Anda di halaman 1dari 13

1.

Permasalahan
Bahaya potensial berupa kebisingan mesin mempengaruhi kulitas kerja pekerja di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

2. Informasi umum perusahaan


1. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Alamat : Jl. Raya Wajok Hulu Km 10,7 Kec. Siantan Kab. Mempawah
Provinsi : Kalimantan Barat
Komoditas : Mie Instant
Kelompok Industri : Makaroni, mie, spagheti, bihun, so’un dan sejenisnya
Telpon : (0561) 881515

2. Sejarah
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang berpusat di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan Indofood telah mengekspor bahan makanannya hingga Australia,
Asia, dan Eropa. Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi
sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan
baku hingga menjadi produk akhir. Berikut ini adalah tabel perjalanan waktu sejarah
perusahaan indofood,2

Tahun Sejarah
1968 PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT
Supermi Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi
sebagai mi instan pertama di Indonesia.
1970 PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan
sebagai salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.
1972 PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.
1982 PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.
1984 PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan
Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood
Interna Corporation.
1986 PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna
Corporation melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan
Makmur.
1989 PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang
memproduksi makanan bayi bermerek SUN.
1990 1. PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo,
Inc yang memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama
PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai memproduksi makanan
ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan Jetz yang kemudian
pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.
2. Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma.
1991 PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop
Mie.
1992 PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih
seluruh sahamnya oleh Salim Group.
1993 PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan
dengan nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.
1994 PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.
1995 Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
1997 Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan, agribisnis serta distribusi.
2004 Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton.
2005 PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal
bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé
bernama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, mengakuisisi
perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2006 Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
2007 Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan
menempatkan saham baru.
2008 Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara
efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy
terkemuka.
2009 Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui
pembentukan PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran
kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan
penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk
Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
Perseroan, ke dalam ICBP.
2010 Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan
kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah
kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran
Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Peningkatan
kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik 100%.
2011 1. Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT
Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit
Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya
dengan status perusahaan terbuka (Tbk.) menjadi PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP),
anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan,
melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9
Juni 2011.
2. Mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama (“SIMP”), anak
perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, di BEI.
2012 1. ICBP mendirikan dua perusahaan patungan dengan Asahi Group
Holdings Southeast Asia Pte. Ltd. (“Asahi”) untuk memasuki
pasar minuman non-alkohol di Indonesia.
2. Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada
tanggal 10 Juni 2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah
satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan
program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus
2012 di Jakarta.
2013 Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan
yang memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan
sebagainya. Akuisisi ini dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses
Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang masing-
masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.
2014 1. Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan
mulai mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi
Ocha dan Caféla Latte.
2. Grup CBP mengembangkan kegiatan usaha minumannya dengan
memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan (“AMDK”)
melalui akuisisi aset AMDK termasuk merek Club.
3. ICBP, melalui anak perusahaan patungannya dengan Asahi,
mengakuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum
dalam kemasan termasuk merek Club.
4. PT Indolakto menyelesaikan proses akuisisi 100% saham PT
Danone Dairy Indonesia, serta pembelian merek dagang dan
desain industri yang berhubungan dengan produk Milkuat.
2016 Melakukan divestasi atas kepemilikan mayoritas saham CMZ
Tabel 1. Sejarah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk3

3. TAMBAHAN (TINPUS TTG TINNITUS YAA)


Tinnitus
a. Definisi
Tinitus adalah adanya persepsi suara saat tidak ada stimulus akustik. Tinitus dapat
berupa suara frekuensi tinggi, rendah, berdering, berdengung, suara klik, suara 1 deru,
suitan atau seperti denyutan.1
Sumber :
1. Schleuning AJ, Shi BY, Martin WH. Tinnitus. In: Bayley BJJ, Jonas T,
Newlands, Shawn D, editors. Head an Neck Surgery - Otolaryngology: Lippincott
Williams and Wilkins 2006. p. 2238–45.

b. Etiologi1
Patogenesis dan asal tinitus subyektif diduga berasal dari koklea dan sistem auditorik
pusat. Tinitus adalah gejala bukan penyakit sehingga penting untuk mencari etiologi
dari tinitus tersebut. Beberapa etiologi tinitus yang telah diketahui termuat dalam
tabel 1.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya tinitus. Beberapa diantaranya adalah:
1. Kelainan vaskular baik pada arteri atau vena.
2. Kelainan muskular: klonus otot palatum atau tensor timpani.
3. Lesi pada saluran telinga dalam: Tumor saraf kedelapan.
4. Gangguan kokhlea: trauma akibat bising, trauma tulang temporal, penyakit
Meniere’s, presbikusis, tuli saraf mendadak, emisi otoakustik.
5. Ototoksisitas: aspirin, kuinin, dan antibiotika tertentu (aminoglikosida).
6. Kelainan telinga tengah: infeksi, sklerosis, gangguan tuba eustachi.
7. Lain-lain: serumen, benda asing pada saluran telinga luar dan penyakit sistemik
seperti anemia

Sumber :
1. Nayoan CR, Naftali Z, Muyassaroh. Penggunaan Trans Cranial Doppler sebagai
Modalitas Pemcarian Etiologi Pada Kasus Tinitus Subyektif Akut. Medica Hosp.
2016;4(1):63–7.
c. Klasifikasi
Tinitus dapat dibagi menjadi tinnitus subyektif, bila suara tersebut hanya didengar
oleh penderita sendiri, tinnitus jenis ini yang paling sering terjadi dan tinnitus
objektif, bila suara
dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi disekitar telinga. 2
Berdasarkan durasinya dapat dibedakan menjadi tinitus akut dan kronik.
Sumber :
Moller AR. Introduction. In: Moller AR, Langguth B, Kleinjung DDT, editors.
Textbook of tinnitus. New York: Springer; 2011. p. 3–8.
d. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya tinitus karena aktivitas elektrik di sekitar auditorius yang
menimbulkan perasaan adanya bunyi, tetapi impuls yang terjadi bukan berasal dari
bunyi eksternal atau dari luar yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber
impuls yang abnormal di dalam tubuh penderita sendiri.1 Impuls abnormal itu dapat
ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga.
Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah seperti
bergemuruh atau nada tinggi seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus atau
hilang timbul terdengar.1 Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan
dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan
konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi,
bunyi dengung ini terasa berdenyut atau pulsasi tinitus. Tinitus dengan nada rendah
dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena
serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis, dan lain-lain. Tinitus
dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala
dini yang penting pada tumor glomus jugulare.1
Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama
dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis. Gangguan mekanis
dapat juga mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba Eustachius terbuka, sehingga
ketika bernapas membran timpani bergerak dan terjadi tinitus. Kejang klonus
muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot palatum dapat
menimbulkan tinitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti
tumor karotis, maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga.1
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinitus subjektif nada tinggi. Pada
intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin, garamysin,
digitalis, kanamysin, dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang
timbul.1 Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit Meniere dapat terjadi tinitus
pada nada rendah dan tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung.
Gangguan ini disertai dengan tuli sensorineural dan vertigo. Gangguan vaskuler
koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang stres akibat gangguan keseimbangan
endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga
timbul tinitus atau gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah kembali
normal.1

Sumber :

1. Purwita Agustini D. Mengenali Gejala Tinitus Dan Penatalaksanaannya. Intisari Sains


Medis. 2016;6(1):34.
e. Tata laksana1
Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan fenomena
psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahinya penyebab tinitus
agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Kadang-kadang penyebabnya itu
sukar diketahui.
Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu :
1. Elektrofisiologik yaitu dengan membuat stimulus elektro akustik dengan
intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar
atau tinitus masker.
2. Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien
bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan dengan mengajarkan relaksasi
setiap hari.
3. Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas.
Berbagai penelitian untuk menemukan jenis obat masih terus dilakukan.
Adapun jenis obat yang dapat secara konsisten efektif pada pengobatan jangka
panjang belum juga ditemukan. Meski demikian pemakaian beberapa jenis obat
sedikit banyak dapat memberikan perbaikan pada pasien tinitus, seperti:
a) Vitamin B dan derivatnya: nicotinamide (vasodilator) yang secara empiris
telah digunakan secara luas untuk kelainan kokhlea (contoh: penyakit
Meniere’s)
b) Trimetazidine: obat anti iskemia dengan antioksidan
c) Vitamin A: pada dosis tinggi dilaporkan memperbaiki ambang persepsi dan
mencegah tinnitus. Namun perhatian terhadap toksisitasnya dapat membatasi
vitamin A dalam penggunaan praktis.
d) Lidokain intravena: suatu golongan anestetik local amide dengan aktivitas
system saraf pusat, dilaporkan berguna dalam mengontrol tinnitus.
e) Tocainine: merupakan lidokain oral dengan waktu paruh yang panjang. f)
Trisiklik trimipramine: suatu anti depresan
4. Pembedahan juga berperan dalam penanganan tinnitus jika diaplikasikan untuk
mengoreksi sumber penyebab. Misalnya: stapedektomi untuk kelainan
otosklerotik, lainnya adalah koklear implant. Pertimbangan juga dapat diberikan
untuk melakukan terhadap pengikatan saraf ke-8 divisi koklearis, walaupun
hasilnya tidak dapat diprediksikan.. dan tentu saja hanya bisa dilakukan terhadap
pasien yang memang fungsi pendengarannya sudah rusak berat alias tuli berat
yang tidak mungkin lagi dikoreksi.
f. Prognosis
Tinitus dilaporkan berhubungan erat dengan dampak emosional karena dapat
menimbulkan tekanan/stres, depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup.
Kualitas hidup pasien tinitus dapat diukur dengan berbagai macam kuesioner antara
lain Tinnitus Severity Scale, Tinnitus Questionnaire, Tinnitus Handicap
Questionnaire, Subjective Tinnitus Severity Scale, Tinnitus Severity Index dan
Tinnitus Handicap Inventory (THI). Nilai THI pada pasien dalam laporan kasus ini
adalah 80 dan 40 yang menunjukkan adanya gangguan sedang berat bahkan sampai
katastrofik pada pasien.1
Sumber :
1. Nayoan CR, Naftali Z, Muyassaroh. Penggunaan Trans Cranial Doppler sebagai
Modalitas Pemcarian Etiologi Pada Kasus Tinitus Subyektif Akut. Medica Hosp.
2016;4(1):63–7.

4. Lingkungan Kerja
Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh
pemajanan dilingkungan kerja. Untuk mengatasi permasalahan ini maka langkah awal
yang penting adalah identifikasi bahaya yang timbul, kemudian dievaluasi, dan dilakukan
pengendalian. Untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di
lingkunagan kerja ditempuh tiga langkah utama, yakni :
1. Pengenalan lingkungan kerja .
Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan
mengenal ( walk through inspection) , dan ini merupakan langkah dasar yang pertama-
tama dilakukan dalam upaya kesehatan kerja.
2. Evaluasi lingkungan kerja.
Merupakan tahap penilaian larakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya
yang mungkin timbul sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi
permasalahan.
3. Pengendalian lingkungan kerja.
Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap
zat/bahan yang berbahaya di lingkungan kerja. Ada dua jenis pengendalian lingkungan
kerja, yaitu pengendalian lingkungan (Enviromental Control Measures) berupa
penggunan alat pelindung perorangan, pembatas waktu lamanya pekerja terpajan
terhadap bahaya potensial, serta keberhasilan perorangan dan pakaiannya.
5. Pembahasan
Bahaya potensial merupakan suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak
dengan sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi
pajanan (“exposure”) yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menyebabkan
penyakityang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja. Potensi
Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada
kerugian. Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada dampak
korba dibagi menjadi beberapa kategori, yakni :
13
Tabel 1. Pengelompokan potensi bahaya akibat kerja berdasarkan dampak pada korban. 13

Beberapa bahaya potensial yang dapat terjadi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
diantaranya yaitu :
a. Gangguan pendengaran
b. Dehidrasi & hipertermi
c. Gangguan pernafasan
d. Iritasi Mata

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi
yang mengganggu atau membahayakan kesehatan, khususnya menimbulkan gangguan
pendengaran. Kebisingan dapat menimbulkan pengaruh yang luas. Bising tidak hanya
mempengaruhi kapasitas pendengaran kita tetapi juga fungsi-fungsi tubuh yang lain.
Pengaruh kebisingan terhadap tubuh sama seperti pengaruh stress terhadap tubuh
manusia. Menurut Depkes RI Pusat Kesker menyebutkan bahwa tidak semua kebisingan
dapat mengganggu para pekerja. Hal tersebut tergantung dari beberapa faktor yaitu,
pertama intensitas bising, kebisingan yang intensitasnya melebihi 85 dB(A) dapat
mengganggu pendengaran. Kedua frekuensi bising, bising dengan frekuensi tinggi lebih
berbahaya dari pada bising dengan frekuensi rendah. Ketiga, lamanya berada dalam
lingkungan bising, semakin lama berada dalam lingkungan bising semakin berbahaya
untuk pendengaran. Keempat, sifat bising, bising yang didengar terus menerus lebih
berbahaya dari pada bising yang terputus-putus. Kelima,waktu di luar lingkungan bising,
waktu kerja di lingkungan bising diselingi dengan beberapa jam sehari di lingkungan
tenang akan mengurangi bahaya mundurnya pendengaran. Keenam, kepekaan seseorang,
dapat dilakukan dengan pemeriksaan audiogram secara berulang-ulang. Ketujuh, umur,
orang yang berumur lebih dari 40 tahun akan lebih mudah tuli akibat bising. Dari hasil
kunjungan didapatkan terdapat beberapa tempat yang memiliki intensitas di atas 85 dB,
yaitu tempat perkerja mesin penggilingan mie scrape.

Menurut Kepmenaker 51/MEN/1999 Tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat
kerja untuk kebisingan adalah 85 dB(A) maka kebisingan yang terdapat di PT. ISM khususnya di
penggilingan mie scrape merupakan intensitas yang melebihi Nilai Ambang Batas. Bunyi yang
didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis,
dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan
(Suma’mur, 1996).
Kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia yang terpapar dan
dapat dikelompokan secara bertingkat sebagai berikut:
a) Gangguan Fisiologis
Seseorang yang terpapar bising dapat menggangu, lebih-lebih yang terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba dan tak terduga. Gangguan dapat terjadi seperti,
peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, basa metabolisme, kontraksi
pembuluh darah kecil, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris, serta dapat
menurunkan kinerja otot.
b) Gangguan Psikologis
Seseorang yang terpapar bising dapat teganggu kejiwaanya, berupa stres, sulit
berkonsentrasi dan lain-lain, dengan akibat mempengaruhi kesehatan organ tubuh
yang lain.
c) Gangguan komunikasi
Yaitu gangguan pembicaraan akibat kebisingan sehingga lawan bicara tidak
mendengar dengan jelas. Untuk rnengatasi pembicaraan perlu lebih diperkeras bahkan
berteriak.
d) Gangguan keseimbangan
Kebisingan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan
yang berupa kesan seakan-akan berjalan di ruang angkasa.
e) Ketulian
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh kebisingan, maka
gangguan yang paling serius adalah ketulian. Ketulian akibat bising ada tiga macam
yaitu
1) Tuli sementara
2) Tuli menetap
3) Trauma akustik

Waktu pemajanan per hari Intensitas Kebisingan dalam dB (A)


8 (jam) 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 detik 115


14,06 18
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Sumber : Kepmenaker No. KEP.51/MEN/1999

Anda mungkin juga menyukai