektrum cahaya dicatat posisinya
8. Langkah (No.7) dilakukan untuk spektrum cahaya pada sisi kiri Sudut datang (𝒊 = 𝟏𝟎𝟎 )
9. Pada pengukuran ini, posisi kisi difraksi digeser sehingga arah cahaya datang pada susut
100 terhadap arah normal kisi,
10. Teropong diletakkan pada arah sumber cahaya (seperti langkah No.5). Posisi sudut
teropong dicatat
11. Eksperimen dilakukan seperti langkah No.6, 7, 8
3.2.4 Variabel Eksperimen
Variabel yang didapatkan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalah sebagai berikut
1.Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan dimanipulasi
dalam penelitian untuk melihat hubungan antara fenomena atau peristiwa yang diteliti atau
diamati. Variabel bebas pada eksperimen spektrum kisi adalah orde (𝑛).
2. Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati ataupun diukur dalam sebuah
penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat
adalah sudut 𝜃 kanan dan sudut 𝜃 kiri.
3.Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan dalam penelitian dan menyebabkan
hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan. Variabel
kontrol adalah jarak antar celah (𝑑).

9
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalaha sebagai
berikut :
3.3.1 Tabel Pengamatan
Tabel pengamatan pada Eksperimen Spektrum kisi ini mencatat hasil data dari
percobaan yang telah dilakukan. Dalam table pengamatan ini terdapat dua variasi dari sudut
datang (i) yaitu 𝑖 = 00 dan 𝑖 = 100 . Masing- masing tabel pengamatan berisikan data
pengukuran yang meliputi orde, spectrum dan posisi sudut difraksi yang dihasilkan dari
posisi θr (kanan) dan posisi θi (kiri)

Posisi nol teropong = .......... derajat


Tabel 3.1 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 00

Posisi nol teropong =................. derajat


Tabel 3.2 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 100

3.3.2 Grafik
Grafik yang digunakan pada Eksperimen Spektrum Kisi yaitu terdapat dua hubungan.
Yang pertama Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 1 dan orde 2, yang kedua Grafik
Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde1 dan orde 2.

10
(𝑛𝜆)

(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
Grafik 3.1 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 1

(𝑛𝜆)

(𝑠𝑖𝑛𝜃)
Grafik 3.2 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 2

(𝜃𝑛 )

(𝜆)

Grafik 3.3 Grafik Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde 1

(𝜃𝑛 )

(𝜆)

11
Gambar 3.4 Grafik Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde 2

3.3.3 Skala Pengukuran


Skala pengukuran yang digunakan dalam eksperimen Spektrum Kisi adalah
a. Sudut Difraksi

𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝜃𝑛 =
2

b. Lebar celah
𝑛𝜆
𝑑= , 𝑛 = 1,2,3, … … ..
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑛
c. Deksripansi
𝑑̅ − 𝑑𝑟𝑒𝑓
(𝐷) = | | 𝑥100%
𝑑𝑟𝑒𝑓
1
𝑑𝑟𝑒𝑓 =
600
𝜕 1 𝑐𝑜𝑠𝜃
∆𝑑𝑛 = ( ) ∆𝜃 = (− ) ∆𝜃
𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃

(𝑑 − 𝑑̅ )2
∆𝑑 = √
𝑛−1

𝑑=𝑚
1
∆𝜃 = 𝑛𝑠𝑡
2
𝜕 1
∆𝐷 = ( ) ∆𝜃 = sec 𝜃 tan 𝜃
𝜕𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜃

d. Ralat Grafik
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑛𝜆 = 𝑑𝑠𝑖𝑛
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑚=
𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 2
∑ 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖
𝑐=
𝑁

12
𝑁 𝑁 𝑁
1
𝐴𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝐴 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

𝑁
1
𝐴𝑐 = √ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑁−2
𝑖=1

𝜎𝑦 𝑁1/2
Δ𝑚 =
[𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)2 ]1/2

𝑦 ± 𝜎𝑦 = (𝑑 ± 𝜎𝑑 )𝑥 + (𝑐 ± 𝜎𝑐 )

13
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,Douglas.2001. Fisika Dasar. Jakarta:Erlangga


Hecht, Eugene. 2002. Optics 4𝑛𝑑 . Addelphi University :Addison Wesley
Pain H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Wave. New York: John Willey and sons, Ltd
Sears.1994.Fisika Universitas.Erlangga:Jakarta
Tim Penyusun.2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika 1 . Jember : Universitas
Jember.
Tipler, Paul A. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Yasa,P. 2001. Gelombang dan Optik.Singaraja: IKIP Singaraja

14

Anda mungkin juga menyukai