Anda di halaman 1dari 11

tinjauan pustaka

Legal Medicine and religious aspect of abortion


Rospita A.Siregar
mapituki@yahoo.co.id
Departemen Forensik dan Medikolegal FKUKI Jakarta

Abstrak

Pengeluaran janin dari dalam kandungan ibunya sebelum masa kehamilan sempurna

pada trimester pertama disebut abortus. Abortus menurut hukum ialah tindakan

menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat

usia kandungannya. Sedangkan abortus menurut medis adalah gugur kandungan atau

keguguran dan keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan, sebelum fetus dapat

hidup sendiri di luar kandungan. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik

adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Di Indonesia, aborsi yang legal diatur di dalam

Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Tindakan aborsi yang dilakukan

biasanya karena alasan medis untuk menyelamatkan jiwa ibu. Dengan berlakunya

undang-undang ini maka batasan aborsi yang legal dan ilegal menjadi lebih jelas.

menginduksi kehamilan usia 5-9 minggu. Diduga bahwa terjadinya komplikasi-

komplikasi dari aborsi yang tidak aman adalah jauh lebih tinggi dari kemungkinan

terjadinya kematian. Komplikasi aborsi yang paling sering terjadi adalah perdarahan

yang berat, infeksi dan keracunan dari bahan yang digunakan untuk penguguran

kandungan; banyak perempuan juga mengalami kerusakan pada alat kemaluannya,

rahim, dan perforasi rahim. karena aborsi yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih

cenderung lebih murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya aborsi yang dilakukan
di bawah kondisi yang lebih higenis oleh tenaga kesehatan yang professional,

perempuan yang berasal dari golongan ekonomi rendah. jelas tertulis bahwa menurut

agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), aborsi atau penggugguran kandungan

adalah sebuah tindakan dosa, tindakan melanggar kehendak dan hukum Tuhan, dan

tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. KUHP Pasal 346 dan pasal 347

A. PENGERTIAN ABORSI

Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari bahasa latin yang
berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. abortus adalah pengeluaran hasil
konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).

Dari pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa abortus adalah suatu perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu
dapat hidup di luar kandungan.

2. Cara Pelaksanaan Abortus

Untuk melakukan abortus banyak cara yang ditempuh, diantaranya dengan menggunakan
jasa ahli medis di rumah sakit. Cara seperti ini pada umumnya dilakukan oleh para dokter yang
hidup di negara yang mengizinkan pengguguran. Ada juga yang menggunakan jasa dukun bayi,
terutama di daerah pedesaan dan menggunakan obat-obatan tradisional seperti jamu.
Pengguguran yang dilakukan secara medis di rumah sakit, biasanya menggunakan metode
sebagai berikut :

• Curratage and dillage (C&D).

• Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan kemudian janin dikiret dengan alat seperti sendok
kecil.

• Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.

• Hysterotomi (melalui operasi).


3. Macam-Macam Abortus

Secara umum, pengguguran kandungan dapat dibagi kepada dua macam:

a. Abortus Spontan (Spontaneus Abortus), ialah abortus yang tidakdisengaja. Abortus spontan
bisa terjadi karena penyakit syphilis, kecelakaan dan sebagainya

b. Abortus yang disengaja (Abortus Provocatus/ Induced Pro Abortion) dan abortus ini ada 2
macam:

o Abortus Artificialis Therapicus, yakni abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi
medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bias membahayakan jiwa si calon ibu, karena
penyakit yang berat seperti TBC yang berat dan ginjal

o Abortus Provocatus Criminalis, ialah abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi medis. Misalnya
abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar nikah/ untuk mengakhiri
kehamilan yang tidak dikehendaki.

4. Dampak Abortus

a. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di
dekatnya seperti kandung kencing atau usus

b. robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim
sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia
menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut
akan menjadi robek

c. dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim

d. terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/
beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan
belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
5. Aborsi Menurut Norma agama

Menurut agama Kristen bahwa manusia di ciptakan segambar dengan Allah ( kitab
Kejadian ) maka kalau melakukan tindakan aborsi sama dengan menghilangkan rupa Allah,
pengertian rupa Allah tidak sama seperti pengertiaan harafiah wajah, tetapi rupa yang dimaksud
adalah kehidupan yang kudus dan am, pada kitab perjanjian baru juga dinyatakan bahwa hal
kerajaan sorga dapat di terima jika kita mempunyai pikiran sepperti anak-anak, jika dikiatkan ke
dalam kerjaan Allah maka mengakhiri hidup seorang anak sama artinya menolak kerajaan
Allah.

a. Agama Islam Ulama yang membolehkan aborsi sebelum peniupan roh

o Muhammad Ramli (w 1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan karena belum ada
makhluk yang bernyawa

o Ada pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin sedang mengalami
pertumbuhan. Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin
atau pun setelah peniupan ruh kepadanya, jika dokter terpercaya menetapkan bahwa
keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus.
Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan
kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran
islam sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah ayat 32 :

b. Ulama yang mengharamkan abortus dan menstrual regulation

o Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ’Ulumuddin. Dan apabila abortus dilakukan sesudah janin
bernyawa/ berumur 4 bulan maka dikalangan ulama telah ada ijma’ (konsensus) tentang
haramnya abortus.

 Mahmud Syaltut (Mantan Rektor Universitas al-Azhar Mesir) bahwa sejak bertemunya sel
sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita) maka pengguguran adalah suatu
kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah ada
kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi makhluk baru yang bernyawa bernama manusia yang harus dihormati dan dijaga
eksistensinya. Dan makin besar dosanya apabila pengguguran dilakukan setelah janin
bernyawa, apalagi sangat besarnya dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru
lahir dari kandungan.

Agama Kristiani

Dari segi agama Kristen dan Katolik, semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab

Sucinya untuk mengerti dengan jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan

seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.

Pertama : Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.

Kedua : Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.

Ketiga : Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.

Keempat : Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.

Kelima: Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.

Berdasarkan kutipan langsung dari kitab suci agama Kristen dan Katolik yaitu Alkitab ada beberapa

bagian yang menyebutkan bahwa penggugguran suatu kandungan / kehamilan merupakan sesuatu yang

tidak boleh dilakukan karena termasuk dalam tindakan mengambil nyawa / membunuh manusia lain.

Bagian – bagian Alkitab tersebut antara lain adalah :

 Yeremia 1:5 (“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal

engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku

telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa – bangsa.”)  Ayat Alkitab ini

menceritakan bahwa Tuhan telah mengenal manusia sejak sebelum seseorang itu dilahirkan.

 Mazmur 139 : 13 – 16 (“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam,

kandungan ibuku, Aku bersyukur kepada – Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kau buat, dan jiwaku benar – benar menyadarinya. Tulang – tulangku tidak terlindung bagi –

Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian – bagian bumi yang

paling bawah; mata – Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab – Mu semuanya tertulis

hari – hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun daripadanya.”)  Ayat ini berkata tentang

Tuhan yang tahu tentang semua hal dan merencanakan semua hal yang akan terjadi, termasuk proses

terjadinya manusia.

 Keluaran 21 : 22 – 25 (“Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada

seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak

mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh

suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya sesuai putusan hakim. Tetapi, jika

perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa

ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur,

luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.”)  Ayat ini berkata tentang hukuman yang diberikan pada

seseorang yang mencelakai seorang ibu yang tengah mengandung dan menyebabkan si ibu keguguran

kandungannya baik dengan bahaya maut maupun tidak.

 Kejadian 9 : 6 (“Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia,

sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar - Nya sendiri.”)  Ayat ini menuliskan bahwa

Tuhan membuat manusia menurut gambar – Nya, dan oleh karena itu tidak boleh diganggu oleh

manusia.

Dengan demikian, jelas tertulis bahwa menurut agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), aborsi

atau penggugguran kandungan adalah sebuah tindakan dosa, tindakan melanggar kehendak dan hukum

Tuhan, dan tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Tetapi di sisi sebaliknya, umat Kristiani

percaya bahwa dosa – dosa manusia dapat diampuni, dan dosa melakukan aborsi bukanlah sebuah jenis

dosa yang tak terampuni. Manusia yang telah melakukan aborsi tetap dapat mencari pengampunan

dosa.
ABORSI DARI ASPEK HUKUM

A. KUHP BAB XIX[1]


Pasal 346
“Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

Pasal 347
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348
1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 349
“Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan
pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.”

Pasal 299

1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda
paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencarian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

B.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan[2]

Pasal 75
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan
medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (
3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari
aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan
ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta
bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. MENSTRUAL REGULATION

Menstrual regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid,
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang merasa
terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata positif
dan mulai mengandung. Maka ia minta ”dibereskan janinnya” itu. Maka jelaslah, bahwa
menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah abortus provocatus criminalis, sekalipun
dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah
pembunuhan janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana
(KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk menstrual regulation
dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada wanita
yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti
dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/
melakukannya sendiri.

Mengenai menstrual regulation, norma agama juga melarangnya karena pada


hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon manusia yang
dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan hidup sekalipun hasil dari
hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan yang sah) sebab menurut norma agama bahwa
setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak bernoda) sesuai dengan rupa Allah.

C. STERILISASI

Sterilisasi /pemandulan selamanya) adalah salah satu program KB yang dikampanyekan


pemerintah Indonesia saat ini. Dalam istilah medis, sterilisasi dikenal dengan nama Tubektomi
dan Vasektomi.

1. Tubektomi

Tubektomi adalah: Operasi ringan dan cepat yang dilakukan pada perempuan (tubal
ligation) agar steril dan tidak mampu lagi memproduksi anak dengan arti bahwa kemungkinan
kehamilan sudah hampir nol.

Caranya adalah: dibuat dua irisan kecil di bawah bagian perut perempuan
kemudian memotong saluran sel telur (tuba paloppi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel
telur tidak dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur,
sehingga tidak terjadi kehamilan.

Durasi waktu yang dibutuhkan untuk tubektomi adalah: kira-kira 30 menit.

2. Vasektomi

Adalah operasi sederhana pada laki-laki untuk mensterilkan sehinggatidak bisa lagi
membuahi untuk menghasilkan anak.

Caranya: memotong saluran mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya diikat,
sehingga sperma tidak dapat mengalir keluar penis (urethra).
Durasi waktu yang dibutuhkan: Hanya beberapa menit saja. Cendrung lebih cepat dibanding
tubektomi. (situs BKKBN online.com, edisi Selasa, 3 oktober 2006).

Sterilisasi baik vasektomi maupun tubektomi sama dengan abortus, yang mana hal ini
berakibat kemandulan. Karena itu, International Planned Parenthood Federation (IPPF) tidak
menganjurkan kepada negara-negara anggotanya termasuk Indonesia untuk melaksanakan
sterilisasi sebagai alat kontrasepsi.

Gambar 1. Perkembangan zigot

(Sumber : www.lhup.edu/asmith7/Obstetrics/embryology.ppt)

Diunduh tanggal 2 Agustus 2010

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mun’im Idries dan Agung Legowo Tjiptomartono. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik
Dalam Proses Penyidikan. 2008
Al Baghdadi, Abdurrahman, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, Gema Insani Press, Jakarta
Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997
Cunningham, G.F., MacDonald, P.C., Gant, N.F., & Ronardy, D.H.,(eds), 2000, Abortus,
Suyono,J., dan Grimes DA dkk., Aborsi yang tidak aman: pandemik yang dapat dihindari
(Unsafe abortion: the preventable pandemic), Lancet, 2006, 368(9550):1908-1919.
Grimes DA dkk., Aborsi yang tidak aman: pandemik yang dapat dihindari (Unsafe abortion: the
preventable pandemic), Lancet, 2006, 368(9550):1908-1919.
Gunadi, aborsi , FKUI Jakarta
Hartono, A.,(alih bahasa), Obstetri Williams, EGC, Jakarta (edisi 20)
Hakim, Abdul Hamid,1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah,
Sa’adiyah Putera, Jakarta
Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Bina Aksara, Jakarta, 2004
KUH Pidana KUH Perdata
Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, EGC, Jakarta, 2001
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta .
Sofwan Dahlan, Aborsi, FK- UNDIP Semarang
Wibowo, B., & Wiknjosastro, G.H., 1994, kelainan Lamanya Kehamilan, Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka
Wila chandrawila, aborsi. FK maranatha Bandung

Anda mungkin juga menyukai