Salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai acuan apakah pintu
air bekerja dengan baik adalah koefisien pintu (Cd)
Lokasi Penelitian
o Penelitian dilakukan di DI Sekampung System yg secara geografis
berada di Kab. Lampung Tengah, Kota Metro dan Kab. Lampung Timur.
o Daerah-daerah irigasi yg menjadi lokasi penelitian adalah DI Sekampung
Bunut, DI Sekampung Batanghari, DI Punggur Utara, DI Rumbia Barat
dan DI Bekri.
Metode pengukuran debit pada saluran mengacu pada SNI 8066: 2015
tentang Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran
Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung
Analisis Data
o Analisis data dimaksudkan utk mengetahui Koefisien Pintu. Data debit yg
didapat dari pengukuran di lapangan, dapat dipakai utk menentukan nilai
koefisien pintu dengan persamaan (Lozano dkk, 2009):
Q
Cd
ab 2 gh
Sekampung Batanghari 72 18 5 0 0 0 15
Bekri 73 43 68 4 - - 5
Baik 65,74%
Tidak Dipakai Baik 91,96% Tdk Dipakai mengalir walaupun pintu tertutup rapat.
Korosi Korosi
NA NA Kerusakan pintu air sbg akibat pembobokan
terjadi pd bangunan sadap tersier.
Prosentase Jumlah Pintu Penyuluhan kepada P3A perlu ditingkatkan
Berdasarkan Kondisi Pintu di DI Bekri
Tidak Dipakai
terutama untuk sosialisasi arti penting pintu
Bocor 2,07%
0,00% Korosi 0,00%
NA 2,59% Baik air sebagai bangunan pengatur.
Rusak
Hilang
Hilang Baik
Bocor
35,23% 37,82%
Tidak Dipakai Persentase jumlah pintu
Korosi
NA
air berdasarkan kondisi
Rusak 22,28% pintu
Persentase jumlah pintu berdasarkan Nilai Cd tiap daerah irigasi
Prosentase Jumlah Pintu Terkalibrasi (%)
Cd
DI Sekampung
DI Sekampung Bunut DI Punggur Utara DI Rumbia Barat
Batanghari
Nilai koefisien pintu (Cd) yg menunjukkan pintu air dlm kondisi baik utk pengelolaan jaringan
irigasi adalah yg masuk kategori di antara 0,4 – 1.
Cd di atas 1 secara teoritis tidak mungkin. Namun dlm kalibrasi yg dilakukan, nilai Cd tsb
didapatkan karena kondisi pintu yg bocor ataupun dasar pintu dibobok.
Cd di bawah 0,4 bisa terjadi krn terdapatnya sedimen di saluran, dinding saluran yg belum
di-lining maupun ketika kalibrasi dilakukan tinggi muka air di hulu saluran relatif rendah.
Cd yg terlalu besar / terlalu kecil mengindikasikan telah terjadi ketidakefisienan dalam
pemberian air irigasi sebagaimana rencana
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hasil dari kalibrasi ini dapat menjadi acuan dlm mengambil
kebijakan utk meningkatkan kinerja irigasi pd DI Sekampung
System seperti kebijakan pengamanan pintu air, perbaikan pintu
yg rusak maupun yg membutuhkan perawatan, serta operasi pintu
air utk mengalirkan debit yg sesuai dgn kebutuhan air irigasi.
2. Kerusakan pd pintu air mengakibatkan nilai Cd yang lebih besar,
sedangkan hambatan pengaliran mengakibatkan nilai Cd yg lebih
kecil dibanding nilai Cd normal.
Rekomendasi
1. Penelitian kalibrasi pintu air perlu diselesaikan utk DI Sekampung Bunut
dan Sekampung Batanghari, dan perlu dilakukan juga utk DI Raman Utara
dan DI Bekri.
2. Perlunya sosialisasi ke tingkat P3A mengenai arti penting pintu air sbg
bangunan pengatur air irigasi, mengingat pembobokan dasar pintu air
sebagian besar terjadi pd bangunan sadap tersier.
3. Menggunakan hasil kalibrasi sbg pedoman operasi pd kondisi eksisting.
Jika dilakukan rehabilitasi pintu air mk perlu dilakukan kalibrasi lagi, atau
menggunakan rating curve debit pd saluran sebagai pedoman operasi utk
mengetahui debit yg mengalir pd saluran.
UCAPAN TERIMA KASIH