Pendukung Geologi
Pendukung Geologi
PENDAHULUAN
mengusahakan dan mengelola kekayaan alam yang berada dalam lingkup wewenang
sumberdaya mineral yang ada. Dalam kondisi perekonomian saat ini, sektor
Untuk mengelola potensi bahan galian serta potensi sumberdaya geologi lainnya,
Pemerintah Daerah harus mempunyai gambaran tentang kondisi geologi dan sebaran
bahan galian, baik dalam bentuk peta maupun penjelasannya. Peta Potensi bahan Galian
merupakan peta dasar yang sangat penting, bagi pengambangan bahan galian atau
bahan tambang di suatu daerah. Untuk melakukan inventarisasi atau eksplorasi awal,
Hasil pekerjaan ini diharapkan dapat menjadi data dasar sebagai acuan
pengembangan potensi bahan galian di Wilayah Kabupaten Kubu Raya, serta dapat
Pengambilan data geologi (yang meliputi : data litologi, struktur, stratigrafi dan
morfologi)
posisi stratigrafinya.
dll).
Kecamatan Kubu, Kecamatan, Teluk Pakedai, dan kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten
PROPINSI KALIMANTAN
BARAT
KABUPATEN
KUBU RAYA
laporan.
Pemetaan geologi dan bahan galian yang dilakukan adalah berjalan dan atau
menggunakan kendaraan, baik di darat maupun sungai dengan peralatan palu dan
kompas geologi serta alat Global Positioning System (GPS). Dalam pemetaan ini
digunakan peta topografi yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal, yang telah dilakukan
dengan menggunakan alat GPS dan diplot dalam peta topografi dengan skala
1 : 250.000.
kualitasnya.
contoh/sampel.
bahan galian, diantaranya analisa kuat tekan dan analisa keausan batuan.
TAHUN 2009
No. URAIAN KEGIATAN
Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4
1. Persiapan dan Survey Awal
Kajian referensi
Pengadaan bahan dan
peralatan
Koordinasi lapangan dan
mobilisasi peralatan
Survey Tinjau/Awal
2. Laporan Pendahuluan
3. Pekerjaan pemetaan dan
pengukuran
Pemetaan geologi dan
bahan galian
Pengambilan conto/sampel
2.1.4. Pelaporan
Laporan pendahuluan
Penelitian, Peralatan dan Instrumen yang digunakan, Ruang Lingkup pekerjaan, Peneliti
Laporan ini diserahkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
semenjak ditanda tanganinya Surat Perintah Kerja. Laporan ini disertai dengan Berita
Acara I.
Draft laporan akhir ini harus memperbaiki hal-hal yang tertuang pada berita acara I.
Draft laporan ini diserahkan dan dipresentasikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
laporan akhir.
Hasil persentasi dan pembahasan draft laporan akhir ini dituangkan dalam
Laporan Akhir
dua puluh) hari kalender semenjak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja. Laporan
akhir ini merupakan perbaikan dari Draft laporan akhir dan dibuat dengan
memperhatikan hal-hal yang tercantum dalam Berita Acara II . Laporan akhir ini disertai
dengan hard copy dan peta-peta hasil penelitian yang dikemas dalam bentuk CD.
BAB 3
terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan.
2
Kecamatan Batu Ampar dengan luas 2.002,70 Km atau 28,67% dari
2
adalah Kecamatan Rasau Jaya dengan luas sebesar 111,07 Km atau
Tabel 3.1
Luas Wilayah Administratif Kabupaten Kubu Raya
Lua s Kepadatan
NO K ec a ma t a n W ila y a h Penduduk Desa Dusun
(Jiwa/Km2 )
(K m2 )
1 Batu Ampar 2.002,70 19 14 51
2 Kubu 1.211,60 32 19 66
3 Teluk Pakedai 291,90 74 14 46
4 Sungai Kakap 453,13 201 12 48
Raya.
Tabe l 3 .2
Desa Dan Pulau Terpencil Di Kabupaten Kubu Raya
NO K EC AMAT AN DE SA DU SU N
1 Batu Ampar 5 13
2 K u bu 1 2
3 Te l u k Pak e dai 3 10
4 S u n gai K ak ap 2 6
K om pi l a s i D a t a : K a b u p a t e n P o n t i a n a k D a l am A ng k a T a h u n 2 0 0 5
3.2. Topografi
2
wilayah lautannya seluas 2.197 Km dari keseluruhan luas wilayah
2 2
kabupaten, yaitu 6.982,20 Km , yang terdiri dari 1.630,68 Km Luas.
pada bagian hilir, sehingga banyak hasil-hasil alam dari wilayah hulu sungai kapuas
yang bermuara di wilayah kabupaten Kubu Raya. Hal ini memungkinkan berkembangnya
Jumlah Pulau kecil di Kabupaten Kubu Raya mencapai 39 pulau. Pulau – pulau tersebut
rata-rata dihuni oleh penduduk yang berprofesi sebagai nelayan. Keberadaan penduduk
di pulau-pulau kecil tersebut sangat jauh dari akses pelayanan publik yang disebabkan
3.3. Iklim
Kubu Raya berada di Kecamatan Kubu (174 hari) dan curah hujan
3.4. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya berasal dari Kantor PMD Kabupaten Kubu
Raya Tahun 2008 mencapai 506.380 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 258.839
jiwa dan penduduk perempuan mencapai 247.541 jiwa. Sebagian besar penduduk
1 2 3 4 5
1 Batu Ampar 19.487 17.895 37.382
3 K u bu 20.162 18.724 38.886
4 Te l u k Pak e dai 11.082 10.633 21.715
5 S u n gai K ak ap 45.863 45.061 90.924
S u m b e r : P r o fi l D e s a , K a n t o r P M D K a b u p a t e n K u b u R a y a T a h u n 2 0 0 8
menilai potensi fisik lahan yang diperlukandalam suatu perencanaan penggunaan lahan.
Sanyoto, 1993) secara geologis daerah Kubu Raya hampir seluruhnya terdiri dari
endapan alluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak. Berdasarkan posisinya, seluruh
areal studi terletak pada formasi Aluvium dan Endapan rawa ( Qa) yang merupakan
formasi paling muda berumur Quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lumpur
dan gambut. Endapan ini menutupi dataran alluvial dan pasang surut di bagian barat,
lembah sungai Kapuas dan lembah-lembah sungai besar lainnya yang mengalir ke
paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian barat Kubu Raya. Zona
pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa-rawa gambut dan dilintasi
3.5.1. Fisiografi
Setengah bagian barat dari PONTIANAK/NANGATAMAN (sebelah barat garis bujur
110⁰ BT) dicirikan oleh rawa-rawa sungai dan dataran pasang surut yang sangat luas.
bawah dataran tersebut terutama berasal dari S. Kapuas yang luasnya sekitar 95.000
Km2 (termasuk di dalamnya adalah S. Melawi). Setengah bagian timur daerah Lembar
terdapat bukit-bukit dan setempat pegunungan rendah yang membentuk kaki bukit
pegunungan Schwaner di timur dan tenggara. Daerah-daerah yang terangkat di aliri oleh
cabang-cabang S. Kapuas kearah utara dan barat dan oleh sungai-sungai yang mengalir
Kualan, S. Semandung, S. Laur dan S. Keriyau (Gb. 1) Batas air utama yang membagi
3.5.2. Stratigrafi
Keriau, sedikit tersingkap di bagian utara sungai Kapuas bagian barat dan timur Desa
Tayan. Satuan ini kebanyakan terdiri dari selang-seling, setempat gampingan metapelit
dan metasamit berukuran halus, kaya akan kuarsa dan jarang terdapat sisipan
sisa staurolite dan garnet secara bersamaan dengan upatan kuat dan bidang sumbu
dan tidak adanya pengarahan struktur titik menunjukkan ke tekanan rendah dan
metamorfisma termal. Kemajuan bertambah dalam jenjang metamorfik kea rah sentuh
terobosan dari Tonalit Sepauk (dan granit Laur), dan setempat terjadinya migmatit
Kapur.
Umur pengendapan, deformasi dan metamorfisma tidak dapat di pastikan. Di
Pinoh ditutupi oleh Komplek Ketapang yang pollen dan spora berumur Albian Akhir-
Cenomian (Haile, 1973). Diutara S. Kapuas dekat desa Tayan, satuan-satuan tersebut
terdiri dari lipatan kuat, sebagian pelite karbonan berderajat rendah dan psamit halus,
mirip Kelompok Balaisebut yang berumur Karbon Akhir sampai Trias? Yang tersingkap
Karbon Akhir di Serawak Barat. Umur kelompok Balaisebut itu sendiri (berdasarkan fosil
fusulinida dan sisa-sisa tumbuhan) telah diperiksa oleh Zeijlmans van Emmichoven
(1939). Sayangnya hasil penelitian berikutnya. Jika batuan malihan Pinoh dan kelompok
Balaisebut seumur,maka fase utama deformasi regional dan metamorfisma harus terjadi
sebelum jaman Trias Akhir, sebab di SANGGAU batuan sedimen dan gunungapi
penutupnya terdeformasi lemah sampai sedang berumur Trias-Jura Awal yang ditandai
Tonalit Sepauk sentuhnya berangsur dan setempat tersesarkan. Ditutupi oleh batupasir
Kempari dan Batuan Gunungapi Kerabai, diterobos oleh Batuan Gunungapi Kerabai
berupa retas, Dengan batuan Granit Sukadana sentuhnya berupa sesar. Kemungkinan
Awal. Beberapa observasi menunjukkan bahwa Tonalit Sepauk dan Granit Laur
sentuh bertingkat dan langsung dengan batuan induk. Besarnya tubuh granit dan
terhadap Granit Laur berangsur dan setempat tersesarkan. Diterobos oleh Granit
Sukadana, Gabro Biwa, dan retas Gunungapi Kerabai dan ditutupi oleh batu Gunungapi
Kerabai dan Formasi Tebidah. Granit lajur menengah dengan beberapa bukti magma
“stoping” kemungkinan ada tiga mekanisme formasi granit; “ unrestite mixing, magma
pasang-surut, di bagian barat dan membentuk pulau-pulau di Laut Cina Selatan. Satuan
ini menerobos Tonalit Sepauk, dalam kontak sesar dengan Granit Laur dan Batupasir
Kempari, satuan ini juga bersentuhan dengan Batuan Gunungapi Kerabai baik secara
paling tidak sebagian sebagai bukti hubungannya dengan Batuan Gunungapi Kerabai,
kemungkinan besar comagmatik. Umur isotop (K-Ar, Rb-Sr dan U-Pb pada zircon)
dimana semua contoh berasal dari Ketapang dan Kendawangan menunjukan Kapur
Akhir. Keberadaanya berada pada tingkat kerak tinggi. Granit tipe I, tetapi beberapa
juga menunjukan granit tipe A. Lingkungan tektonik dari magmatis tepian benua
bagian utara dan timur tengah dari Lembar. Satuan ini menerobos Tonalit Sepauk dan
ditutupi oleh Formasi Tebidah. Satu contoh batuan yang ditarikhan berdasarkan K-Ar
menunjukan 88.0 atau 3,6 juta tahu (dihitung kembali menurut konstanta kerusakan
perpotongan Sungai Laur dan Sungai Kempari, selatan Gunung Juring dan tersebar di
sekitar Teluk Nuri di baratdaya. Satuan ini terletak di bawah dan kemungkinan
menjemari dengan Batuan Gunungapi Kerabai dan terletak di atas Granit Laur. Kontak
satuan ini dengan Granit Sukadana berupa sesar. Secara tentatif satuan ini di samakan
dengan batuan-batuan Komplek Ketapang berumur Albian Akhir sampai Cenomian yang
meliputi di bagian tenggara hingga selatan bagian tengah dan di sepanjang Teluk Nuri
dan Selat Padangtikar. Batuan Gunungapi Kerabai ini tidak selaras diatas Granit Laur,
Malihan Pinoh dan kemungkinan Tonalit Sepauk, menindih serta menjemari terhadap
adanya sesar dan stratigrafi. Satuan ini diterobos oleh Terobosan Sintang. Secara
Tiga contoh batuan retas yang telah ditarikh K-Ar menunjukan kisaran umur antara 65-
tunjaman bersudut rendah. Batuan gunung api soshonitic sampai perubahan alkalin
pemekaran.
timurlaut. Formasi ini tidak selaras di atas Batuan Malihan Pinoh, Tonalit Sepauk, Ganit
Laur dan Gabro Biwa. Mempunyai hubungan selaras semu dibawah Batupasir Sekayam
pengendapannya yaitu alluvium sampai litoral, kemungkinan delta dan lagun. Daerah
sumber mungkin mempunyai jalur orogen ke utara (rijang, gunungapi, dan kepingan
batuan sedimen) dan terangkat pada alas kristalin ke selatan (kepingan batuan malihan
NANGAPOH dan SANGGAU. Satuan yang merupakan Cekungan Melawi ini endapannya
Menerobos Batuan Gunungapi Kerabai. Litologi dari satuan tersebut adalah dasit
porfiritic dan andesit, fenokris terdiri dari : plagioklas ( oligoklas), K-feldspar dan biotit,
masadasar mikrokristalin-berbutir sangat halus, terdiri dari feldspar, klorit dan kuarsa,
contoh-contoh yang dikumpulkan oleh IAGMP di daerah Lembar lain menunjukkan umur
kemudian.
lembar PONTIANAK. Secara fisik endapan berupa lumpur, pasir, kerakal dan sisa-sisa
tumbuhan terbentuk pada umur Kuarter.Dataran alluvial sepanjang pantai S. Kapuas dan
sungai besar yang aliran kearah selatan, endapan undak dekat S. Kapuas di utara desa
Tayan.
Akhir
- Penekukan kerak pada jaman Eosen Akhir – Oligosen
- Pengangkatan dan pensesaran pada jaman Oligosen Akhir – Miosen
daripada Batuan Malihan Pinoh yang mungkin terjadi pada jaman Perm dan Trias Akhir.
hilang jejaknya karena mengalami metamorfisma termal pada Kapur Awal. Selanjutnya
di sekitar Desa Tayan, terutama di utara S. Kapuas efek fase kedua metamorfisma hanya
sedikit sekali, dan filit, batusabak dan kuarsit di daerah ini secara komposisi dan struktur
Atas – Perm Bawah ( Supriatna drr, 1993). Kedua metasedimen tersebut terdeformasi
kuat dan sumbu-sumbu lipatannya curam sampai terbalik yang menyatu dengan bidang
sumbu dan setempat dengan bidang belah sekunder. Tingkat metamorfismanya rendah
hingga menengah dan mineral-mineral tingkat paling tinggi yang terawetkan adalah
temperature cukup tinggi untuk melelehkan sebagian. Fase ini mendidih pada fase
metamorfisma regional yang lebih tua dan menjelaskan kisaran luas dari tekstur
metamorfiknya dalam Batuan Malihan Pinoh yakni dari batu tanduk sampai batusabak
dan filit, skis serta gneiss. Dekat dengan sentuh metamorfik atau migmatit, granit dari
yang sejajar dengan foliasi granit, migmatit dan metamorfik cenderung selaras dan
peralihan dari tubuh terobosan ke batuan induk adalah berangsur dan sulit dipetakan.
Oleh karena itu terobosan bukanlah suatu petunjuk pemanasan kembali setelah batuan
tersebut terbentuk.
Berbeda dengan batuan diatas, sumbat-sumbat dan stock Granit Sukadana dan
Gabro Biwa mempunyai sentuh tajam dan tidak selaras dengan batuan induk dan tidak
Terjadinya sekumpulan retas bersama dengan kekhasan kimiawi dari granit dan batuan
Gunungapi Kerabai. Ini berarti paling tidak anggapan kesementaraan meluasnya rejim
tektonik benar.
Selama zaman Eosen Akhir dan Oligosen Awal Cekungan Melawi telah terbentuk
berumur Kapur Awal. Sedimen siliklastik berbutir halus di bagian bawah dari runtunan
Cekungan depan dan tidak adanya kenampakan sesar yang terjadi bersamaan dengan
cekungan.
Ciri-ciri kenampakan granit, batuan gunungapi dan alas metamorfik adalah sistem
rekahannya yang secara jelas tercermin pada foto udara dan citra landsat. Banyak
kira-kira 16 km, contohnya bagian atas Sungai Laur dan bagian atas Sungai Semandang.
Pada terrain granit, kelurusan-kelurusan dalam jarak beberapa ratus meter panjangnya
merupakan kekar. Pada peta geologi terlihat didaerah aliran Sungai Labai.
sebagai kelurusan terbesar dan di dalam peta terlihat sebagai sesar. Beberapa struktur-
struktur ini dipetakan dilapangan sebagai lajur rekahan, atau diamati dari offset
topografi atau ciri-ciri geologi lainnya. Hanya ada dua pengarahan kelurusan terrain
granit dalam runtunan Cekungan Melawi. Pengamatan ini dikatakan sebagai kontrol
topografi yang ditetapkan bahwa paling tidak pergerakan terakhir sepanjang rekahan-
rekahan ini adalah setelah jaman Oligosen Awal. Kurangnya daya dukung batuan pada
kepadatan dari kelurusan yang ada. Orientasi sesar-sesar dan kekar-kekar cenderung
utara-timurlaut dan juga nampak jelas pada citra yang meliputi batuan dasar didaerah
timurnya dan selatan Nangataman. Tidak ada informasi mengenai unsur nisbi terjadinya
kuarsa, Batuan beku teralterasi mengandung logam, dan gas biogenic (gas
rawa).
peralatan dan kelengkapan perusahaan yang dapat dibagi menjadi peralatan kantor,
Tabel 4.1. Data Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pekerjaan di Kab. Kubu Raya
Komputer
Notebook
Printer
Scanner
3. Laboratorium
Lab.Petrologi
Lab.Mekanika batuan
Lab.Sedimentologi
Lab.Kimia Batuan
4. Peralatan Khusus
Palu Geologi
Kompas Geologi
GPS
Loupe
Magnetic Pencil
adalah ahli geologi umum, ahli petrologi, serta ahli geologi pertambangan dan dibantu
Ketua Tim
(Ahli Geologi Umum)
Tenaga Penunjang
Asisten Ahli
Administrasi
Operator computer
Surveyor
Tenaga Laboratorium
Pemimpim tim bertugas memimpin tim untuk dapat menghasilkan produk laporan
yang diinginkan, sesuasi tertera dalam Kerangka Acuan Kerja. Sebagai pemimpin
laboratorium
Ahli Petrologi
tekstur batuan
Analisa kimia utama, jika diperlukan, untuk menentukan jenis batuan beku
CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 26
Ahli Geologi Pertambangan
galian
Tenaga Penunjang
laboratorium dan studio. Tenaga surveyor membantu pelaksanaan survey dan eksplorasi
Pieters dan Sanyoto, 1993. Peta Geologi Lembar Pontianak . Pusat Survey Geologi
Bandung.