Anda di halaman 1dari 4

MASA PUBERTAS

Masa pubertas laki-laki dan perempuan terjadi di waktu yang berbeda. Maka dari
itu sering kita jumpai kebanyakan anak-anak SD perempuan memiliki tubuh yang
relative lebih besar & tinggi dari pada anak-anak SD laki-laki seusianya. Hal
tersebut diakibatkan oleh :

 Perempuan (Masa Pubertas pada usia 8-12 tahun)


 Laki-laki (Masa Pubertas pada usia 9-14 tahun)

Namun, berkebalikan saat memasuki usia SMP, anak laki-laki mulai memasuki masa
pubernya sehingga sering kita jumpai perubahan yang signifikan pada tubuh adik,
abang kita, atau teman cowok kita di usia SMP dimana tinggi badannya melonjak
drastis bahkan jika dibandingkan dengan anak perempuan seusianya.

Hal ini disebabkan karena pada anak perempuan puncak kecepatan tingginya
lebih rendah daripada anak laki-laki

Tanner Stage atau biasanya juga dikenal dengan Sexual Maturity Rating (SMR)
adalah perkembangan dan urutan karakteristik seks sekunder anak-anak selama
masa pubertas.

Di bawah ini merupakan tahapan perkembangan dari alat reproduksi pria.


 Stage 1 : Prapubertas; ukuran volume testis 3 atau < 4 cc dan Panjangnya
2,5 cm.
 Stage 2 : Pembesaran skrotum dan testis; kulit skrotum memerah &
perubahan tekstur; Volume testis 4 cc atau lebih, panjangnya 2,5 – 3,2 cm.
 Stage 3 : Pembesaran penis, pertumbuhan lebih lanjut pada testis. Volume
10 cc dan panjangnya 3,6 cm
 Stage 4 : Peningkatan ukuran penis, melebar, dan perkembangan kelenjar;
testis & skrotum membesar, dan kulit skrotum lebih gelap. Volume testis 16
cc dan panjangnya 4,1 – 4,5 cm.
 Stage 5 : Alat kelamin dewasa; volume testis 25 cc dan panjangnya > 4,5
cm.

Di bawah ini merupakan tahapan distribusi rambut pubis.

1. Praremaja (Anak usia dini) tidak memiliki rambut seksual


2. Mulai terbentuk rambut jarang-jarang, berpigmen, panjang, lurus, terutama
di sepanjang labia dan di pangkal penis
3. Lebih gelap, kasar, dan ikal
4. Mulai menebal tapi penyebaran masih belum terlalu luas
5. Jumlah semakin banyak dan penyebaran hingga ke medial paha
Di bawah ini merupakan tahapan perkembangan payudara.

 Gambar 1 : Pra pubertas


 Gambar 2 : Mulai terbentuk kuncup payudara, posisi payudara & papilla mulai
meninggi, serta pembesaran areola
 Gambar 3 : Payudara dan areola membesar, tidak ada pemisahan kontur
 Gambar 4 : Areola dan papilla membentuk gundukan sekunder di atas tingkat
payudara
 Gambar 5 : Payudara dewasa, penonjolan papilla, pengenduran areola

TANNER SCORE

Tanner Score dibawah ini merupakan range untuk kisaran umurnya. Nah nanti ada
yang namanya pubertas prekoks dan pubertas delay.

PUBERTAS PREKOKS (pubertas terlalu dini) : masa pubertas yang muncul pada
usia yang lebih muda dari batas minimum, yaitu sebelum usia 8 tahun pada anak
perempuan, dan sebelum 9 tahun pada anak laki-laki. Pubertas dini sebelum
waktunya muncul sebagai akibat dari aktivasi dini aksis hipotalamo-hipofisis-
gonad.Lonjakan pertumbuhan awal awalnya dapat menyebabkan perawakan tinggi,
tetapi pematangan tulang yang cepat dapat menyebabkan pertumbuhan linier
berhenti terlalu dini dan dapat menghasilkan perawakan dewasa pendek.
Penampilan awal payudara atau menstruasi pada anak perempuan dan peningkatan
libido pada anak laki-laki dapat menyebabkan tekanan emosional bagi beberapa
anak.
PUBERTY DELAY (Pubertas tertunda) : Pubertas dikatakan tertunda ketika
tanda-tanda fisik tidak muncul pada usia 13 untuk anak perempuan dan usia 14
untuk anak laki-laki. Pubertas yang tertunda bisa turun temurun; yang berarti
bahwa akhir masa pubertas dapat terjadi dalam keluarga. Meskipun percepatan
pertumbuhan dan pubertas tertunda, mereka akhirnya melanjutkan dengan normal.

Pada anak laki-laki, gangguan testis seperti cedera, misalnya, akibat dari memutar
testis sebelumnya ( torsi testis ), atau infeksi (seperti gondongan ) dapat menunda
pubertas. Remaja, terutama anak perempuan, yang menjadi sangat kurus karena
olahraga yang berlebihan atau diet sering menunda pubertas, termasuk tidak
adanya menstruasi ( amenore ).

Perawatan untuk pubertas yang tertunda tergantung pada penyebab masalahnya.


Seringkali, ketika penyebab yang mendasarinya diobati, pubertas berlangsung
secara normal. Jika pubertas yang tertunda disebabkan oleh faktor keturunan,
biasanya tidak diperlukan perawatan. Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin
melibatkan terapi hormon untuk merangsang perkembangan karakteristik seksual
sekunder, atau pembedahan untuk memperbaiki masalah anatomi.

Anda mungkin juga menyukai