Anda di halaman 1dari 5

DOKUMENTASI DESA LABUAN

Foto bersama dengan Bapak Kepala


Desa Labuan sekaligus penyerahan
leaflet.

Bapak kepala desa antusias dengan


adanya kegiatan pangan aman.

Foto bersama dengan


pedagang gorengan.

Pedagang membuat
adonan 2 kg per hari,
karena pedagang
mengirimkan gorengan
juga ke warung-warung
kecil. Pedagang
menggunakan minyak 2x
pakai, mencuci tangan
sebelum dan setelah melakukan penggorengan, pedagang sudah menggunakan
kertas nasi untuk membungkus gorengan tetapi tidak menyiapkan penjepit untuk
pembeli.
Foto bersama dengan
penjual warung nasi dan
pedagang nasi uduk.

Makanan yang dijual setiap


harinya hampir selalu habis
dan jika tidak habis
biasanya dibawa pulang
oleh pegawai, etalase sudah
terpasang gorden,
lingkungan tempat makan bersih tetapi belum disediakan tempat cuci tangan.

Nasi uduk dijual di malam hari, dibuat sendiri, pedagang menjual nasi uduk 2L
per hari, dibungkus dengan kertas nasi dan karet, sebelum melayani pedagang
mencuci tangan terlebih dahulu.

Foto bersama dengan


pedagang seblak dan
pedagang bakso ikan.

Pedagang membeli bahan


dari pasar secukupnya,
sebelum memasak
pedagang mencuci tangan
terlebih dahulu, tetapi tidak
menggunakan celemek,
seblak dibungkus dengan plastik putih.

Bakso dibuat sendiri dari ikan segar yang dibeli di pelelangan ikan. Saat
berjualan, pedagang tidak menggunakan celemek, tetapi pedagang rajin mencuci
tangan saat melayani pembeli, pedagang hanya mengumpulkan mangkuk, dan
mencuci piring di dapur.
Tempat untuk makan bersih, karena pedagang selalu membersihkannya.
Foto bersama dengan
pedagang seblak.

Pedagang membeli
bahan dari pasar
secukupnya, dengan
memperhatikan kondisi
dan kadaluarsanya,
sebelum memasak
pedagang mencuci
tangan terlebih dahulu,
tetapi tidak menggunakan celemek, seblak dibungkus dengan plastik putih.

Foto bersama dengan


penjual sembako dan
penjual sayuran.

Pedagang membeli
dagangan di pasar
terdekat, pedagang tidak
pernah mengecek
kadaluarsanya sehingga
kadang merasa rugi
karena barang yang
dibeli dikembalikan lagi oleh konsumen.

Pedagang membeli sayuran di pasar, dengan memilah sayuran yang masih segar
dan hijau. Pedagang menjual sayuran secara keliling dengan gerobag, sebelum
dan setelah berjualan gerobag dirapihkan.
Foto bersama dengan
pedagang: mie ayam,
mie rebus, soto, bihun
telur dan gorengan.

Pedagang membuat
mie ayam sendiri,
sayuran segar
secukupnya dibeli di
pasar, pedagang
berjualan dengan
menggunakan gerobag, pedagang mencuci tangan saat akan melayani pembeli,
pedagang berjualan di gerobag dengan menyediakan 2 ember untuk mencuci
mangkuk, pedagang
tidak menyediakan
tempat untuk makan,
tetapi pembeli makan
diwarung.

Pedagang menjual mie


rebus di sekolah, mie
yang dibeli dilihat
dulu kemasan dan
kadaluarsanya,
pedagang sudah tidak menggunakan sterofoam lagi untuk tempat mie, tetapi
sekarang telah menyediakan mangkuk.

Lontong untuk soto dibuat sendiri dengan menggunakan plastik, sayuran dalam
keadaan bersih, pedagang berjualan dengan menggunakan celemek dan mencuci
tangan setiap ada pembeli. Pedagang berjualan di sekolah, sebelum dan setelah
dagang lingkungan disapu.

Pedagang membuat adonan 1 kg per hari, pedagang menggunakan minyak 3x


pakai, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan penggorengan, pedagang
menggunakan kertas nasi untuk membungkus gorengan dan pedagang
menggunakan penjepit gorengan.

Bihun dan telur dibeli di pasar, sebelum membelinya pedagang memilih barang
yang masih dalam kondisi baik. Pedagang berjualan di sekolah, bihun telur yang
sudah matang dimasukkan kedalam plastik bening, sebelum melayani pembeli,
pedagang mencuci tangan terlebih dahulu.

Para pedagang tampak antusias dengan kegiatan ini, karena menurutnya dapat
menambah pengetahuan dan apapun itu terkait kesehatan akan setuju.

Anda mungkin juga menyukai