Perhitungan :
Kadar air pasir = [(w3-w5)/w5]x100%
= [(1000 - 923)/]x100% = 0,603 %
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
kadar air pada pasir tersebut adalah 0,603 % yang artinya tidak memenuhi syarat
ASTM C 556-89 maksimum kadar air 1%, hal tersebut dapat mempengaruhi daya
ikat pasir saat pencampuran material beton sehingga proses pencampuran dari
beton tersebut tidak seimbang dan berdampak pada mutu beton itu sendiri. Nilai
kadar air tersebut digunakan dalam mencari perbandingan banyaknya pasir dari
kondisi SSD ke dalam kondisi asli, akan tetapi nilai kadar air tersebut kurang
baik, maka pada saat pengujian diperlukan ketelitian agar hasil yang diperoleh
sesuai dengan ketentuan.
batu pecah tersebut baik digunakan dalam campuran beton. Kemudian berat jenis
batu pecah ini selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan mix design.
pencampuran beton.
Jumlah 495
100
80 % Lolos Ayakan
Zona 1
60
Zona 2
40 Zona 3
Zona 4
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
100
80
60 % Lolos Ayakan
Zona 4
40
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
120
100
Zona 1
80 Zona 1
Zona 2
60
Zona 2
40 Zona 3
Zona 3
20 % Lolos Ayakan
0
4.8 9.6 19 38 76
100
80
60 Zona 2
% Lolos Ayakan
40
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Berdasarkan hasil data, maka didapatkan beraj jenis semen sebagai berikut :
W 2 W 5 572 170 402
Gk = 0.812
W 4 W 5 665 170 495
W1
BeratJenisSemen Gk
W1 W 2 W 3
128
0.812
128 572 660
= 2.5984
Berdasarkan hasil pengujian, maka didapatkan perhitungan berat jenis
semen, yaitu 2,5984 gr/cm3. Dapat disimpulkan bahwa berat jenis semen tidak
memenuhi syarat. Berat jenis semen yang di syaratkan SNI 15-2531-1991 berkisar
antara 3,00 – 3,20 gr/cm3.
20. Berat isi beton : titik potong grafik yang menunjukan kadar air bebas
menunjukan berat isi beton sebesar 2.223 kg/m³
21. Kadar agregat gabungan : berat isi beton – kadar semen – kadar air bebas.
Sehingga diperoleh ,
Kadar agregat gabungan = 2.223 – 341,67 – 205
= 1676,33 kg/m³
22. Kadar agregat halus : 37% x 1676,33 = 620,2421 kg/m³
23. Kadar agregat kasar : 1676,33 – 620,2421 = 1056,08 kg/m³
24. Proporsi campuran dengan volume silinder yaitu 5298,75 dm³
a. Berat semen = 341,67 kg/m³ x 5298,75x 10 ֿ³m³
= 1.810,42 kg
b. Agregat halus = 620,2421 kg/m³ x 5298,75 x 10 ֿ³m³
= 3.286,50 kg
c. Agregat kasar = 1056,08 kg/m³ x 5298,75 x 10 ֿ³m³
= 5.595,90 kg
d. Air = 205kg/m³ x 5298,75 x 10 ֿ³m³
= 1.086,24 kg
No Uraian Nilai
1 Kuat tekan yang di syaratkan 25 MPa pada 28 hari (k=1,64)
(benda uji silinder)
2 Deviasi standar 7 MPa
3 Nilai tambah (margin) 11,5 MPa
4 Rata-rata kuat tekan 36,5 MPa
5 Jenis semen Portland tipe I
6 Jenis Agregat Agregat halus (pasir)
Agregat kasar (kerikil)
7 Faktor air semen bebas 0,60
8 Faktor air semen maksimal -
9 Slump ±10 cm
10 Ukuran agregat maksimum 20 mm
11 Kadar air bebas 205 kg/m³
12 Kadar air semen 341,67 kg/m³
13 Kadar semen maksimum -
14 Kadar semen minimum 275 kg/m³
15 Faktor air semen disesuaikan -
16 Susunan butir agregat halus Zona 4
17 Susunan agregat Maksimum 40 mm
kasar/gabungan
18 Persen agregat halus 37%
Persen agregat kasar 63%
19 Berat jenis relatif 2,5
20 Berat volume beton 2223 m³
21 Kadar agregat gabungan 1676,33 kg/m³
22 Kadar agregat halus 620,2421 kg/m³
23 Kadar agregat kasar 1056,08 kg/m³
24 Proporsi campuran
Banyaknya bahan (teoritis) Semen Air Jenis agregat (kg)
(kg) (kg) Halus Kasar
a. Tiap m³ 341,67 205 620,2421 1056,08
b. Tiap campuran 1.810,42 1.086,24 3.286,50 5.595,90
5298,75 x 10 ֿ³m³
c. 8 silinder 14.483,36 8.689,92 26.292 44.767,2