Menjalankan bisnisnya kedepan, TOMS Shoes lebih fokus pada menjual cerita di
balik sepatunya daripada bergantung pada fitur produk atau dukungan selebriti. Lebih dari
itu, daripada mengandalkan iklan mainstream, TOMS Shoes menekankan pendekatan
grassroot menggunakan media sosial dan dari mulut ke mulut. Dengan hampir 3.5 juta “Like”
di Facebook dan lebih dari 2 juta "Follower" Twitter pada tahun 2016, kehadiran media sosial
TOMS Shoes mengungguli pesaing yang jauh lebih besar, Skechers dan Clarks. Berdasarkan
data 2016, TOMS Shoes memiliki lebih sedikit follower daripada Nike dan lebih sedikit like
daripada Nike dan adidas. Namun, TOMS Shoes memiliki lebih banyak follower dan like
pendapatan setiap dolarnya. Oleh karena itu, mempertimbangkan ukuran perusahaan, TOMS
Shoes juga memiliki kehadiran media sosial yang lebih besar daripada pesaing utama industri
ini.
Keberhasilan TOMS Shoes dengan iklan media sosial dapat dikaitkandengan kisah
yang dibuat dan disemangati oleh Mycoskie. Para petahana industri umumnya
mendedikasikan sebagian besar pendapatan dan upaya untuk iklan karena mereka hanya
menjual produk. TOMS Shoes, di sisi lain, menggunakan misinya untuk meminta pelanggan
untuk membeli penyebabnya, membatasi kebutuhannya untuk mencurahkan sumber daya
dalam membangun brand-nya. TOMS Shoes memungkinkan kerja amal dan kehadiran media
sosialnya membangkitkan minat perusahaan secara organik. Strategi ini juga meningkatkan
kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian berulang dan membagikan cerita
di balik pembelian mereka dengan keluarga dan teman. Pelanggan TOMS Shoes dengan
bangga mendukung grassroot, bukan pemasok sepatu mewah dan mendorong yang lainnya
untuk berbagi dalam tindakan yang bermanfaat.
Pertanyaan kelima:
Apakah kompetitif perusahaan lebih kuat atau lebih lemah daripada rival utama?
Sebagai pendatang baru memasuki industri sepatu. Manufaktur sepatu global adalah
industri yang menarik bagi pendatang potensial berdasarkan prediksi peningkatan permintaan
dan pendapatanya. Selain itu industri ini merupakan salah satu industri dengan margin
keuntungan tertinggi di industri fashion. Ketika sebuah perusahaan baru ingin ikut bersama-
sama berkompetisi dengan para pemain lama penguasa pasar industri sepatu, industri ini
memiliki barrier to entry yang tinggi.. Merupakan hal yang cukup sulit jika tidak memiliki
sumberdaya yang cukup dan kapabilitas dalam melaksanakan bisnisnya. TOMS Shoes yang
bergerak dari misi sederhana pendirinya untuk untuk ikut turut serta peka dalam kegiatan
kesejahteraan social. Hal tersebut dijadikannya sebagai keungulan bersaing dalam industri
ini. Bisnis TOMS Shoes yang bersipat bersifat cause-related dan menggunakan media
website sebagai market place produknya, berawal dari proyek Shoes for tomorrow kemudian
berubah nama menjadi TOMS Shoes yang secara resmi berjalan pada Mei 2006 dan
menjadikan one for one sebagai misinya untuk menyediakan sepasang sepatu untuk anak-
anak yang tidak mampu ketika customer membeli produknya.
Competitive advantage TOMS Shoes yang mendedikasikan dirinya bukan hanya
menghasilkan profit dengan menjual produknya namun dedikasinya terhadap kesejahteraan
sosial telah menjadikan TOMS Shoes sebagai salah satu perusahaan yang unik yang dapat
menarik konsumennya dengan hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan karyawan
dan penjualan sepatu mulai tahun 2006 – 2016 sebagai berikut:
2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006
Total Employees 470 450 400 320 250 72 46 33 19 4
Thousand Pairs 25000 10000 7250 2700 1300 1000 230 110 50 10
of Shoes Sold
Tetap dengan konsistensi dalam meksanakan misinya dalam kesejahteraan social TOMS
Shoes membangun citranya agar mendapatkan perhatian di industri ini, sedangkan
perusahaan market leader dalam industri ini sudah menggunakan seperti Nike telah
menggunakan atlet profil tinggi seperti Michael Jordan dan Tiger Woods untuk membangun
brand recognition.
Website dan media promosi menggunakan social media sebagai market place dalam
strategi penjualan produknya diktahui dari data di bawah ini :
2015 Facebooks "Likes" per Twitter Follower per
Reveue "Likes" Mill.of $ in "Followers" Mil. of $ in
(Mil. Of $) Revenue revenue
TOMS 390 3.522.891 9.033 2.170.000 5.564
SHOES
Clarks 2.123 1.634.803 770 42.300 20
Skechers 3.150 1.921.582 610 32.700 10
adidas 16.920 23.362.006 1.380 2.650.000 157
Nike 30.700 24.020.024 782 4.070.000 133
Kesimpulan
1. TOMS Shoes degan konsisten melaksanakan misinya one for one menjadi keunggulan
kompetitif yang terbukti membantu TOMS Shoes berkompetisi dalam insustri sepatu.
2. Dengan Competitive advantage yang dimiliki “one for one” TOMS Shoes mampu
masuk ke industri sepatu dan mengembangkan sumber daya serta kapabilitas yang
dimilikinya.