Anda di halaman 1dari 12

 Pintu air irigasi mrpkn prasarana vital dalam jaringan irigasi yg berdampak

pd kinerja irigasi Inventarisasi kondisi pintu air perlu dilakukan utk


mengetahui kondisi nyata pintu air, apakah pintu air dalam kondisi baik,
rusak maupun bocor.
 Kalibrasi pintu air perlu dilakukan secara periodik untuk mengetahui
kinerja pintu air irigasi.

 Salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai acuan apakah pintu
air bekerja dengan baik adalah koefisien pintu (Cd)

 Nilai Cd yg terlalu besar / terlalu kecil dibanding nilai Cd “normal”


mengindikasikan pintu air yg mengalami kerusakan Kerusakan pd
pintu air akan mengakibatkan debit yg lewat pintu air terlalu besar / kecil
dibanding dengan debit yang seharusnya dilewatkan sesuai dengan
kebutuhan air irigasi
METODOLOGI STUDI

 Lokasi Penelitian
o Penelitian dilakukan di DI Sekampung System yg secara geografis
berada di Kab. Lampung Tengah, Kota Metro dan Kab. Lampung Timur.
o Daerah-daerah irigasi yg menjadi lokasi penelitian adalah DI Sekampung
Bunut, DI Sekampung Batanghari, DI Punggur Utara, DI Rumbia Barat
dan DI Bekri.

 Metode pengukuran debit pada saluran mengacu pada SNI 8066: 2015
tentang Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran
Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung
 Analisis Data
o Analisis data dimaksudkan utk mengetahui Koefisien Pintu. Data debit yg
didapat dari pengukuran di lapangan, dapat dipakai utk menentukan nilai
koefisien pintu dengan persamaan (Lozano dkk, 2009):

Q
Cd 
ab 2 gh

Keterangan: Cd = koefisien pintu; Q = debit (m3/det); a = bukaan pintu (m);


b = lebar pintu (m); g = percepatan gravitasi (m2/det); Δh = beda tinggi
muka air di hulu dan di hilir pintu
Aliran di bawah pintu sorong dengan dasar horisontal
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah Pintu Air Berdasarkan Kondisi Pintu

Daerah Irigasi Baik Rusak Hilang Bocor Tak Dipakai Korosi NA

Sekampung Bunut 130 31 5 9 0 0 0

Sekampung Batanghari 72 18 5 0 0 0 15

Punggur Utara 380 139 18 3 8 1 29

Rumbia Barat 206 8 0 9 1 0 0

Bekri 73 43 68 4 - - 5

Total 861 239 96 25 9 1 49


Prosentase Jumlah Pintu Berdasarkan 
Prosentase Jumlah Pintu Berdasarkan 
Kondisi Pintu di DI Sekampung Bunut
Tdk 
Dipakai 
Kondisi Pintu di DI Sekampung Batanghari  Persentase pintu air yang rusak di DI
Bocor 5,14%
0,00%
Korosi 0,00%
NA 13,64%
Sekampung Bunut dan DI Sekampung
Hilang 2,86%
Batanghari hampir sama yaitu 16% – 17%;
Tdk Dipakai 
0,00% Bocor 0,00% Baik
Baik
Korosi 0,00% Rusak
DI Punggur Utara lebih besar, yaitu
NA 0,00% Rusak Hilang 
Rusak  4,55% Hilang
17,71% Hilang
Bocor
Rusak 
16,36%
Baik 65,45%
Bocor
Tdk Dipakai
24,05%. Dari sisi jumlah pintu, maka pintu
Baik 74,29%
Tdk Dipakai
Korosi
Korosi air di DI Punggur Utara juga terbanyak yaitu
NA
NA
139 buah; DI Bekri sekitar 22%.
 Hal yg kurang lazim ditemukan di DI Bekri,
Prosentase Jumlah Pintu Berdasarkan Kondisi  Prosentase Jumlah Pintu Berdasarkan 
Pintu di DI Punggur Utara
Tidak Dipakai 
Kondisi Pintu di DI Rumbia Barat yaitu jumlah pintu yg hilang 68 buah
Korosi 0,00%
(35,23%)
NA 5,02%
1,38% Korosi 0,17% Hilang 0%
Tdk Dipakai 
Bocor 0,52% 0,45%
Rusak 3,57%
Hilang 3,11% Baik Baik
Rusak
Bocor 4,02%
NA 0,00%
Rusak  Kebocoran sering ditemukan pd bagian
bawah pintu yg dibobok shg air terus
Hilang Hilang
Rusak 24,05% Bocor Bocor

Baik 65,74%
Tidak Dipakai Baik 91,96% Tdk Dipakai mengalir walaupun pintu tertutup rapat.
Korosi Korosi
NA NA Kerusakan pintu air sbg akibat pembobokan
terjadi pd bangunan sadap tersier.
Prosentase Jumlah Pintu   Penyuluhan kepada P3A perlu ditingkatkan
Berdasarkan Kondisi Pintu di DI Bekri
Tidak Dipakai 
terutama untuk sosialisasi arti penting pintu
Bocor 2,07%
0,00% Korosi 0,00%
NA 2,59% Baik air sebagai bangunan pengatur.
Rusak
Hilang
Hilang  Baik 
Bocor
35,23% 37,82%
Tidak Dipakai Persentase jumlah pintu
Korosi
NA
air berdasarkan kondisi
Rusak 22,28% pintu
Persentase jumlah pintu berdasarkan Nilai Cd tiap daerah irigasi
Prosentase Jumlah Pintu Terkalibrasi (%)

Cd
DI Sekampung
DI Sekampung Bunut DI Punggur Utara DI Rumbia Barat
Batanghari

˃1 18,75 18,52 17,70 30,86

0,4 - ≤ 1 56,25 40,74 61,28 53,72

˂ 0,4 25 40,74 21,02 15,42

 Nilai koefisien pintu (Cd) yg menunjukkan pintu air dlm kondisi baik utk pengelolaan jaringan
irigasi adalah yg masuk kategori di antara 0,4 – 1.
 Cd di atas 1 secara teoritis tidak mungkin. Namun dlm kalibrasi yg dilakukan, nilai Cd tsb
didapatkan karena kondisi pintu yg bocor ataupun dasar pintu dibobok.
 Cd di bawah 0,4 bisa terjadi krn terdapatnya sedimen di saluran, dinding saluran yg belum
di-lining maupun ketika kalibrasi dilakukan tinggi muka air di hulu saluran relatif rendah.
 Cd yg terlalu besar / terlalu kecil mengindikasikan telah terjadi ketidakefisienan dalam
pemberian air irigasi sebagaimana rencana
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Hasil dari kalibrasi ini dapat menjadi acuan dlm mengambil
kebijakan utk meningkatkan kinerja irigasi pd DI Sekampung
System seperti kebijakan pengamanan pintu air, perbaikan pintu
yg rusak maupun yg membutuhkan perawatan, serta operasi pintu
air utk mengalirkan debit yg sesuai dgn kebutuhan air irigasi.
2. Kerusakan pd pintu air mengakibatkan nilai Cd yang lebih besar,
sedangkan hambatan pengaliran mengakibatkan nilai Cd yg lebih
kecil dibanding nilai Cd normal.
Rekomendasi
1. Penelitian kalibrasi pintu air perlu diselesaikan utk DI Sekampung Bunut
dan Sekampung Batanghari, dan perlu dilakukan juga utk DI Raman Utara
dan DI Bekri.
2. Perlunya sosialisasi ke tingkat P3A mengenai arti penting pintu air sbg
bangunan pengatur air irigasi, mengingat pembobokan dasar pintu air
sebagian besar terjadi pd bangunan sadap tersier.
3. Menggunakan hasil kalibrasi sbg pedoman operasi pd kondisi eksisting.
Jika dilakukan rehabilitasi pintu air mk perlu dilakukan kalibrasi lagi, atau
menggunakan rating curve debit pd saluran sebagai pedoman operasi utk
mengetahui debit yg mengalir pd saluran.
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada:


1. Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung yang telah membiayai
kegiatan penelitian kalibrasi pintu air ini.
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Lampung yang telah memberi Surat Tugas untuk melaksanakan kegiatan
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai