Anda di halaman 1dari 131

Keselamatan Kerja

di Laboratorium
Safety in Laboratory
Referensi

Merck KGaA, Fundamentals of Laboratory Safety, GIT


Verlag GmbH, 2001
Robert J. Alaimo, Handbook of Chemical Health and
Safety, American Chemical Society, New York, 2001
Andre Pecot, Philippe Grenouillet, Safety in the
Chemistry and Biochemistry Laboratory, VCH, 1995
Köttermann: The Steel Laboratory System, The Ideal
Stand Alone Solutions: The Solo range. Quick and
Easy, 2002
OSHA, Good Laboratory Practice, 2006
Daftar Topik

Pendahuluan
Laboratorium yang aman
Kondisi Laboratorium
Peralatan di dalam Laboratorium

Peralatan Keselamatan Kerja dan Penanganan


Kecelakaan Kerja
Peralatan Keselamatan
Penanganan Kecelakaan Kerja
Perencanaan penanganan keadaan darurat

Aturan Dasar di Laboratorium

Sumber-sumber Informasi
Cegah Kecelakaan !!!!

26.6.1997 Aachen (Germany)

Seorang guru sekolah dasar bersama-sama murid-murid


(+/- 13 tahun) membersihkan meja dari coretan-coretan
dengan Ethanol. Mereka tidak membuka jendela sehingga
ruangan kelas dipenuhi uap ethanol. Salah seorang anak
menyalakan korek dan seluruh kelas meledak....

21 anak luka-luka, 4 luka bakar sangat parah


Cegah Kecelakaan !!!

Sumber: Tempo
Cegah Kecelakaan !!!

Kecelakaan dapat
dan harus
dicegah
Cegah Kecelakaan !!!

Apa saja pemicu „kecelakaan kerja“ ?


1. Kesalahan kelengkapan bangunan dan/atau laboratorium?
2. Kesalahan dalam deteksi daerah potensial penyebab
terjadinya kecelakaan oleh team K3 atau Pemadam
Kebakaran ?
3. Kesalahan penanganan bahan kimia berbahaya?
4. Kesalahan penyimpanan?
5. Informasi yang kurang tentang hazards?
6. Dan lain-lain.
Laboratorium yang Aman
Laboratorium yang aman - mengapa?

Mengapa kita harus meningkatkan


keselamatan kerja di laboratorium ?

Apa keuntungan kita ?


Laboratorium yang aman – mengapa ?

Menciptakan lingkungan kerja yang aman.


Mengurangi resiko kehilangan staff.
Mengurangi resiko kehilangan alat dan bahan
kimia.

APAKAH ADA PERATURANNYA !!!


Ruang Laboratorium

Bersih dari sampah dan


tidak licin
Dilengkapi “grounding”
Lampu penerangan
tertutup (dengan penutup
lampu)
Lemari asam, APAR,
Emergency shower, eye
wash, kotak P3K, pintu
darurat, telepon darurat
Pintu Darurat

Tanda harus jelas


Informasi menuju pintu keluar
terdekat
Dilengkapi „emergency
lightning“ atau lampu darurat
Jangan dikunci
Bebas dari barang yang
menghalagi
Langsung berhubungan
dengan tangga darurat
Lemari Asam

Sistem ventilasi
Saluran gas harus “tahan api”
Fungsi pintu tipe “vertikal” tidak
jatuh, pintu tipe “horizontal”
mudah dibuka
Alarm, ada fungsi yang rusak
Jendela lemari asam selalu
kondisi tertutup
Bukan tempat menyimpan bahan
kimia
Lemari Asam – Bukan Tempat
Menyimpan Bahan Kimia !!!
Bagaimana Ventilasi Lemari
Asam Bekerja?
Lakukan pengecekan sistem ventilasi:
• tisu
• dry ice
• pita tipis
Turbulensi sekitar Lemari Asam

Hindari:
• aktifitas terus menerus
melewati lemari asam
(turbulensi)
• Membuka jendela lemari
asam
Tabung Gas dekat Lemari Asam

Jangan
menempatkan
tabung gas untuk
lemari asam di
dalam laboratorium
Meja Kerja laboratorium

tempat menggantung tisu


peralatan eksperimen Katup penutup
untuk gas dan air
tempat cuci
keran gas keran air
Permukaan
meja tahan
asam
dilengkapi
keranjang dengan bibir
sampah meja

min. 1m
Meja Kerja Laboratorium

Dilengkapi dengan bibir meja


Bahan: Melamine laminate atau
keramik komposit
Dilengkapi saluran pembuangan
Instalasi listrik dilengkapi dengan
“ground”
Dilengkapi dengan saklar on-off
Memiliki sumber listrik darurat
“emergency power”
Saluran Pembuangan Air

Tidak membuang zat


kimia ke saluran
pembuangan air !!!

The Korea Times, Sept 10th 2006


An explosion occurred at a college laboratory, injuring nine
students over the weekend. It took place when a researcher,
identified as Cho, conducted a chemical experiment at a
laboratory in Hanyang Univ. It is suspected phosphorus
chloride and water caused explosion…..
Ventilasi

Lengkapi dengan ventilasi (exhaust, blower dan filter)


Uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi
dan dinetralisir sebelum ke lingkungan
Peralatan
Keselamatan dan
Penanganan
Kecelakaan Kerja
Perlengkapan Keselamatan Kerja

„Emergency Shower“

Pembasuh mata - steril

Kotak P3K dan isinya

Alat pemadam kebakaran

Baju tahan api


Emergency Shower

Persyaratan „Emergency Shower“

• Memiliki kualitas air standar air minum


• Debit minimum 30 l/menit
• Aliran air tidak berhenti otomatis
• Harus dilakukan cek rutin (sebulan sekali)
Pembasuh mata

• Berfungsi sebagai pembasuh mata.

• Dapat diset sehingga tepat dengan posisi


mata.

• Jangan menggunakan botol steril yang sudah


dibuka, segera ganti dengan botol baru yang
masih steril.
Eye Splash
Eye Splash
Eye Splash
Eye Splash
Alat pemadam kebakaran
Penggolongan Jenis Kebakaran

Class A: Kebakaran karena bahan solid, material organik


(kayu, kertas dsb)

Class B: Kebakaran karena cairan


(alkohol, minyak, parafin dsb)

Class C: Kebakaran karena gas


(hidrogen, methane, acetylene, dsb)

Class D: Kebakaran karena logam


(aluminium, sodium, potasium, dsb)
Cara menggunakan pemadam kebakaran

• Gunakan dalam bentuk semburan.

• Jangan disemprotkan secara


langsung sumber kebakaran

• Segera isi ulang setelah dipakai


meskipun belum benar-benar
kosong!
Cara Menggunakan Baju Tahan Api

• Letakkan baju tahan api disekitar leher orang yang


terbakar, pertama-tama lindungilah wajahnya.

• Hilangkan oksigen dengan mengurut baju dari atas


hingga bawah (Removing oxygene by moving the hand
over the body from the top down !!)

• Gunakan untuk mematikan api kecil (e.g. Kebakaran


karena minyak, dsb)

• Gunakan untuk melindungi diri anda sendiri !!!


Cara Menggunakan Baju Tahan Api
Pertolongan Pada Korban

Pertolongan pertama pada korban:

» Tenangkan korban.
» Apabila terjadi korban kebakaran, cegahlah korban
untuk tidak panik dan berlari-lari sehingga
menyebabkan api tersebar.
» Rebahkan korban dilantai dan selimuti dengan baju
tahan api atau jas lab.
Telephone Darurat

Memasang sistem telephon


darurat !

Mengetahui letak telephon


darurat !

Informasikan ke petugas
P3K terdekat !
Telephone darurat – informasi yang
harus ditanyakan

1. Dimana kecelakaan terjadi?

2. Siapa nama yang menelepon?

3. Apa kecelakaan yang terjadi ?

4. Berapa jumlah korban ?

Jangan menutup telepon,


sebelum penerima telepon jelas dan meminta anda
menutupnya!
Berbagai Jenis Kecelakaan Kerja

Kecelakaan yang sering


terjadi:

Terluka oleh glassware

Terbakar oleh api

Terbakar karena asam atau


basa
Penanganan Kecelakaan Kerja

Terbakar ringan: Dinginkan dengan air selama 10 menit!


Terbakar (parah): Oleskan antiseptik dan segera
konsultasi ke dokter

Terbakar karena asam: Oleskan polyethylene glycole 400


(artikel no 817003) / calcium guconate!

Luka ringan: Segera tutup luka dengan plaster !


Luka berat: Olesi antiseptik dan segera tutup dengan plaster
untuk menghindari pendarahan yang lebih banyak !
Bentuk-bentuk Penyerapan

Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh


melalui 3 cara:
- Penghirupan

- Tertelan

- Penyerapan lewat
kulit dan mata
Asam Hydrofluoric - Terbakar

sekitar 4 cm

Terbakar
oleh HF

Foto: A+T, comp

Sumber: Sichere Chemiearbeit / June 2000


Calcium Gluconate Sabagai Penanganan
Kecelakaan Kerja Akibat HF

Oleskan Calcium Gluconate ke kulit HO HO O


aman digunakan sekalipun tidak HO
Ca2+
O-
kontak dengan HF OH OH 2

Prinsip: „Lebih baik mencegah daripada mengobati“

Beberapa bentuk kemasan untuk Calcium Gluconate:


1.) Gel: 5% 2.) Larutan: 3 %

3.) Ampul:
10 %
xx/xx/xxxxSafety Page 48
1.) Calcium Gluconate GEL: Untuk Pekerja
(Dirumah, Juga!)

Dimana Dimana: kulit


diaplikasikan dan Modus: pijat kulit yang terkena
modus aplikasi berulang-ulang
J Keuntungan • Daya rekat ke kulit lebih baik daripada larutan
• Mudah digunakan oleh pekerja
L Kerugian • Harus diformulasikan di apotek,
• Mempunyai umur pakai terbatas (6 bulan),
• Harus disimpan di tempat yang dingin
Calcium Gluconate GEL
5 % dari berat:
• Calcium gluconate 1.0
(Kat. No. 102094)
• Glycerol 2.0
(Kat. No. 104093)
• Aqua cons.
Foto: A+T, comp.
16.9
xx/xx/xxxxSafety
• Tylose C 600 1.0 Page 49
Lembar Data Keselamatan dari HF:
Preparasi Calcium Gluconate Gel

4. Pertolongan pertama
Persiapan gel:
– didihkan 5 g of calcium
gluconate di dalam 85 ml air
destilasi panas
– tambahkan 10 g glycerol
– bubuhkan 5 g of Tylose (TM)
C600 untuk mengembangkan
di dalam larutan yang panas
stabil untuk 6 bulan, simpan di
tempat yang dingin!
2.) Calcium Gluconate LARUTAN

Dimana Dimana: di tempat khusus, mata


diaplikasikan dan Modus: diteteskan
modus aplikasi
J Keuntungan Mudah digunakan
L Kerugian • Harus diracik di apotek
• Mempunyai batas umur pakai (1 tahun)
Calcium gluconate SOLUTION
3 % dari berat:
• Calcium gluconate 30.0
• Nipagin 0.7
• Nipasol 0.3
• Ampuwa ad 1000.0
Foto: A+T, comp.

xx/xx/xxxxSafety Page 51
3.) Calcium Gluconate AMPUL

Dimana Modus: Suntikan


diaplikasi dan Dimana: kulit
modus aplikasi • Untuk kebakaran pada kulit
(palm-size atau lebih besar)
• Untuk kebakaran pada kulit lapis kedua
(melepuh)
J Keuntungan Efek therapeutic didukung perlakuan
suntikan untuk mencegah fluorida menyebar ke
seluruh tubuh
• Tidak untuk digunakan kalangan sendiri;
hanya dokter yang dapat memberi
Foto: A+T, comp. suntikan
L Kerugian
xx/xx/xxxxSafety
• Suntikan akan terasa sangat sakit Page 52
Penanganan Kebakaran – prosedur
evakuasi

• Segera keluar ke tempat yang aman !


• Dahulukan dan bantulah orang yang cacat!
• Jangan gunakan elevator - MENGAPA?
• Jangan berlarian atau panik!
• Segera turun menuju tempat yang terbuka!
• Pergilah ke „assembly point“!

JANGAN KEMBALI KE GEDUNG!!!


Sosialisasikan Ke Seluruh Bagian

Lakukan pelatihan penanganan


kondisi darurat secara berkala!
Pemahaman
Karakteristik Bahaya
dan Sumber Bahaya
Label Kemasan

Lot-Number Expired date Quantitas satu kemasan


R/S-Phrases

Order Number

Item Name
Rumus Kimia Data Transport
Karakteristik Bahaya
Simbol Bahaya

Standar Europa
Merck

Standar PBB – United Nation


Simbol Bahaya

E
Explosive - mudah meledak
Bahan yang mudah meledak.

Oxidizing - pengoksidasi
O Bahan tersebut mengakibatkan kebakaran saat bertemu
dengan api atau bahan lain yang mengandung api
(flammable).

Highly Flammable – sangat mudah terbakar


F+ Cairan dengan titik nyala “flash point” dibawah 0 °C dan titik
didih -boiling point maks. 35 °C, dalam bentuk gas yang
jenuh memiliki titik nyala pada tekanan udara normal.
Simbol Bahaya

F Flammable – mudah terbakar


Spontan terbakar; gas, gas jenuh diudara; cairan dengan titik
nyala “flash point” dibawah 21°C.

Toxic - beracun
T / T+ Terhirup, tertelan atau terkontaminasi melalui kulit dapat
mengakibatkan timbulnya sakit dan pada kumulasi waktu
tertentu mengakibatkan kematian.

Harmful - berbahaya
Bahan ini dapat mengakibatkan terjadi kerusakan pada bagian
Xn tubuh.
Simbol Bahaya

C
Corrosive - korosif
Mengakibatkan terjadi kerusakan peralatan laboratorium
apabila terkontaminasi bahan tersebut.

Xi Irritant – mengakibatkan iritasi


Mengakibatkan iritasi pada kulit, mata atau organ lain dalam
tubuh.

N Damaging to Environment – berbahaya bagi


lingkungan
Mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.
Prinsip terjadinya Api

Bagaimana prinsip terjadinya Api?

Oxygen
O2

+ +

Bahan yang Energi


mudah terbakar 
+
HILANGKAN satu – api tidak terjadi!
Sumber Api
Sumber Bahaya

Berbahaya secara fisik


Berbahaya secara biologi
Berbahaya secara kimia

„Orang“ sebagai sumber bahaya


Bahan Mudah Terbakar

 Bahan mudah terbakar secara spontan


Contoh: Aluminium alkyls, Phosphorus
Pencegahan: Hindarkan kontak dengan udara!

 Gas mudah terbakar


Contoh: Butane, Propane
Pencegahan: Hindarkan terbentuknya campuran gas ini
di udara!!! Jauhkan dari sumber api!!!
Bahan Mudah Terbakar

Cairan mudah terbakar


Cairan dengan titik nyala „flash point“ dibawah 21°C
(Contoh: Acetone, Benzene)
Pencegahan: Jauhkan dari sumber api terbuka!

Bahan kimia mudah terbakar saat bereaksi dengan air


(Contoh: Lithium aluminium hydride, Sodium, Calcium
oksida)
Pencegahan: Hindari kontak dengan air dan simpan
ditempat yang kering/tidak lembab!
Titik Nyala / Flash Point

Kemampuan suatu cairan


kimia terbakar tergantung
pada titik nyala / flash point
Bahan Mudah Terbakar
Bahan Beracun

Very toxic / Sangat beracun = LD50 dibawah 25mg/kg

Toxic = LD50 lebih besar dari 25 mg/kg tetapi kurang


dari 200 mg/kg

Harmful = LD50 lebih dari 200 mg/kg tetapi kurang dari


2000 mg/kg
LD50 – batasan nilai

LD50 = letal dosis

Dosis zat tersebut yang dapat membunuh


50 % populasi makhluk hidup!
Bahan Korosif

Asam Kuat (Contoh: H2SO4, HNO3)


 Asam Hydrofluoric (HF) merupakan bahan kimia yang
berbahaya, baik bersifat korosif maupun iritasi. Terbakar
akan bahan ini akan sembuh lama.
Basa Kuat (Contoh: NH4OH, NaOH, KOH)
 Sodium (NaOH) dan Potassium hydroxide (KOH) sangat
berbahaya bagi kulit (akan terbakar) dan mata (buta).
Hydrofluoric Acid – Terbakar
karena Korosif
Lengan tangan
sekitar 4 cm setelah kontak
dengan 25-50%
Hydrofluoric
Acid.

“Tapi hanya
„terbakar
ringan!"
Foto: A+T, comp.

Semakin besar bentuk pohon palm dapat berdampak fatal.


Referensi: Sichere Chemiearbeit / June 2000.
Bahan Menyebabkan Iritasi

Beriritasi pada mata (contoh: Benzyl bromide)


 Bisa memicu kepada kebutaan.
 Asam Osmic (OsO4) menyebabkan mata berair, diikuti
dengan terbakar, dan makin parah pada kebutaan.
Beriritasi pada kulit (contoh: Toluene, Ethanol)
 Memicu kerusakan kulit, seperti terbakar, kulit kering, kulit
kasar.
„Orang“ Yang Berbahaya

Kelelahan Dalam masa pemulihan

Dalam tekanan
Kurang sehat

Kurang supervisi Jenuh

Instruksi yang salah Kurang pelatihan

Salah dalam penempatan kerja


Apakah informasi tersebut sudah cukup
membekali Anda untuk menangani
bahan kimia dengan aman ?
R- dan S-phrase 1

R-phrase memberikan informasi tambahan tentang tingkat


bahaya yang dinyatakan dengan „simbol karakteristik
bahaya“

Contoh: Benzoyl Peroksida


R- dan S-phrase 2

R-phrase-kode:
R 2-7-36-43
R2= Mengakibatkan ledakan hebat apabila segaja
diguncang, bergesekan dengan api atau sumber
nyala lainnya
R7= Mengakibatkan nyala api

R 36 = Iritasi pada mata

R 43 = Sensitif saat bersentuhan dengan kulit


R- dan S-phrase 3

S-phrase memberikan beberapa informasi untuk mencegah


bahaya yang ditimbulkan oleh bahan tersebut.

S 3/7-14-36/37/39
S 3/7 =Jaga kemasan tertutup rapat dan disimpan ditempat yang dingin.
S 14 = Jauhkan dari bahan organik yang mudah terbakar
36/37/39 = Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, kaca mata atau
pelindung muka).
Prosedur Penanganan
Bahan Kimia
Lembar Data Keselamatan Bahan
(MSDS)
 Tinjau dan pelajari Material
Safety Data Sheet (MSDS) /
Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB)
 Berisi 16 poin, diantaranya:
Identifikasi zat kimia
Komposisi
Identifikasi bahaya
Pertolongan pertama
Tindakan pencegahan kebakaran
Tindakan terhadap tumpahan
 dan seterusnya…
Prosedur Penanganan Bahan
Kimia Mudah Terbakar
 Dapat berupa cairan, padatan dan gas
 Bekerja di dalam lemari asam yang
ventilasinya bekerja dengan baik
 Hindari bekerja dekat dengan sumber
api
 Kebocoran gas dapat memicu
kebakaran dan ledakan
 Perhatikan flash point (titik nyala) bahan
kimia
 Jangan buang solvents ke saluran bak
cuci (sink)
Prosedur Penanganan Bahan
Kimia Pengoksidasi

 Hindari campuran dengan bahan


kimia yang mudah terbakar
 Memperbesar intensitas api
 Hindari sumber api
 Tutup botol kimia dengan rapat
Prosedur Penanganan Bahan
Kimia yang Beracun

 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang


sesuai
 Bekerja di dalam lemari asam yang berventilasi
baik
 Pelajari bahaya untuk bahan kimia ini
Karsinogenik (contoh: Benzene, Arsenic)
Mutagenik (contoh: Acetaldehyde)
Teratogenik (contoh: Dimetylmercury)
 Hindari tertelan, terhirup dan kontak dengan
kulit dan mata
Prosedur Penanganan Bahan
Kimia yang Korosif

 Gunakan APD yang sesuai


 Bekerja di lemari asam dengan ventilasi
baik
 Antisipasi tumpahan bahan kimia
 Siapkan peralatan keselamatan
 Lepas semua pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi
 Cuci sarung tangan yang telah dipakai
sebelum bekerja dengan bahan kimia
yang lain atau berikutnya
Aturan Dasar
di Laboratorium
Aturan Dasar di Laboratorium 1

Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya,


Contoh: Merkuri (Hg).

Merkuri merupakan cairan kimia dengan titik didih


rendah dan sangat beracun

Gunakan belerang atau produk MERCK


Chemizorb® Hg untuk menghindari hal-hal
berbahaya
Aturan Dasar di Laboratorium 1

Chemizorb® Hg menyerap merkuri


(Katalog no. 112576)

Chemizorb® serbuk atau butiran menyerap tumpahan


cairan kimia
(Katalog no. 102051, 101568)
Kemasan Chemizorb®
Aturan Dasar di Laboratorium 2
Aturan Dasar di Laboratorium 3
Aturan Dasar di Laboratorium 4
Aturan Dasar di Laboratorium 5

Tidak meletakkan tas dan barang lainnya di lantai


laboratorium dan di tempat berjalan
Aturan Dasar di Laboratorium 6

Peralatan pelindung harus dipakai setiap individu


selama di laboratorium

• Kacamata/goggles keselamatan
• Jas laboratorium
• Celana panjang
• Sepatu tertutup sampai mata kaki
Aturan Dasar di Laboratorium 7
Alat Pelindung Diri
 Kacamata/goggles keselamatan
- estetis dipakai, bertangkai
- optik gelas pada kacamata dalam kondisi baik

 Pelindung muka
Digunakan untuk bahan yang mudah meledak dan sangat
berbahaya
Aturan Dasar di Laboratorium 7
Alat Pelindung Diri
• Masker/Respirators
Digunakan saat bekerja dengan gas yang korosif
dan beracun

• Sarung tangan/Gloves
Sarung tangan 2

• Cek bahan dan ketebalannya!


• Semakin tebal bahan, semakin aman bagi sarung tangan
• Sering mengganti sarung tangan, makin baik!
• Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena dan
telepon saat masih menggunakan sarung tangan!
Sarung tangan 3

08/96 Prof. Dr. K. Wetterhahn terkena tetesan


Dimethyl-mercury di sarung tangannya

01/97 Gejala pertama keracunan terjadi,


cairan menembus/merusak sarung
tangan

06/97 Mrs. Wetterhahn meninggal di New


Hampshire
Aturan Dasar di Laboratorium 7

Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak


langsung dengan kulit
Aturan Dasar di Laboratorium 8

Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan


makanan/minuman untuk menyimpan bahan kimia
Aturan Dasar di Laboratorium 9

Selalu memberi label/keterangan


pada tempat penyimpanan bahan
kimia!!!

Nama Zat Kimia, kuantitas

Keterangan Sifat Bahaya


Aturan Dasar di Laboratorium 10

Jangan bereksperimen sendiri (bagi pemula)!


Aturan Dasar di Laboratorium 11

Selalu menggunakan indikator


aliran ketika menggunakan air
pendingin!
Aturan Dasar di Laboratorium 12

Jika listrik padam, air pendingin dan


aliran listrik cadangan harus dipastikan
tersedia

sistem pendukung !
Aturan Dasar di Laboratorium 13

Selalu isi buret jauh dari mata


Aturan Dasar di Laboratorium 14

Di dalam Lab Di luar Lab

Bawa botol dengan kedua Gunakan carrier atau ember


tangan (pakai sarung tangan) Jangan membawa botol dengan
Jangan memegang leher botol tangan
Aturan Dasar di Laboratorium 15

Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai

MSDS Label botol

Software
ChemDAT, SafeDAT

Poster Intra-/Internet
www.merck.de
Sumber Informasi
Sumber Informasi

Book -
Safety with Merck SafeDAT

Katalog Label
Information
ChemDAT Intra- /
Internet
Poster MSDS -
Material Safety Data Sheet
Katalog

Berisikan
• Keterangan Label
Botol Bahan Kimia
• R dan S phrase
• Penyimpanan Bahan
Kimia
• Penanganan Limbah
Bahan Kimia
ChemDAT

Lihat MSDS di dalam


ChemDAT dalam hal
penanggulangan
keadaan darurat
Poster Data Keamanan
Order No. 4.03089.0001

Berisikan
• Aturan keamanan
• Kelas penyimpanan
• Penjelasan simbol
bahaya
• S- and R- phrases
Poster Safety Labelling
Order No. 4.03087.0001

Berisikan
Keterangan
Keselamatan Kerja
dalam Pendistribusian
Bahan Kimia
Poster Mixed Storage of Chemicals
Order No. 4.03098.0001

Berisikan
Keterangan
Keselamatan Kerja
Penggabungan dalam
Penyimpanan Bahan
Kimia
Poster Periodic Table
Order No. 4.03099.0001
Clear Labelling

Lot-Number Expired date Quantitas satu kemasan


R/S-Phrases

Order Number

Item Name
Rumus Kimia Data Transport
Karakteristik Bahaya
SafeDAT

MERCK´s - Software untuk keselamatan daerah


kerja, disusun terstruktur
1. Daftar bahan-bahan yang berbahaya
2. Quantitas dan peraturan perlindungan pengadaan
bahan
3. Aturan proteksi dan penanganan bahan kimia
4. Keadaan bahaya
5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
6. Manajemen limbah bahan kimia
SafeDAT
Buku “Pedoman Keselamatan
Kerja di Laboratorium Kimia”

Versi Indonesia:
Pedoman Keselamatan
Kerja di Laboratorium
Kimia
Pengumpulan
Limbah Laboratorium
Definisi Limbah Bahan Kimia
Berbahaya

• Limbah yang mempunyai efek toksik dan berbahaya


terhadap manusia.

• Secara umum, semua limbah yang bertanda di bawah ini


adalah berbahaya.
Pembuangan Limbah

Bagaimanapun, limbah harus


dikumpulkan dan dikirim ke
perusahaan pengelola limbah
profesional.

Merck bukan perusahaan


pengelola limbah !
Pelarut Organik Bebas Halogen –
Kelas A

• Aliphatic and alicyclic hydrocarbons


• Aromatic hydrocarbons
• Alcohols
• Ketones
• Esters
• Ethers
• Glycol ethers
Pelarut Organik mengandung
Halogen – Kelas B

• CFC (chlorinated fluorinated hydrocarbons)


• CHC (chlorinated hydrocarbons)
• HHC (halogenated hydrocarbons)

Beracun dan berbahaya bagi waste water


system (WWS), [German Directive on the Disposal of
Halogenated Spent Solvents, 1989]
Pengumpulan Limbah
Laboratorium
 Limbah laboratorium dikumpulkan
Pembuangan Limbah dan dibuang dalam wadah
terpisah menurut tipe bahan kimia
yang berkaitan
 Wadah diberi label (A-J)
 Dengan label A-J dipastikan
bahan kimia yang terkumpul
dalam satu kategori tidak bereaksi
satu sama lain
 Pengecekan untuk kandungan
asam dan basa, pH indikator (No.
Click me !
Kat. 109535)
 Sebelum dikumpulkan, lakukan
penetralan. Sediakan larutan
penetral
Klasifikasi Pengumpulan Limbah
Laboratorium
A Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
B Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
D Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada pH 6 -8
E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan
larutannya
F Senyawa beracun mudah terbakar
G Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara
terpisah
I Padatan anorganik
J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
Wadah untuk Cairan Pelarut
Organik

 Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan


 Tidak mudah pecah/rusak
 Anti-bocor dan rapat gas
 Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah
internasional

 Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasi


baik
 Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk
mencegah penguapan uap berbahaya
 Pilih wadah yang tepat (mengeliminir
kebocoran)
Kemasan untuk Limbah

Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik bebas halogen) :


Kemasan baja nirkarat, 10 l, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09040.0001

Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik berhalogen) :


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09041.0001

Kemasan untuk limbah mengandung air dan limbah air terkontaminasi :


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09041.0001 atau kemasan PE No.
order 9.54528.1010, Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.090391.0001

Kemasan untuk limbah kimia yang padat :


Limbah padat dapat dikumpulkan dalam kemasan yang terbuat dari bahan yang
sama- gelas, logam atau plastik- seperti kemasan produksi asal.
Kemasan untuk Limbah

Kemasan untuk asam dan basa:


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013
Alat bantu pengumpul, corong, No. Order 1.0904 1.0001 atau
kemasan PE, No. order 9.54528. 1010,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.090391.0001

Gambar 37: Corong Gambar 38: Corong Gambar 39: Corong


untuk kemasan baja untuk kemasan untuk kemasan PE
nirkarat Kombinasi
Pesyaratan Wadah

 Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari


korosi dan kebocoran.

 Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai


dengan karakteristik limbah B3 yang hendak
dikemas.

 Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC),


atau bahan logam (teflon, baja, karbon, SS304,
SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi dengan
limbah B3 yang disimpannya.
Prinsip Pengemasan
Limbah B3
 Limbah yang tidak kompatibel, disimpan dalam
kemasan berbeda.
 Jumlah pengisian volume limbah harus
mempertimbangkan terjadinya pengembangan
volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan
selama penyimpanan.
 Ganti kemasan yang mengalami kerusakan
permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan
lain.
 Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan
pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian
pengelolaan limbah.
Kesimpulan

• Training internal:
– Keselamatan kerja di laboratorium
– Penanganan dan penyimpanan bahan kimia secara baik dan benar
– Penanganan tumpahan bahan kimia
– Mengelola limbah bahan kimia

• MSDS setiap bahan kimia harus dimiliki


• Latihan-latihan safety untuk internal keadaan darurat:
– Evakuasi
– APAR
– Tumpahan bahan kimia

• APD harus dipakai


• Buatlah aturan-aturan dasar keselamatan kerja di lab
Terima Kasih

Safety with Merck: Improving


Life and Environment

Anda mungkin juga menyukai