Masa Pubertas
Masa Pubertas
Masa pubertas laki-laki dan perempuan terjadi di waktu yang berbeda. Maka dari
itu sering kita jumpai kebanyakan anak-anak SD perempuan memiliki tubuh yang
relative lebih besar & tinggi dari pada anak-anak SD laki-laki seusianya. Hal
tersebut diakibatkan oleh :
Namun, berkebalikan saat memasuki usia SMP, anak laki-laki mulai memasuki masa
pubernya sehingga sering kita jumpai perubahan yang signifikan pada tubuh adik,
abang kita, atau teman cowok kita di usia SMP dimana tinggi badannya melonjak
drastis bahkan jika dibandingkan dengan anak perempuan seusianya.
Hal ini disebabkan karena pada anak perempuan puncak kecepatan tingginya
lebih rendah daripada anak laki-laki
Tanner Stage atau biasanya juga dikenal dengan Sexual Maturity Rating (SMR)
adalah perkembangan dan urutan karakteristik seks sekunder anak-anak selama
masa pubertas.
TANNER SCORE
Tanner Score dibawah ini merupakan range untuk kisaran umurnya. Nah nanti ada
yang namanya pubertas prekoks dan pubertas delay.
PUBERTAS PREKOKS (pubertas terlalu dini) : masa pubertas yang muncul pada
usia yang lebih muda dari batas minimum, yaitu sebelum usia 8 tahun pada anak
perempuan, dan sebelum 9 tahun pada anak laki-laki. Pubertas dini sebelum
waktunya muncul sebagai akibat dari aktivasi dini aksis hipotalamo-hipofisis-
gonad.Lonjakan pertumbuhan awal awalnya dapat menyebabkan perawakan tinggi,
tetapi pematangan tulang yang cepat dapat menyebabkan pertumbuhan linier
berhenti terlalu dini dan dapat menghasilkan perawakan dewasa pendek.
Penampilan awal payudara atau menstruasi pada anak perempuan dan peningkatan
libido pada anak laki-laki dapat menyebabkan tekanan emosional bagi beberapa
anak.
PUBERTY DELAY (Pubertas tertunda) : Pubertas dikatakan tertunda ketika
tanda-tanda fisik tidak muncul pada usia 13 untuk anak perempuan dan usia 14
untuk anak laki-laki. Pubertas yang tertunda bisa turun temurun; yang berarti
bahwa akhir masa pubertas dapat terjadi dalam keluarga. Meskipun percepatan
pertumbuhan dan pubertas tertunda, mereka akhirnya melanjutkan dengan normal.
Pada anak laki-laki, gangguan testis seperti cedera, misalnya, akibat dari memutar
testis sebelumnya ( torsi testis ), atau infeksi (seperti gondongan ) dapat menunda
pubertas. Remaja, terutama anak perempuan, yang menjadi sangat kurus karena
olahraga yang berlebihan atau diet sering menunda pubertas, termasuk tidak
adanya menstruasi ( amenore ).