Diajukan sebagai Tugas Akhir Semester 7 Mata Kuliah Global Business Environment
Dibuat oleh :
JAKARTA
2022-2023
I. Latar Belakang
Pada era globalisasi, ekonomi merupakan salah satu aspek yang dapat
memberikan pengaruh terhadap sistem internasional. Perdagangan
internasional merupakan salah satu upaya bagi negara untuk dapat
mensejahterakan masyarakatnya. PT. Indofood merupakan salah satu
perusahaan makanan yang telah sukses di Indonesia dan telah melebarkan
sayapnya hingga ke Timur Tengah, Asia, Australia, Nigeria, hingga Eropa.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pertama kali melakukan ekspor pada
tahun 1992. Produk yang mereka ekspor pertama kali adalah Indomie.
Alasan utama mereka mengekspor Indomie pada masa itu ialah untuk
Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di luar negeri dan
merindukan cita rasa Indomie itu sendiri. Sasaran utama dalam kegiatan
ekspor ini sebenarnya adalah negara yang memiliki banyak WNI yang
menetap, seperti Hong Kong, Arab Saudi, Taiwan, Malaysia dan juga
Singapura. Seiring waktu berjalan, Indomie semakin terkenal karena sering
dibawa oleh para pelajar Indonesia yang di luar negeri. Maka dari itu,
sasaran ekspornya semakin meluas dan hampir ke seluruh negara di dunia.
Hingga saat ini, PT. Indofood telah berhasil melakukan ekspansi produk
Indomie ke lebih dari 80 negara. Sudah ada beberapa pabrik yang
dibangun oleh PT. Indofood Sukses Makmur memiliki hasil penjualan
secara signifikan. Salah satunya adalah Pabrik Indomie yang telah
menyebar di beberapa negara seperti Turki, Maroko, Mesir, Suriah,
Nigeria, Serbia. Dalam proses internasionalisasinya, PT. Indofood
memiliki beberapa strategi. Diantaranya adalah availability, affordability,
acceptability. Availability merupakan cara bagaimana agar suatu produk
dapat dijangkau dan mudah ditemukan oleh masyarakat di negara
pengimpor dan mudah ditemui oleh WNI. Affordability merupakan proses
marketing dengan cara memberikan harga terjangkau dan ekonomis
sehingga mudah dikenal oleh masyarakat di negara pengimpor. Yang
terakhir adalah Acceptability yaitu cita rasa yang disesuaikan oleh selera
masyarakat dimana produk tersebut diimpor.
1. Mie Instan
2. Penyedap Makanan
3. Snack
4. Boga Sari
Sejak bergabung dengan Grup Indofood pada tahun 1995, Bogasari telah
memainkan peran kunci dalam kesuksesan Indofood sebagai perusahaan
terpadu dari Total Food Solutions. Bogasari telah beroperasi di Indonesia
selama lebih dari 30 tahun dan merupakan perusahaan penggilingan
tepung terigu terintegrasi terbesar di Indonesia. Selain itu, Bogasari juga
memproduksi pasta dan biskuit untuk konsumen domestik dan
internasional yang dijual dengan merek Torrents. Untuk mendukung
kegiatan operasionalnya, Bogasari mengoperasikan bisnis pelayarannya
sendiri yang terdiri dari dua kapal Panamax dan empat Handymax,
terutama digunakan untuk mengangkut gandum dari Australia dan
belahan bumi utara. . Selain itu, Bogasari memiliki pabrik pengemasan
yang memproduksi kantong tepung polypropylene.
1. Demography
Faktor sosial dan budaya fokus pada nilai dan sikap masyarakat.
Indofood yang pertama kali melihat dan mengadaptasi produk tersebut
sebelum akhirnya mampu menguasai pasar Australia. Nilai dan cara
berpikir masyarakat ini mempengaruhi gaya hidup masyarakat yang
selanjutnya mempengaruhi permintaan produk dari perusahaan. Dilihat
dari budaya Australia yang hampir identik dengan Indonesia, serta cita
rasa yang tercetak di lidah orang Australia dan Indonesia yang hampir
identik, Indofood perlu mengubah kemasan dan komposisi produknya
untuk mengakomodasi masyarakat Indonesia. Dilihat dari dinamika
masyarakat Australia, kebanyakan orang adalah orang-orang sibuk. Oleh
karena itu, ini merupakan peluang bagi Indofood untuk masuk ke pasar
Australia.
3. Economy
Menurut catatan Bursa Efek Jakarta tahun 1994, PT. Indofood telah
berhasil menguasai 90% pasar mie instan di Indonesia. Sementara itu, di
Australia, Indofood menguasai pangsa pasar hingga 70% di kategori mie
instan. Jadi harga Indomie sendiri di Australia adalah 69 sen atau sekitar
Rp 5700,-. Selain Indomie, Indofood banyak memproduksi merek mie
instan lainnya seperti Sarimi dan Supermi. Namun, Indomie merupakan
penyumbang penjualan terbesar untuk divisi mie instan Indofood. Total
penjualan mie instan pada tahun 2009 meningkat 7,2% menjadi Rp 11,68
triliun dari Rp 10,90 triliun pada tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan
volume penjualan yang lebih tinggi dan harga yang lebih tinggi pada
tahun 2008 dan 2009. 11,8% pada 2008-09. Indofood telah bertahan di
pasar Australia dan sangat populer di kalangan masyarakat Australia.
Siklus hidup produk juga memuncak, melampaui mie instan dalam dan
luar negeri. Namun, harga Indomie sangat tinggi dibandingkan
Indonesia, sehingga perusahaan harus membayar pajak perdagangan atas
keuntungan. Sampai saat ini, permintaan Australia untuk PT. Indofood
terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal inilah yang membuat
perusahaan ini mampu bertahan di pasar Australia hingga saat ini.
5. Technology
Dampak politik dan legislasi terhadap industri daging sapi dapat dinilai
dengan melihat berbagai regulasi dan kesepakatan antara berbagai pihak
yang terlibat, misalnya kesepakatan WTO dan AFTA berskala
internasional, atau peraturan daerah (Perda) yang lebih sempit. Kode
Dagang PT.Indofood semula berdasarkan PT.Panganjaya Intikusuma,
Piagam Pendiri no 228 dan kemudian diubah dengan Piagam no 249 dan
Dokumen No. 171 tanggal 15 November 1994. Tujuan utama
didirikannya PT. Indofood memproduksi makanan olahan (khususnya
mie instan), gandum menjadi tepung, industri makanan terpadu,
distribusi, perkebunan dan pengolahan minyak sawit.
8. Governmental
V. Kesimpulan