Anda di halaman 1dari 14

terlihat.

E. Sadapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung.
Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari berbagai
arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap kerusakan-
kerusakan bagian-bagian jantung.

Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:

1. Sadapan bipolar

Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial
dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke
samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif.
Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.

Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui
empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm),
RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini akan dihasilkan
beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.

a. Sadapan I

Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan negatif
dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat
(sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh
sadapan I.

b. Sadapan II.

Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LF yang
bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah
inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.
c. Sadapan III.

Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF yang
dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah
inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.

2. Sadapan unipolar

Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini terbagi
menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.

a. Unipolar Ekstremitas

Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas. Gabungan
elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0). Sadapan ini
diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada
sadapan bipolar.

Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah
vertikal.

1) Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -
30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat
juga oleh sadapan aVL.

2) Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif
90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II
dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.

3) Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah
berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di
seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar
prekordial (sadapan dada).

b. Unipolar Prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi
diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan
ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian
anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).

Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG
yang dimulai dari nomor C1-C6.

V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan

V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri

V3: Pertengahan antara V2 dan V4

V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri

V5: Sejajar V4 garis aksila depan

V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang
dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang
merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung.

Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat


tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang
salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.

B. Saran

Dengan adanya pembelajaran tentang EKG, maka kenalilah dulu klien kita. Benar bahwa EKG
saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuatan alat ini baru betul-betul muncul bila
diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


JUDUL :
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

Tanggal Terbit Disahkan oleh


Ka. Prodi PSIK
Hikayati, S.Kep., M.Kep
Nip. 19760220 200212 2 001

Pengertian Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang direkam melalui
elektroda yang dilekatkan pada kulit.

Tujuan
 Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
 Kelainan-kelainan otot jantung
 Pengaruh/efek obat-obat jantung
 Ganguan -gangguan elektrolit
 Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan
ventrikel.
 Menilai fungsi pacu jantung.

Indikasi
 Pasien dengan kelainan irama jantung
 Pasien dengan kelainan miokard seperti infark
 Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung
 Pasien perikarditis
 Pasien dengan pembesaran jantung
 Pasien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung.
 Pasien di ruang ICU

Kontraindikasi
 Infark miokard akut <5 hari
 Unstable angina pectoris
 Hipertensi berat
 Vertigo

Alat-Alat
 Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
a. Satu kabel untuk listrik (power)
b. Satu kabel untuk bumi (ground)
c. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan
warna.

 Plat elektrode yaitu


a. 4 buah elektrode extremitas dan manset
b. 6 buah elektrode dada dengan balon penghisap.
3. Jelly elektrode
4. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
5. Kertas tissue
6. Kapas alkohol pada tempatnya
7. Alat cukur (kalau perlu)

Prosedur Intervensi
Pelaksanaan

 Persiapan Pasien
a. Menjelaskan kepada klien tentang tujuan tindakan pemeriksaan EKG.
b. Melepaskan alat logam yang digunakan klien, temasuk gigi palsu.
c. Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak
selama prosedur.
d. Menjelaskan kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.
Implementasi

 Mencuci tangan.
 Menutup sampiran.
 Membuka pakaian atas klien.
 Membersihkan area ekstremitas dan dada yang akan dipasangi
elektroda dengan menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut
yang cukup tebal cukur bila perlu.
 Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
Cara Menempatkan Elektrode
a. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan
kiri searah dengan telapak tangan.
b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam.
c. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah
dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
1) Merah (RA/R): lengan kanan
2) Kuning (LA/L): lengan kiri
3) Hijau (LF/F): tungkai kiri
4) Hitam (RF/N): tungkai kanan

Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)


· Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi
I, II, III.
· Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai
dengan simbol aVR, aVL, aVF.
d. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai
dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan
lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2

Implementasi
 Mencuci tangan.

 Menutup sampiran.

 Membuka pakaian atas klien.

 Membersihkan area ekstremitas dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan
menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.

 Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.

Cara Menempatkan Elektrode


a. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan.
b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
c. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu
kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
1) Merah (RA/R): lengan kanan
2) Kuning (LA/L): lengan kiri
3) Hijau (LF/F): tungkai kiri
4) Hitam (RF/N): tungkai kanan

Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)


· Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
· Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR,
aVL, aVF.
d. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V
dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus
dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 garis aksila tengah sejajar dengan V4

Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4

 Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.

 Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.

 Periksa kembali standarisasi EKG antara lain:

a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)


b. Kecepatan gelombang 25 mm/detik
c. Ketinggian rekaman pada skala 1

 Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas EKG
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan diperiksa apakah 10 mm.
 Melakukan rekaman 12 lead

 Dengan memindahkan lead selektor kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-
turut lead I, II, III, avR, avL, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali
dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali.

 Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh
klien kemudian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.

 Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya.

Evaluasi
Mengevaluasi respon klien selama prosedur, baik verbal, maupun nonverbal.
Dokumentasi
1. Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas dokumentasi EKG.
2. Catat:
a. Nama pasien
b. Umur
c. Tanggal/Jam perekaman
d. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
3. Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.
4. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.
Perhatian !

 Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.

 Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.

 Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing-masing 2-4 kompleks

 Kalibrasi dapat dipakai ½ mV bila gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu
kecil.

 Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak,
batuk dan lain-lain.

 Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Asfi. (2014). Prosedur Perekaman EKG.http://nersasfi.blogspot.co.id/2014/11/prosedur-


perekaman-ekg.html , diakses 10 Oktober 2015.

Fitria, Nova. (2012). Elektrokardiogram


(EKG).http://nersnova.blogspot.co.id/2012/05/elektrokardiogram-ekg.html , diakses 9
Oktober 2015.

Sundana, K. (2008). Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat. Jakarta: EGC

Prinangga, Satria Dwi. (2011). (S.O.P) MELAKUKAN PEMERIKSAAN


EKG.http://satriadwipriangga.blogspot.co.id/2011/11/sop-melakukan-pemeriksaan-ekg.html ,
diakses 9 Oktober 2015.

GoogleFacebookTwitter

Artikel Terkait

Makalah tentang Model Asuhan Keperawatan Primer

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN MARASMUS

MAKALAH DEMOGRAFI KESEHATAN TENTANG KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN


LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN MYASTENIA GRAVIS

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN EPILEPSI

MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Saufa Ghadira

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan fisik dewasa

Makalah Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada Dewasa

Emoticon
About
 Facebook

Twitter
 Youtube
 RSS
 Google+
 Instagram

Total Tayangan Halaman

0 47

1 64
2 83

3 83

4 68

5 59

6 44

7 55

8 69

9 68

1084

1169

1247

1337

1466

1567

1678

1784

1884

1967

2054

2162

2273

2394

2496

25100

2671

2759

2870
297

268,259
Langganan

Postingan

Komentar

Artikel Pilihan

 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (VITAL SIGN )


 MAKALAH PEMERIKSAAN TANDA TANDA VITAL (VITAL SIGN)
 Teknik Jahitan Pada Luka (hecting)
 Makalah dan Tips Memandikan dan Memijat Bayi
 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan Cedera pada Pasien Resiko Jatuh
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
 MAKALAH PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA & ARTERI, URIN, FESES DAN SPUTUM


Makalah Tentang Fototerapi


Makalah Pemeriksaan Fisik Bayi

 Makalah Pemeriksaan fisik pada Ibu Hamil beserta SOP


Kategori

Pilih Kategori anfis kelas X 1 ASUHAN KEPERAWATAN 14 DEFINISI 2 IPPD kls XII 6 JURNAL 1 JURNAL

KEPERAWATAN 2 KAMUS 1 keperawatan 91 KEPERAWATAN JIWA 15 keperawatan keluarga 2 KESEHATAN

7 kesling 1 LAPORAN 3 laporan kasus 8 laporan pendahuluan 8 makalah 62 makalah keperawatan

6 manajemen keperawatan 1 MATERI KELAS XI ASISTEN PERAWAT 3 Materi SMK perawat 3 MEDIS
1 PEMBEKALAN SISWA PRAKERIN/PKL SMK KLS XI 5 PENGERTIAN 1 PROPOSAL 2 SMKN 1 Empat Lawang

9 soal ujian mahasiswa perawat 2 soal ukom 2 SOP 33 Tugas Asisten Perawat 4

Artikel Terbaru

Anda mungkin juga menyukai