Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Otonomi Daerah dan

UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Penerimaan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, memungkinkan Pemerintah Daerah berpartisipasi

mengusahakan dan mengelola kekayaan alam yang berada dalam lingkup wewenang

daerahnya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dengan memanfatkan potensi

sumberdaya mineral yang ada. Dalam kondisi perekonomian saat ini, sektor

pertambangan harus diupayakan secara optimal, guna memberikan kontribusi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengelola potensi bahan galian serta potensi sumberdaya geologi lainnya,

Pemerintah Daerah harus mempunyai gambaran tentang kondisi geologi dan sebaran

bahan galian, baik dalam bentuk peta maupun penjelasannya. Peta Potensi bahan Galian

merupakan peta dasar yang sangat penting, bagi pengambangan bahan galian atau

bahan tambang di suatu daerah. Untuk melakukan inventarisasi atau eksplorasi awal,

sangat dibutuhkan informasi melalui Peta Potensi Bahan Galian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengembangkan Potensi

Bahan Galian di Wilayah Kabupaten Kubu Raya.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 1


1.3. Sasaran

Hasil pekerjaan ini diharapkan dapat menjadi data dasar sebagai acuan

pengembangan potensi bahan galian di Wilayah Kabupaten Kubu Raya, serta dapat

mewujudkan pengembangan data base Geologi dan Sumber Daya Mineral.

1.4. Lingkup Kegiatan

Jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini meliputi:

 Pengambilan data geologi (yang meliputi : data litologi, struktur, stratigrafi dan

morfologi)

 Membuat Peta Geologi, Peta geomorfologi dan Peta Lokasi Pengamatan

 Ploting Lokasi Pengambilan Sampel Batuan (untuk keperluan pengembangan data

base) dengan skala 1 : 250.000.

 Membuat Penampang Stratigrafi terukur guna mengetahui sejarah geologi dan

posisi stratigrafinya.

 Melakukan sampling batuan (berikut diskripsinya) yang representatif dan dapat

mewakili Formasi maupun Satuan batuan yang ada.

 Melakukan analisa laboratorium yaitu : Analisa Petrografi, Paleontologi dan

analisa - analisa penunjang bila perlu dilakukan (seperti kalsimetri, Geokimia,

dll).

 Membuat executive summary hasil penelitian.

 Mengemas seluruh Peta dan kajian dalam program digitasi.

 Mengumpulkan sample batuan/bahan galian pada kondisi yang mewakili serta

deskripsinya untuk keperluan eksplorasi dan penyajian informasi riel

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 2


mengenai jenis batuan, bahan galian, gambarann potensi ekonomisnya serta gambaran

potensi cadangan yang ada guna keperluan pengembangan ekonomi daerah.

1.5. Lokasi Kegiatan

Kegiatan penelitian meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Batuampar,

Kecamatan Kubu, Kecamatan, Teluk Pakedai, dan kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten

Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 3


Gambar 1.1. Peta Lokasi daerah penelitian

PROPINSI KALIMANTAN
BARAT

KABUPATEN
KUBU RAYA

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 4


BAB 2
METODOLOGI

2.1. Tahap Penelitian

Pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Mulai dari pekerjaan persiapan,

pekerjaan lapangan (pemetaan), pekerjaan laboratorium dan studio hingga pembuatan

laporan.

2.1.1. Pekerjaan Persiapan dan Survey Awal

Persiapan pekerjaan mencakup penyiapan segala keperluan yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan pekerjaan. Seperti antara lain;

 pengumpulan data sekunder dan pustaka,

 penyiapan alat dan bahan,

 pembentukan tim kerja serta koordinasi lapangan,

 serta peninjauan lapangan pendahuluan atau survey lokasi. Peninjauan

lapangan pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi

lapangan yang akan dipetakan .

2.1.2. Pekerjaan Pemetaan Geologi dan Bahan Galian

Pemetaan geologi dan bahan galian yang dilakukan adalah berjalan dan atau

menggunakan kendaraan, baik di darat maupun sungai dengan peralatan palu dan

kompas geologi serta alat Global Positioning System (GPS). Dalam pemetaan ini

digunakan peta topografi yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal, yang telah dilakukan

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 5


modifikasi. Pekerjaan ini meliputi pencatatan dan pengukuran unsur geologi yang

tersingkap dipermukaan serta sebaran bahan galian, diantaranya:

 Semua titik lokasi pengukuran dan pengambilan contoh dilapangan diukur

dengan menggunakan alat GPS dan diplot dalam peta topografi dengan skala

1 : 250.000.

 Mencatat dan melakukan pemerian jenis batuan, mencakup tekstur dan

komposisi batuan, dengan menggunakan bantuan kaca pembesar.

 Mencatat kedudukan (jurus dan kemiringan) lapisan batuan, kedudukan

kekar, kedudukan urat kuarsa, maupun sesar yang berkembang.

 Mencatat sebaran semua bahan galian, memperkirakan kuantitasnya dan

kualitasnya.

 Pengambilan contoh batuan dilakukan dengan tujuan untuk bahan uji

laboratorium. Metode pelaksanaan pengambilan contoh dilakukan

pengambilan di permukaan dengan menggunakan palu geologi.

2.1.3. Pekerjaan Laboratorium dan Studio

Analisis laboratorium secara fisik, kimia dan mineralogi/petrografi terhadap

contoh/sampel.

 Analisa petrografi untuk mengetahui komposisi mineralogi pada batuan, baik

primer maupun ubahan dengan menggunakan contoh preparasi sayatan tipis

di bawah pengamatan mikroskop polarisasi.

 Analisa kimia dilakukan dengan metode Atomic Absorbtion

Spectophotometry (AAS), untuk analisa beberapa unsur utama.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 6


 Analisa fisik tergantung pada batuan yang dapat dikembangkan sebagai

bahan galian, diantaranya analisa kuat tekan dan analisa keausan batuan.

Pekerjaan studio merupakan pekerjaan yang dilakukan di luar laboratorium seperti

analisa struktur, pengambaran peta, digitasi peta, maupun analisa data.

 Penggambaran peta geologi dengan skala 1 : 250.000. dan digitasi dengan

program Arc View atau AutoCad

 Kompilasi dan analisis data yang didapatkan selama pekerjaan pemetaan

lapangan maupun data laboratorium.

 Melakukan kajian pemanfaatan bahan galian.

Tabel 2.1. Jadual rencana kegiatan peneliti

TAHUN 2009
No. URAIAN KEGIATAN
Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4
1. Persiapan dan Survey Awal
 Kajian referensi
 Pengadaan bahan dan
peralatan
 Koordinasi lapangan dan
mobilisasi peralatan
 Survey Tinjau/Awal
2. Laporan Pendahuluan
3. Pekerjaan pemetaan dan
pengukuran
 Pemetaan geologi dan
bahan galian
 Pengambilan conto/sampel

4. Pekerjaan Lab. Dan Studio


 Analisis laboratorium
 Penggambaran peta potensi

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 7


 Kompilasi data dan analisis
data.
 Melakukan kajian pemanfaatan
bahan galian
6. Draft Laporan Akhir
7. Paparan dan Diskusi
8. Laporan Akhir

2.1.4. Pelaporan

Laporan pendahuluan

Laporan dibuat singkat, memuat tentang Pendahuluan, Metode dan Tahapan

Penelitian, Peralatan dan Instrumen yang digunakan, Ruang Lingkup pekerjaan, Peneliti

Terdahulu, Schedule Pelaksanaan Kegiatan, Tim Pelaksana dan Keahliannya.

Laporan ini diserahkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung

semenjak ditanda tanganinya Surat Perintah Kerja. Laporan ini disertai dengan Berita

Acara I.

Draft laporan Akhir

Draft laporan akhir ini harus memperbaiki hal-hal yang tertuang pada berita acara I.

Draft laporan ini diserahkan dan dipresentasikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari

kalender semenjak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja.

Draft laporan akhir ini mencakup tentang :

 Laporan Pendahuluan berikut seluruh kegiatan dalam ruang lingkup

pekerjaan serta hasil analisa laboratorium.

 Hasil pengambilan data selama Pemetaan Geologi dan Bahan Galian.

 Hasil ploting lokasi pengambilan sampel batuan.

 Hasil analisa laboratorium dari sampel batuan yang representatif

 Peta Sebaran Bahan Galian dengan skala 1 : 250.000.


CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 8
 Draft laporan akhir ini dibuat dalam 10 bendel.

 Hasil pembahasan draft laporan ini digunakan untuk bahan penyempurnaan

laporan akhir.

 Hasil persentasi dan pembahasan draft laporan akhir ini dituangkan dalam

Berita Acara II.

Laporan Akhir

Laporan ini diserahkan sebnayak 10 eksemplar selambat-lambatnya 120 (seratus

dua puluh) hari kalender semenjak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja. Laporan

akhir ini merupakan perbaikan dari Draft laporan akhir dan dibuat dengan

memperhatikan hal-hal yang tercantum dalam Berita Acara II . Laporan akhir ini disertai

dengan hard copy dan peta-peta hasil penelitian yang dikemas dalam bentuk CD.

Laporan Akhir ini disertai dengan Berita Acara Serah Terima.

BAB 3

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 9


KONDISI UMUM

3.1. Wilayah Administrasi

Secara geografis kedudukan Kabupaten Kubu Raya berada di antara

garis 108°35’ – 109°58’ BT 0°44’ LU – 1°01’ LS. Karakter fisik wilayah

terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan.

Wilayah administratif Kabupaten Kubu Raya meliputi 9 (Sembilan)

Kecamatan, 106 Desa dan 401 Dusun. Kecamatan terluas adalah

2
Kecamatan Batu Ampar dengan luas 2.002,70 Km atau 28,67% dari

keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kubu Raya sedangkan yang terkecil

2
adalah Kecamatan Rasau Jaya dengan luas sebesar 111,07 Km atau

sekitar 1,59 % total wilayah Kabupaten Kubu Raya. Daerah penelitian

meliputi wilayah 4 kecamatan, masing-masing, Kecamatan Sungau Kakap,

Kecamatan Tleuk Pakedai, Kecamatan Kubu, dan Kecamatan Batuampar .

Tabel 3.1
Luas Wilayah Administratif Kabupaten Kubu Raya

Lua s Kepadatan
NO K ec a ma t a n W ila y a h Penduduk Desa Dusun
(Jiwa/Km2 )
(K m2 )
1 Batu Ampar 2.002,70 19 14 51
2 Kubu 1.211,60 32 19 66
3 Teluk Pakedai 291,90 74 14 46
4 Sungai Kakap 453,13 201 12 48

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 10


5 Terentang 786,40 14 9 25
6 Rasau Jaya 111,07 210 6 24
7 Sungai Raya 929,30 204 14 23
8 Sungai Ambawang 726,10 93 13 59
9 Kuala Mandor B 473,00 55 5 59
Kab. Kubu Raya 6.985,20 73 10 6 4 01
Kompilasi Data : Kabupaten Pontianak Dalam Angka tahun 2005

Beberapa desa dan dusun di daerah penelitian terletak di pulau –

pulau kecil yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Kubu

Raya.

Tabe l 3 .2
Desa Dan Pulau Terpencil Di Kabupaten Kubu Raya

NO K EC AMAT AN DE SA DU SU N

1 Batu Ampar 5 13
2 K u bu 1 2
3 Te l u k Pak e dai 3 10
4 S u n gai K ak ap 2 6
K om pi l a s i D a t a : K a b u p a t e n P o n t i a n a k D a l am A ng k a T a h u n 2 0 0 5

3.2. Topografi

Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah dataran yang relatif datar

dengan kemiringan lahan 0 – 3 % seluas 792.320 Ha, daerah lereng 3 –

15 % seluas 7.205 Ha dan kelerengan diatas 40 % seluas 850 Ha. Luas

2
wilayah lautannya seluas 2.197 Km dari keseluruhan luas wilayah

2 2
kabupaten, yaitu 6.982,20 Km , yang terdiri dari 1.630,68 Km Luas.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 11


Wilayah Kubu Raya tersusun dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Kapuas

pada bagian hilir, sehingga banyak hasil-hasil alam dari wilayah hulu sungai kapuas

yang bermuara di wilayah kabupaten Kubu Raya. Hal ini memungkinkan berkembangnya

industri-industri pengolah dari berbagai komoditas hasil alam Kalimantan Barat di

wilayah Kabupaten Kubu Raya di sepanjang sungai Kapuas

Kabupaten Kubu Raya memiliki pulau-pulau kecil di wilayah pesisir kelautan.

Jumlah Pulau kecil di Kabupaten Kubu Raya mencapai 39 pulau. Pulau – pulau tersebut

rata-rata dihuni oleh penduduk yang berprofesi sebagai nelayan. Keberadaan penduduk

di pulau-pulau kecil tersebut sangat jauh dari akses pelayanan publik yang disebabkan

oleh tidak meratanya pembangunan hingga ke daerah – daerah pelosok.

3.3. Iklim

Data statistik menunjukan hari hujan tertinggi setahun di Kabupaten

Kubu Raya berada di Kecamatan Kubu (174 hari) dan curah hujan

terendah di Kecamatan Sungai Kakap (65 hari). Tingginya intensitas curah

hujan per tahunan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan

tanah. Rata-rata bulanan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Nopember sedangkan curah hujan terendah terjadi di bulan Maret.

3.4. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya berasal dari Kantor PMD Kabupaten Kubu

Raya Tahun 2008 mencapai 506.380 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 258.839

jiwa dan penduduk perempuan mencapai 247.541 jiwa. Sebagian besar penduduk

Kabupaten Kubu Raya berada pada usia produktif.


CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 12
Tabel 3.3
Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

NO Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5
1 Batu Ampar 19.487 17.895 37.382
3 K u bu 20.162 18.724 38.886
4 Te l u k Pak e dai 11.082 10.633 21.715
5 S u n gai K ak ap 45.863 45.061 90.924
S u m b e r : P r o fi l D e s a , K a n t o r P M D K a b u p a t e n K u b u R a y a T a h u n 2 0 0 8

3.5. Geologi Regional

Interpretasi mengenai kondisi geologi dan fisiografi merupakan pendekatan untuk

menilai potensi fisik lahan yang diperlukandalam suatu perencanaan penggunaan lahan.

Hasil interpretasi diharapkan dapat memberikan arahan bagi pengembangan suatu

wilayah serta mengantisipasi segala permasalahannya.


Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pontianak / Nanga Taman ( Pieters dan

Sanyoto, 1993) secara geologis daerah Kubu Raya hampir seluruhnya terdiri dari

endapan alluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak. Berdasarkan posisinya, seluruh

areal studi terletak pada formasi Aluvium dan Endapan rawa ( Qa) yang merupakan

formasi paling muda berumur Quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lumpur

dan gambut. Endapan ini menutupi dataran alluvial dan pasang surut di bagian barat,

lembah sungai Kapuas dan lembah-lembah sungai besar lainnya yang mengalir ke

terrain perbukitan yang terpotong-potong dank e dalam dataran alluvial.


Bagian barat dan selatan terdiri dari endapan-endapan laut dan sungai baru berumur

paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian barat Kubu Raya. Zona

pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa-rawa gambut dan dilintasi

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 13


danau-danau dangkal dan paya-paya/rawa yang terkena banjir secara periodic yang

berada diantara teras-teras tertutup gambut.

3.5.1. Fisiografi
Setengah bagian barat dari PONTIANAK/NANGATAMAN (sebelah barat garis bujur

110⁰ BT) dicirikan oleh rawa-rawa sungai dan dataran pasang surut yang sangat luas.

Hanya dibeberapa tempat ditempati oleh “ inselbergs”. Endapan-endapan lumpuran di

bawah dataran tersebut terutama berasal dari S. Kapuas yang luasnya sekitar 95.000

Km2 (termasuk di dalamnya adalah S. Melawi). Setengah bagian timur daerah Lembar

terdapat bukit-bukit dan setempat pegunungan rendah yang membentuk kaki bukit

pegunungan Schwaner di timur dan tenggara. Daerah-daerah yang terangkat di aliri oleh

cabang-cabang S. Kapuas kearah utara dan barat dan oleh sungai-sungai yang mengalir

ke baratdaya sampai selatan dengan sungai-sungai besarnya (dari barat ke timur) S.

Kualan, S. Semandung, S. Laur dan S. Keriyau (Gb. 1) Batas air utama yang membagi

sungai-sungai tersebut menjadi dua sistem aliran, mengalir relatif tenggara.

3.5.2. Stratigrafi

Pembagian stratigrafi dari tua ke muda adalah sebagai berikut:

Batuan Malihan Pinoh (Pz TRp)

Penyebaran satuan batuan ini tersingkap tidak menerus dari TUMBANGHIRAM

melalui NANGAPINOH ke utara tengah NANGATAMAN dan setempat di perbukitan hingga

pegunungan sepanjang bagian utama selatan daripada S. Kapuas. Didaerah aliran S.

Keriau, sedikit tersingkap di bagian utara sungai Kapuas bagian barat dan timur Desa

Tayan. Satuan ini kebanyakan terdiri dari selang-seling, setempat gampingan metapelit

dan metasamit berukuran halus, kaya akan kuarsa dan jarang terdapat sisipan

menengah sampai mafik metavolkanik. Batuan-batuan ini secara regional telah

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 14


termalihkan, terdeformasi kuat, dan kemudian termalihkan secara termal. Adanya sisa-

sisa staurolite dan garnet secara bersamaan dengan upatan kuat dan bidang sumbu

belahannya menunjukkan tekanan menengah dan temperaturnya rendah – sedang

kondisinya adalah tipe malihan regional dan deformasi. Pengumpulan mineral-mineral

dan tidak adanya pengarahan struktur titik menunjukkan ke tekanan rendah dan

metamorphism temperature menengah – tinggi dengan lelehan sebagian setempat untuk

metamorfisma termal. Kemajuan bertambah dalam jenjang metamorfik kea rah sentuh

terobosan dari Tonalit Sepauk (dan granit Laur), dan setempat terjadinya migmatit

terdapat di sekelilingnya. Ini menunjukkan bahwa metamorfisma pada awal Jaman

Kapur.
Umur pengendapan, deformasi dan metamorfisma tidak dapat di pastikan. Di

Ketapang, ke arah selatan, batuan-batuan yang di petakan sebagai batuan Malihan

Pinoh ditutupi oleh Komplek Ketapang yang pollen dan spora berumur Albian Akhir-

Cenomian (Haile, 1973). Diutara S. Kapuas dekat desa Tayan, satuan-satuan tersebut

terdiri dari lipatan kuat, sebagian pelite karbonan berderajat rendah dan psamit halus,

mirip Kelompok Balaisebut yang berumur Karbon Akhir sampai Trias? Yang tersingkap

sepenjang 70 km ke arah timur laut di SANGGAU dan metasedimen berumur sebelum

Karbon Akhir di Serawak Barat. Umur kelompok Balaisebut itu sendiri (berdasarkan fosil

fusulinida dan sisa-sisa tumbuhan) telah diperiksa oleh Zeijlmans van Emmichoven

(1939). Sayangnya hasil penelitian berikutnya. Jika batuan malihan Pinoh dan kelompok

Balaisebut seumur,maka fase utama deformasi regional dan metamorfisma harus terjadi

sebelum jaman Trias Akhir, sebab di SANGGAU batuan sedimen dan gunungapi

penutupnya terdeformasi lemah sampai sedang berumur Trias-Jura Awal yang ditandai

oleh suatu ketidak selarasan menyudut.

Granit Laur (Kll)

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 15


Penyebarannya berarah barat-baratlaut di bagian tenggara semakin kecil dan

singkapannya tidak menerus di lajur sejajarnya di utara. Hubungan stratigrafi dengan

Tonalit Sepauk sentuhnya berangsur dan setempat tersesarkan. Ditutupi oleh batupasir

Kempari dan Batuan Gunungapi Kerabai, diterobos oleh Batuan Gunungapi Kerabai

berupa retas, Dengan batuan Granit Sukadana sentuhnya berupa sesar. Kemungkinan

comagmatik dengan batuan Tonalit Sepauk.


Tonalit Sepauk dan Granit Laur merupakan magmatisme yang terbentuk pada Kapur

Awal. Beberapa observasi menunjukkan bahwa Tonalit Sepauk dan Granit Laur

menempati kedalaman antara 7 – 12 Km ( tingkat kerak menengah ), bukti pelarutan

sebagian dan adanya mineral-mineral metamorfik temperature tinggi di batuan induk,

sentuh bertingkat dan langsung dengan batuan induk. Besarnya tubuh granit dan

koefisien oksidasi granit.

Tonalit Sepauk (Kls)


Tersebar di bagian timur. Satuan ini menerobos Batuan Pinoh, trafkontaknya

terhadap Granit Laur berangsur dan setempat tersesarkan. Diterobos oleh Granit

Sukadana, Gabro Biwa, dan retas Gunungapi Kerabai dan ditutupi oleh batu Gunungapi

Kerabai dan Formasi Tebidah. Granit lajur menengah dengan beberapa bukti magma

“stoping” kemungkinan ada tiga mekanisme formasi granit; “ unrestite mixing, magma

mixing dan fractionation”. Lingkungan tektonik busur magmatis tepi kontinen

membentuk lajur tunjaman dengan kemiringannya ke arah selatan.

Granit Sukadana, (Kus)


Tersebar di selatan antara S. Semandang dan S. Laur, di ujung tenggara dan

singkapan-singkapan yang terpisahkan termasuk “inselberg”, naik di atas dataran

pasang-surut, di bagian barat dan membentuk pulau-pulau di Laut Cina Selatan. Satuan

ini menerobos Tonalit Sepauk, dalam kontak sesar dengan Granit Laur dan Batupasir

Kempari, satuan ini juga bersentuhan dengan Batuan Gunungapi Kerabai baik secara

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 16


terobosan maupun stratigrafi dan setempat dikontrol sesar, terobosannya berupa retas

paling tidak sebagian sebagai bukti hubungannya dengan Batuan Gunungapi Kerabai,

kemungkinan besar comagmatik. Umur isotop (K-Ar, Rb-Sr dan U-Pb pada zircon)

dimana semua contoh berasal dari Ketapang dan Kendawangan menunjukan Kapur

Akhir. Keberadaanya berada pada tingkat kerak tinggi. Granit tipe I, tetapi beberapa

juga menunjukan granit tipe A. Lingkungan tektonik dari magmatis tepian benua

dihubungkan dengan tunjaman, dan pemekaran benua atau extensional tectonics.

Gabro Biwa (Kub)


Singkapan-singkapan dari satuan ini tersebar di sabuk searah baratlaut antara

bagian utara dan timur tengah dari Lembar. Satuan ini menerobos Tonalit Sepauk dan

ditutupi oleh Formasi Tebidah. Satu contoh batuan yang ditarikhan berdasarkan K-Ar

menunjukan 88.0 atau 3,6 juta tahu (dihitung kembali menurut konstanta kerusakan

IUGS oleh Haile drr, 1977).


Batupasir Kempari (Kuke)
Satuan ini mempunyai ketebalan hingga 50 m dimana lokasinya berada di dekat

perpotongan Sungai Laur dan Sungai Kempari, selatan Gunung Juring dan tersebar di

sekitar Teluk Nuri di baratdaya. Satuan ini terletak di bawah dan kemungkinan

menjemari dengan Batuan Gunungapi Kerabai dan terletak di atas Granit Laur. Kontak

satuan ini dengan Granit Sukadana berupa sesar. Secara tentatif satuan ini di samakan

dengan batuan-batuan Komplek Ketapang berumur Albian Akhir sampai Cenomian yang

mengacu dari lamur pollen dan spora (Haile, 1973).

Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk)


Satuan ini mempunyai tebal kurang lebih mencapai 500 m dan penyebarannya

meliputi di bagian tenggara hingga selatan bagian tengah dan di sepanjang Teluk Nuri

dan Selat Padangtikar. Batuan Gunungapi Kerabai ini tidak selaras diatas Granit Laur,

Malihan Pinoh dan kemungkinan Tonalit Sepauk, menindih serta menjemari terhadap

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 17


satuan Batupasir Kempari. Dengan Granit Sukadana dihubungkan dengan kontak akibat

adanya sesar dan stratigrafi. Satuan ini diterobos oleh Terobosan Sintang. Secara

kimiawi batuan-batuan Gunungapi Kerabai dan Granit Sukadana adalah ‘comagmatic’.

Tiga contoh batuan retas yang telah ditarikh K-Ar menunjukan kisaran umur antara 65-

75 juta tahun . Umumnya kegiatan gunungapi bawah permukaan terutama batuan-

batuan gunungapi K-calk-alkalin menengah yang paling berhubungan dengan rendahnya

tunjaman bersudut rendah. Batuan gunung api soshonitic sampai perubahan alkalin

mungkin mewakili pencerminan pertama magmatizma yang berhubungan dengan

pemekaran.

Formasi Tebidah (Tot)


Formasi ini mempunyai ketebalan hingga 500 m yang penyebarannya berada di

timurlaut. Formasi ini tidak selaras di atas Batuan Malihan Pinoh, Tonalit Sepauk, Ganit

Laur dan Gabro Biwa. Mempunyai hubungan selaras semu dibawah Batupasir Sekayam

dan di terobos oleh Terobosan Sintang di Nangapinoh dan Sanggau. Lingkungan

pengendapannya yaitu alluvium sampai litoral, kemungkinan delta dan lagun. Daerah

sumber mungkin mempunyai jalur orogen ke utara (rijang, gunungapi, dan kepingan

batuan sedimen) dan terangkat pada alas kristalin ke selatan (kepingan batuan malihan

dan granit, serta feldspar).

Batupasir Sekayam ( Tos )


Satuan batupasir ini penyebarannya berada di bagian atas Kelompok Melawi.

Hubungan antara batupasir Sekayam dengan Formasi Tebidah adalah adanya

ketidakselarasan semu. Kemudian diterobos oleh Batuan Terobosan Sintang di

NANGAPOH dan SANGGAU. Satuan yang merupakan Cekungan Melawi ini endapannya

menerus hingga Oligosen Awal. Stock, sumbat-sumbat dan terobosan-terobosan kecil

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 18


selain Terobosan Sintang terjadi dalam suatu lajur selebar 150 Km dan panjangnya lebih

kurang 800 Km membentang dari Kalimantan Barat hingga Timur.

Batuan Terobosan Sintang ( Toms)


Berupa sumbat-sumbat yang berada di S. Semandang dan S. Laur di selatan.

Menerobos Batuan Gunungapi Kerabai. Litologi dari satuan tersebut adalah dasit

porfiritic dan andesit, fenokris terdiri dari : plagioklas ( oligoklas), K-feldspar dan biotit,

masadasar mikrokristalin-berbutir sangat halus, terdiri dari feldspar, klorit dan kuarsa,

inklusi bagian-bagian batuan subvolkanik. Berdasarkan radiodating umur K-Ar dari

contoh-contoh yang dikumpulkan oleh IAGMP di daerah Lembar lain menunjukkan umur

16 – 30 Ma. Sumbat-sumbat tipe I tingkat tinggi berada di lingkungan tektonik tunjaman

kemudian.

Endapan Talus ( Qs)


Dengan ketebalan < 10 m satuan ini berada di tepi selatan Lembar

PONTIANAK/NANGATAMAN. Andapan Kuarter ini menutupi Satuan Gunungapi Kerabai

dan Batuan Terobosan Sintang.

Endapan alluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak ( Qa)


Endapan dataran alluvial dan pasang-surut di bagian barat setengah dari daerah

lembar PONTIANAK. Secara fisik endapan berupa lumpur, pasir, kerakal dan sisa-sisa

tumbuhan terbentuk pada umur Kuarter.Dataran alluvial sepanjang pantai S. Kapuas dan

sungai besar yang aliran kearah selatan, endapan undak dekat S. Kapuas di utara desa

Tayan.

3.5.3. Struktur Geologi dan Tektonik

Fase-fase utama deformasi atau metamorfisma adalah :

- Deformasi dan metamorfisma regional jaman Perm- Jura


- Metamorfisma termal pada jaman Kapur Awal

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 19


- Pengangkatan regional dan pensesaran ekstensional pada jaman Kapur

Akhir
- Penekukan kerak pada jaman Eosen Akhir – Oligosen
- Pengangkatan dan pensesaran pada jaman Oligosen Akhir – Miosen

Orogenesa utama menimbulkan deformasi tekanan dan metamorfisma regional

daripada Batuan Malihan Pinoh yang mungkin terjadi pada jaman Perm dan Trias Akhir.

Kebanyakan struktur-struktur ini terjadi di NANGATAMAN telah diperkuat atau sudah

hilang jejaknya karena mengalami metamorfisma termal pada Kapur Awal. Selanjutnya

di sekitar Desa Tayan, terutama di utara S. Kapuas efek fase kedua metamorfisma hanya

sedikit sekali, dan filit, batusabak dan kuarsit di daerah ini secara komposisi dan struktur

mirip dengan metasedimen Kelompok Balaisebut di SANGGAU yang berumur Karbon

Atas – Perm Bawah ( Supriatna drr, 1993). Kedua metasedimen tersebut terdeformasi

kuat dan sumbu-sumbu lipatannya curam sampai terbalik yang menyatu dengan bidang

sumbu dan setempat dengan bidang belah sekunder. Tingkat metamorfismanya rendah

hingga menengah dan mineral-mineral tingkat paling tinggi yang terawetkan adalah

Staurolit dan garnet.

Keberadaan granit Kapur Bawah dari Batolit Schwaner disertai oleh

metamorfisma termal dan setempat terjadinya migmatit menunjukkan bahwa naiknya

temperature cukup tinggi untuk melelehkan sebagian. Fase ini mendidih pada fase

metamorfisma regional yang lebih tua dan menjelaskan kisaran luas dari tekstur

metamorfiknya dalam Batuan Malihan Pinoh yakni dari batu tanduk sampai batusabak

dan filit, skis serta gneiss. Dekat dengan sentuh metamorfik atau migmatit, granit dari

Tonalit Sepauk biasanya terfoliasi dan sebagian terkristalkan kembali. Struktur-struktur

yang sejajar dengan foliasi granit, migmatit dan metamorfik cenderung selaras dan

peralihan dari tubuh terobosan ke batuan induk adalah berangsur dan sulit dipetakan.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 20


Umur berdasarkan K-Ar dari biotit dalam granit padu mempunyai kisaran yang sama.

Oleh karena itu terobosan bukanlah suatu petunjuk pemanasan kembali setelah batuan

tersebut terbentuk.

Berbeda dengan batuan diatas, sumbat-sumbat dan stock Granit Sukadana dan

Gabro Biwa mempunyai sentuh tajam dan tidak selaras dengan batuan induk dan tidak

berfoliasi. Metamorfisma kontak / sentuh terbatas pada lajur-lajur yang dekat.

Terjadinya sekumpulan retas bersama dengan kekhasan kimiawi dari granit dan batuan

Gunungapi Kerabai. Ini berarti paling tidak anggapan kesementaraan meluasnya rejim

tektonik benar.

Selama zaman Eosen Akhir dan Oligosen Awal Cekungan Melawi telah terbentuk

kemungkinan sebagai suatu cekungan depan daratan ( Pieters drr, 1993). Di

NANGATAMAN tepi selatan Cekungan Melawi menumpang granit alas metamorfik

berumur Kapur Awal. Sedimen siliklastik berbutir halus di bagian bawah dari runtunan

Cekungan depan dan tidak adanya kenampakan sesar yang terjadi bersamaan dengan

pengendapan mendukung adanya suatu longsoran dari padasuatu pemekarann pada

cekungan.

Pada Oligosen Akhir cekungan mengalami pengangkatan dan deformasi

sepanjang batas utara (Punggungan Semitau) di Sanggau dan Sintang. Fase

pengangkatan ini bersamaan dengan keberadaan sumbat Terobosan Sintang dan

pensesaran dan munculnya komplek inti metamorfik sepanjang Punggungan Semitau.

Sistem Rekahan Jaman Neogen Sampai Kuarter

Ciri-ciri kenampakan granit, batuan gunungapi dan alas metamorfik adalah sistem

rekahannya yang secara jelas tercermin pada foto udara dan citra landsat. Banyak

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 21


kelurusan-kelurusan sungai di beberapa tempat di kontrol oleh rekahan dengan jarak

kira-kira 16 km, contohnya bagian atas Sungai Laur dan bagian atas Sungai Semandang.

Pada terrain granit, kelurusan-kelurusan dalam jarak beberapa ratus meter panjangnya

dapat dikenal di dalam foto udara. Kelurusan-kelurusan tersebut kemungkinan

merupakan kekar. Pada peta geologi terlihat didaerah aliran Sungai Labai.

Kelurusan-kelurusan makin banyak dijumpai dengan panjang beberapa ratus

meter hingga beberapa kilometer tersebar di daerah Lembar dan diinterpretasikan

sebagai rekahan dengan sedikit bukaan. Kelurusan ketiga hingga 30 km panjangnya,

sebagai kelurusan terbesar dan di dalam peta terlihat sebagai sesar. Beberapa struktur-

struktur ini dipetakan dilapangan sebagai lajur rekahan, atau diamati dari offset

topografi atau ciri-ciri geologi lainnya. Hanya ada dua pengarahan kelurusan terrain

granit dalam runtunan Cekungan Melawi. Pengamatan ini dikatakan sebagai kontrol

topografi yang ditetapkan bahwa paling tidak pergerakan terakhir sepanjang rekahan-

rekahan ini adalah setelah jaman Oligosen Awal. Kurangnya daya dukung batuan pada

Cekungan Melawi (dibandingkan dengan granit) mungkin menjelaskan rendahnya

kepadatan dari kelurusan yang ada. Orientasi sesar-sesar dan kekar-kekar cenderung

mengarah utara-baratlaut dan utara-timurlaut. Kelurusan-kelurusan utama berarah

utara-timurlaut dan juga nampak jelas pada citra yang meliputi batuan dasar didaerah

timurnya dan selatan Nangataman. Tidak ada informasi mengenai unsur nisbi terjadinya

gerakan dan asal rekahan-rekahan dan sesar-sesar tersebut.

3.6. Potensi Bahan Galian di daerah Penelitian

Berdasarkan data referensi dan survey pendahuluan, diperkirakan terdapat

bebrapa macam bahan galian di daerah peneltian yang meliputi Kecamatan

Batuampar, Kubu, Teluk Pakedai, dan Sungai Kakap.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 22


Walaupun sebagian besar wilayah kabupaten Kuburaya tertutup oleh

endapan gambut Kuarter, pada beberapa tempat masih terlihat singkapan-

singkapan batuan yang mengindikasikan beberapa bahan galian di wilayah ini,

diantaranya berupa granodiorit-tonalit, granit, andesit, bauxite, pasir, pasir

kuarsa, Batuan beku teralterasi mengandung logam, dan gas biogenic (gas

rawa).

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 23


BAB 4
PERALATAN DAN TIM PELAKSANA

4.1. Peralatan dan perlengkapan

Untuk menunjang berbagai kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan

peralatan dan kelengkapan perusahaan yang dapat dibagi menjadi peralatan kantor,

perlengkapan lapangan, serta laboratorium.

Tabel 4.1. Data Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pekerjaan di Kab. Kubu Raya

No Jenis / Macam Alat

1. Peralatan dan Perlengkapan Kantor

 Komputer
 Notebook
 Printer
 Scanner
3. Laboratorium
 Lab.Petrologi
 Lab.Mekanika batuan
 Lab.Sedimentologi
 Lab.Kimia Batuan
4. Peralatan Khusus
 Palu Geologi
 Kompas Geologi
 GPS
 Loupe
 Magnetic Pencil

4.2. Tim Pelaksanaan

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 24


Dari pekerjaan jasa konsultas ini kebutuhan standart personil yang dibutuhkan

adalah ahli geologi umum, ahli petrologi, serta ahli geologi pertambangan dan dibantu

tenaga penunjang, diantaran tenaga administrasi, surveyor, operator computer, serta

laboran. Berikut disampaikan diagram alir struktur organisasi pelaksana pekerjaan.

Ketua Tim
(Ahli Geologi Umum)

Ahli Petrologi Ahli Geologi


Pertambangan

Tenaga Penunjang
Asisten Ahli
Administrasi
Operator computer
Surveyor
Tenaga Laboratorium

Gambar 4.1. Struktur Organisasi pelaksana pekerjaan

Untuk melaksanakan kegiatan dibutuhkan beberapa tenaga ahli dengan

kualifikasi sebagai berikut :

1. Ahli Geologi Umum : Dr. Ir. Sutanto, DEA

2. Ahli Geologi Pertambangan : Ir. Sutarto,MT.

3. Ahli Petrologi : Ir. Helmy Murwanto,MSi.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 25


4. Ahli Muda Geologi : Zanuar Ifan, ST.

Selain itu dibutuhkan beberapa tenaga penunjang yaitu :

1. Operator komputer : Muhammad Jendri

2. Tenaga Laboratorium : Purwanto

Pimpinan Tim (Ahli Geologi Umum)

Pemimpim tim bertugas memimpin tim untuk dapat menghasilkan produk laporan

yang diinginkan, sesuasi tertera dalam Kerangka Acuan Kerja. Sebagai pemimpin

pelaksana teknis, akan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pekerjaan,

mengkoordinir baik pekerjaan lapangan maupun pekerjaan laboratorium atau studio.

Tanggung jawab pimpinan tim meliputi:

 Bertanggung jawab atas semua kegiatan pekerjaan, baik dilapangan maupun di

laboratorium

 Mengkoordinasi seluruh anggota tim

 Membuat jadual kerja

 Memberikan arahan kepada seluruh anggota tim

 Mempresentasikan hasil pekerjaan

Ahli Petrologi

Tanggung jawab ahli petrologi meliputi:

 Melakukan pemetaan lapangan

 Untuk deskripsi batuan di lapangan

 Analisis petrografi mikroskopis, yang dapat membantu penentuan komposisi dan

tekstur batuan

 Analisa kimia utama, jika diperlukan, untuk menentukan jenis batuan beku
CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 26
Ahli Geologi Pertambangan

Tanggung jawab ahli Geologi Pertambangan meliputi:

 Melakukan pemetaan lapangan

 Untuk deskripsi batuan dilapangan terutama yang berpotensi sebagai bahan

galian

 Analisis potensi dan pemanfaatan bahan galian

Asisiten Ahli Geologi

Tanggung jawab Asisiten Ahli Geologi meliputi:

 Melakukan pemetaan lapangan

 Untuk melengkapi deskripsi batuan dilapangan

 Membantu Analisis potensi dan pemanfaatan bahan galian

Tenaga Penunjang

Untuk keperluan pekerjaan ini diperlukan beberapa tenaga penunjang,

diantaranya tenaga surveyor, tenaga administrasi, operator computer, dan tenaga

laboratorium dan studio. Tenaga surveyor membantu pelaksanaan survey dan eksplorasi

di lapangan. Tenaga administrasi dan operator computer bertugas menyiapkan dokumen

administrasi serta operasional computer, sedangkan tenaga laboratorium dan studio

bertugas melakukan analisa laboratorium, seperti laboraorium petrografi, paleontology,

serta analisa kimia batuan.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 27


CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 28
REFERENSI

Pieters dan Sanyoto, 1993. Peta Geologi Lembar Pontianak . Pusat Survey Geologi
Bandung.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 29

Anda mungkin juga menyukai