ABORSI
ABORSI
Abstrak
Pengeluaran janin dari dalam kandungan ibunya sebelum masa kehamilan sempurna
pada trimester pertama disebut abortus. Abortus menurut hukum ialah tindakan
menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat
usia kandungannya. Sedangkan abortus menurut medis adalah gugur kandungan atau
keguguran dan keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan, sebelum fetus dapat
hidup sendiri di luar kandungan. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Di Indonesia, aborsi yang legal diatur di dalam
Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Tindakan aborsi yang dilakukan
biasanya karena alasan medis untuk menyelamatkan jiwa ibu. Dengan berlakunya
undang-undang ini maka batasan aborsi yang legal dan ilegal menjadi lebih jelas.
komplikasi dari aborsi yang tidak aman adalah jauh lebih tinggi dari kemungkinan
terjadinya kematian. Komplikasi aborsi yang paling sering terjadi adalah perdarahan
yang berat, infeksi dan keracunan dari bahan yang digunakan untuk penguguran
rahim, dan perforasi rahim. karena aborsi yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih
cenderung lebih murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya aborsi yang dilakukan
di bawah kondisi yang lebih higenis oleh tenaga kesehatan yang professional,
perempuan yang berasal dari golongan ekonomi rendah. jelas tertulis bahwa menurut
agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), aborsi atau penggugguran kandungan
adalah sebuah tindakan dosa, tindakan melanggar kehendak dan hukum Tuhan, dan
tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. KUHP Pasal 346 dan pasal 347
A. PENGERTIAN ABORSI
Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari bahasa latin yang
berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. abortus adalah pengeluaran hasil
konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa abortus adalah suatu perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu
dapat hidup di luar kandungan.
Untuk melakukan abortus banyak cara yang ditempuh, diantaranya dengan menggunakan
jasa ahli medis di rumah sakit. Cara seperti ini pada umumnya dilakukan oleh para dokter yang
hidup di negara yang mengizinkan pengguguran. Ada juga yang menggunakan jasa dukun bayi,
terutama di daerah pedesaan dan menggunakan obat-obatan tradisional seperti jamu.
Pengguguran yang dilakukan secara medis di rumah sakit, biasanya menggunakan metode
sebagai berikut :
• Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan kemudian janin dikiret dengan alat seperti sendok
kecil.
a. Abortus Spontan (Spontaneus Abortus), ialah abortus yang tidakdisengaja. Abortus spontan
bisa terjadi karena penyakit syphilis, kecelakaan dan sebagainya
b. Abortus yang disengaja (Abortus Provocatus/ Induced Pro Abortion) dan abortus ini ada 2
macam:
o Abortus Artificialis Therapicus, yakni abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi
medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bias membahayakan jiwa si calon ibu, karena
penyakit yang berat seperti TBC yang berat dan ginjal
o Abortus Provocatus Criminalis, ialah abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi medis. Misalnya
abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar nikah/ untuk mengakhiri
kehamilan yang tidak dikehendaki.
4. Dampak Abortus
a. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di
dekatnya seperti kandung kencing atau usus
b. robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim
sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia
menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut
akan menjadi robek
c. dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim
d. terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/
beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan
belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
5. Aborsi Menurut Norma agama
Menurut agama Kristen bahwa manusia di ciptakan segambar dengan Allah ( kitab
Kejadian ) maka kalau melakukan tindakan aborsi sama dengan menghilangkan rupa Allah,
pengertian rupa Allah tidak sama seperti pengertiaan harafiah wajah, tetapi rupa yang dimaksud
adalah kehidupan yang kudus dan am, pada kitab perjanjian baru juga dinyatakan bahwa hal
kerajaan sorga dapat di terima jika kita mempunyai pikiran sepperti anak-anak, jika dikiatkan ke
dalam kerjaan Allah maka mengakhiri hidup seorang anak sama artinya menolak kerajaan
Allah.
o Muhammad Ramli (w 1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan karena belum ada
makhluk yang bernyawa
o Ada pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin sedang mengalami
pertumbuhan. Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin
atau pun setelah peniupan ruh kepadanya, jika dokter terpercaya menetapkan bahwa
keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus.
Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan
kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran
islam sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah ayat 32 :
o Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ’Ulumuddin. Dan apabila abortus dilakukan sesudah janin
bernyawa/ berumur 4 bulan maka dikalangan ulama telah ada ijma’ (konsensus) tentang
haramnya abortus.
Mahmud Syaltut (Mantan Rektor Universitas al-Azhar Mesir) bahwa sejak bertemunya sel
sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita) maka pengguguran adalah suatu
kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah ada
kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi makhluk baru yang bernyawa bernama manusia yang harus dihormati dan dijaga
eksistensinya. Dan makin besar dosanya apabila pengguguran dilakukan setelah janin
bernyawa, apalagi sangat besarnya dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru
lahir dari kandungan.
Agama Kristiani
Dari segi agama Kristen dan Katolik, semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab
Sucinya untuk mengerti dengan jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan
Pertama : Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.
Ketiga : Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Kelima: Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.
Berdasarkan kutipan langsung dari kitab suci agama Kristen dan Katolik yaitu Alkitab ada beberapa
bagian yang menyebutkan bahwa penggugguran suatu kandungan / kehamilan merupakan sesuatu yang
tidak boleh dilakukan karena termasuk dalam tindakan mengambil nyawa / membunuh manusia lain.
Yeremia 1:5 (“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa – bangsa.”) Ayat Alkitab ini
menceritakan bahwa Tuhan telah mengenal manusia sejak sebelum seseorang itu dilahirkan.
Mazmur 139 : 13 – 16 (“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam,
kandungan ibuku, Aku bersyukur kepada – Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kau buat, dan jiwaku benar – benar menyadarinya. Tulang – tulangku tidak terlindung bagi –
Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian – bagian bumi yang
paling bawah; mata – Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab – Mu semuanya tertulis
hari – hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun daripadanya.”) Ayat ini berkata tentang
Tuhan yang tahu tentang semua hal dan merencanakan semua hal yang akan terjadi, termasuk proses
terjadinya manusia.
Keluaran 21 : 22 – 25 (“Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada
seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak
mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh
suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya sesuai putusan hakim. Tetapi, jika
perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa
ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur,
luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.”) Ayat ini berkata tentang hukuman yang diberikan pada
seseorang yang mencelakai seorang ibu yang tengah mengandung dan menyebabkan si ibu keguguran
Kejadian 9 : 6 (“Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia,
sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar - Nya sendiri.”) Ayat ini menuliskan bahwa
Tuhan membuat manusia menurut gambar – Nya, dan oleh karena itu tidak boleh diganggu oleh
manusia.
Dengan demikian, jelas tertulis bahwa menurut agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), aborsi
atau penggugguran kandungan adalah sebuah tindakan dosa, tindakan melanggar kehendak dan hukum
Tuhan, dan tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Tetapi di sisi sebaliknya, umat Kristiani
percaya bahwa dosa – dosa manusia dapat diampuni, dan dosa melakukan aborsi bukanlah sebuah jenis
dosa yang tak terampuni. Manusia yang telah melakukan aborsi tetap dapat mencari pengampunan
dosa.
ABORSI DARI ASPEK HUKUM
Pasal 347
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
“Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan
pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.”
Pasal 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda
paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencarian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 75
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan
medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (
3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari
aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan
ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta
bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. MENSTRUAL REGULATION
Menstrual regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid,
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang merasa
terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata positif
dan mulai mengandung. Maka ia minta ”dibereskan janinnya” itu. Maka jelaslah, bahwa
menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah abortus provocatus criminalis, sekalipun
dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah
pembunuhan janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana
(KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk menstrual regulation
dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada wanita
yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti
dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/
melakukannya sendiri.
C. STERILISASI
1. Tubektomi
Tubektomi adalah: Operasi ringan dan cepat yang dilakukan pada perempuan (tubal
ligation) agar steril dan tidak mampu lagi memproduksi anak dengan arti bahwa kemungkinan
kehamilan sudah hampir nol.
Caranya adalah: dibuat dua irisan kecil di bawah bagian perut perempuan
kemudian memotong saluran sel telur (tuba paloppi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel
telur tidak dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur,
sehingga tidak terjadi kehamilan.
2. Vasektomi
Adalah operasi sederhana pada laki-laki untuk mensterilkan sehinggatidak bisa lagi
membuahi untuk menghasilkan anak.
Caranya: memotong saluran mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya diikat,
sehingga sperma tidak dapat mengalir keluar penis (urethra).
Durasi waktu yang dibutuhkan: Hanya beberapa menit saja. Cendrung lebih cepat dibanding
tubektomi. (situs BKKBN online.com, edisi Selasa, 3 oktober 2006).
Sterilisasi baik vasektomi maupun tubektomi sama dengan abortus, yang mana hal ini
berakibat kemandulan. Karena itu, International Planned Parenthood Federation (IPPF) tidak
menganjurkan kepada negara-negara anggotanya termasuk Indonesia untuk melaksanakan
sterilisasi sebagai alat kontrasepsi.
(Sumber : www.lhup.edu/asmith7/Obstetrics/embryology.ppt)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mun’im Idries dan Agung Legowo Tjiptomartono. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik
Dalam Proses Penyidikan. 2008
Al Baghdadi, Abdurrahman, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, Gema Insani Press, Jakarta
Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997
Cunningham, G.F., MacDonald, P.C., Gant, N.F., & Ronardy, D.H.,(eds), 2000, Abortus,
Suyono,J., dan Grimes DA dkk., Aborsi yang tidak aman: pandemik yang dapat dihindari
(Unsafe abortion: the preventable pandemic), Lancet, 2006, 368(9550):1908-1919.
Grimes DA dkk., Aborsi yang tidak aman: pandemik yang dapat dihindari (Unsafe abortion: the
preventable pandemic), Lancet, 2006, 368(9550):1908-1919.
Gunadi, aborsi , FKUI Jakarta
Hartono, A.,(alih bahasa), Obstetri Williams, EGC, Jakarta (edisi 20)
Hakim, Abdul Hamid,1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah,
Sa’adiyah Putera, Jakarta
Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Bina Aksara, Jakarta, 2004
KUH Pidana KUH Perdata
Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, EGC, Jakarta, 2001
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta .
Sofwan Dahlan, Aborsi, FK- UNDIP Semarang
Wibowo, B., & Wiknjosastro, G.H., 1994, kelainan Lamanya Kehamilan, Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka
Wila chandrawila, aborsi. FK maranatha Bandung