PENDAHULUAN
a. 1968 - PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia)
didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia.
b. 1970 - PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai salah satu
anak perusahaan Jangkar Jati Group.
c. 1972 - PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.
d. 1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.
e. 1984 - PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan Salim
Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Interna Corporation.
f. 1986 - PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation melalui anak
perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.
g. 1987 - PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.
h. 1989 - PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi makanan bayi
bermerek SUN.
i. 1990 - PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang memiliki
merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai
memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan Jetz yang kemudian pada
tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.
j. 1990 - Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
k. 1992 - PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih seluruh
sahamnya oleh Salim Group.
l. 1993 - PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan dengan nama PT
Indomie Sukses Makmur Tbk.
m. 1994 - PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
n. 1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
o. 1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis
serta distribusi.
1
p. 2005 - PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal bermerek Indofood
membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé bernama PT Nestlé Indofood Citarasa
Indonesia, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
q. 2006 - Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
r. 2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan
saham baru.
s. 2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57%
saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
t. 2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT. Indofood
CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti
dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek
(CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
u. 2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan
saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP
dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari
Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik 100%.
v. 2011 - Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Gizindo
Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas
Abadi digabung sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.) menjadi PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), anak perusahaan langsung dan
tidak langsung Perseroan, melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9
Juni 2011.
w. 2012 - Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada tanggal 10 Juni
2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah satu produk mi instan dari Indofood,Indomie,
menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus 2012 di
Jakarta.
x. 2013 - Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang memproduksi
minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini dilakukan oleh PT
Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang masing-
masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.
y. 2014 - Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan mulai mengimpor
dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Caféla Latte dan mengakuisisi merek
air mineral Club dari PT Tirta Bahagia.
2
Mie instan telah menjadi makanan yang sangat digemari di Indonesia. Studi MARS
Indonesia yang dilansir pada tahun 2016 tentang Profil Konsumsi Produk Makanan
mengungkapkan bahwa sebanyak 92,4 masyarakat di Indonesia dari survei yang dilakukan di 7
kota besar di Indonesia merupakan konsumen mie instan. Mie Instan dapat disebut makanan
instan favorit di Indonesia karena harganya murah, membuatnya mudah dan praktis, awet, atau
rasanya pun enak. Hasilnya, mie instan pun menjadi makanan pengganti nasi yang sangat
digemari baik di rumah tangga, anak kos, bahkan di kalangan pekerja kantor. Hal ini dapat
dilihat dari :
Salah satukota dengan tingkat konsumsi mie instan terbesar, yaitu Kota Semarang sebesar
97%.
Posisinya diikuti oleh Makassar (95,2%) dan Bandung (94,2%).
Jika dilihat dari usia konsumen, tingkat konsumsi mie instan terbesar adalah kalangan remaja
berusia 15-24 tahun, yaitu sebesar 95,6%.
Di rentang usia 25-34 tahun sebesar 93,9% dan usia 35-55 tahun sebanyak 90,5%.
Sehingga disimpulkan bahwa Marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan
secara terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan
elemen strategi yang ada dalam marketing Mix itu sendiri. Marketing Mix terdapat beberapa
elemen marketing dikenal dengan unsur 4P (Produk, Price, Place, Promotion).
3
a) Product
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki
massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap
manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia
dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.
Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu
berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin
bertambahnya variasi produk Indomie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional
daerah-daerah Indonesia.
b) Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1
kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua
kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1500 – Rp.
3.500
c) Places
4
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai
hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif
sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai
dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang
banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area
geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen
Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama
d. Promotion
Tagline : Indomie Seleraku
Iklan : Billboard, iklan TV, sponsor acara
Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
• Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta)
5
BAB II
Analisis
6
4. Chanel of distribution
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah penyaluran barang yang
dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen. Para produsen berhak menentukan
kebijakan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada
penjualan yang akan digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam,
perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian tersebut untuk
mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta
menciptakan langganan (Kotler, 2006). Ada beberapa alternatif yang mungkin dipilih penjual
dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :
(1) manufaktur → konsumen,
(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,
(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen
(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi Indomie
terbukti, dalam The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang mencapai 95%.
Karena pendistribusian indonmie sangat baik, maka Indomie mudah di dapatkan oleh kosumen
dimanapun.
5. Sumber daya manusia
Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah satu
kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus. Perseroan
percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan kontribusi
bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri. Indofood akan terus berjuang
sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik di semua tingkat staf dan
manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga akan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk membantu semua divisi dalam
mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar yang semakin kompetitif. Berbagai
program pelatihan akan disajikan dalam setahun, sementara Program Pengembangan Manajerial
akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari perusahaan setelah peluncuran yang sukses di
Memasak Minyak & Lemak dan Makanan Bumbu Divisi.
7
meningkat 7,2 persen menjadi Rp11,68 triliun dari Rp10,90 triliun di 2008. Kenaikan ini
disebabkan oleh naiknya volume penjualan dan kenaikan harga pada 2008 dan 2009.
Peningkatan penjualan dan turunnya biaya produksi menaikkan marjin laba usaha divisi ini
menjadi 11,8 persen pada tahun 2009 dari 4,1 persen pada 2008. Sudah bertahun-tahun PT.
Indofood bertahan di pasar Australia bahkan begitu digemari oleh warga Australia. Daur hidup
produknyapun, tetap berada di puncaknya bahkan mengalahkan mie instant dari negaranya
sendiri maupun negara luar lainnya. Tetapi dengan harga Indomie yang begitu tinggi
dibandingkan di Indonesia, perusahaan tetap saja harus membayarkan pajak usaha dari
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hingga kini, permintaan Australia terhadap produk PT.
Indofood tetap meningkat dari tahun ke tahun. Itu yang membuat perusahaan ini bertahan di
pasar Australia hingga sekarang
22. Sosial dan Budaya
Faktor social dan budaya, menitikberatkan kepada tata nilai dan sikap dari masyarakat. PT.
Indofood melihat dan menyesuaikan terlebih dahulu produknya sebelum akhirnya mampu
menguasai pasar baik di dalam negeri maupun diluar seperti Australia. Tata nilai dan sikap
masyarakat mempengaruhi :
- Gaya hidup masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang instan seperti halnya pangsa pasar
Indofood di luar negeri seperti Australia, mayoritas masyarakatnya mayoritas orang-orang yang
sibuk sehingga hal ini menjadi peluang bagi Indofood untuk memasuki pasar yang akan
mempengaruhi pada permintaan produk terhadap perusahaan.
33. Teknologi
PT. Indofood harus memahami pengaruh perubahan faktor teknologi terhadap kegiatan
operasional perusahaan serta pemahaman tentang kemampuan perusahaannya dalam
menciptakan produk. Perkembangan teknologi ini, selain dengan menunjang tercapainya tujuan
perusahaan dapat juga menjadi ancaman bagi merosotnya produktifitas perusahaan. Perusahaan
Indofood yang dibentuk di Australia, pastinya memiliki mesin-mesin canggih untuk memenuhi
permintaan masyarakat Australia terhadap Indomie. Teknologi lain seperti internet dan social-
network lain juga ditempuh PT. Indofood untuk memasarkan produknya.
44. Demografi
Pemasaran Indomie dari perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur ini menargetkan kepada
konsumen dengan rentang usia diatas 3 tahun. Karena akan kurang pantas jika dikonsumsi oleh
batita (bayi dibawah tiga tahun) mereka masih membutuhkan asupan gizi yang lebih baik,
makanan-makanan bermanfaat bagi pertumbuhan mereka. Tetapi apabila untuk dikonsumsi
sekali-kali tidak apa-apa. Dari sisi jenis kelamin, dapat dikonsumsi oleh pria maupun wanita.
Dari sisi penghasilan, harga mie instant Indomie sendiri masih cukup terjangkau di Australia bila
dibandingkan dengan rata-rata penghasilan warga mereka per tahun.
5. Geografi
Australia saling berbagi lautan dengan tetangga-tetangganya yang terdekat, yakni Indonesia dan
Papua Nugini. Australia terletak di sebelah tenggara Indonesia. Pada titik batasnya yang terdekat,
8
Australia dan Indonesia hanya terpisah beberapa kilometer saja. Pada gambar diatas, terlihat Ibu
kota negara dan ibukota propinsi di Indonesia; Ibukota nasional dan ibukota negara bagian di
Australia. Dengan letak geografis negara Australia dengan negara Indonesia yang lebih dari
sekedar dekat, memudahkan pengiriman (proses eksport-import) produk mie instant dari
Indofood menuju ke Australia. Dari segi biaya penyimpanan gudang, biaya transport, bahkan
waktu pengirimanpun akan lebih cepat dibanding pengiriman produk ke negara lainnya. Ini
pulalah yang membuat permintaan pasar konsumen di Australia semakin meningkat.
9
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berhasil mencapai hamper seluruh target di tahun 2014
dimana meraih pertumbuhan penjualan neto sebesar double-digit menjadi sekitar Rp30,02 triliun
dikontribusikan oleh pertumbuhan penjualan dari berbagai kegiatan usahanya yang sudah ada
maupun yang baru. Tanpa memperhitungkan kegiatan usaha baru, penjualan neto tumbuh 13,0%,
dan kegiatan usaha baru di bidang minuman memberikan kontribusi sekitar 6,4% terhadap
penjualan neto konsolidasi.
Pada Laba usaha tumbuh 12,9% menjadi Rp3,13 triliun di tahun 2014, PT. Indofood Sukses
Makmur Tbkgembira atas kemajuan yang dicapai baik oleh kegiatan usaha yang sudah ada
maupun baru dimana berhasil mempercepat pertumbuhan penjualan dan meraih kemajuan berarti
dalam menyeimbangkan portofolio usaha. Di sepanjang tahun 2014, kami terus menjalankan
strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kami meningkatkan portofolio produk premium di
kategori mi instan, makanan ringan, serta penyedap makanan guna memenuhi kebutuhan segmen
berpenghasilan menengah yang terus berkembang.
Total aset pada tanggal 31 Desember 2014 mencapai Rp24,91 triliun, naik 17,1% dari Rp21,27
triliun pada tanggal 31 Desember 2013. Total aset yang terdiri dari total asset lancar dan total
aset tidak lancar masingmasing meningkat menjadi Rp13,60 triliun dan Rp11,31 triliun di tahun
10
2014, dari Rp11,32 triliun dan Rp9,95 triliun di tahun 2013. Kenaikan total aset lancar terutama
disebabkan oleh meningkatnyakas dan setara kas, dan kenaikan piutang usaha seiring naiknya
penjualan neto.
Pada tanggal 31 Desember 2014, total ekuitas mencapai Rp15,04 triliun, naik dibandingkan
Rp13,27 triliun pada tanggal 31 Desember 2013 terutama karena laba bersih yang dihasilkan di
sepanjang tahun 2014 dikurangi dengan pembayaran dividen untuk tahun buku 2013.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga
dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia,
11
berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai
salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri,
sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ke empat tahapan siklus hidup produk
yang di gunakan produsen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam memasarkan produknya
berdasarkan fase atau tahap siklusnya.
i. Perkenalan (Introduction)
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di
produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,
pertama kali memperkenalkan Indomie Mie Noodlez, Indomie Laksa, dll. Tahap perkenalan
adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan produk
barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan yang
lambat. Pertumbuhan yang lambat karena di sebabkan oleh:
a Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi
b Masalah teknis
c Konsumen baru mengenal produk
d Perusahaan mulai beradaptasi
e Kelambatan dalam penyediaan produk tersebut untuk konsumen, terutama di bidang
distribusi.
ii. Perkembangan (Growth)
Tahap perkembangan (Growth) adalah tahap di mana produk yang di perkenalkan tersebut
dikenal dan mulai diterima oleh konsumen. Dalam periode pertumbuhan ini ditunjukkan dengan
penjualan yang mulai meningkat. Pada tahun 1982 PT. Indofood Sukses Makmur,
Tbk meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie
Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd
dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan
dalam wadah cup, diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
12
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam
merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan
ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap pendewasaan yang meningkat adalah penjualan total meningkat dengan lambat yang di
sebabkan karena sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama), sedangkan pembeli
baru yang masuk hanya sedikit.
b. Tahap kedewasaan yang stabil adalah volume penjualan tidak meningkat lagi tetapi konstan.ini
di sebabkan karena seluruh permintaanya berasal dari pembeli lama atau pelanggan, jadi sudah
tidak ada lagi pembeli baru yang masuk.
c. Tahap kedewasaan menurun adalah penjualan yang menurun dikarenakan beberapa langganan
mulai meninggalkan produk perusahaan dan membeli produk lain. Ini di tandai pada tahun 2003,
mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie
Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya
13
unit usaha sebagai “Bintang”, “Kas Sapi”, ”Pertanyaan Marks”, dan “Anjing” (awalnya
“Piaraan”) kemudian mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan uang dari ”sapi perah”
menuju “bintang” dan “tanda tanya” yang memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang lebih tinggi
potensial. Bagan itu popular selama dua dekade dan “digunakan sebagai primer dalam prinsip-
prinsip pengelolaan portofolio”, sebagai kata BCG.
Question
Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing
dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan
pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan
apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang relative rendah dan di Indonesia
untuk produk mie instan yaitu indomi tidak bersaing dalam industry yang
pertumbuhannya pesat dilihat bahwa indomi yang dikeluarkan PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk merupakan market reader mie instan di Indonesia karena memiliki brand
yang kuat di benak konsumen dan merupakan perusahaan mie instan pertama di
Indonesia.
2) Star
14
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk
pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi
dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk
mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar
namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi perusahaan, karena harus
mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya.
Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan
divisi ini.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Perusahaan memiliki hubungan jangka
panjang dilihat dari peluang yang baik dalam hal pertumbuhan dan laba dimana
mempunyai pangsa pasar yang tinggi dimana produk yang dikeluarkan PT. Indofood
Sukses Makmur di gemari oleh semua kalangan, sehingga bagi perusahaan memerlukan
investasi.
3) Cash Cow
Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan kas lebih
dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor
usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus
dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau
diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi,
ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk
diterapkan.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, memiliki pangsa pasar yang relative tinggi tetapi bersaing dalam pertumbuhan
pasar industri yang lambat sehingga PT. Indofood Sukses Makmur menghasilkan
pendapatan yang dapat diperas seperti susu sapi hal ini dilihat dari PT. Indofood Sukses
Makmur yang memiliki anak perusahaan dan memproduksi berbagai macam produk
makanan.
4) Dog
Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam
industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing dalam portofolio
perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi,
divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing,
retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik.
15
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada Kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang realtif rendah namun dilihat saat ini
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk bersaing pada industri yang relative pertumbuhannya
rendah yaitu Mie Sedap yang dikeluarkan oleh PT. Wingsfood. . Indofood Sukses
Makmur, Tbk.
2.4 Kompetitor
Mie instan telah menjadi makanan yang paling digemari khususnya di Indonesia. Pangsa
pasarnya sangatlah besar, mengingat makanan ini digemari semua kalangan. PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk, pertama kali memperkenalkan Indomie sebagai brand dari mie instan.
Hingga saat ini Indomie dari Indofood Sukses Makmur begitu sangat dikenal oleh masyarakat
dan sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan. Seiring waktu,
sebenarnya ada beberapa merek mie instan yang mencoba meramaikan pasar, tapi tidak berhasil.
Satu per satu merek mie instan para pesaing itu pun tenggelam. Pada tahun 2003, setelah sekitar
30 tahun Indomie berjaya, merek Mi Sedaap muncul turut meramaikan pasar mie instan Tanah
Air. Dan merek baru Mi Sedaap inilah yang dinilai mampu mengikis sedikit demi sedikit market
share Indomie sebagai market leader mie instan di Indonesia. Dua merek yang bersaing sengit
dalam kategori produk mie instan ini adalah Indomie dan Mi Sedaap.
Mi Sedaap cukup fenomenal dengan rasa kari spesial yang kental dan katanya “nendang
rasanya”. Merek mie instan besutan Wings Food ini pertama kali hadir dengan hanya tiga varian
rasa, yaitu mie goreng dengan “kriuk-kriuk”, rasa soto dengan koya, dan rasa ayam bawang
dengan bawang goreng. Sebagai pendatang baru, Mi Sedaap hadir dengan strategi promosi
agresif untuk segera mendongkrak awareness merek produk. Mi Sedaap pastinya menyadari
sejak awal bahwa merebut market share Indofood yang image produknya sudah sangat baik
bukanlah perkara mudah. Sebab itu Wings membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk
melakukan riset hingga menemukan formula rasa yang pas. Kemudian bisa dimunculkan produk
mie instan dengan penambahan bumbu bawang goreng kriuk pada varian mie gorengnya. Meski
terkesan sepele, ternyata Mi Sedaap varian rasa tersebut cukup disukai konsumen.
Banyak orang yang mengaku sudah familier dengan rasa dan tekstur Indomie. Tapi,
banyak juga orang yang mengatakan ingin menjajal rasa dan kualitas dari merek lain. Tentu bila
menyangkut kategori produk mie instan yang harganya terbilang murah dan relatif mudah
ditemukan, keputusan orang untuk memilih pun akan berlangsung secara cepat dan instan.
Dalam hal ini, merek yang pertama kali terlintas di benak pelangganlah yang akan terpilih.
16
Jika dilihat dari Top Brand Index (TBI) 2014, kedua merek ini terpaut cukup jauh, yaitu Indomie
meraih indeks 75,9% dan Mie Sedaap 14,4%. Dilihat dari lima tahun ke belakang pun, Indomie
terlihat masih memimpin pasar mie instan di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014 ini. Indeks
yang diraih Indomie pun terbilang cukup dominan sekitar 70%.
Dari semua merek pesaing, Mi Sedaap yang paling mungkin menggoyang posisi market leader
Indomie di pasar. Terbukti memang Mi Sedaap-lah yang diam-diam sedikit menggerogoti pangsa
pasar Indomie. Ini benar terutama pada awal Mi Sedaap muncul di pasaran dan konsumen
banyak yang tertarik untuk menjajal mie instan baru ini. Tetapi, dari data Top Brand Index mulai
tahun 2010 sampai sekarang, terlihat posisi Indomie memang sulit disaingi.
17
a) Strenght (Kekuatan)
Berikut ini adalah kekuatan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia (rasa yang enak dan lezat)
2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Memiliki satu group yang menangani pendistribusian produk-produknya (PT. Group
Distribusi Indofood),
5. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
6. Memiliki banyak anak perusahaan,
7. Brand yang sudah terkenal lama oleh masyarakat Indonesia terutama produk Mie
8. Memliki Sumber Daya Manusia yang besar sehingga mampu produksi yang besar Pula
9. Terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan Konsumen.
10. Telah merambah pasar Luar Negeri
b) Weakness (Kelemahan)
Berikut ini adalah kelemahan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4. Produk memakai MSG (Monosodium Glutamate)
5. Besarnya biaya pemasaran yang digunakan
6. Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi khususnya produksi di Luar Negeri
18
c) Opportunities (Peluang)
Berikut ini adalah peluang dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan pasar yang terus meningkat, baik di kalangan bawah, menengah, maupun atas
2. Segementasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang dihasilkan terus
menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda
3. Memanfaatkan e-bussines dalam membantu mengembangkan pangsa pasar dan
memperkenalkan prosuk melalui internet, karena pengguna internet sama dengan masyarakat
konsumen
4. Melakukan ekspansi ke luar negeri
5. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
6. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
7. Pasar domestik maupun luar negeri masih terbuka lebar
8. Naiknya harga makanan pokok
9. Pola hidup masyarakat akan mie instant yang cukup tinggi
d) Threats (Ancaman)
Berikut ini adalah ancaman dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama
4. Adanya kompetitor sejenis yang cukup banyak
5. Kemungkinan adanya anti MSG dan zat bahaya lainnya
19
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
1. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang
memproduksi Mie Instan yang brand produknya dikenal dengan indomie dan membuatnya
menjadi market leader makanan instan.
2. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil,
memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie
instan.
3. Dari analisis BCG, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk berada pada posisi Kuardan III (Cash
Cow) dimana memiliki pangsa pasar yang tinggi dan peluang pertumbuhan laba dalam jangka
panjang, memiliki investor-investor yang berinvestasi pada perusahaan dan juga memiliki anak
perusahaan karena mengeluarkan berbagai macam produk.
4. Analisis SWOT pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk ini digunakan dengan melihat
instrument utama yaitu kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk untuk pencapaian dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.
3.2 Saran
1. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk khususnya produk indomie, harus dapat mempertahankan
ciri khas produknya.
2. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen mengingat keinginan konsumen
yang berubah-ubah sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan dari
konsumen. Itu dilakukan agar kegiatan produksi sesuai dengan target yang diinginkan.
3. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dapat melakukan pemanfaatan dan pengalokasian modal
dengan tepat yang digunakan untuk pengembangan teknologi seoptimal mungkin.
4. PT Indofood Sukses makmur, Tbk dapat lebih bijak dalam pemilihan bahan baku dan bahan
pembantu agar tetap menjaga kualitas produk, sehingga tidak banyak mengandung bahan kimia
yang dapat merugikan para penikmat produk Indofood.
20
Daftar Pustaka
21