Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Amelia Dwi Fitri


Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id

Abstrak
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah
Problem Based Learning. Donald Woods McMaster merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan
istilah PBL, dan Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Ontario Kanada merupakan institusi
kedokteran yang memperkenalkan PBL dalam dunia pendidikan.
Ada empat prinsip penting dalam pembelajaran PBL, yaitu : pembelajaran merupakan suatu proses
konstruktif. (Learning should be a constructive process), pembelajaran merupakan suatu proses yang
dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed process), pembelajaran
merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri (Learning should be a self
directed process) dan pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should be a
contextual process).
Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven jumps tutorial. Metode ini
terdiri dari tujuh langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi mahasiswa tentang suatu masalah
dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik sesuai karakteristik PBL

Keywords : KBK, PBL, seven jumps

PENDAHULUAN SEJARAH PROBLEM BASED LEARNING


Standar Kompetensi Dokter Pada tahun 1966, Fakultas
Indonesi (SKDI) merupakan bagian dari Kedokteran Universitas McMaster, Ontario,
standar pendidikan profesi dokter Indonesia Kanada berencana untuk membuat suatu
yang disahkan oleh Konsul Kedokteran perubahan, suatu metode pendekatan baru
Indonesia. Setiap perguruan tinggi yang dalam hal penyelanggaraan pendidikan
2
menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran. Kesiapan untuk melakukan
dokter, dalam mengembangkan kurikulum perubahan ini juga didorong oleh
harus menerapkan standar kompeteni kesadaran akan perlunya suatu kurikulum
tersebut. Salah satu metode pembelajaran baru bagi mahasiswa preklinik di
yang dapat diterapkan dalam Kurikulum pendidikan kedokteran. Donald Woods
Berbasis Kompetensi (KBK) adalah McMaster merupakan orang yang pertama
1
Problem Based Learning (PBL). kali memperkenalkan istilah PBL, dan
universitas McMaster merupakan institusi
JMJ, Volume 4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 95 –100 Amelia Dwi Fitri. Penerapan Problem...

kedokteran yang memperkenalkan PBL Limburg (sekarang dikenal dengan


.2
dalam dunia pendidikan Maastricht) pada tahun 1975 mulai
Setelah melalui beberapa tahun menerapkan PBL sebagai strategi
perjuangan melawan keraguan dan kritik pembelajaran utama untuk fase preklinik
dari berbagai pihak, akhirnya pada tahun tahun pertama sampai dengan tahun
1969 pertama kali dibuka angkatan keempat. Institusi ini kemudian juga
pertama yang menggunakan PBL di membangun perpustakaan baru yang
Universitas McMaster yang terdiri dari 19 sesuai untuk keperluan sistem PBL ini pada
2,3
orang mahasiswa. Barrows & Tamblyn, dua tahun 1992.
staf pengajar di sana mulai mengenalkan Metode PBL ini kemudian juga
metode pembelajaran dengan mulai diterapkan di Universitas Newcastle
menggunakan pasien simulasi yang dibuat pada tahun 1978, yang merupakan salah
mirip dengan kondisi pasien dalam praktik satu solusi untuk memperbaiki citra institusi
dokter sehari- sehari. Mereka juga mulai pendidikan kedokteran di Australia yang
mengarahkan mahasiswa untuk berdiskusi terkesan terlalu berorientasi pada ilmu
dalam kelompok kecil yang didampingi oleh pengetahuan dan menelantarkan
2
seorang tutor. kemampuan praktis dan juga perawatan
2,3
Ketika kelompok diskusi yang primer.
mengikuti format PBL ketika dibandingkan Fakultas kedokteran Universitas
dengan kelompok mahasiswa lain yang New Mexico juga mulai menerapkan
menjalani metode pembelajaran dengan kurikulum dengan pendekatan PBL pada
metode kuliah tradisional, ternyata memiliki tahun 1979, namun tidak mengadopsi
motivasi yang lebih tinggi, peningkatan secara penuh model McMaster, mereka
kemampuan menyelesaikan masalah menerapkan kurikulum yang mirip dengan
(problem solving) dan keterampilan belajar PBL namun tetap berjalan paralel dengan
2,3
mandiri. Selanjutnya Universitas McMaster kurikulum tradisional.
mulai menerapkan kurikulum PBL yang Howard Barrow mulai menerapkan
antara lain bertujuan membangun PBL di Fakultas kedokteran Universitas
kemampuan mahasiswa kedokteran untuk Southern Illinois pada tahun 1981. PBL
memanfaatkan dan menerapkan ilmu diterapkan pada mahasiswa selama dua
pengetahuan yang mereka miliki dalam tahun pertama, di mana mereka sama
berbagai permasalahan pasien sejak sekali tidak menerima perkuliahan, mereka
2,3
mereka dalam masa praklinik. menjalani diskusi tutorial yang
Setelah Universitas McMaster beranggotakan 5-7 mahasiswa dengan
menerapkan kurikulum PBL, dua fakultas didampingi satu orang tutor untuk
kedokteran lainnya di Universitas Limburg, membahas masalah atau skenario yang
Maastrict, Belanda dan Universitas diberikan kepada mereka secara tertulis
2,3
Newcastle, Australia juga mulai atau dalam bentuk pasien simulasi.
mengadaptasi metode PBL ini. Universitas
96
JMJ, Volume 4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 95 –100 Amelia Dwi Fitri. Penerapan Problem...

Sejak awal terbentuknya, saat ini penanganan pasien termasuk kemampuan


kurikulum PBL telah digunakan secara luas interpersonal dan profesionalisme sebagai
4,5
di berbagai Fakultas kedokteran di negara- seorang dokter.
negara Eropa, Amerika Utara, Amerika Ada empat prinsip penting dalam
Selatan, Afrika, Asia mulai dari Inggris, pembelajaran PBL, yaitu :
swedia, Brazili, Chili, Afrika Selatan dan 1. Pembelajaran merupakan suatu
2,3
Hongkong. proses konstruktif. (Learning should be
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK a constructive process)
PROBLEM BASED LEARNING Pembelajaran merupakan suatu
Problem Based Learning proses di mana mahasiswa secara aktif
merupakan suatu metode pembelajaran membangun pengetahuan mereka sendiri.
dengan penggunaan skenario yang disusun Mahasiswa tidak lagi secara pasif
secara seksama dengan mengintegrasikan mendapatkan pengetahuan tentang fakta-
berbagai disiplin ilmu berdasarkan suatu fakta melalui perkuliahan satu arah oleh
tema pembelajaran tertentu untuk dosen (one-way lecture), mereka
menginisiasi dan menstimulasi diharapkan dapat memahami tentang suat
pembelajaran mahasiswa melalui diskusi teori berdasarkan pengalaman mereka
dalam suatu kelompok kecil yang difasilitasi sendiri dan juga interaksi dengan
6
oleh seorang tutor. Metode ini kemudian lingkungan sekitar.
4,5
dikenal dengan diskusi tutorial. Pada pertemuan pertama diskusi
Pada diskusi tutorial, mahasiswa tutorial mahasiswa berusaha untuk
diberi skenario tentang berbagai menjawab berbagai pertanyaan yang timbul
permasalahan klinis yang sering dijumpai dalam diskusi dengan menggunakan prior
dalam masyarakat. Mahasiswa diharapkan knowledge. Selanjutnya dalam proses
dapat mengeksplorasi skenario tersebut diskusi dengan sesama anggota kelompok
dan membahas berbagai aspek yang terkait dan juga belajar mandiri, mereka akan
6
dengan skenario tersebut, mulai dari aspek mendapatkan pengetahuan baru.
pengetahuan dasar (basic science) seperti
anatomi, fisiologi, histologi dan ilmu 2. Pembelajaran merupakan suatu
biomolekular, aspek klinis seperti gejala proses yang dimotori oleh keinginan
dan tanda dari suatu penyakit, patogenesis dari dalam diri sendiri (Learning should
dan patofisiologi dari berbagai gejala yang be a self directed process)
timbul serta pemeriksaan penunjang dan Dalam proses pembelajaran,
juga aspek sosial seperti epidemiologi dari mahasiswa memiliki tanggung jawab mulai
suatu penyakit. Dengan metode belajar dari perencanaan, monitoring, dan evaluasi
seperti ini diharapkan nantinya pada saat proses belajar mereka sendiri. Mahasiswa
berhadapan dengan pasien yang harus dapat menentukan tujuan belajar
sesungguhnya, mereka telah memiliki mereka, kemudian mencari cara yang
keterampilan yang cukup dalam dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
97
JMJ, Volume 4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 95 –100 Amelia Dwi Fitri. Penerapan Problem...

belajar tersebut termasuk didalamnya membentuk suatu pemahaman baru


strategi belajar yang harus diterapkan, tentang suatu permasalahan
sumber pembelajaran yang bisa digunakan,
apa saja kemungkinan kelemahan yang 4. Pembelajaran merupakan sesuatu
dapat menghambat keberhasilannya dalam yang diberikan kontekstual (Learning
6
mencapai tujuan belajar. should be a contextual process)
Dalam hal monitoring, mahasiswa Proses pembelajaran dengan
harus mampu mengevaluasi pencapaian sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa
apa saja yang sudah ia dapatkan, tindakan untuk dapat belajar dengan permasalahan
apa saja yang dapat dilakukan untuk yang bersifat nyata, masalah yang nantinya
mengatasi berbagai kekurangannya. Hal ini akan sering mereka jumpai pada saat
antara lain dapat dilakukan mahasiswa pendidikan klinik dan pada saat mereka
dengan melatih diri melakukan proses menjadi dokter.
refleksi terhadap proses belajar dan
5,6
pencapaian yang sudah didapat. TUJUH LANGKAH DALAM TUTORIAL
Prinsip kedua ini diharapkan dapat (SEVEN JUMPS TUTORIAL)
diterapkan mahasiswa pada langkah kelima Salah satu metode yang digunakan
dan keenam dalam diskusi tutorial. Pada dalam melaksanakan PBL adalah seven
langkah kelima, mahasiswa berusaha jumps tutorial. Metode ini terdiri dari tujuh
mengidentifikasi permasalahan apa saja langkah yang disusun sistematis sehingga
yang belum mereka pahami dan masih diskusi mahasiswa tentang suatu masalah
perlu dipelajari selama proses belajar dapat berjalan dengan optimal dan
mandiri, dan dalam langkah keenam, yaitu mencapai tujuan baik sesuai karakteristik
belajar mandiri mahasiswa diharapkan PBL. Tujuh langkah tersebut adalah :
mampu mengatur dirinya untuk mencari
sumber-sumber pembelajaran yang dapat 1. Klarifikasi istilah (Clarifyng unfamiliar
membantu mereka memahami berbagai terms)
permasalahan yang telah disepakati Mahasiswa bekerja dalam
sebagai learning objective pada diskusi kelompok, mengidentifikasi dan
5,6
pertama. mengklarifikasi istilah- istilah asing/ belum
dikenal (unfamiliar terms) yang terdapat di
3. Pembelajaran merupakan suatu dalam skenario; sekretaris kelompok
proses kolaborasi (learning should be a membuat daftar istilah yang oleh kelompok
collaborative process) dinggap masih belum jelas maknanya
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa Pada langkah ini mahasiswa menggunakan
didorong untuk berinteraksi satu sama lain, pengetahuan awal (prior knowledge) yang
melalui interaksi dengan sesama anggota dimiliki atau dengan menggunakan kamus
kelompok, mahasiswa akan mampu bahasa atau kamus kedokteran.
Mahasiswa perlu meyakinkan bahwa
98
JMJ, Volume 4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 95 –100 Amelia Dwi Fitri. Penerapan Problem...

seluruh anggota dalam diskusi memiliki pertanyaan yang sedang dibahas. Pada
pemahaman yang sama terhadap istilah- tahap ketiga ini, mahasiswa diharapkan
7,8,9
istilah yang dimaksud dalam skenario. mampu menjadi menerapkan prinsip belajar
2. Mendefinisikan masalah (define the secara aktif, mahasiswa harus mampu
problem) mendengarkan, menulis dan berdiskusi
Di antara mahasiswa mungkin ada dengan mahasiswa lain untuk
berbagai macam perbedaan pendapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
7,8,9
tentang pokok bahasan yang didiskusikan, dalam skenario.
tapi semuanya harus dipertimbangkan oleh
kelompok; sekretaris kelompok membuat 4. Mahasiswa membuat kesimpulan
daftar masalah yang telah disetujui secara terstruktur (review step 2 and 3)
kelompok. Pada langkah kedua ini, setiap Mahasiswa membuat tinjauan
mahasiswa memperoleh kesempatan untuk terhadap hasil pada langkah kedua dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ketiga, kemudian membuat penjelasan
berkaitan dengan permasalahan di dalam sementara; sekretaris kelompok
skenario yang perlu dibahas secara lebih mengorganisasikan penjelasan tadi, bila
7,8,9
mendalam. Dalam tahapan ini, masing- perlu membuat restrukturisasi.
masing mahasiswa berhak mengajukan
pertanyaan tanpa interupsi dari anggota 5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan
7,8,9
kelompok lain atau tutor. belajar (formulating learning objectives)
Kelompok mencapai konsensus
3. Curah pendapat (brainstorming) tentang tujuan belajar mereka; tutor
Mahasiswa berdiskusi dengan memastikan bahwa tujuan belajar telah
menggunakan prior knowledge, setiap terfokus, tercapai, bersifat komprehensif
7,8,9
mahasiswa menyumbangkan pendapat dan tepat.
mereka dan kemudian mengidentifikasi
area yang masih belum jelas atau belum 6. Mahasiswa bekerja secara mandiri
lengkap; sekretaris kelompok mencatat untuk mencapai tujuan pembelajaran
hasil diskusi mereka. Pada langkah ini (private study)
mahasiswa memberikan jawaban Setiap mahasiswa belajar secara
sementara (hipotesis) terhadap pertanyaan- mandiri untuk mengumpulkan informasi
pertanyaan yang telah disepakati dalam yang berkaitan dengan masing- masing
langkah kedua. Setiap mahasiswa dapat tujuan belajar, mereka dapat menggunakan
mengemukakan pendapat dan berbagai sumber pembelajaran yang
pengetahuannya mengenai topik yang
tersedia, baik berupa textbook, artikel dan
sedang dibahas (brainstorming).
jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi
Selanjutnya jawaban-jawaban tersebut
dengan pakar terkait topik yang sedang
didiskusikan bersama untuk dicari 7,8,9
dibahas.
kesepakatan kelompok atas hipotesis dari
99
JMJ, Volume 4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 95 –100 Amelia Dwi Fitri. Penerapan Problem...

7. Pelaporan (reporting) Mahasiswa kemudian dapat membuat


Pada langkah ini, Mahasiswa suatu kesimpulan atau sintesis berdasarkan
kembali bertemu untuk mendiskusikan kesepakatan bersama. Pada langkah ini
informasi yang telah didapat, masing- tutor memperhatikan diskusi dan hasil
masing mahasiswa menyampaikan hasil temuan mahasiswa dan dapat membuat
7,8,9
belajar mandirinya dan mendiskusikan penilaian terhadap kinerja kelompok.
dengan mahasiswa lain dalam kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
1. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Cetakan Pertama, edisi
kedua, penerbit Konsil Kedokteran Indonesi, Jakarta, 2012
2. Baden, M.S., & Major, C.H. Foundations of Problem-based Learning. London: Open University
Press.2004
3. Savin-Baden, M., & Major, C.H. A brief history of problem-based learning. In: Savin-Baden, M.,
Major, C.H. Foundations of problem-based learning, London: Open University Press, pp. 10-22.2004
4. De Grave,W.S., Moust J., & Hommes J. The role of the tutor in a problem-based learning curriculum,
Maastricht: Universitaire Pers Maastricht.2003
5. Taylor, D., & Miflin, B.,Problem-based learning: where are we now?. Medical teacher, 30, pp. 742-
763.2008
6. Dolmans,D.H.J.M., & Wolfhagen, H.A.P.Complex interaction between tutor performance, tutorial
group productivity and the effectiveness of PBL units as perceived by students, Advance in health
Sciences Education, 10, pp. 253-261.2005
7. Davis, M. H., & Harden, R.M. AMEE Medical education Guide No. 15: problem-based learning: a
practical guide, Medical Teacher; 21, pp. 130-140.1999
8. Harsono. Pengantar problem-based learning. Yogyakarta: Penerbit MEDIKA FK UGM. 2008
9. Wood, Diana F. ABC of Learning and Teaching in Medicine, problem Based learning, Clinical
Review. British Medical Journal, Vol 326. 2003

100

Anda mungkin juga menyukai