Anda di halaman 1dari 3

Mutasi dan rotasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sebuah organisasi.

Seperti
diketahui, mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang
dilakukan pimpinan puncak organisasi kepada seseorang yaitu karyawan (manajemen
dan non-manajemen) baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam
satu organisasi. Sementara rotasi merupakan perpindahan karyawan namun lebih pada
perpindahan tempat kerja dengan lingkup dan tugas pekerjaan yang cenderung berbeda
agar para karyawan terhindar dari rasa jenuh atau produktifitas yang menurun.
Keduanya merupakan bagian dari pengembangan sumberdaya manusia (SDM).
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi karyawan, mengembangkan
motivasi, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja, mutu proses pekerjaan
dan produktifitas serta efisiensi organisasi. Namun bisa menjadi hal yang tidak biasa
kalau kedua kegiatan itu menimbulkan harap-harap cemas di kalangan karyawan
(manajemen dan non-manajemen).

Mengapa demikian? Karena mutasi bisa bermakna dua yakni promosi dan demosi.
Promosi adalah bentuk apresiasi kalau seseorang memiliki kinerja di atas standar
organisasi dan berperilaku sangat baik yang diwujudkan dalam bentuk kenaikkan karir.
Dengan demikian mereka yang mendapat promosi akan memperoleh tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang lebih besar. Sementara demosi merupakan tindakan penalti
dalam bentuk penurunan pangkat atau dengan pangkat tetap tetapi sebagian tunjangan
tidak diberikan. Hal ini dilakukan pimpinan kalau seseorang yang walaupun sudah
mengikuti pelatihan dan pembinaan persoanal namun tetap saja bekerja dengan kinerja
jauh di bawah standar organisasi dan berkelakukan tidak baik. Sedangkan rotasi akan
dapat menimbulkan kecemasan kalau perpindahan tempat pekerjaan tidak dijelaskan
alasannya dan membuat yang bersangkutan bekerja dengan tidak nyaman. Juga rotasi
bisa percuma saja kalau tidak ada efek pengembangan mutu SDM dan karir dari
karyawan bersangkutan.

Untuk itu ada beberapa tips yang perlu dilakukan oleh organisasi yang dalam hal ini
divisi/departemen atau direktorat dalam melaksanakan proses mutasi dan atau rotasi di
kalangan karyawannya:

1. Yang penting baik mutasi maupun rotasi, keduanya harus merupakan bagian integral dari
sistem keorganisasian. Harus didasarkan pada perencanaan strategis, kriteria dan
indikator yang terukur, dan prospektif pada pengembangan SDM serta karir. Karena itu
sebelum perusahaan melakukan proses mutasi dan rotasi maka diperlukan pemetaan
potensi, performa dan perilaku karyawan di semua unit. Dalam pelaksanaannya harus
menggunakan prosedur operasi standar.
2. Penetapan perlu tidaknya ada mutasi dan rotasi dengan segala persyaratannya dikeluarkan
oleh pimpinan puncak organisasi setelah melalui rapat-rapat pimpinan dan rapat di lini
terbawah. Namun demikian siapa-siapa yang terkena mutasi dan rotasi sebaiknya
diusulkan oleh pimpinan unit divisi kepada pimpinan puncak setelah ada usul dari setiap
manajer. Karena manajerlah yang paling tahu perkembangan karyawannya dan kondisi
unitnya. Direktorat atau depertemen atau divisi SDM hanyalah pelaksana kebijakan
pimpinan puncak organisasi; dengan kata lain tidak terlibat praktis dan langsung
menentukan orang-orang atau jabatan yang dimutasi dan dirotasi.
3. Menetapkan adanya mutasi dan rotasi janganlah terlalu didasarkan pada pragmatisme
seperti demi penyegaran karyawan. Kalau seperti itu tidak perlu dilakukan mutasi dan
rotasi besar-besaran. Asalkan pihak manajer selalu mengembangkan suasana belajar dan
hubungan kemitraan kerja sesama karyawan dan atasan yang efektif maka kejenuhan
tidak akan terjadi atau kalau toh ada tetapi relatif kecil.
4. Proses memutuskan perlunya mutasi dan atau rotasi karyawan untuk seluruh unit yang
memiliki lingkup dan beban kerja yang sama jangan main pukul rata. Lho kok begitu?
Karena kinerja masing-masing unit, potensi SDM, dan lingkungan kerjanya cenderung
beragam. Kalau pendekatannya dengan asumsi semua konsidi unit seragam akan
menimbulkan kontra produktif. Jadi prioritas adanya mutasi dan rotasi hendaknya
pimpinan unit yang kinerjanya cenderung di bawah atau rata-rata organisasi. Atau bisa
dilakukan mutasi kalau ada karyawan yang memang sudah tepat memeroleh promosi
dalam rangka kenaikkan jenjang karir. Atau mutasi dilakukan dalam rangka demosi
karyawan.
5. Setelah melakukan persiapan yang matang dan semua pimpinan unit bersetuju barulah
dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan yang akan mutasi dan rotasi. Sejauh
mungkin dilakukan pelatihan atau penyegaran yang intinya adalah bagaimana melakukan
orientasi kerja pada lingkungan kerja baru, pengembangan dinamika kelompok, dan
tentang budaya kerja.
Istilah mutasi dan rotasi tidak jarang menimbulkan tumpang tindih. Namun pada
dasarnya keduanya merupakan perpindahan karyawan dari satu unit ke unit lain atau
bisa saja perpindahan pada antarsubunit di unit yang sama dengan motif yang beragam
namun dengan tujuan yang sama. Pertimbangan atau tips di atas adalah dalam bentuk
pokok-pokoknya saja. Dalam prakteknya setiap organisasi melakukan mutasi dan rotasi
yang bervariasi sesuai dengan karakteristik, kompetensi organisasi dan individu
karyawan, dan kondisi kesehatan organisasi. Namun ada prinsip umum yang
seharusnya diterapkan oleh semua organisasi bahwa mutasi dan rotasi haruslah
berdasarkan pada dimensi kemanusiaan, keorganisasian, pengembangan atau reposisi
karyawan, keadilan, keterbukaan, dan akuntabilitas serta berkelanjutan.
1. Untuk penanganan surat masuk biasa sistem kartu kendali tidak menggunakan kartu kendali,
tetapi pencatatannya menggunakan ....Lembar pengantar
2.

Anda mungkin juga menyukai