Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN

ORGANIZATIONAL ETHICS

Disusun oleh:

Nida Khusnul Nadiya 041611233085


Sarita Adika Kinasih 041611233115
Elisa Ekaputri 041611233143

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Airlangga
Surabaya
2019
A. DEFINING ORGANIZATIONAL ETHICS
Budaya organisasi merupakan nilai, kepercayaan, dan norma yang dipegang oleh
setiap orang dalam sebuah organisasi. Budaya tersebut merepresentasikan berbagai kebijakan
dan prosedur dari setiap departemen fungsional organisasi. Sebuah organisasi kemudian
dapat dimengerti sebagai area-area fungsional yang berkontribusi pada value chain, input
fungsional yang membantu sebuah organisasi mentransformasi bahan mentah menjadi produk
atau jasa.

B. ETHICAL CHALLENGES BY ORGANIZATIONAL FUNCTIONS


Pegawai dalam setiap area fungsional dalam suatu organisasi mungkin menghadapi
permasalahan dan dilema etika yang unik yang dapat berdampak baik bagi departemen
mereka sendiri maupun bagi organisasi tersebut secara keseluruhan. Berikut ini adalah
beberapa area fungsional yang mungkin menghadapi permasalahan etika, yaitu:

1. Research and Development


Pegawai R&D memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan pertumbuhan
organisasi seperti membuat produk baru untuk mempertahankan pelanggan agar tidak beralih
pada perusahaan lain yang dapat menawarkan produk atau jasa yang lebih baik. Tanggung
jawab ini kemudian memunculkan kebutuhan komitmen yang tinggi kepada konsumen untuk
menawarkan produk dengan kualitas terbaik, teraman, dan paling dapat diandalkan. Produk
cacat tidak hanya dapat membahayakan konsumen, tetapi juga dapat memberikan citra buruk
bagi perusahaan. Dengan demikian, dilema etika terbesar yang dihadapi oleh departemen
R&D muncul dalam pembuatan keputusan tentang kualitas produk.
2. Manufacturing
Hubungan antara departemen R&D dan manufacturing tidak terpisahkan, dengan
tantangan dan dilema etika yang juga serupa. Departemen manufacturing sering dihadapkan
pada pembuatan keputusan terkait kualitas produk. Di satu sisi, departemen manufacturing
harus mampu membuat produk dengan spesifikasi desain terbaik, sementara mereka juga
harus mampu mempertahankan produksi dengan harga yang relatif rendah sambil
memperhatikan ketersediaan supply .

3. Marketing
Ketika departemen manufacturing telah menyelesaikan proses produksi, produk
tersebut harus dijual sehingga peran departemen marketing kemudian muncul, mulai dari
periklanan, public relations, hingga penjualan, untuk memastikan bahwa produk tersebut
sudah sampai di tangan konsumen. Perusahaan memiliki tanggung jawab menghasilkan profit
bagi stakeholder-nya sehingga, untuk melakukan hal ini, perusahaan harus meningkatkan
penjualan produk/jasanya, salah satu caranya adalah melalui departemen pemasaran. Pemasar
harus mampu membujuk konsumen untuk melakukan pembelian karena, seringkali,
konsumen dapat survive tanpa melakukan pembelian produk/jasa yang ditawarkan sehingga
pemasar harus mampu mencari cara yang kreatif untuk melakukan penjualan.
Yang menjadi permasalahan etika dari departemen marketing adalah mereka dianggap
memberikan proses yang manipulatif sehingga konsumen merasa ditipu dengan iklan yang
menarik dan menghibur tetapi tidak puas dengan produk/jasa yang didapatkannya. Hal ini
kecil kemungkinannya terjadi apabila pemasar melakukan risetnya dengan baik dan mampu
menyampaikan data yang didapatkan kepada departemen R&D dengan akurat sehingga
departemen manufacturing mampu membuat spesifikasi desain yang sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen.

4. Human Resources
Fungsi sumber daya manusia dalam suatu organisasi semestinya terlibat secara
langsung dalam hubungan antara perusahaan dan karyawan selama masa kontrak karyawan
dengan perusahaan, seperti yang disebutkan dibawah ini:
• Pembuatan deskripsi pekerjaan untuk posisi yang tersedia
• Perekrutan dan pemilihan kandidat yang tepat untuk posisi yang tersedia
• Orientasi karyawan yang baru direkrut
• Manajemen penggajian dan tunjangan yang efisien untuk kepuasan karyawan dan
produktivitas karyawan
• Dokumentasi ulasan kinerja berkala
• Dokumentasi perilaku disiplin dan pelatihan perbaikan, jika perlu
• Penciptaan program pengembangan karir untuk pekerja
Jika pada akhirnya karyawan resign dari perusahaan, departemen SDM harus
mengkoordinasikan dokumen akhir, termasuk pesangon, dan harus mengadakan wawancara
sebelum keluar hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa apapun yang diterima organisasi
dari pengunduran diri karyawan akan digunakan sebagai rencana strategis perusahaan untuk
pertumbuhan dan perkembangan di masa depan.
Setiap langkah dari siklus kontrak perusahaan-karyawan memiliki potensi terjadinya
pelanggaran etika. Sebagian besar profesional SDM melihat keterlibatan langsung mereka
dalam kontrak ini sebagai tindakan responsibility organisasi dalam banyak hal.
5. Finance
Fungsi keuangan suatu organisasi dapat dibagi menjadi tiga bidang berbeda yaitu,
financial transactions, accounting, and auditing :
1. The financial transactions - proses arus kas suatu organisasi yang berisi penerimaan kas
dari pelanggan dan penggunaan kas untuk membayar karyawan, pemasok, dan semua
kreditur lainnya (pajak dan sejenisnya), dan diharapkan tersisa untuk menghasilkan laba yang
dapat diinvestasikan kembali ke dalam bisnis atau dibayarkan kepada pemilik atau pemegang
saham.
2. The accounting function - fungsi yang melacak semua transaksi keuangan dengan
mendokumentasikan uang yang masuk (kredit), uang keluar (debet), dan menyeimbangkan
akun pada akhir periode (harian, mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan). Fungsi akuntansi
dapat ditangani oleh profesional akuntansi yang disewa oleh perusahaan, perusahaan
akuntansi yang dikontrak oleh perusahaan, atau biasanya kombinasi keduanya.
3. Ketika laporan keuangan telah seimbang, perusahaan harus melaporkan ke berbagai pihak
yang berkepentingan. Bagi usaha kecil, pihak yang paling penting adalah pemerintah atau
agen pajak.

C. ETHICAL CHALLENGES
Setiap bagian internal perusahaan, pada dasarnya memiliki kewajiban etis
yang sama. Dengan demikian, mereka diharapkan untuk mempertahankan reputasi
organisasi dan mematuhi kode etik, termasuk tidak memalsukan dokumen, mencuri
uang organisasi, atau melakukan segala bentuk kegiatan penipuan lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan organisasi. Namun, perusahaan melibatkan
pihak profesional ketiga yang dikontrak untuk bekerja di perusahaan, potensi
tantangan etis dan dilema meningkat secara dramatis.
a. GAAP
Merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum yang
mengatur profesi akuntansi, bukan merupakan seperangkat hukum dan legal
precedents yang ditetapkan tetapi serangkaian prosedur operasi standar dalam
profesi. Prinsip-prinsip ini diterima sebagai prosedur operasi standar dalam
industri, tetapi, seperti standar operasi lainnya, mereka terbuka untuk interpretasi
dan penyalahgunaan.
b. Creative Bookeeping Techniques
Perusahaan mencoba untuk mengelola ekspansi mereka pada tingkat
pertumbuhan yang stabil. Jika mereka tumbuh terlalu lambat atau terlalu tidak
menentu dari tahun ke tahun, investor mungkin melihat mereka tidak stabil atau
tertinggal dibandingkan peaing mereka. Jika mereka tumbuh terlalu cepat,
investor dapat mengembangkan harapan yang tidak realistis dari pertumbuhan
masa depan mereka. Prospek yang meningkat ini dapat memiliki efek yang
menghancurkan harga saham.
Sah untuk menunda penerimaan dari quarter ke yang berikutnya untuk
mengelola kewajiban pajak. Namun, akuntan menghadapi tantangan etika ketika
permintaan dibuat untuk praktik yang jauh lebih ilegal, seperti memalsukan akun,
pendapatan yang tidak dilaporkan, menilai aset terlalu tinggi, dan mengambil
potongan yang dipertanyakan. Tekanan-tekanan ini semakin diperparah oleh
ketegangan persaingan karena perusahaan akuntansi bersaing untuk bisnis klien
di pasar. Tenggat waktu pengiriman yang tidak realistis, pengurangan biaya, dan
biaya yang bergantung pada penyediaan angka yang memuaskan bagi klien
hanyalah beberapa contoh tantangan etis yang dihadapi perusahaan akuntansi
modern.
D. CONFLICTS OF INTEREST
Merupakan suatu situasi di mana satu hubungan atau kewajiban menempatkan
perusahaan dalam konflik langsung dengan hubungan atau kewajiban yang ada.
Contohnya yaitu:
● Cukup memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan organisasi, kita dapat
menghadirkan konflik kepentingan ketika kita mempertimbangkan
kemungkinan bahwa apa yang terbaik untuk pemegang saham (peningkatan
laba) mungkin bukan yang terbaik bagi karyawan kita dan masyarakat jika
cara yang paling efisien untuk mencapai peningkatan laba itu adalah untuk
menutup perusahaan dan memindahkan produksi ke luar negeri.
● Menjual produk yang berpotensi membahayakan pelanggan merupakan
konflik kepentingan yang sama pentingnya.
● Menjual produk yang berpotensi merusak lingkungan juga menimbulkan
konflik kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai