Anda di halaman 1dari 13

Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) &

Pap Smear dalam Deteksi Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur di Purwokerto
Timur

Elmalana1, Hanof Fia Rina Ashali1, Didik Setiawan3, Dina Ratna Juwita3
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jalan Raya Dukuhwaluh Purwokerto 52182 Indonesia,
Penulis untuk koresponden : Elmalana dan Hanof Fia Rina Ashali
E-mail : Elmalana212@gmail.com dan Hanoffiarinaashali@gmail.com

ABSTRACT

Cervical cancer is the second most common type of cancer, and the incidence is still
increasing. It caused by low awareness to do early detection and influenced by education,
knowledge and husbands support. The aims of this study was to determine acceptance
level of early detection, relation between education, knowledge, and husband support to
acceptance, and the most dominant variable associated with acceptance. The method of
this study was cross sectional analytical survey with accidental sampling to women of
childbearing age in East Purwokerto. From 100 respondents included in the study, only
54 (54.0%) women who were willing to do early detection. The educational background,
knowledge and support of husband variable had a strong relationship to acceptance for
cervical cancer early detection. Education is the most dominant variable related to early
detection acceptance with OR value of 9,835.
Keyword : Cervical cancer, screening, acceptance, visual inspection with acetic acid,
Pap smear

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menempati urutan kedua dari
seluruh jenis kanker, hal ini dikarenakan angka kejadian kanker serviks yang terus
meningkat. Semakin berkembangnya kanker serviks disebabkan oleh rendahnya
kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Beberapa faktor yang mempengaruhi seperti
pendidikan, pengetahuan serta dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penerimaan wanita terhadap deteksi dini, kemudian mengetahui
hubungan variabel pendidikan, pengetahuan, dukungan suami terhadap penerimaan, serta
mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan penerimaan. Jenis
penelitian ini adalah survey analitik rancangan cross sectional dan metode pengambilan
sampel secara accidental sampling pada seluruh wanita usia subur di Purwokerto Timur.
Dari 100 wanita yang masuk dalam sampel penelitian, terdapat 54 (54.0%) wanita yang
bersedia mengikuti deteksi dini menggunakan IVA, sedangkan wanita yang bersedia
mengikuti Pap smear yaitu sebanyak 56 (56,0%) wanita. Variabel pendidikan,
pengetahuan, dukungan suami, asuransi kesehatan dan rekomendasi petugas kesehatan
memiliki hubungan yang kuat terhadap penerimaan untuk deteksi dini kanker serviks.
Pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan terhadap penerimaan
deteksi dini dibandingkan variabel lainnya dengan nilai OR sebesar 9,835 dan 13,539.
Kata kunci : Kanker serviks, skrining, penerimaan, inspeksi visual asam asetat, Pap
smear

PENDAHULUAN wanita yaitu 16 orang per 100.000

Kanker serviks adalah suatu penduduk wanita yang menyerang di

proses keganasan yang terjadi pada usia 15-44 tahun.

serviks, di mana dalam keadaan ini Pada tiap harinya, diperkirakan

terdapat sekelompok sel yang abnormal muncul 40-45 kasus baru dan sekitar

sehingga jaringan tubuh tidak dapat 20-25 orang meninggal akibat kanker

melaksanakan fungsi sebagaimana serviks. Berdasarkan data di Jawa

mestinya. Kanker serviks adalah Tengah, hanya sekitar 5% wanita yang

pertumbuhan sel-sel abnormal pada melakukan deteksi dini di puskesmas

serviks di mana sel-sel normal berubah atau rumah sakit. Jumlah perempuan di

menjadi sel kanker. (Rahayu, 2015). Jawa Tengah yang melakukan deteksi

Menurut Suarniti, berdasarkan dini pencegahan kanker serviks di

International Agency for Research on rumah sakit atau puskesmas hanya

Cancer (IARC), kanker serviks sekitar 5 persen atau kurang lebih 3.000

menempati urutan kedua dari seluruh orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak

kanker pada perempuan dengan 80 persen positif kanker serviks

insidensi 9,7% dan jumlah kematian stadium tiga (Ulfiana, 2016).

9,3% dari seluruh kanker pada Salah satu alasan semakin

perempuan di dunia. Menurut World berkembangnya kanker serviks

Health Organization diperkirakan disebabkan oleh rendahnya kesadaran

terdapat 460.000 kasus baru di seluruh untuk melakukan deteksi dini. Hal ini

dunia dimana sebanyak 75% berada di berdasarkan fakta lebih dari 50%

negara berkembang. Di Indonesia perempuan terdiagnosis kanker tidak

kanker serviks menduduki tempat pernah menjalani deteksi dini

kedua dalam urutan keganasan pada sebelumnya. Rendahnya kesadaran


untuk melakukan deteksi dini wanita usia subur satu per satu (door to
disebabkan oleh beberapa faktor seperti door). Variabel bebas (independent)
pengetahuan, pendidikan dan dukungan terdiri dari pendidikan, pengetahuan,
suami. dukungan suami, asuransi kesehatan
Berdasarkan latar belakang yang dan rekomendasi kesehatan. Variabel
telah penulis uraikan di atas maka dapat terikat (dependent) yaitu penerimaan
dirumuskan permasalahan yaitu skrining inspeksi visual asam asetat
rendahnya kesadaran untuk melakukan (IVA) dan pap smear dalam deteksi
deteksi dini kanker serviks. Hal tersebut kanker serviks.
dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal, untuk itu penting dilakukan Pengumpulan Data
analisis faktor-faktor yang berhubungan Data dikumpulkan dari April - Juni
dengan penerimaan skrining inspeksi 2018. Kriteria inklusi meliputi wanita
visual asam asetat (IVA) dan Pap usia subur yang berusia 30-49 tahun di
smear dalam deteksi kanker serviks wilayah Purwokerto Timur, sudah
pada wanita usia subur di Purwokerto menikah dan sudah melakukan
Timur. hubungan seksual, bersedia menjadi
responden ditandai dengan kesediaan
METODE PENELITIAN mengisi informed consent, bisa
Penelitian ini dilakukan secara membaca dan menulis atau tidak buta
survey analitik dengan pendekatan huruf. Kriteria eksklusi meliputi
cross sectional. Unit analisis penelitian responden yang saat penelitian sudah
wanita usia subur sebanyak 100 orang. terdiagnosa kanker serviks dan
Jumlah tersebut kemudian dibagi ke mengundurkan diri.
dalam beberapa kelurahan di
Purwokerto Timur secara menyeluruh Langkah-Langkah
sehingga diambil ±17 responden tiap Pengumpulan data dilakukan melalui
kelurahan. Pengambilan sampel survey menggunakan kuesioner
menggunakan teknik accidental terstruktur yang telah dilakukan uji
sampling. Accidental sampling ini validitas dan reliabilitas. Validasi
dilakukan dengan mendatangi rumah instrumen dilakukan di Kecamatan
Kembaran dengan membagikan berbentuk kalimat atau huruf menjadi
kuesioner kepada 20 responden. Semua data angka atau bilangan. Coding atau
butir pertanyaan dalam kuesioner pemberian kode ini sangat berguna
dinyatakan valid sehingga dilanjutkan dalam memasukkan data (data entry).
dengan membagikan kuesioner kepada Jika semua data dari responden selesai
seluruh responden. Wanita usia subur dimasukkan, perlu dicek kembali untuk
yang memenuhi kriteria inklusi dan melihat kemungkinan-kemungkinan
bersedia mengisi informed consent adanya kesalahan-kesalahan kode,
selanjutnya dijadikan sebagai ketidaklengkapan dan sebagainya,
responden dalam penelitian ini. kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
Analisis Data Langkah kedua yaitu dilakukan
Pengolahan data dilakukan uji hipotesis menggunakan metode
dengan program SPSS (Statistical Spearman (bivariat). Analisis ini
Program for Social Sciences). digunakan untuk melihat adanya
Langkah pertama dalam analisis hubungan antara variabel bebas dengan
data yaitu Editing. Hasil yang variabel terikat
diperoleh dilakukan penyuntingan Langkah ketiga yaitu uji regresi
(editing) terlebih dahulu dengan logistik (multivariat) dengan
pengecekan dan perbaikan isian menggunakan taraf signifikansi 5%
formulir atau kuesioner. Kuesioner (p<0.05). Uji regresi logistic ini
yang telah diedit atau disunting, digunakan untuk menganalisa hubungan
selanjutnya dilakukan peng”kode”an variabel-variabel bebas secara bersama-
atau “coding”. Yakni mengubah data sama dengan variabel terikat.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden Frekuensi (%)


Usia
30-34 tahun 13 (13.0)
35-39 tahun 20 (20.0)
40-44 tahun 28 (28.0)
45-49 tahun 39 (39.0)
Pendidikan
Rendah 44 (44.0)
Tinggi 56 (56.0)
Pengetahuan
Tidak Bekerja 73 (73.0)
Non-formal 21 (21.0)
Formal 6 (6.0)
Sumber : Data primer, 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa pendidikan dengan kategori
sebagian besar responden berusia tinggi, kemudian sebagian besar
antara 45-49 tahun (39,0%) responden adalah ibu rumah
dengan rata-rata usia 41,74 tahun. tangga / tidak bekerja
Sebanyak 56 responden memiliki

IVA Pap smear


Variabel Correlation p value Correlation p value
Coefficient Coefficient
Usia
30-34 tahun
35-39 tahun - .240 .016 -.335 .001
40-44 tahun
45-49 tahun
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Non-formal .356 .093 .099 .325
Formal
Pendidikan
Rendah .718 .000 .716 .000
Tinggi
Pengetahuan
Kurang
.680 .000 .749 .000
Cukup
Baik
Dukungan Suami
Kurang
.679 .000 -.239 .017
Cukup
Baik
Asuransi Kesehatan
Tidak ada -.149 .140 .552 .000
Ada
Rekomendasi Petugas
Kesehatan
-.234 .019 .410 .000
Kurang mendukung
Mendukung
Sumber : Data primer, 2018
Hasil penelitian menunjukkan rekomendasi petugas kesehatan
bahwa terdapat hubungan antara dalam penerimaan deteksi dini
pendidikan, pengetahuan, dukungan kanker serviks dengan p value <
suami, asuransi kesehatan dan 0,05.
Analysis I Analysis II Analysis III Analysis IV Analysis V
Variabel
OR p value OR p value OR p value OR p value OR p value
Usia 1.848 .064 .1.893 .046 1.805 .057 1.789 .063 - -
Pendidikan 10.331 .050 10.069 .048 18.377 .001 19.540 .001 16.302 .001
Pekerjaan .571 .391 .574 .401 .551 .370 - - - -
Pengetahuan 1.863 .442 1.819 .447 - - - - - -
Asuransi .572 .450 - - - - - - - -
Kesehatan

Rekomendasi .244 .067 .204 .031 .219 .037 .216 .035 .232 .040
Petugas
Kesehatan

Dukungan 2.611 .043 2.640 .110 3.179 .046 2.999 .053 3.186 .038
Suami
Sumber : Data primer, 2018

Analysis I Analysis II Analysis III Analysis IV Analysis V Analysis VI


Variabel
OR p value OR p value OR p value OR p value OR p value OR p value

Usia .713 .411 .726 .424 - - - - - - - -


Pendidikan 9.892 .010 9.86 .010 10.827 .006 11.835 .004 9.825 .003 10.548 .002
2
Pekerjaan 1.187 .838 - - - - - - - - - -
Pengetahuan 8.080 .001 8,19 .001 8.528 .001 11.717 .000 10.898 .000 9.905 .000
2
Asuransi 2.909 .258 2.83 .267 2.694 .288 - - - - - -
Kesehatan 3

Rekomendas 5.113 .085 4.88 .082 4.163 .103 4.962 .061 4.664 .060 - -
i petugas 4
kesehatan

Dukungan .426 .117 .430 .121 .409 .104 .404 .100 - - - -


Suami
Sumber : Data primer, 2018
Hasil penelitian menunjukkan value < 0,05. Variabel yang paling
bahwa hanya variabel pendidikan dominan berhubungan yaitu
dan dukungan suami yang memiliki variabel pendidikan yang
hubungan dengan penerimaan ditunjukkan dengan nilai OR (Odds
deteksi dini kanker serviks dengan p Ratio) sebesar 9,835.

PEMBAHASAN Pekerjaan menjadi faktor


Karakteristik Responden penyebab seseorang untuk
Berdasarkan hasil penelitian berperilaku terhadap kesehatannya.
diperoleh usia responden memiliki Hal ini disebabkan karena pekerjaan
rata-rata 41,74 tahun dimana tes menjadi faktor risiko seorang
tersebut dianjurkan bagi semua mengalami sakit maupun
wanita berusia 30 sampai 49 tahun penyakitnya. Pekerjaan
sehingga rata-rata usia responden dikategorikan menjadi 3 bagian
tersebut masuk dalam kriteria untuk yaitu formal, non formal dan tidak
mengikut tes. bekerja (Ningsih, 2017). Pekerjaan
Pendidikan akan responden sebagian besar ibu rumah
mempengaruhi pengetahuan tangga (tidak bekerja), hasil
seseorang, dimana setelah penelitian ini sejalan dengan
mendapatkan pendidikan maka penelitian Ningsih (2017) bahwa
pengetahuan seseorang akan responden paling banyak adalah ibu
bertambah sehingga penerimaan rumah tangga (IRT) / tidak bekerja.
terhadap informasi pun akan Menurut Retnosari, wanita
berbeda. Pendidikan responden usia subur (WUS) yang memiliki
sebagian besar masuk ke dalam tingkat pengetahuan yang kurang
kategori tinggi 56 (56,0), namun menyebabkan praktik untuk
hasil penelitian ini tidak sejalan melakukan deteksi dini kanker
dengan penelitian Kalonga (2011) serviks pun kurang. Pada penelitian
dimana sebanyak (60,0) responden ini pengetahuan responden tentang
memiliki pendidikan kategori IVA sebagian besar masuk ke
rendah. dalam kategori kurang (46,0) dan
pengetahuan responden tentang Pap yaitu sebanyak 41 responden takut,
smear (51,0). Hasil penelitian ini 4 responden mengatakan malu dan
sejalan dengan penelitian Kalonga 1 responden mengatakan tidak
(2011) bahwa sebagian besar memiliki waktu atau sibuk.
responden memiliki pengetahuan yg
rendah yaitu sebesar 56% Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian Terdapat hubungan antara
sebagian besar responden 54 (54,0) tingkat pendidikan dengan
menerima untuk melakukan deteksi penerimaan wanita usia subur untuk
dini kanker serviks menggunakan melakukan deteksi dini kanker
IVA dan sebanyak 56 (56,0) serviks menggunakan metode IVA.
responden meneriman untuk Hal ini dapat dikatakan bahwa
melakukan deteksi dini semakin tinggi tingkat pendidikan
menggunakan Pap smear. hasil maka semakin tinggi tingkat
penelitian ini sejalan dengan hasil penerimaannya, sebaliknya semakin
penelitian Kalonga (2011) bahwa rendah tingkat pendidikan maka
sebagian besar responden 43 (86,0) semakin rendah tingkat
menerima untuk melakukan deteksi penerimaannya. Dengan tingkat
dini kanker serviks. Terdapat 54 keeratan hubungan kuat yaitu
orang responden menerima untuk sebesar sebesar 0,718.
mengikuti deteksi dini kanker Pengkategorian pendidikan dibagi
serviks, beberapa diantaranya menjadi 2 kategori yaitu pendidikan
sebanyak 39 responden lebih rendah dan tinggi. Pendidikan
memilih melakukan tes tersebut di rendah meliputi Sekolah Dasar (SD)
puskesmas, kemudian sebanyak 9 dan Sekolah Menengah Pertama
responden memilih di rumah sakit (SMP), sedangkan pendidikan
dan 6 responden memilih di klinik. kategori tinggi meliputi Sekolah
Sedangkan 46 (46,0) responden Menengah Atas (SMA) dan
yang tidak menerima untuk Perguruan Tinggi (Arikunto, 2006).
mengikuti deteksi dini kanker Hal ini menunjukkan bahwa
serviks, beberapa alasan diantaranya semakin rendah pendidikan
seseorang maka semakin rendah wanita diberdayakan dengan
juga minatnya untuk melakukan informasi yang benar dan tepat
pemeriksaan. Sebaliknya, semakin tentang layanan dan
tinggi pendidikan seseorang ketersediaannya, maka mereka akan
semakin tinggi juga minat bisa memanfaatkan layanan
melakukan pemeriksaan IVA. tersebut.
Terdapat hubungan antara Terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan tingkat pengetahuan dengan
penerimaan wanita usia subur untuk penerimaan wanita usia subur untuk
melakukan deteksi dini kanker melakukan deteksi dini kanker
serviks menggunakan metode IVA. serviks menggunakan metode IVA
Hal ini dapat dikatakan bahwa dan Pap smear. Hal ini dapat
semakin baik tingkat pengetahuan dikatakan bahwa semakin baik
maka semakin baik tingkat tingkat dukungan suami maka
penerimaannya, sebaliknya semakin semakin baik tingkat
kurang tingkat pengetahuan maka penerimaannya, sebaliknya semakin
semakin kurang tingkat kurang tingkat dukungan suami
penerimaannya. Dengan tingkat maka semakin kurang tingkat
keeratan hubungan kuat yaitu penerimaannya. Dengan tingkat
sebesar sebesar 0,680. keeratan hubungan kuat yaitu
Pengkategorian pengetahuan dibagi sebesar sebesar 0,679 (IVA) dan
menjadi 3 kategori yaitu baik, 0,749 (Pap smear). Pengkategorian
cukup dan kurang (Arikunto, 2006). dukungan suami dibagi menjadi 3
Responden yang tidak menerima kategori yaitu baik, cukup, kurang
melakukan skrining kanker serviks (Azwar, 2012). Seorang wanita
adalah responden yang memiliki dengan dukungan suami kategori
pengetahuan yang rendah/kurang baik maka memiliki kemungkinan
tentang kanker serviks dan skrining untuk melakukan pemeriksaan
kanker serviks. Hal ini skrining kanker serviks lebih besar
menunjukkan bahwa pengetahuan daripada wanita dengan dukungan
adalah kekuatan, jika seorang suami kategori kurang. Semakin
tinggi dukungan suami maka dilakukan oleh Johnson et al (2016)
semakin meningkat pula perilaku bahwa ada hubungan yang
pemeriksaan skrining kanker bermakna antara rekomendasi
serviks. petugas kesehatan dengan
Terdapat hubungan antara pemeriksaan rutin pap smear.
asuransi kesehatan dengan
penerimaan wanita usia subur untuk Analisis Multivariat
melakukan deteksi dini kanker Berdasarkan hasil penelitian
serviks menggunakan metode Pap menunjukkan bahwa variabel
smear. Dengan tingkat keeratan pendidikan dukungan suami,
hubungan sedang yaitu sebesar pengetahuan dan rekomendasi
0,552. Sehingga semakin tinggi petugas kesehatan memiliki p value
kepemilikan asuransi kesehatan < 0,05 sehingga dapat dikatakan
maka penerimaannya semakin bahwa variabel pendidikan,
meningkat. Hasil penelitian ini dukungan suami, pengetahuan dan
sejalan dengan penelitian Azmi rekomendasi petugas kesehatan
(2017) bahwa ada pengaruh antara tersebut memiliki hubungan yang
kepemilikan jaminan kesehatan signifikan terhadap penerimaan
dengan pemeriksaan pap smear. skrining untuk deteksi dini kanker
Terdapat hubungan antara serviks menggunakan metode IVA
rekomendasi petugas kesehatan dan Pap smear. Pada analisis IV
dengan penerimaan wanita usia tersebut menunjukkan bahwa
subur untuk melakukan deteksi dini variabel pendidikan memiliki nilai
kanker serviks menggunakan OR (Odds Ratio) yang lebih besar
metode Pap smear. Dengan tingkat yaitu sebesar 9,835 dan 13,539
keeratan hubungan sedang yaitu sehingga variabel pendidikan
sebesar 0,410. Sehingga semakin merupakan variabel yang paling
tinggi rekomendasi petugas dominan berhubungan dengan
kesehatan maka penerimaannya penerimaan deteksi dini kanker
semakin meningkat. Hasil penelitian serviks menggunakan metode IVA
ini sejalan dengan penelitian yang
dan Pap smear di Purwokerto DAFTAR PUSTAKA
Timur. Annisa, W. N., 2016, Hubungan Antara
Pengetahuan Wanita Usia
KESIMPULAN Subur Tentang Kanker Serviks
dan Tindakan Pemeriksaan
1. Tingkat penerimaan skrining
Pap Smear di Kelurahan
inspeksi visual asam asetat (IVA) Sidanegara Kabupaten
Cilacap disertasi. Surakarta.
dalam deteksi kanker serviks pada
Fakultas Kedokteran,
wanita usia subur di Purwokerto Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Timur yaitu sebesar 54%, artinya
Arikunto, S. (2006). Prosedur
dari 100 responden terdapat Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
sebanyak 54 responden yang
Arum, Sheria Puspita.(2015). Stop Kan
melakukan penerimaan. ker Serviks: Panduan Bagi
Wanita Untuk Mengenal,
2. Terdapat hubungan antara tingkat
Mencegah & Mengobati.
pendidikan, pengetahuan, dukungan Yogyakarta : Notebook.
Azmi, U., 2017, Analisis Gambaran
suami, asuransi kesehatan dan
Faktor Wanita Usia Subur
rekomendasi petugas kesehatan terhadap Pemeriksaan Pap
Smear di RSUD Lanto Dg.
dengan penerimaan skrining
Pasewang Jeneponto disertasi.
inspeksi visual asam asetat (IVA) Makassar. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, UIN
dan Pap smear dalam deteksi
Alaudin Makassar
kanker serviks pada wanita usia
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala
subur di Purwokerto Timur dengan
Psikologi Edisi 2. Yogyakarta:
masing-masing nilai p value Pustaka Pelajar.
(0,000).
Dinas Kesehatan. (2013).Profil
3. Variabel yang paling berhubungan Kesehatan Provinsi Jawa
dengan penerimaan skrining tes Tengah tahun 2013. Semarang :
Dinas Kesehatan.
IVA dan Pap smear dalam deteksi Ferlay, J. et al. (2015). Cancer
dini kanker serviks pada wanita usia incidence and mortality
worldwide : Sources, methods
subur yaitu variabel pendidikan, and major patterns in
karena memiliki nilai OR (Odds GLOBOCAN 2012.
International Journal of Cancer,
Ratio) tertinggi diantara variabel Volume 136(5), E359–E386.
lainnya yaitu sebesar 9,835 dan Johnson, M. J. et al. (2016).Quantitative
and mixed analyses to identify
13,539. factors that affect cervical
cancer screening uptake among Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan
lesbian and bisexual women and dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
transgender men. Journal of : Rineka Cipta.
clinical nursing, Volume 25(23- Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
24), 3628-3642. Kesehatan dan Perilaku
Kalonga, N. (2011). Knowledge and Kesehatan. Jakarta : Rineka
acceptability of cervical cancer Cipta.
screening among women in Pertiwi, Nuur Desi Eka dan Indriani.,
2015. Faktor-Faktor Yang
Ng'ombe Community Lusaka. 1-
Berhubungan Dengan
108. Kunjungan Pemeriksaan
IVA/Pap Smear Ibu-Ibu PKK Di
Kementrian Kesehatan RI Pusat Data
Dusun Depok Sleman skripsi .
dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta. Program Studi
(2015). Stop Kanker. Infodatin-
Bidan Pendidik Jenjang D IV,
Kanker, hal 3.
Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
Kowalak, Jennifer. (2011). Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta : ECG
Savitri, Astrid. (2015). Kupas Tuntas
Linadi, K. E. (2013). Dukungan suami
Kanker Payudara, Leher Rahim,
mendorong keikutsertaan pap
dan Rahim. Yogyakarta:
smear pasangan usia subur
Penerbit Pustaka Baru Press
(PUS) di perumahan pucang
gading Semarang. Jurnal
Suarniti, N. W. (2017). Studi
Kesehatan Reproduksi, Volume
4(2 Ags), 61-71. Fenomenologi : Faktor-Faktor
Melati., 2012, Pengetahuan Wanita Yang Menyebabkan Wanita
Menikah yang Bekrja dan Tidak Usia Subur Tidak Menjalani
Bekerja tentang Pemeriksaan Deteksi Kanker Serviks Dengan
Pap Smear di Kelurahan Grogol Tes Inspeksi Visual Asam
skripsi. Jakarta. Fakultas Ilmu Asetat (IVA) di Provinsi Bali .
Kesehatan, Universitas
Indonesia. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Ningsih, D. P., Pramono, D., & Informatika Kesehatan Vol.7
Nurdiati, D. S. (2017). Faktor- (1), 1-8.
Faktor yang Berhubungan
Ulfiana, E., Khafidhoh, N., Widyastuti,
dengan Kejadian Kanker
E., & Astuti, E. (2016).
Serviks di RSUP Dr. Sardjito
Pemeriksaan Inspeksi Visual
Yogyakarta. Berita Kedokteran
Asam Asetat (IVA) di
Masyarakat, 1-7.
Kelurahan Pudakpayung Kota
Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Semarang. Temuan Ilmiah Hasil
Dasar Ilmu Kesehatan Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Jakarta : Rineka Masyarakat, 89-92.
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai