Anda di halaman 1dari 3

Tempat Pembuangan Akhir sampah pada dasarnya merupakan akhir dari

proses penanganan sampah yang aman dan ramah lingkungan. Namun adanya
keterbatasan biaya dan kapasitas SDM serta andalan pola kumpul – angkut - buang
yang ada selama ini, telah berdampak pada pembebanan yang terlalu berat
di TPSA baik ditinjau dari kebutuhan lahan maupun beban pencemaran lingkungan.

Bertambahnya penduduk Kabupaten Banyuwangi mengakibatkan volume sampah


yang dikelola semakin bertambah sehingga akan selalu dibutuhkan keberadaan
Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) baru atau tambahan yang lebih layak
dan memadai, sedangkan ketersediaan lahan yang tersedia semakin terbatas.
Penentuan TPSA harus mengikuti persyaratan dan ketentuan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan,
ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan, peraturan daerah tentang
pengelolaan sampah dan perencanaan dan tata ruang kota serta peraturan -
peraturan pelaksanaannya yang telah ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Kabupaten


Banyuwangi mencapai 1.070.578 jiwa pada tahun 2009 dan bertambah
menjadi 1.169.927 jiwa pada tahun 2015 ke depan. Dan kibat dari semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk ini akan membuat bertambahnya
tingkat konsumsi masyarakat dan aktivitas lainnya menyebabkan bertambahnya
pula buangan/ limbah yang dihasilkan.

Jumlah produksi timbulan sampah yang dihasilkan tiap penduduk Kabupaten


Banyuwangi sampai pada tahun ………. Adalah …………… Dengan ketersediaan
lahan TPA saat ini yang hanya seluas 8,67 Ha dan dibandingkan dengan jumlah
produksi timbulan sampah yang ada, maka lahan TPA yang tersdeia menjadi tidak
layak dan tidak memadai lagi. Penentuan lokasi TPA sebaiknya berada pada lokasi
yang mempunyai daya tampung besar dan mempunyai masa pakai yang panjang.

lokasi TPA sampah eksisting yang masih dioperasikan secara controlled landfill,
Kabupaten Banyuwangi karena sistem pengolahan sampah di TPA Bulusan masih
menggunakan controlled landfill, yang masih mengakibatkan tumpukan sampah yang tinggi
tanpa proses pengolahan lebih lanjut.

Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA) yang ada di Desa


Bulusan,Kecamatan 
 Trucuk, Kabupaten Banyuwangimempunyai koordinat
7° 7'25.20"S-7° 7'27.75"S dan 111°53'21.78T -111°53'27.42"T dan luas area
3,75 ha. Dari luasan tersebut maka lahan TPA yang sudah terpakai adalah 2,5
ha, sehingga luas lahan yang tersisa adalah 1,25 ha. Untuk mengantisipasi
meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten
Banyuwangi, maka TPA memerlukan tambahan lahan yang siap dibebaskan
oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 
 Bentuk lahan yang digunakan
sebagai TPA Bulusanadalah berupa lahan yang bergelombang. Kondisi lahan
merupakan bekas lahan pertanian, disekitar lahan TPA juga masih dikelilingi
oleh lahan pertanian milik warga sekitar. Fasilitas TPA Bulusan Fasilitas
yang ada di TPA Bulusan antara lain berupa jalan akses masuk, pagar
keliling , jalan penghubung dalam TPA dan alat berat. Pada TPA ini juga
sudah dilengkapi dengan Gudang Komposting, IPL (pengolahan lindi) dan
sumur pantau. 


Pelayanan persampahan di Kabupaten Banyuwangi masih belum merata, hanya terfokus


pada beberapa tempat, diantaranya Banyuwangi, Glagah, Kalipuro dan Giri yang dilayani
oleh TPA Bulusan . Kecamatan Kalipuro, Rogojampi dan Gambiran dilayani oleh TPA
Gambiran di Desa Wringinagung. Saat ini TPA Rogojampi tersedia untuk melayani pendudk
60%. Untuk perkotaan yang cukup padat khususnya ibukota kecamatan diperlukan
penanganan sampah. Pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Banyuwangi dibagi
dalam 4 zona pelayanan untuk mempermudah pelayanan dan masing-masing zona terdapat
1 unit TPA.

Zona 2 meliputi daerah pelayanan Kecamatan Kabat, Rogojampi, Srono, CLuring, Muncar,
Singorujuh dan Songgon. Pada zona 2 telah tersedia 1 unit TPA di Kecamatan Rogojampi.
TPA Rogojampi memerlukan pengembangan/perluasan karenda adanya penambahan
daerah pelayanan dan peningkatan pelayanan dari 60% agar mencapai pelayanan 100%
pada masing-masing kecamatan

Teori

Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun
domestik (rumah tangga). Dalam UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk organic atau anorganik yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke
lingkungan

Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah upaya yang sering dilakukan dalam sistem
manajemen persampahan dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan
efesiensi operasional. Menurut Madelan (1997), terdapat enam aktifitas yang
terorganisir di dalam elemen fungsional teknik operasional pengelolaan
sampah, sebagai berikut;
1. Timbulan Sampah (Waste Generation)
2. Pewadahan (Onside Storange)
3. pengumpulan (Collection)
4. Pemindahan dan Pengangkutan (Transfer dan Transport)
5. Pemanfaatan Kembali (Procesing dan Recovery)
6. Pembuangan Sampah (Disposal)
Tempat Pembuangan Akhir
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah suatu area yang menampung sampah dari hasil
pengangkutan dari TPS maupun langsung dari sumbernya dengan tujuan akan mengurangi
permasalahan kapasitas / timbulan sampah yang ada di masyarakat (Suryono dan Budiman,
2010)

Metode Pengolahan Sampah di TPA


Menurut Ryadi (1986), cara pembuangan akhir sampah merupakan salah satu aspek
strategis dalam sistem pengolahan sampah. Beberapa metode pengolahan sampah dalam
penerapannya adalah sebagai berikut :
1. Open Dumping atau pembuangan terbuka; merupakan cara pembuangan sederhana di
mana sampah hanya dibuang pada suatu lokasi, dibiarkan terbuka tanpa pengaman dan
ditinggalkan setelah lokasi penuh.
2. Controlled Landfill: Metode ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara
periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk menghindari
potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan
perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan
kestabilan permukaan TPA.
3. Sanitary Landfill: metode ini dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan
kemudian ditutup dengan tanah, yang dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Pekerjaan pelapisan sampah dengan tanah penutup
dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi.
4. Inceneration; cara ini dilakukan dengan cara membakar sampah.
5. Composting: cara pengolahan sampah untuk kebutuhan pupuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai