Anda di halaman 1dari 19

KUIS MANAJEMEN RISIKO

DISUSUN OLEH:

1. INDRIYANI NUR ALAWIYAH 181010501140


2. IRAWATI
3. KAREYNINA SARAH BILA 181010501865
4. LITA SARI 181010503116
5. MEGAWATI SUNARTO PUTRI 181010503080
6. MUHAMMAD NASHIRUDIN 181010502858
7. MUHAMMAD ZAENAL 181010504329

FAKULTAS MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional
yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini,
Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya.
Seperti halnya perusahaan lain, PT Indofood juga menghadapi berbagai risiko yang
mengancam keberlangsungan perusahaan. Semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin
banyak pula risiko yang akan dihadapinya. Risiko yang mungkin dihadapi perusahaan dapat
disebabkan oleh kondisi ekonomi, politik, kondisi industri, lingkungan usaha dan sosial, serta
kondisi dalam negeri tempat dimana Indofood melakukan kegiatan usaha utamanya.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat saja menghadapi berbagai macam risiko, misalnya
terjadi kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko
lainnya adalah risiko yang bersifat spekulatif, dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga
jual, permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan
mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Meskipun ada berbagai macam risiko yang harus dihadapi PT Indofood Sukses Makmur
Tbk, pihak manajemen risiko telah menerapkan sistem Enterprise Risk Management (ERM)
dengan baik. Misalnya dengan menjalin hubungan dengan pemasok dan petani dengan baik,
melakukan simulasi dalam menentukan harga jual sebelum produk tersebut dipasarkan,
melakukan inovasi produk agar dapat tetap unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Semua
strategi ERM yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk tetap memandang kode etik
yang berlaku. Sistem ERM ini sangat penting bagi perusahaan untuk meminimalisir bahkan
menghindari berbagai risiko yang mungkin akan muncul.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang muncul terkait latar belakang di atas adalah:
1.      Risiko apa sajakah yang dihadapi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.?
2.      Bagaimana analisis risiko perusahaan tersebut?
3.      Respon apa sajakah yang dilakukan perusahaan untuk mencegah dan/atau menghadapi risiko?
1.3  Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk:
1.      Menjabarkan analisis risiko PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
2.      Mengetahui sumber risiko perusahaan dan bagaimana cara perusahaan merespon risiko yang
dihadapi.
1.4  Manfaat Penulisan
Penulisan paper ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1.      Menambah pengetahuan pembaca mengenai risiko yang dihadapi PT Indofood Sukses Makmur
Tbk.
2.      Membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen berbagai
jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada
tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan
makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.

Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah


perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan
proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant
dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang
dimiliki oleh Salim Group.
Sejarah PT Indofood Sukses Makmur dapat diringkas sebagai berikut:

Tahun Kejadian
1968 PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT
Supermi Indonesia) didirikan, pertama kali
memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia.
1970 PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru)
didirikan sebagai salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.
1972 PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.
1982 PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.
1984 PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama
dengan Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT
Indofood Interna Corporation.
1986 PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna
Corporation melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan
Makmur.
1987 PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup
bermerek Pop Mie.
1989 PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang
memproduksi makanan bayi bermerek SUN.
1990 PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo,
Inc yang memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994
bernama PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai memproduksi
makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan Jetz yang
kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.
1990 Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma.
1992 PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil
alih seluruh sahamnya oleh Salim Group.
1993 PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk
perseroan dengan nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.
1994 PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.
1995 Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
1997 Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan, agribisnis serta distribusi.
2005 PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan
sambal bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan
dengan Nestlé bernama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia,
mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2006 Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte.
Ltd.
2007 Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura
dan menempatkan saham baru.
2008 Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki
secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan
dairy terkemuka.
2009 Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui
pembentukan PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran
kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan
penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk
Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki
oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
2010 Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui
pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP
dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan
melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan
pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7
Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd
sebesar 10% menjadi pemilik 100%.
2011 Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT
Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit
Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi digabung
sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.) menjadi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama
(SIMP), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan,
melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9
Juni 2011.
2012 Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada
tanggal 10 Juni 2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah
satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan
program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus
2012 di Jakarta.
2013 Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages,
perusahaan yang memproduksi minuman ringan
bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini dilakukan
oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi
Indofood Beverage Makmur, yang masing-masing adalah 51%
dan 49% dimiliki oleh ICBP.
2014 Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan
mulai mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi
Ocha dan Caféla Latte dan mengakuisisi merek air mineral Club
dari PT Tirta Bahagia.

2.2 Produk Perusahaan


Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari
ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat kelompok usaha strategis (grup) yang
saling melengkapi sebagai berikut:
A.    Produk Konsumen Bermerek (CBP)
Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),
yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP
merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki
berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan
merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan. Divisi-
divisi yang berada di bawah ICBP diantaranya:

1.      Mie Instan

·         Pop Mie
·         Sarimi

·         Supermi

·         Indomie

·         Sakura

·         Mie Telur Cap 3 Ayam


·         Pop Bihun

2.      Diary

·         Indomilk

·         Cap Enaak
·         Indoeskrim

·         Orchid Butter
·         Milkuat

3.      Makanan Ringan
·         Cheetos 

·         Chiki

·         Jet-Z

·         Lay's 

·         Chitato

·         Qtela

·         Trenz

4.      Penyedap Makanan

·         Bumbu Kaldu Indofood


·         Maggi

·         Bumbu Instan Indofood


·         Bumbu Racik Indofood
·         Piring Lombok
·         Kecap Indofood
·         Sambal Indofood

5.      Nutrisi dan Makanan Khusus

·           Promina
·           SUN

6.      Minuman & Sirup (Indofood Asahi & PepsiCo)

·         Pepsi

·         Pepsi Blue
·         7 Up
·         Mirinda

·         Freiss

·         Tehkita

·         Fruitamin

·         Tropicana Twister
·         Ichi Ocha

·         Caféla Latte
·         Club

B.     Bogasari
Memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan usaha
Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan. Produknya berupa:

·         Cakra Kembar Emas


·         Cakra Kembar
·         Segitiga Biru
·         Lencana Merah
·         Kunci Biru
·         La Fonte

C.    Agribisnis
Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri Resources Ltd. (IndoAgri), yang
tercatat di Bursa Efek Singapura, dan anak-anak perusahaannya termasuk PT PP London
Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), yang tercatat di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi
penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga
produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening  bermerek. Di samping itu,
kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman
lainnya. Produk yang dihasilkan :

·         Bimoli

·         Simas Palmia
·         Royal Palmia

·         Happy Salad Oil


·         Amanda

·         Delima

·         Palmia

D.    Distribusi
Memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan
hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahannya, serta berbagai produk
pihak ketiga. Indofood juga melakukan berbagai strategi dalam memasarkan produknya,
diantaranya:
1.      Tagline : Indomie Seleraku
2.      Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
3.      Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008
4.      Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta)
2.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang menjadi landasan bagi perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Visi PT Indofood Tbk.:
Menjadi Perusahaan Total Food Solutions.
Misi PT Indofood Tbk.:
 Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.
 Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang
merupakan pilihan pelanggan.
 Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.
 Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya
dalam bidang nutrisi.
 Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
menggunakan strategi:
Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan kualitas produk, dan
meningkatkan distribusi produk-produk.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Identifikasi Risiko Perusahaan
            Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut apabila misalnya terjadi kebakaran atau
pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko berikutnya adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga jual, dan
permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan
mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar. Risiko
yang dihadapi perusahaan diantaranya:
·         Risiko keamanan pangan
Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari segala
usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk barang jadi yang
dipasarkan.
Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan memastikan
bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat halal, namun tidak tertutup
kemungkinan bahwa produk makanan tersebut dapat tercemar ataupun terkena isu negatif
lainnya. Apabila terjadi, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha
dan operasional Perseroan.

·         Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas


Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar
internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi tepung terigu Grup
Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti SMP dan resin (bahan baku untuk
pembuatan kemasan).
Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
·      Tingkat produksi bahan baku dunia.
·      Tingkat penawaran dan permintaan produk.
·      Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan
·      Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional dan
kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan
tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa
sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar
Rupiah terhadap mata uang asing.
·         Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal
maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan mengoptimalkan
upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan/atau tidak akan ada
tambahan pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar dimana Perseroan beroperasi.
Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk
mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
·         Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang handal untuk
terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus berinovasi agar
memperoleh hasil yang unggul. Oleh karena itu Perseroan menyadari risiko kegagalan
pengembangan karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat mempengaruhi
kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara nyata.
·         Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim
Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan gudang
distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi.
Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang
berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi. Hal ini
dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan dapat membahayakan keselamatan karyawan,
merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak berdampak negatif
secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau, tetapi bencana tersebut
dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi Indonesia pada umumnya yang secara tidak
langsung akan berdampak juga terhadap Perseroan. Selain itu, beberapa kegiatan usaha dan hasil
operasional Perseroan juga tergantung pada iklim dan kondisi cuaca.
Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan adanya
efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan perubahan suhu
secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap produktivitas, kinerja dan
prospek usaha Perseroan.
3.2  Analisis Risiko Perusahaan
Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima dari
resiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko.
Analisis risiko akan tergantung dari informasi dan data yang tersedia.
Risiko yang dapat dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Resiko yang di analisis secara
kuantitatif adalah risiko keuangan dengan menggunakan penghitungan rasio keuangan.
Perhitungan rasio ini dilakukan dari data laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
sejak tahun 2011 sampai tahun 2013.  Beberapa rasio yang sudah dianalisis adalah rasio
likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.
            Dari hasil perhitungan rasio likuiditas, PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki rasio
likuiditas yang baik yakni lebih dari 1, walaupun nilainya fluktuatif. Rasio berikutnya adalah
rasio profitabilitas. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas didapatkan hasil Gross profit
margin secara rata-rata selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan Return On Aset
(ROA) mencerminkan tingkat pengembalian terhadap investasi aset perusahaan.
            ROA secara rata-rata selalu meningkat yang dapat diartikan bahwa pengembalian
terhadap aset lancar perusahaan selalu meningkat pula. Berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap dolar yang saat ini sedang menjadi permasalahan, didapatkan dari hasil regresi
bahwa volatilitas kurs rupiah per dolar berpengaruh negatif terhadap return harian saham PT
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Semakin besar ROA suatu  perusahaan maka semakin baik pula kinerja perusahaan
tersebut. ROA  berpengaruh negatif terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan yang berarti
semakin tinggi rasio tinggi ROA kemungkinan perusahaan bangkrut semakin kecil
ROA =
Tahun Perhitungan Hasil (dalam %)

2011 8.795,9/78.092,8 0,1126339432


2012 8.567,8/59.389,4 0,144264801
2013 8.360/53.716 0,15563333

ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan modal sendiri suatu
perusahaan. ROE merupakan indikator yang penting bagi pemegang saham untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang  berkaitan dengan dividen. Jika
rasio ini meningkat maka laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan akan meningkat pula,
peningkatan tersebut juga mempengaruhi harga saham. ROE berpengaruh negatif terhadap
kemungkinan perusahaan bangkrut, artinya semakin kecil ROE maka probabilitas  perusahaan
bangkrut semakin besar
ROE =  X 100%
Tahun Perhitungan Hasil (dalam %)
2011 8.795,9/39.719,7 0,221449306
2012 8.567,8/25.249,2 0,339329562
2013 8.260/22.114,7 0,373507214
Operating Income Return on Investment menunjukkan kefektifan manajemen dalam
menghasilkan laba operasional atas aset-aset perusahaan, yang diukur dengan membandingkan
laba operasional terhadap total aset. Dengan kata lain OIROI mengambarkan kemampuan
perusahaan untuk menjaga biaya operasional rendah. OIROI mengukur seberapa efisien
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki yang digunakan dalam
menghasilkan keuntungan teresebut. Semakin besar OIROI maka semakin efektif suatu
perusahaan dalam mengelola total aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.
OIROI =  
     Tahun Perhitungan Hasil (dalam %)

2011 6.718/78.092,8 0,086025856

2012 6.877/59.389,4 0,115795074

2013 6.847,4/53.716 0,127474123

3.3  Respon Terhadap Risiko


Perseroan menyadari bahwa penerapan sistem manajemen risiko yang memadai sangat
penting untuk menghadapi beragamnya risiko kegiatan usaha yang dihadapi sejalan dengan
semakin berkembangnya usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan menjalankan pengelolaan
terhadap risiko dengan menerapkan sistem ERM yang telah dijalankan secara konsisten dan
berkesinambungan di seluruh organisasi, termasuk anak perusahaan. Perseroan mengelola ERM
berdasarkan kerangka dasar COSO (Committee of Sponsoring Organization of Treadway
Commission) dan ISO 31000, yang disesuaikan dengan kegiatan usaha dan budaya Perseroan.
Direksi bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam suksesnya penanganan
manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif. Untuk itu, Perseroan membentuk tim
manajemen risiko yang didedikasikan untuk menjalankan proses ERM dan implementasinya.
Setiap manajemen anak perusahaan, berperan penting atas proses ERM, yaitu melakukan
identifikasi risiko, menganalisa kemungkinan exposure, menetapkan langkah-langkah perbaikan
dan pengendalian internal, dan memberikan laporan ERM kepada manajemen terkait.
Komite Audit sebagai kepanjangan tangan dari Dewan Komisaris, melakukan
pengawasan terhadap program dan implementasi manajemen risiko. Laporan konsolidasi ERM
disampaikan setiap semester kepada Direksi dan Komite Audit. Audit Internal melakukan
penelaahan yang independen melalui audit yang dilakukan secara rutin untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa risiko yang signifikan dan kelemahan pengendalian internal
teridentifikasi dan tindakan perbaikan dijalankan. Laporan penelahaan tersebut disajikan dalam
laporan audit internal yang disampaikan secara rutin kepada Direksi dan Komite Audit. Beberapa
risiko-risiko utama yang dapat berpotensi memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap
operasional Perseroan, dan langkah langkah Perseroan dalam mengurangi risiko tersebut adalah
sebagai berikut:
·         Risiko keamanan pangan
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan proses kontrol yang
berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas, pemilihan pemasok,
proses penerimaan bahan baku dan proses produksi dan distribusi yang sesuai dengan standard
operating procedures.
Perseroan senantiasa menerapkan Good Manufacturing Practices untuk memastikan
produk dibuat dengan proses yang higienis dan menghasilkan kualitas yang baik. Sebagian besar
fasilitas produksi Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 dan ISO 22000, dan/atau
sertifikasi HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points), serta beberapa fasilitas produksi
lainnya telah memperoleh sertifikasi ISO 14000. Di samping itu, seluruh produk Perseroan telah
mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Sebagian besar produk Perseroan juga telah memperoleh
berbagai sertifikasi lainnya, seperti sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan yang berwenang. Untuk menanggapi keluhan dan
mendapatkan masukan yang berharga dari konsumen, Perseroan menyediakan Layanan
Konsumen Indofood.
·         Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional dan
kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan
tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa
sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar
Rupiah terhadap mata uang asing.
Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan strategis
dengan membentuk pola hubungan kerja sama dan kemitraan dengan petani dan pemasok,
melakukan simulasi harga bahan baku terhadap harga jual, melakukan kontrak kerja sama
dengan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri, dan menggunakan bahan baku substitusi
tanpa mengurangi kualitas akhir dari produk barang jadi yang dipasarkan kepada konsumen.
Ketangguhan model bisnis Perseroan yang terdiri dari kegiatan usaha komoditas dan non-
komoditas juga memberikan manfaat dalam mengurangi risiko tersebut dan dapat meredam
dampak gejolak harga komoditas yang pada akhirnya tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan.
·         Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Untuk melanjutkan sukses dan mengurangi risiko tersebut, Perseroan senantiasa
mengikuti dinamika perkembangan pasar, meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
dan selera konsumen, melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk menghasilkan produk
unggulan baru, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, melakukan kegiatan
pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan program-program efisiensi biaya guna
meningkatkan daya saing. Dalam iklim bisnis yang kompetitif ini, Perseroan tetap menjalankan
usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
·         Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan pengembangan karyawan
berkelanjutan serta program pelatihan profesional baik internal atau eksternal. Dengan program
tersebut, Perseroan dapat mempertahankan tenaga kerja bertalenta yang sudah ada dan menarik
tenaga kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan kelangsungan operasional dan daya saing
Perseroan di era globalisasi ini.
·         Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim
Untuk menangani risiko tersebut, Perseroan melakukan kajian terhadap perlindungan
bencana alam seperti kecukupan perlindungan asuransi dan implementasi sistem penanggulangan
krisis. Perseroan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terkait dengan kejadian
bencana alam sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan
minuman terkemuka. Produk yang dihasilkan perusahaan terbagi dalam 4 grup yaitu,
CPB (Customer Branded Product), Bogasari, agribisnis, dan distribusi.
Perusahaan ini dihadapkan oleh berbagai macam risiko yang dapat mengancam
keberlangsungan perusahaan tersebut diantaranya adalah risiko keamanan pangan, risiko
fluktuasi harga bahan baku dan komoditas, risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha,
risiko suksesi dan keterampilan tenaga kerja, serta risiko bencana alam, iklim, dan cuaca ekstrim.
Untuk dapat menghadapi dan meminimalisir risiko tersebut, perusahaan menerapkan
manajemen risiko dengan sistem ERP (Enterprise Risk Management). Contohnya dengan
menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dan petani, melakukan simulasi dalam
menentukan harga jual sebelum produk tersebut dipasarkan, melakukan inovasi produk agar
dapat tetap unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Anda mungkin juga menyukai