Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok :

1. Adji Ilyasa
2. Astia Septiani
3. Yulia Putri Lastiani (01201940007)

KELAS : R.1 A MANAJEMEN

SALIM GROUP

Diawali dari kisah hidup Sudono Salim (liem sioe liong)

Nama : Sudono Salim

Tempat & Tanggal Lahir : Fuqing tiongkok, 19 Juli 1916

Istri : Lie kim nio (lilani)

Liem merupakan anak kedua dari seorang petani, hidup dengan sangat

kekurangan bahkan pada usia 15 tahun ia harus putus sekolah dan berjualan mie di

sekitar wilayahnya. Kemiskinan itulah yang mendasari ia hijrah ke Indonesia. Saat

pertama kali berada di Indonesia, Om Liem merintis usahanya dengan menjadi supplier

cengkeh bagi beberapa pengusaha rokok di Kudus dan Semarang, Jawa Tengah.

Tidak heran bisnis cengkeh menjadi salah satu bisnis yang menunjang.

Sudono Salim (Liem Sioe Liong) seorang pemimpin bisnis yang sukses dan

paling berpengaruh di indoesia. Sudono salim adalah pendiri “Salim Group”  salah

satu perusahaan konglomerat yang didirikan pada tanggal 4 Oktober 1972 di Indonesia.

salim Group menjadi salah satu perusahaan yang paling berpengaruh dalam kemajuan

ekonomi Indonesia. Di antara perusahaan-perusahaan besar yang menjadi milik Salim

Group adalah Bogasari, Indofood, Indocement, Bank BCA, Indomobil, Indosiar, dan
lain-lain. Kejayaan Salim Group selesai ketika rejim Orde Baru berhanti pada tahun

1998.

 Periode Sebelum Orde Baru

Ketika Jepang menguasai Indonesia tahun 1942, bisnis pada berhenti. Liem

mendapatkan pelajaran untuk mencoba dan mencari celah bisnis di situasi yang seperti

itu. Liem dengan beraninya mengambil resiko untuk menyelundupkan bahan-bahan

kebutuhan pokok bagi para tentara pejuang yang perang melawan Belanda. Tahun

1952 Liem dan sekeluarga pindah ke Jakarta, mulai merintis bisnis di luar perdagangan,

seperti menjalankan bisnis bank, pabrik onderdil sepeda, pabrik tekstil, dan lain-lain.

 Periode Orde Baru

Setelah Soeharto memegang kekuasaan (sejak keluarnya Surat Perintah 11

Maret 1966). Indonesia mulai membangun kembali ekonomi setelah konflik politik

negara yang berkepanjangan. Negara benar-benar membutuhkan bisnismen untuk

membangkitkan ekonomi dan secara sosial ekonomi, para pengusaha keturunan

Tiongkok lah yang paling bisa (dalam arti menjalankan bisnis dan mempunyai akses

sumber modal yang besar).

Salim Group resmi berdiri pada tahun 1967 ketika Soeharto meminta beberapa

orang untuk berpartner menjalankan bisnis bersama, yaitu : Sudono salim (Liem Sioe

Liong) sebagai Pendiri Salim Group, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim

Risjad. Keempat orang ini dikenal sebagai “Geng Empat Serangkai” dengan Liem

sebagai ketuanya, dan kelompok bisnis ini kemudian dikenal dengan nama Salim

Group.

 Periode Pasca Orde Baru


Salim Group, sekarang ini bergabung dengan kelompok bisnisnya Anthony Salim

(anaknya). Dulu sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, Salim

Group identik dengan Liem Sioe Liong (Bapaknya Anthony Salim). Krisis 1998

menjadikan Salim melepaskan perusahaan-perusahaan besarnya seperti Bank BCA,

Indocement, Indomobil, dll. Perusahaan-perusahaan tersebut harus diserahkan ke

BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) untuk menutupi hutang-hutang

perusahaan Salim.

Anthony Salim adalah penerus Liem yang menyelamatkan bisnis Salim kala itu.

Dengan segala kepiawaiannya, Anthony berhasil mempertahankan Indofood. Setelah

krisis mereda dan kewajiban-kewajiban hutangnya selesai dengan bekal Indofood

Anthony membangkitkan kembali bisnis Salim. Indofood tetap menjadi icon Salim

Group dari dulu hingga sekarang.

 Tokoh-Tokoh Penting Dalam Sukses Salim Group

Tokoh pertama tentu Sudono salim (liem sioe liog), hasan din, geng empat

serangkai, Chin Sapanpanich, Robert Kuok, Mochtar Riady, Sinar Mas, Ciputra,

Sukanto Tanoto, Anthony Salim, Manny Pangilinan.

 Perusahaan Salim Group Saat Ini

1. Indofood Sukses Makmur (INDF)

2. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)

3. SaPP London Sumatra (LSIP)

4. Lim Ivomas Pratama (SIMP)

5. Indomobil Sukses Int (IMAS)


1. PT Indofood Sukses Makmur (INDF)

Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions

dipegang oleh Anthoy Salim selaku direktur utama dengan kegiatan operasional yang

mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan

pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini

Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori

bisnisnya. Menjadi andalan bisnis utamanya Salim Group.

 Sejarah Indofood Sukses Makmur

Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma pada tahun 1990. Memulai

kegiatan usaha di bidang makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan

Fritolay Netherlands Holding B.V., perusahaan afiliasi PepsiCo Inc.

a) Pada tahun 1994. Mengganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.

Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (“BEI”).

b) Pada tahun 1995, memulai integrasi bisnis melalui akuisisi pabrik penggilingan

gandum Bogasari.

c) Pada tahun 1997, memperluas integrasi bisnisnya dengan mengakuisisi grup

perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan distribusi.

d) Pada tahun 2005, memulai kegiatan usaha di bidang perkapalan dengan

mengakuisisi PT Pelayaran Tahta Bahtera.

e) Pada tahun 2007 mencatatkan saham Grup Agribisnis, Indofood Agri

Resources Ltd. (“IndoAgri”), di Bursa Efek Singapura (“SGX”)


f) Pada tahun 2008. Grup Agribisnis memasuki kegiatan usaha gula dengan

mengakuisisi PT Lajuperdana Indah. Grup CBP mengakuisisi PT Indolakto

(“Indolakto”), salah satu produsen produk dairy terkemuka di Indonesia.

g) Pada 2010. Mencatatkan saham Grup CBP, PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk (“ICBP”), di BEI.

h) Pada tahun 2011. Mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk

(“SIMP”), anak perusahaan pada Grup Agribisnis, di BEI.

i) Pada tahun 2013. Grup CBP memasuki kegiatan usaha minuman. Grup

Agribisnis memperluas kegiatan usaha gula ke Brasil dan Filipina melalui

penyertaan saham di Companhia Mineira de Açúcar e Álcool Participações

(“CMAA”) dan Roxas Holdings Inc. (“Roxas”).

j) Pada tahun 2014. Grup CBP mengembangkan kegiatan usaha minumannya

dengan memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan (“AMDK”) melalui

akuisisi aset AMDK termasuk merek Club.

k) Dan pada tahun 2018. Grup CBP meningkatkan kepemilikan pada anak

perusahaan di bidang minuman dan produk kuliner serta melaksanakan

ekspansi pendistribusian produk kegiatan usaha.

 Segment Bisnis Indofood Sukses Makmur

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat

dari skala ekonomis serta ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat

Kelompok Usaha Strategis (”Grup”) yang saling melengkapi sebagai berikut:

1) Produk Kosumen Bermerek (Indofood CBP),  didukung oleh kekuatan merek-

merek produknya, Grup CBP memproduksi beragam produk konsumen


bermerek antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, dll

oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

2) Bogasari, adalah pabrik penggilingan tepung gandum terbesar di dunia.

3) Agribisnis, Kegiatan usaha utama Grup Agribisnis meliputi penelitian dan

pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan dan pengolahan kelapa

sawit.

4) Distribusi, Dengan jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, Grup ini

mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Indofood dan anak-anak

perusahaannya.

 Pemegang Saham Indofod Sukses Makmur

First Pacific Investment Management Limited 50,07%. Merupakan

perusahaan Salim Group  yang berbasis di Hongkong.

 Anak Perusahaan Indofood Sukses Makmur

1. Indofood (M) Food Industries. (Malaysia) Bisnis Noodles. Kepemilikan 80.5%

(tak langsung).

2. PT Inti Abadi Kemasindo, Bisnis Packaging. Kepemilikan 100%.

3. Pacsari Pte. Ltd. (Singapura), Bisnis Shipping. Kepemilikan 100%.

2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) merupakan salah satu produsen

produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka Direktur utama adalah

Anthony Salim dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy,

makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman.
Selain itu, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik

kemasan fleksibel maupun karton, untuk mendukung kegiatan usaha utamanya.

Sebagian besar produk-produk tersedia di seluruh nusantara. Didukung oleh

jaringan distribusi yang ekstensif dari perusahaan induk (Indofood Sukses Makmur –

INDF) sehingga dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih

efisien. Kegiatan operasional didukung oleh lebih dari 50 pabrik yang tersebar di

berbagai wilayah utama di Indonesia. Dengan demikian dapat senantiasa dekat dengan

permintaan pasar dan menjamin kesegaran produk-produk. Selain di Indonesia, produk-

produk ICBP juga hadir di lebih dari 60 negara di dunia.

 Sejarah Indofood CBP

 ICBP berawal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (Consumer Branded

Product atau CBP) perusahaan induknya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Kegiatan usaha Grup CBP ini dimulai dengan bisnis di bidang mi instan pada tahun

1982. Di tahun 1985, Grup CBP memulai kegiatan usaha di bidang nutrisi dan makanan

khusus, dan di tahun 1990 mengembangkan kegiatan usahanya ke bidang makanan

ringan melalui kerja sama dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., afiliasi dari

PepsiCo. Kegiatan usaha di bidang penyedap makanan dibentuk pada tahun 1991,

sedangkan unit usaha di bidang biskuit di tahun 2005.

Kegiatan usaha di bidang dairy dimulai di tahun 2008 melalui akuisisi Drayton

Pte. Ltd., yang merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Indolakto (Indolakto). Di

tahun 2009, Indofood melakukan restrukturisasi berbagai kegiatan usaha produk

konsumen bermerek di bawah Grup CBP untuk membentuk ICBP. Sejak pendirian
ICBP sebagai entitas terpisah, Perseroan terus mengembangkan usahanya dan

memperkuat kepemimpinannya di berbagai segmen pasar.

 Segment Bisnis Indofood CBP

1) Divisi Mi Instan (Noodles). Dengan brand Indomie, Supermi, Sarimi, Pop

Mie, Sakura, Pop Bihun, Mi Telur Cap 3 Ayam.

2) Divisi Dairy (produk susu). Dengan brand Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi,

Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim, Milkuat, Good To Go.

3) Divisi Penyedap Makanan (Food Seasonings) . Dengan brand Sambal

Indofood, Bumbu Special Indofood, Bumbu Racik, Indofood Freiss, Kecap

Indofood, Kecap

 Anak Perusahaan Indofood CBP

1. Indofood (M) Food Industries Sdn. Bhd. (Malaysia), Bisnis Noodles.

Kepemilikan 100%.

2. PT Anugerah Indofood Barokah Makmur, Non-Alcoholic Beverages.

Kepemilikan 99%.

3. PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia, Food Seasonings. Kepemilikan

99,9%.

3. Salim Ivomas Pratama (SIMP)

PT. Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) adalah kelompok usaha agribisnis yang

terdiversifikasi dan terintegrasi dengan operasi bisnis utama yang berkisar antara

penelitian dan pengembangan, pengembangbiakan dan budidaya kelapa sawit, hingga

penggilingan dan pemurnian minyak sawit mentah, dan pemasaran dan distribusi

minyak goreng, margarin, shortening dan produk turunan lainnya. SIMP Group juga
melakukan penanaman tanaman lain seperti karet, tebu, kakao dan teh. PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk (INDF) yang tergabung di Indonesia, dan Indofood Agri Resources

Ltd., Singapura ("IndoAgri") adalah perusahaan induk dari kedua kelompok tersebut.

First Pacific Company Limited, Hong Kong, adalah induk utama Grup.

 Pemegang Saham Salim Ivomas Pratama

 Indofood Agri Resources Ltd, Singapore

 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

4. PP London Sumatra (LSIP)

Sejarah PP London Sumatra

PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) bergerak di

industri perkebunan kelapa sawit dan karet. Produk utamanya adalah minyak sawit

mentah dan karet serta sejumlah kecil kakao, teh dan biji-bijian. Perusahaan ini

merupakan anak perusahaan dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Perusahaan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1963.

ruang lingkup kegiatan LSIP bergerak di bidang usaha perkebunan yang

berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utama Lonsum adalah minyak kelapa sawit dan

karet, serta kakao, teh dan benih dalam kuantitas yang lebih kecil.

5. Indomobil Sukses Int (IMAS)


Sejarah Indomobil Sukses

Sebuah perusahaan otomotif yang terbesar dan terkemuka di Indonesia, dengan

fokus usaha di bidang ritel, layanan purna jual dan pembiayaan kendaraan bermotor.

Indomobil dan anak-anak perusahaannya merupakan agen tunggal pemegang merek

(ATPM) dan atau distributor dari delapan merek kendaraan yang terkenal

Audi, Hino, Kia Motors, Nissan, Renault, Suzuki, Volkswagen dan Volvo, dengan

ragam produk yang mencakup kendaraan roda empat dan dua, ATV, mesin motor

tempel, kendaraan niaga, kendaraan serbaguna, truk, bis, alat berat dan kendaraan

angkutan umum. Indomobil juga memiliki investasi di beberapa perusahaan jasa

keuangan, teknologi informasi, jasa pengelolaan gedung, manufaktur, perdagangan,

penyewaan kendaraan bermotor dan sektor usaha lainnya yang merupakan jaringan

distribusi, suku cadang dan layanan purna jual yang luas dan terintegrasi.

Anak Perusahaan Indomonil Sukses

1. PT Suzuki Indomobil Motor

2. PT Nissan Motor Indonesia

3. PT Panca Datsun Nusantara

4. PT Garuda Mataram Motor

5. PT Kreta Indo Artha

6. PT Hino Motors Manufacturing Indonesia

7. PT Indotruck Utama

8. PT Indo Traktor Utama


9. Indorent

10. Indomobil Finance

11. Shinhan Indo Finance

12. PT Indomobil Edukasi Utama

13. PT Indomobil Prima Energi

14. PT Kyokuto Manufaktur

15. PT Furukawa Battery

16. PT Wahana Inti Selaras

6.PT Indomobil Multi Jasa (IMJS)

PT Indomobil Multi Jasa Tbk (kode saham: IMJS), di BEI (Bursa Efek Indonesia)

direktur utam adalah Jusak Kertowidjojo dimasukkan dalam kelompok Sektor Keuangan

dan Industri Asuransi. Walaupun kategori Industri Asuransi, IMJS sendiri core bisnisnya

adalah pembiayaan (pinjaman untuk pembelian) dan sewa kendaraan. Di tahun 2018

IMJS mampu mengembangkan lini usahanya ke bidang jasa perbengkelan melalui PT

Indomobil Ekspres Truk sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu penyedia

solusi keuangan dan transportasi yang terdepan di Indonesia

Sigmentasi Bisnis Indomomobil Multi Jasa

1) Jasa Keuangan

Pendapatan Perseroan di bidang jasa keuangan dikontribusikan oleh entitas anak dan

asosiasi, yaitu PT Indomobil Finance Indonesia dan PT Hino Finance Indonesia. Kedua

anak usaha tersebut memfokuskan diri dalam penyediaan jasa pembiayaan motor,
mobil baik mobil baru maupun mobil bekas, kendaraan komersial, alat berat, mesin,

properti dan lain-lain.

2) Jasa Sewa Kendaraan

Pendapatan Perseroan di bidang jasa sewa kendaraan dan bisnis terkait

dikontribusikan oleh PT CSM Corporatama, PT Seino Indomobil Logistik.

3) Perbengkelan

Dikontribusikan oleh PT Indomobil Ekspres Truk. Selain sebagai bentuk diversifikasi

usaha, Dewan Komisaris melihat hal tersebut sebagai bagian dari upaya Perseroan

untuk membentuk ekosistem bisnis yang saling melengkapi di antara anakanak

perusahaannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari segala sisi.

Sejarah PT Indomobil Multi Jasa

2004 Didirikan dengan nama PT Multi Tambang Abadi, Perseroan saat itu menjalankan

kegiatan usaha di bidang pertambangan dan jasa.

2013 Go public (mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia) dan mengubah

namanya menjadi PT Indomobil Multi Jasa. Kepemilikan saham Perseroan berubah dari

PT Tritunggal Intipermata dan PT Indomobil Manajemen Corpora, menjadi PT

Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dengan kepemilikan sebesar 99,99%.

2013 Perseroan dan Nissan Motor Company Ltd membentuk usaha patungan yang

diberi nama PT Nissan Financial Services Indonesia

2014 Perseroan bekerjasama dengan Summit Global Auto Management B.V

mendirikan usaha patungan, yaitu PT Hino Finance Indonesia


2015 Perseroan melalui PT CSM Corporatama resmi mendirikan usaha patungan

dengan Seino Holding Co. Ltd yang diberi nama PT Seino Indomobil Logistics.

2016 Perseroan melalui PT CSM Corporatama bekerja sama dengan Seino Holdings

Co., Ltd membentuk usaha patungan, yaitu PT Seino Indomobil Logistics Services yang

menjalankan kegiatan usaha di bidang teknologi informasi dan jasa komputer lainnya,

pemrograman komputer lainnya, serta konsultasi komputer, dan manajemen fasilitas

komputer dengan berbasis program aplikasi logistik.

2016 Dalam rangka memperkuat lini pembiayaan, Perseroan mengakuisisi 1% saham

PT Suzuki Finance Indonesia.

2017 Perseroan mendirikan PT Indomobil Edukasi Utama yang bergerak di bidang jasa

pelatihan sumber daya manusia.

2017 Anak Perusahaan Perseroan, yaitu PT CSM Corporatama melakukan investasi

sebesar Rp37 miliar (setara dengan 5,78% kepemilikan saham) di PT Penta Artha

Impresi, sebuah perusahaan perdagangan suku cadang dan aksesoris.

2018 Perseroan mendirikan PT Indomobil Ekspres Truk yang merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang jasa perbengkelan.

Pemegang Saham

 PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk (IMAS) 91,02%. Masuk dalam salah

satu jaringan bisnisnya Salim Group.

 PT Indomobil Manajemen Corpora 0,01 % Public 8,97 %


Anak Perusahaan Indomobil Multi Jasa

1. PT CSM Corporatama (CSM). Jasa penyewaan kendaraan. Aset 6 trilyun.

Kepemilikan 99,98%.

2. PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI).Jasa pembiayaan investasi, pembiayaan

modal kerja, sewa operasi dan melaksanakan kegiatan usaha pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah. Aset 13,6 trilyun. Kepemilikan 99,88%.

3. PT Indomobil Edukasi Utama (IEU). Jasa Pelatihan. Aset 3 milyar. Kepemilikan

99,00%.

4. PT Indomobil Ekspres Truk (IET). Perbengkelan, Jasa, Perdagangan,

Pembangunan, Perindustrian, Pengangkutan darat, Pertanian, Percetakan, dan

Pertambangan. Aset 9 milyar. Kepemilikan 99,00%.

7.PT Indoritel Makmur (DNET)

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), yang dulunya adalah perusahaan

IT Solution kecil, kini telah menjadi perusahaan investasi besar dengan alokasi aset

investasinya di Indomaret, FAST, ROTI, dan anak perusahaan yang bergerak di bidang

jaringan fiber optic.

Segment Bisnis Indoritel Makmur Internasional (DNET)

Bisnis intinya terletak pada investasi pada entitas anak (PT Mega Akses Persada –

MAP) dan tiga entitas asosiasi yaitu PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Fast

Food Indonesia Tbk (FAST), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). MAP
berfokus pada pengembangan jaringan serat optik dengan brand “FiberStar”, Indomaret

di bidang usaha perdagangan retail melalui toko Indomaret, FAST pada restoran cepat

saji dengan brand Kentucky Fried Chicken (KFC), dan ROTI yang bergerak pada

penjualan roti, dengan merek “Sari Roti”.Investasi pada ke-4 entitas ini merupakan

bagian dari pertimbangan Perusahaan yang berfokus pada investasi di sektor

kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Sejarah Indoritel Makmur Internasional (DNET)

1995 PT Dyviacom Intrabumi berdiri.

1996 Dyviacom resmi menjadi salah satu pemain di Internet Service Provider (ISP)

dengan merk usaha DNET.

1997 Membangun portal remaja dengan nama diffy.com. Beragam program dapat

dinikmati dalam portal ini, seperti chatting online, konsultasi, belanja, berita seputar

artis, dan renungan spiritual harian.

1998 Membuat divisi baru yang disebut Dyviacom IT Solution. Divisi ini melayani segala

kebutuhan IT Solution (network, aplikasi, hardware, dan lain-lain).

2000 Go public di Bursa Efek Indonesia

2005 Perusahaan mengubah fokus usaha dari memenuhi kebutuhan UKM kepada

pemenuhan kebutuhan perusahaan besar. Perusahaan mengembangkan bisnis

infrastruktur utamanya dalam bidang layanan wireless, Internet Ready Port, Virtual

Private Networks (VPN) dan infrastruktur berbasis IP (Internet Protocol).

2007 Perusahaan diambil alih oleh PT Philadel Terra Lestari yang melanjutkan usaha

Perusahaan di bidang teknologi informasi


2009 Mengembangkan bisnis yang berkaitan dengan internet dan penyediaan solusi

teknologi informasi berbasis web untuk pasar korporasi maupun e-Commerce untuk

konsumen. Meluncurkan website www.waytodeal.com dan www.ogahrugi.com.

2013 Menerbitkan saham baru dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD), mendapatkan Rp 7 triliun dan digunakan untuk investasi pada 3 (tiga)

perusahaan yang bergerak di industri ritel (Indomarco), restoran cepat saji (FAST) dan

makanan (ROTI). Perusahaan juga diubah namanya menjadi PT Indoritel Makmur

Internasional Tbk untuk mencerminkan fokus bisnis yang telah berubah.

2015 Perusahaan mendirikan sebuah perusahaan baru bernama PT Indoritel Persada

Nusantara (“IPN”). Melalui IPN Perusahaan menanamkan modal dalam salah satu

perusahaan pengembang jaringan serat optik, PT Mega Akses Persada (MAP) yang

bergerak dalam bidang penyediaan infrastruktur komunikasi di seluruh Indonesia.

Pemegang Saham Indoritel Makmur Internasional (DNET)

 Hannawell Group Limited 39,35%

 Anthoni Salim 25,30%

 PT Megah Eraraharja 27,82%. Bagian dari jaringan bisnisnya Salim Group.

 Public 7,53%

Anak Perusahaan Indoritel Makmur Internasional (DNET)

1. PT Indoritel Persada Nusantara (IPN). Kepemilikan 99,9%. Bisnis investasi.

2. PT Mega Akses Persada (MAP). Kepemilikan 98,09%. Bisnis Serat optik (fiber

optic) untuk jaringan telekomunikasi.


3. PT Indomarco Prismatama (Indomaret). Kepemilikan 40%. Bisnis Perdagangan

eceran (retail).

4. PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST). Kepemilikan 35,84%. Bisnis restoran

waralaba (KFC).

5. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Kepemilikan 25,77%. Bisnis Industri

roti, kue, dan makanan lainnya.

8. Bank ina Perdana (BINA)

 Anthony Salim resmi menjadi pemegang saham pengendali (ultimate

shareholder) PT Bank Ina Perdana Tbk. bersama Pieter Tanuri. Posisi ultimate

shareholder diraih Anthony Salim pasca adanya perubahan pemegang saham

pengendali (PSP) Bank Ina, Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, saat ini

satu perusahaan anggota Salim Group telah menjadi PSP Bank Ina. Perusahaan yang

dimaksud adalah PT Indolife Pensiontama. Sebelumnya, PSP Bank Ina hanya

dipegang oleh PT Philadel Terra Lestari, perusahaan milik Pieter Tanuri.“Ultimate

shareholder Bank Ina sekarang ada dua, yakni Anthony Salim dan Pieter Tanuri,”

9. Nusantara Infrastructure (META)

Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) menambah kepemilikan sebanyak 24,98%

saham pada perusahaan jalan tol, PT Margautama Nusantara, anak usaha PT

Nusantara Infrastructure Tbk (META). Nilai akuisisinya sebesar US$ 67 juta atau setara

3,44 miliar peso Filipina. Metro Pacific Tollways merupakan anak usaha dari Metro
Pacific Investments Corporation (MPIC). MPIC merupakan perusahaan yang tercatat di

Bursa Efek Filipina (PSE). Adapun 41% saham MPIC dikendalikan oleh First Pacific

Company Ltd, perusahaan investasi milik keluarga Salim. Vice President Metro Pacific

Investments Melody del Rosario mengatakan, MPTC menunjuk anak usahanya di

Singapura yakni Metro Pacific Tollways Asia Corp Pte Ltd untuk mengakuisisi 100%

saham CIIF Infrastructure Holdings Sdn Bhd dan CAIF III Infrastructure Holdings Sdn

Bhd. Kedua perusahaan ini masing-masing memiliki 20% dan 4,98% saham

Margautama Nusantara. “Aksi akuisisi tidak langsung atas kepemilikan Margautama

melalui CIIF dan CAIF III akan menjadi tambahan ekuitas tidak langsung MPTC di

Margautama melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia,” Sebagai informasi, Metro

Pacific Tollways Indonesia (MPTI) menguasai 75,89% saham Nusantara Infrastructure.

Sementara Nusantara Infrastructure, sebelumnya telah menguasai 74,98% saham

Margautama Nusantara. Dengan demikian, ekuitas MPTC dalam Margautama

Nusantara setelah transaksi menjadi 100%. Saat ini, Margautama Nusantara adalah

perusahaan induk dari dua anak perusahaan, satu perusahaan asosiasi dan satu anak

perusahaan tidak langsung dalam pengelolaan empat jalan tol. Pertama, PT Bintaro

Serpong Damai (BSD), pemegang konsesi jalan tol 7.25 km yang menghubungkan

Serpong dan Pondok Aren, Jakarta. Ruas tol ini telah beroperasi sejak 2 Februari 1999.

Margautama NUsantara memiliki 66,68% saham BSD. Kedua, PT Jakarta Lingkar

Baratsatu (JLB), pengelola jalan tol sepanjang 9,7 km yang menghubungkan Kebon

Jeruk, Jakarta Barat dengan Penjaringan, area Bandara Internasional Soekarno-Hatta,

Cengkareng. Margautama Nusantara menggenggam 25% saham JLB. Ketiga, PT

Bosowa Marga Nusantara (BMN), yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan. BMN


merupakan pemegang konsesi ruas jalan tol yang membentang sepanjang 5.95 km dan

menghubungkan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dengan AP Pettarani Jalan tol

BMN juga terhubung secara  strategis dengan jalan tol JTSE.  Margautama Nusantara

mendekap 98,53% saham BMN. Keempat, PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE). BMN

menguasai 99,39% saham JTSE, yang merupakan pemegang konsesi ruas Jalan Tol

Seksi Empat di Makassar. JTSE memiliki panjang 11.57 km dan terhubung dengan ruas

jalan yang dioperasikan oleh BMN, mulai dari jembatan Tallo hingga simpang Mandai

Makassar dan menyediakan akses ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

First Pacific pendiri adalah Anthony Salim yang tercatat di Bursa Efek Hong

Kong memiliki investasi yang tersebar di Asia, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF)direktur utama Anthony Salim.

Anda mungkin juga menyukai