Anda di halaman 1dari 24

PAPARAN

PROYEK
2017-2018

KOMPAK adalah Kemitraan Pemerintah Australia-Indonesia.


Dikelola oleh Abt Associates
PAPARAN PROYEK 2017-2018

KOMPAK
Jln. Diponegoro No. 72, Jakarta 10320 Indonesia
T: +62 21 8067 5000 F: +62 21 3190 3090
E: info@kompak.or.id
www.kompak.or.id
DAFTAR ISI

1. Proyek 1: Penguatan Kebijakan Transfer Fiskal Antar Pemerintah bagi Layanan Dasar............................................................. 2

2. Proyek 2: Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Unit Layanan untuk Layanan Dasar.............................................. 4

3. Proyek 3: Meningkatkan Sistem Pelaksanaan dan Inovasi Layanan Dasar................................................................................. 6

4. Proyek 4: LANDASAN TAHAP 2.................................................................................................................................................... 8

5. Proyek 5: Meningkatkan Sistem Pelaksanaan dan Inovasi Layanan Dasar............................................................................... 10

6. Proyek 6: Penguatan Kapasitas Lembaga Desa dan Pemangku Kepentingan menuju Pembangunan Desa
Pro-Kemiskinan dan Inklusif....................................................................................................................................................... 12

7. Proyek 7: Meningkatkan Representasi Masyarakat pada Lembaga Desa dan Proses Pembangunan...................................... 14

8. Proyek 8: Penguatan Akses Masyarakat serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terhadap Jasa Keuangan dan Pasar....... 16

9. Proyek 9: Inovasi Pusat Pengembangan Keterampilan yang Responsif dan Terpadu ............................................................... 18

10. Proyek 10: Inovasi dalam Layanan dan Pemberdayaan Ekonomi............................................................................................... 20

1
PROYEK 1
PENGUATAN KEBIJAKAN TRANSFER FISKAL ANTAR
PEMERINTAH BAGI LAYANAN DASAR

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperkuat kebijakan transfer fiskal antar pemerintah dengan fokus
kepada alokasi transfer khusus yang berkaitan dengan layanan dasar. Proyek ini memiliki tujuan utama untuk memastikan
unit layanan memiliki kapasitas keuangan yang memadai, pengaturan tata kelola dan sumber daya manusia dalam upaya
memberikan layanan yang berkualitas. Oleh karena itu, proyek ini akan berfokus kepada lingkungan lingkungan yang kondusif
dan mendukung pelaksanaan layanan dasar yang aksesibel dan berkualitas di tingkat kabupaten, kecamatan, layanan garis
depan, serta di tingkat desa.
Untuk melaksanakan tujuan tersebut, proyek ini akan mendukung Pemerintah Indonesia dalam reformasi peraturan dan insentif
(terutama insentif fiskal) untuk menyelaraskan kembali insentif serta untuk membangun sistem dan prosedur yang sesuai
yang dibutuhkan dalam perbaikan pembiayaan dan dan pengelolaan kinerja unit pelaksana layanan bagi peningkatan kualitas,
aksesibilitas, transparansi dan akuntabilitas.

CAPAIAN MENENGAH
Peningkatan pengaturan transfer fiskal pada layanan dasar

2
KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI
• RPJMN 2015-2019; UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan; UU No. 6/2014 tentang Desa; UU No. 23/2014 tentang
Otonomi Daerah;
• Kementerian Keuangan (Kemenkeu): Meningkatkan kualitas perumusan kebijakan yang berkaitan dengan hubungan fiskal
antar pemerintah
• Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) : Rencana Jangka Menengah (Renstra): Persentase APBD yang berorientasi pada
layanan dasar

MITRA
Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian Desa, Kemenko PMK, Kementerian Sektoral
(Kemen LH, Kemenkes, KemenPU), Pemerintah Daerah

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
1. Analisis kebijakan berbasis bukti dan advokasi kepada pemerintah pusat tentang kebijakan transfer fiskal
2. Sosialisasi dan komunikasi kebijakan terkait transfer fiskal dan manajemen keuangan publik (PFM)
3. Diskusi dan dukungan untuk membangun koalisi untuk perubahan terkait kebijakan transfer fiskal
4. Peningkatan sistem informasi data keuangan daerah

HASIL UTAMA
• Tersedianya analisis kebijakan utama sebagai masukan pada catatan akademik dan draf revisi UU33 / 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
• T ersedianya rekomendasi kebijakan mengenai alokasi DID (peringkat dan formula pemerintah daerah)
• D ilaksanakannya sistem aplikasi DAK yang berbasis usulan, dan diuji di 5 provinsi
• T ersedianya Analisis kebijakan dan masukan atas formula DD dan ADD
• A nalisis kebijakan pada kualitas belanja dan dampak transfer fiskal terhadap layanan dasar dan pro kemiskinan
• T ersedianya analisis kebijakan terhadap strategi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan layanan dasar bagi masyarakat
miskin dan termarjinalkan (DAK Penugasan, sistem reward dan punishment dalam pelaksanaan SPM)
• T erbentuknya dan diujinya strategi komunikasi inovatif
• F orum diseminasi kebijakan dilaksanakan pada 1 kabupaten per provinsi (7 provinsi)
• T erbentuknya koalisi untuk perubahan pada kebijakan transfer fiskal
• A dvokasi rekomendasi kebijakan tentang kebijakan transfer fiskal kepada pemangku kepentingan utama Pemerintah
Indonesia
• T ersedianya masukan teknis untuk desain arsitektur perusahaan atas SIKD
• P enyiapan catatan kebijakan mengenai rekomendasi arsitektur perusahaan dalam mendukung operasionalisasi SIKD
• P engembangan dan pengujian model Dashboard Keuangan Daerah pada 1 kabupaten per provinsi (7 provinsi)
• P engembangan sistem dan mekanisme umpan balik data
• P engembangan dan operasionalisasi proses bisnis yang terkait dengan transfer fiskal di Kemenkeu
• P engembangan sistem kerangka monitoring dan evaluasi atas transfer fiskal khusus (berfokus pada DAK, DD)

MENGUKUR, MEMANTAU, DAN MELAPORKAN PERUBAHAN


• Kajian internal KOMPAK atas proses dan perkembangan keterlibatan kebijakan
• Analisa terhadap cerita-cerita perubahan

3
PROYEK 2
MENINGKATKAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DAN
UNIT LAYANAN UNTUK LAYANAN DASAR

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini akan mendukung Pemerintah Indonesia untuk memperkuat struktur, sistem dan proses pemerintahan desentralisasi,
system dan proses untuk memungkinkan peningkatan pelaksanaan layanan melalui dukungan terhadap kebijakan nasional dan
pelaksanaan kebijakan di tingkat pemerintah daerah.
Proyek ini berfokus kepada:
• Peningkatan kerangka peraturan tambahan yang terkait dengan pelaksanaan Pemerintahan Daerah (UU 23/2014) dan UU
Desa (UU 6/2014).
• Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk layanan dasar; hal ini termasuk mendukung agenda nasional untuk menerapkan SPM
pada layanan Pemerintah di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan akan mendukung Forum Koordinasi SPM di
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam memenuhi dua fungsi penting: (1) koordinasi dan operasionalisasi agenda SPM
pada kementerian sectoral (misalnya Kemenkes, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemensos); (2) pusat sumber daya
teknis pemerintah daerah dalam mengembangkan dan memonitor perencanaan pembangunan daerah terhadap SPM
• Memperkuat pemahaman pemerintah daerah dan kesesuaian dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk memastikan
alokasi dana yang cukup untuk melaksanakan layanan dan aktif memonitor layanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
• Meningkatkan kebijakan Manajemen Keuangan Publik di tingkat nasional dan penguatan sistem dan proses Manajemen
Keuangan Publik di tingkat kabupaten, kecamatan serta unit layanan garis depan (di bidang perencanaan, penganggaran dan
monitoring).
• Reformasi Birokrasi (RB) pada unit layanan (reformasi melalui birokrasi), yang berfokus pada kinerja sumber daya manusia.

CAPAIAN MENENGAH
Pemerintah daerah (Pemda) dan unit pelayanan (UP) telah memperkuat sistem, proses dan prosedur

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


Rencana jangka menengah Kemendagri; Undang-Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang
Nomor 5/2014 tentang Kepegawaian; Undang-Undang Nomor 6/2014 tentang Desa; Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)

4
MITRA
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Desa; Pemerintah Daerah

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
1. Penguatan kapasitas dan kelembagaan tentang pengelolaan keuangan publik di tingkat nasional dan subnasional
2. Pemodelan dan dukungan kebijakan atas pengelolaan sumber daya manusia dan isu -isu pemerintahan
3. Memperkuat kerangka dan kapasitas kebijakan di tingkat lokal untuk manajemen sumber daya bagi pelaksanaan layanan
dasar

HASIL UTAMA
• Pengembangan dan peluncuran desain pengembangan kapasitas PFM
• Finalisasi dan pengujian sekurang-kurangnya 3 modul PFM untuk unit layanan dan kecamatan
• Pengembangan dan pengujian kerangka kerja dan strategi rangkaian pelatihan pada 1 kabupaten per provinsi (7 provinsi)
• Pengembangan dan pengujian model proses bisnis atas kebijakan transfer fiskal dan PFM pada 1 kabupaten per provinsi (5
provinsi)
• Pengembangan model sistem manajemen sumber daya manusia dan manajemen berbasis kinerja yang siap untuk diuji di 1
kabupaten per provinsi (5 provinsi)
• Penyediaan dan advokasi analisa kebijakan untuk kebijakan nasional dan daerah mengenai sistem manajemen sumber daya
manusia kepada pemangku kepentingan utama Pemerintah Indonesia
• Pemberian saran untuk kebijakan distribusi sumber daya manusia di bidang kesehatan dan pendidikan pada tingkat lokal.
• Pemberian saran untuk kebijakan peraturan daerah di kecamatan
• Saran kebijakan untuk peraturan daerah mengenai pelimpahan wewenang dari bupati kepada camat terkait koordinasi
pelayanan
• Analisa kebijakan/rekomendasi pada optimalisasi alokasi sumber daya untuk mencapai target MSS yg ada
• Pemberian saran mengenai kebijakan, penyediaan modul, kerangka monitoring dan evaluasi kepada pemerintah daerah atas
pengembangan dan penyelarasan indikator MSS pada rencana dan anggaran daerah (misalnya RPJMD)
• Pembentukan mekanisme koordinasi berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan lokal (Forum Strategis untuk
Layanan Dasar)
• Mekanisme koordinasi para pemangku kebijakan untuk sistem manajemen sumber daya manusia yang telah berjalan pada
kebijakan lokal kepada pada pemangku kepentingan utama yang ada pada pemerintah Indonesia (SOP untuk koordinasi
lintas sektor di kecamatan)
• Analisa kebijakan utama dalam merumuskan strategi yang lebih baik dan komprehensif untuk meningkatkan akses ke
layanan dasar bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan (masukan terhadap penyusunan RPJMN 2020-2024) yang meliputi
berbagai aspek seperti kelembagaan, aparatur, analisa fiskal dan regulasi
• Analisa/rekomendasi kebijakan pada optimalisasi alokasi sumber daya dalam mencapai target SPM
• Pembentukan dan berfungsinya mekanisme koordinasi pemangku kepentingan multi sektor pada tingkat nasional (misalnya
Forum Strategis untuk Layanan Dasar dan SOP untuk koordinasi lintas sektor di kecamatan)
• Penyelesaian desain sistem perencanaan, penganggaran, evaluasi dan analisa yang pro poor di 1 kabupaten per provinsi (7
provinsi)
• Pelatihan mengenai perencanaan, penganggaran dan evaluasi yang pro poor bagi staf Bappeda, TKPKD, BPS setempat yang
relevan pada 1 kabupaten per provinsi

MENGUKUR, MEMONITOR DAN MELAPORKAN PERUBAHAN


• Formulir Penilaian Kinerja
• Analisa hasil yang dikumpulkan melalui kunjungan lapangan

5
PROYEK 3
MENINGKATKAN SISTEM PELAKSANAAN DAN INOVASI
LAYANAN DASAR

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah, sektor publik dan swasta lainnya melaksanakan percontohan
Inisiatif Pemerintah Indonesia terkait dengan Strategi Perluasan dan Peningkatan Layanan Dasar bagi Masyarakat Miskin
dan Rentan, untuk mendukung perbaikan pelaksanaa layanan dasar di tingkat lokal. Strategi ini akan dilaksanakan melalui
pendekatan garis depan, yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas pada titik layanan (atau di garis depan) melalui
peningkatan responsivitas pemerintah dan penyedia layanan, selain partisipasi inklusif masyarakat dan warga negara. Selain
menggunakan pendekatan garis depan, kegiatan percontohan garis depan Pemerintah Indonesia ini akan memberikan ruang
untuk mengidentifikasi dan menguji inovasi lokal melalui penggunaan kemajuan teknologi dalam meningkatkan layanan
dasar. Proyek ini bersifat oportunistik karena akan mengidentifikasi bidang-bidang yang diperhatikan dalam Kerangka Capaian
Strategis KOMPAK dan mengusulkan pendekatan-pendekatan inovatif dalam menguji solusi dan selanjutnya mengidentifikasi
pendekatan yang tepat untuk memastikan Pemerintah Indonesia atau sektor swasta berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
percontohan serta meningkatkan kegiatan percontohan yang dianggap sukses.

6
CAPAIAN MENENGAH
Pemerintah daerah dan unit layanan dalam memanfaatkan bukti dan pemahaman mengenai isu-isu lokal untuk meningkatkan
pelayanan

MITRA
Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Pemerintah Daerah

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• UU No. 23/2014 tentang Otonomi Daerah
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
• Rencana Jangka Menengah Kementerian Kesehatan, Rencana Jangka Menengah Kementerian Pendidikan

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Java Timur, Sulawesi Selatan

KEGIATAN UTAMA
• Penguatan Kapasitas dan Alat Pemerintah Daerah dan Unit Layanan dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya
• Meningkatkan Pengetahuan dan Pertukaran Inovasi
• Memajukan Inovasi Lokal untuk Pelaksanaan Layanan yang Berkualitas

HASIL UTAMA
• Modul peningkatan kapasitas teknis dan manajemen Kecamatan yang telah siap dan diuji pada wilayah kerja KOMPAK
• Pengembangan model mekanisme akuntabilitas pada unit layanan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
dasar
• Tersedianya informasi layanan dasar dan profil desa di tingkat kecamatan (misalnya Dashboard Kecamatan)
• Pengembangan perangkat monitoring dan evaluasi untuk meninjau kualitas jasa di tingkat Kecamatan
• Pengembangan dan sosialisasi saran kebijakan pada kerangka peraturan (RPP pada inovasi lokal)
• Pengembangan sistem manajemen database pada inovasi lokal, termasuk perangkat sistem verifikasi dan monitoring
• Terbentuknya mekanisme nasional-subnasional pada pusat inovasi yang di tingkat provinsi
• identifikasi, dukungan dan pengujian Inovasi lokal untuk pelaksanaan layanan
• Pengembangan dan uji coba model percepatan dan pelembagaan identitas hukum—Catatan Sipil dan Statistik Vital-CRVS
(fokus pada kelahiran dan pendaftaran kematian termasuk sistem rujukan yang terhubung dengan sistem pelaksanaan
layanan pendidikan dan kesehatan yang bekerjasama dengan Dukcapil)
• Pendaftaran BPJS dan layanan identitas hukum yang terpadu dalam pusat layanan satu pintu (Paten/PTSP)
• Peningkatan akses layanan dasar melalui TIK

7
PROYEK 4
LANDASAN TAHAP 2

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini mendukung peningkatan layanan garis depan di Papua dan Papua Barat dengan melakukan intervensi langsung
ke unit lini depan utama, serta memfasilitasi integrasi vertikal dan koordinasi antara pemerintah daerah (kabupaten dan
kecamatan) dengan desa dalam hal perencanaan pembangunan dan penganggaran. Proyek ini berfokus pada bidang kesehatan,
pendidikan, identitas hukum dan pembangunan desa.
Proyek ini akan: melakukan konsultasi secara luas dengan pemerintah provinsi serta kabupaten dalam memastikan desain
Landasan Tahap 2 ini sejalan dengan konteks lokal, program prioritas pemerintah daerah, dan kondisi peraturan, yang
dilaksanakan pada awal tahun 2016. Melanjutkan praktek efektif yang dikembangkan sejak program Landasan tahap pertama,
dengan fokus tambahan pada komponen Identitas Hukum serta Monitoring dan Evaluasi dan jaminan kualitas pelaksanaan
program. Hal ini akan meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi kesenjangan kapasitas pembangunan dan
menargetkan kegiatan pengembangan kapasitas di bidang-bidang yang paling dibutuhkan.

CAPAIAN MENENGAH
1. Peningkatan pengaturan Transfer fiskal dalam layanan dasar
2. Penguatan sistem, proses dan prosedur Pemerintah Daerah (Pemda) dan unit layanan
3. Pemerintah daerah dan unit layanan menggunakan bukti dan memahami isu-isu lokal dalam meningkatkan layanan
4. Pemerintah desa lebih responsif dan akuntabel atas kebutuhan yang teridentifikasi di komunitas mereka, terutama bagi
kelompok miskin dan rentan

8
MITRA
Bappenas, pemerintah daerah, BAKTI

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• UU No. 23/2014 tentang Otonomi Daerah
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
• Rencana Jangka Menengah Kementerian Kesehatan, Rencana Jangka Menengah Kementerian Pendidikan

CAKUPAN GEOGRAFIS
Papua, Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
• M eningkatkan perencanaan dan penganggaran daerah dengan alokasi yang memadai untuk kesehatan, pendidikan, layanan
HIV dan CRVS.
• M emperkuat manajemen dan inovasi pada layanan kesehatan dan pendidikan
• M emperkuat sistem dan peran komunitas dalam pencegahan, perawatan dan dukungan HIV/ AIDS.
• P roses penganggaran dan perencanaan serta unit layanan yang terpadu dan partisipatif.
• M eningkatkan peran kecamatan untuk layanan identitas hukum; pemantauan unit layanan dan desa-desa serta;
mengintegrasikan perencanaan dan penganggaran lintas desa serta unit layanan.

HASIL UTAMA
• Anggaran tahunan kabupaten sejalan dengan alokasi anggaran wajib dalam layanan dasar di bidang kesehatan dan
pendidikan serta dikembangkan sesuai dengan SPM (termasuk program yang terkait dengan HIV)
• U nit layanan (fasilitas kesehatan dan sekolah) mempersiapkan perencanaan dan penganggaran tahunan sesuai dengan SPM
dan standar layanan dasar yang sejalan dengan prioritas masyarakat - termasuk prioritas pada MNCH, HIV, TB, Malaria
• U nit layanan menyampaikan program-program dan layanan sesuai dengan rencana dan anggaran tahunan
• P eningkatan kapasitas teknis staf unit layanan dalam pencegahan HIV, perawatan, dukungan
• M anajemen data, analisis dan sistem pelaporan yang diujicobakan pada unit layanan target termasuk data terkait HIV
• P ercontohan sistem insentif kinerja yang diujicobakan pada unit layanan yang target.
• U ji coba inovasi dengan pertimbangan isu HIV
• P ercontohan layanan identitas hukum kecamatan dan sistem rujukan
• P elatihan dan fungsi pendidikan dan kesehatan
• P elatihan dan berfungsinya kader/komite kesehatan dan pendidikan termasuk pembangunan kapasitas terkait HIV
• P ercontohan sistem manajemen informasi kecamatan
• P ercontohan perencanaan terpadu antara desa dan unit layanan di tingkat kecamatan
• U nit layanan dan desa dipantau oleh kecamatan
• P embuatan dan update sistem informasi di desa-desa sasaran
• A lokasi anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan di tingkat desa mencerminkan prioritas kebutuhan desa
• P engembangan peraturan desa
• K eterlibatan masyarakat dalam pencegahan HIV, perawatan dan dukungan
• P enerapan rencana dan anggaran desa sesuai dengan rencana dan anggaran yang disetujui
• D esa memantau pelaksanaan rencana dan anggaran desa.
• P ercontohan sistem insentif kinerja desa
• P elatihan dan berfungsinya kader desa
• K emitraan antara sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil dalam inisiatif pencegahan HIV

9
PROYEK 5
MENINGKATKAN SISTEM PELAKSANAAN DAN INOVASI
LAYANAN DASAR

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk terus membangun dan memperbaiki kerangka peraturan
dan menjadi dasar bagi pelaksanaan UU Desa. Proyek ini akan mendukung struktur inti dan sistem pemerintahan desa yang
memungkinkan terlaksananya pembangunan desa secara inklusif. Proyek ini menghubungkan kebijakan tingkat nasional dan
dukungan koordinasi kepada pemerintah dengan penguatan kapasitas pemerintahan desa dan kecamatan di tingkat lokal.
Secara lebih khusus, proyek ini mendukung:
• K oordinasi lintas kementerian atas monitoring dan evaluasi pelaksanaan UU Desa;
• P engembangan kualitas peraturan daerah yang mencerminkan prinsip-prinsip inti dari peraturan nasional dan mendorong
penyusunan serta konsultasi yang inklusif dan partisipatif;
• P enguatan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan didorong oleh permintaan pada pemerintah desa dan
kecamatan termasuk melalui pengujianalat yang terukur untuk meningkatkan pengawasan dan dukungan desa; dan
• P eningkatan pengumpulan data desa, pengelolaan dan penggunaan dalam perencanaan pro-kemiskinan dan inklusif,
pelaksanaan dan monitoring penggunaan dana desa

CAPAIAN MENENGAH
Pemerintah desa yang lebih responsif dan akuntabel terhadap kebutuhan yang teridentifikasi di masyarakat, khususnya terhadap
kelompok miskin dan rentan.

10
MITRA
Kementerian Desa, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Kemanusiaan dan
Kebudayaan, pemerintah daerah

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• Prioritas RPJMN 2015-2019: Pengembangan kapasitas dan fasilitasi aparatur pemerintah desa dan lembaga pemerintahan
desa
• UU No 6/2014 tentang Desa
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
• Dukungan teknis untuk pengembangan peraturan (tingkat nasional dan daerah)
• Desain penguatan kapasitas untuk perencanaan dan penganggaran inklusif desa bagi pemerintah dan pejabat desa
• Peningkatan sistem data informasi terhadap perencanaan dan penganggaran inklusif desa

HASIL UTAMA
Dukungan Peraturan
• Analisa kebijakan utama yang tersedia untuk VFM dan pemerintah desa
• Dukungan penasehat teknis di tingkat nasional dalam penerapan Road Map Undang-Undang Desa, grand design Bina
Pemdes untuk penguatan pemerintah desa,
• Dukungan teknis tingkat daerah untuk draf Perbup dan praktek pembelajaran yang baik
Penguatan Kapasitas
• Pengembangan, sosialisasi dan pemanfaatan pedoman dan perangkat untuk perencanaan dan penganggaran inklusif dan
berbasis bukti (VFM dan pemerintah desa)
• Pelatihan manajemen keuangan untuk staf Bappeda, staf akuntansi & pelaporan pada DPKAD, BPMD, Camat, dan para
pemangku kepentingan lainnya
• Mekanisme pertukaran inovasi dan pengetahuan yang makin ditingkatkan (Klinik, UMD, bahan e-learning dan game untuk
aparat pemerintah desa, termasuk melalui media sosial)
• Pengembangan, uji coba dan perbaikan aplikasi ponsel Ruang Desa di 3 provinsi yang mendukung fasilitator dalam
pendampingan dan penguatan pejabat pemerintah desa dalam pembangunan desa
• Pengembangan Buku Teknis Penyerapan Dana Desa (mengadopsi dari PNPM Generasi)
• Pemanfaatan Buku Bantu Infrastruktur Desa
Sistem Informasi Desa
• Pembuatan dan penguatan SID dan sistem keuangan desa pada wilayah kerja KOMPAK

11
PROYEK 6
PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA DESA DAN
PEMANGKU KEPENTINGAN MENUJU PEMBANGUNAN DESA
PRO-KEMISKINAN DAN INKLUSIF

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini mendukung Pemerintah Indonesia yang terus membangun dan memperbaiki kerangka peraturan dan dasar bagi
pelaksanaan UU Desa. Proyek ini berfokus pada penguatan lembaga desa dengan fokus khusus pada dewan desa (Badan
Perwakilan Masyarakat, atau BPD). Fokus ini terkait peran penting dari BPD dalam memfasilitasi proses dewan desa
(Musyawarah Desa) yang menentukan prioritas pembangunan desa, dan peran pengawasan BPD termasuk pada penggunaan
dana. Proyek ini akan dilaksanakan untuk mendukung Direktorat Pembangunan Desa dalam meningkatkan kesadaran anggota
BPD tentang peran mereka dan mempromosikan kesetaraan gender yang lebih besar di forum pengambilan keputusan dan pada
lembaga-lembaga perwakilan. Proyek ini juga berkolaborasi dengan Mitra Strategis KOMPAK dari masyarakat madani untuk
bekerja secara politis dan strategis dalam memperkuat peran BPD pada advokasi dan transparansi anggaran.

12
CAPAIAN MENENGAH
Lembaga desa dan pihak lain (misalnya sektor swasta, organisasi masyarakat madani) secara efektif terlibat dengan pemerintah
desa dan unit layanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan

MITRA
Kementerian Desa, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, pemerintah desa, SEKNAS Fitra

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• RPJMN II Strategi 5: Pengembangan kapasitas and fasilitasi aparatur pemerintah desa dan lembaga pemerintahan desa
• UU No 6/2014 tentang Desa
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan

KEGIATAN UTAMA
• Dukungan kepada Bina Pemdes dalam pengembangan Pedoman Nasional BPD di bawah regulasi nasional untuk Dewan
Desa (Permen BPD)
• Pengembangan dan uji coba modul pelatihan untuk penguatan peran dan fungsi BPD berdasarkan Undang-Undang Desa
• Klinik Anggaran (Sekolah Anggaran) untuk anggota BPD dan pemangku kepentingan utama, yang berpotensi termasuk
kelompok perempuan (PKK) dan Parlemen daerah (DPRD).
• Pelaporan keluhan dan penguatan mekanisme lokal

HASIL UTAMA
• Analisis kebijakan atas dewan desa yang diberikan kepada Bina Pemdes dan Kementerian Desa
• Panduan teknis mengenai BPD dalam pengembangan dan sosialisasi peraturan nasional
• Pengembangan dan uji coba modul pelatihan untuk BPD pada wilayah kerja KOMPAK.
• Perbaikan dan uji coba tools oleh BPD mengenai perencanaan dan implementasi yang transparan dan akuntabel terkait
penggunaan dana desa
• Tinjauan dan penguatan mekanisme penanganan pengaduan selaras dengan strategi Kemendesa pada lokasi sasaran
KOMPAK.
• Pelaksanaan laporan analisa rutin atas isu-isu implementasi kegiatan desa yang dilaporkan oleh perwakilan masyarakat
madani untuk Kementerian Desa (PPMD) di provinsi-provinsi wilayah kerja KOMPAK.

13
PROYEK 7
MENINGKATKAN REPRESENTASI MASYARAKAT PADA
LEMBAGA DESA DAN PROSES PEMBANGUNAN

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini berkolaborasi dengan kader masyarakat, organisasi lokal dan institusi desa untuk mendukung kelompok perempuan
dan kelompok yang paling termarjinalkan untuk dapat terlibat dan mendapatkan manfaat dari pembangunan yang berbasis
masyarakat dan untuk meningkatkan akuntabilitas masyarakat dalam pengambilan keputusan dan penggunaan dana desa.
Proyek ini bertujuan untuk berkontribusi terhadap RPJMN yang menargetkan pengurangan kemiskinan dan inklusi. Proyek ini
bekerja melalui mitra strategis KOMPAK untuk:
• Mendukung pemerintah nasional dalam menginstitusionalisasikan prinsip prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan
kesetaraan gender ke dalam kerangka peraturan UU Desa dengan focus belajar dari lapangan.
• Mendukung struktur masyarakat formal dan informal untuk memperkuat keterlibatan masyarakat–khususnya perempuan dan
kelompok paling marjinal–dengan pemerintah desa untuk meningkatkan perencanaan dan pembangunan yang transparan,
akuntabel dan berbasis masyarakat.

14
CAPAIAN MENENGAH
Masyarakat lebih dapat mengadvokasi prioritas mereka terkait pembangunan desa, termasuk akses ke layanan dasar

MITRA
Kementerian Desa dan Kemendagri, Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat Madani

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• Prioritas RJPMN 2015-2019: Pengembangan sumber daya manusia, peningkatan pemberdayaan, dan pembentukan
modalitas sosial dan budaya masyarakat desa
• UU No 6/2014 tentang Desa
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Aceh, Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
• Mekanisme akuntabilitas sosial untuk pengembangan desa yang inklusif dan layanan dasar
• Penguatan kader perempuan dalam memobilisasi kelompok masyarakat inklusif di tingkat desa
• Kampanye komunitas Jaga Desa untuk transparansi dan akuntabilitas yang menyertakan kelompok perempuan (PKK) dan
kelompok pemuda (Karang Taruna)

HASIL UTAMA
• Pengembangan dan uji coba perangkat dan modul untuk akuntabilitas sosial pada perencanaan dan penganggaran
pembangunan desa dan penganggaran pada lokasi proyek.
• Pelatihan kader perempuan pada lokasi tambahan termasuk juga di kabupaten garis depan percontohan.
• Kader perempuan memfasilitasi peraturan yang sensitif gender pro poor dalam UU Desa.
• Kader perempuan terlibat di tingkat kabupaten untuk peraturan daerah yang sensitif gender guna mendukung keterlibatan
perempuan dan keterwakilannya dalam proses pembangunan desa
• Kampanye tentang Transparansi, Jaga Desa, yang didesain dan diterapkan pada lokasi kerja KOMPAK dengan menggunakan
sebuah permainan masyarakat yang bersifat interaktif untuk pemuda dan perwakilan perempuan (PKK) dalam mempelopori
suatu dialog yang terbuka tentang transparansi penyerapan anggaran desa

15
PROYEK 8
PENGUATAN AKSES MASYARAKAT SERTA USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH TERHADAP JASA KEUANGAN DAN
PASAR

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini memaksimalkan program-program Pemerintah Indonesia yang telah ada di bidang pembukaan lapangan pekerjaan
dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui penguatan akses pasar dan keuangan. Proyek ini juga meningkatkan
inklusi keuangan masyarakat miskin, perempuan dan kelompok dengan disabilitas, termasuk melalui pendidikan finansial dan
penguatan aksesibilitas.

CAPAIAN MENENGAH
Lingkungan yang kondusif dan semakin mendukung terciptanya peluang kerja di luar sektor pertanian

16
MITRA
Bappenas, Kementerian Desa, Kementerian Kooperasi dan UKM, Kementerian Sosial, Pemerintah Daerah, OJK, Organisasi
Masyarakat Madani

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• R PJMN 2015-2019
• P eraturan Presiden No. 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI)
• P eraturan Menteri Kooperasi dan UKM No.7/2015 tentang Rencana Strategis Pembangunan Kooperasi dan UMKM

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, Jawa Timur, NTB, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan (desa dan kabupaten terpilih akan
dikonfirmasi lebih lanjut)

KEGIATAN UTAMA
• K euangan inklusif untuk masyarakat miskin dan kelompok rentan
• P enguatan kapasitas UMKM dan kelompok penghidupan

HASIL UTAMA
• M
asukan terhadap kebijakan untuk memperkuat impementasi SNKI utamanya di bidang pendidikan keuangan dan akses
terhadap layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan, perempuan dan kelompok dengan disabilitas.
• M
odul pendidikan keuangan yang tersedia untuk umum bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan
• D
esain dan kegiatan percontohan yang meningkatkan akses terhadap layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan dan
kelompok dengan disabilitas.
• M
unculnya faktor-faktor utama yang mendorong penguatan mata pencaharian masyarakat dan UMKM
• D
esain dan percontohan kegiatan yang memperkuat akses pasar bagi mata pencaharian masyarakat dan UMKM
• M
ekanisme pembelajaran peer-to-peer bagi pengembangan usaha desa

17
PROYEK 9
INOVASI PUSAT PENGEMBANGAN KETERAMPILAN YANG
RESPONSIF DAN TERPADU

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini akan memecahkan masalah mengenai minimnya akses masyarakat miskin dan kelompok rentan terhadap pelatihan
yang berkualitas dan bagaimana meningkatkan kemampuan mereka mendapatkan pekerjaan. Proyek ini akan bekerja sama
dengan Pemerintah Indonesia, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengkaji keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan
pendidikan dan pelatihan keterampilan guna meningkatkan informasi mengenai peluang ekonomi dan akses masyarakat miskin
terhadap peluang tersebut.

18
CAPAIAN MENENGAH
Lingkungan yang kondusif dan semakin mendukung terciptanya peluang kerja di bidang non-pertanian

MITRA
Bappenas, Kementerian Tenaga Kerja, KADIN dan Asosiasi Industri, Pemerintah Daerah

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• R JPMN 2015-2019
• P eraturan Menteri Tenaga Kerja No. 11/2013 tentang Sistem Pelatihan Tenaga Kerja Nasional (Sislatkernas)
• I nstruksi Presiden No. 9/2016 tentang Revitalisasi Pendidikan Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber
Daya Manusia Indonesia

CAKUPAN GEOGRAFIS
Nasional, 5 lokasi percontohan - KOMPAK (Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesii Selatan), dan daerah non-KOMPAK (2 TBC:
Sumatera Utara dan Jawa Barat)

KEGIATAN UTAMA
Memperkuat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk masyarakat miskin dan kelompok rentan

HASIL UTAMA
• P engembangan dan penggunaan standar kompetensi kerja dan skema sertifikasi.
• R ancangan dan kegiatan percontohan yang memperkuat hubungan antara pelatihan kejuruan dan industri pada setidaknya 5
kabupaten.
• M asukan terhadap kebijakan pendidikan dan pelatihan kejuruan nasional
• M asukan terhadap kebijakan dan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dan kelompok rentan dalam
program pendidikan dan pelatihan kejuruan.

19
PROYEK 10
INOVASI DALAM LAYANAN DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan dengan para mitra lainnya, termasuk sektor publik dan swasta, dalam
mengidentifikasi, membuat percontohan dan membantu dalam peningkatan dan replikasi penggunaan TIK serta inovasi lainnya
melalui Pemerintah Indonesia atau pihak lain yang berkepentingan. Proyek ini bersifat oportunistik dimana proyek ini akan
mengidentifikasi hal-hal yang menjadi perhatian dalam kerangka strategis KOMPAK dan mengusulkan pendekatan inovatif
dalam menguji solusi dan selanjutnya mencari pendekatan mana yang cocok untuk memastikan Pemerintah Indonesia atau
sektor swasta dapat menerima implementasi dan peningkatan kegiatan percontohan yang sukses. KOMPAK telah sebelumnya
bekerja di provinsi NTB dan Jawa Timur. KOMPAK akan melaksanakan kerja sama yang erat dengan pemerintahan di tiap
provinsi untuk mendukung inovasi dan koordinasi pelaksanaan layanan garis depan dan agenda peluang ekonomi mereka.
Tujuan dari proyek ini ada adalah sebagai berikut:
• Untuk mendukung inisiatif yang dijalankan secara lokal, termasuk dukungan promosi dan replikasi inovasi dalam pemberian
layanan.
• S elain mendukung pemerintah daerah dalam memenuhi prioritas pembangunan yang relevan dalam pelaksanaan layanan
garis depan dan kesempatan ekonomi, pekerjaan di tingkat lokal juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai pekerjaan yang terkait dengan fasilitasi masukan terhadap kebijakan dan dialog kebijakan di tingkat nasional–
termasuk di dalamya kerja sama dengan individu dan atau antar kementerian.

20
CAPAIAN MENENGAH
• L embaga desa dan pihak lain (misalnya sektor swasta, organisasi masyarakat sipil) yang secara efektif terlibat dengan
pemerintah desa dan unit layanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan termarjinalkan
• L ingkungan yang mendukung dalam meningkatkan peluang bekerja di luar bidang pertanian

MITRA
Sektor swasta, BUMN, angel investor, pemerintah daerah, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Universitas

KONTRIBUSI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI


RJPMN 2015-2019; Inovasi RPP

CAKUPAN GEOGRAFIS
Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat

KEGIATAN UTAMA
• Mendukung pengembangan lingkungan yang kondusif untuk inovasi pelayanan dan menciptakan kesempatan kerja
• Inovasi Challenge Fund (ICF) untuk meningkatkan pelayanan publik dan menciptakan peluang ekonomi

HASIL UTAMA
• P elaksanaan forum berbagi pengetahuan inovasi, contohnya pelaksanaan Jambore Inovasi
• D imulainya jejaring Creating Share Value (CSV) untuk sektor swasta dan penyedia layanan publik
• P engembangan dan pengujian ide-ide inovatif yang dapat diukur
• P elaksanaan sejumlah workshop atau kegiatan
• P elaksanaan Inovasi Challenge Fund (ICF)
• P engusaha sosial dan investor telah menguji berbagai intervensi dalam pemberian layanan publik dan peluang ekonomi bagi
masyarakat miskin
• P latform pusat inovasi didirikan di tingkat pemerintah daerah

21
KOMPAK
Jln. Diponegoro No. 72, Jakarta 10320 Indonesia
T: +62 21 8067 5000 F: +62 21 3190 3090
E: info@kompak.or.id
www.kompak.or.id

Anda mungkin juga menyukai