Anda di halaman 1dari 43

PELAYANAN ASUHAN YANG SERAGAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01.772/PAP/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


Standar Direktur Utama RS Vita Insani
27 September 2018
Prosedur
Operasional dr. Alpin Hoza, MM

Proses untuk menyeragamkan dan mengkoordinasikan perawatan yang


PENGERTIAN diberikan pada setiap pasien dari berbagai unit kerja dengan berbagai
tehnik sesuai sumber daya rumah sakit.

1. Pelayanan yang seragam dan koordinasi diberikan sesuai


TUJUAN kemampuan sumber daya rumah sakit.
2. Meningkatkan efisien dan efektifitas pelayanan.
Surat Keputusan Direktur Utama RS Vita Insani Nomor:
KEBIJAKAN 16655C/DIR/SK/IX/2018 Tentang Kebijakan Pelayanan dan Asuhan
Pasien

1. Pelayanan perawatan yang seragam dan terkoordinasi dilaksanakan


melibatkan berbagai unit kerja antara lain:
a. Bagian administrasi dan rekam medik pasien
b. Seluruh tim pemberi pelayanan kesehatan
c. Seluruh Unit kerja rumah sakit
2. Pelayanan yang seragam dan terkoordinasi diberikan oleh tim
PROSEDUR kesehatan yang kompeten merawat pasien.
3. Dokter atau petugas kesehatan lainnya yang memberi pelayanan
melakukan kunjungan kepada pasien.
4. Disediakan formulir Rekam medis yang seragam untuk
melaksanakan dokumentasi dari berbagai profesi pemberi pelayanan
5. Formulir rekam medis harus mencerminkan keseragaman dan
PELAYANAN ASUHAN YANG SERAGAM

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

01.772/PAP/SPO/IX/2018 1 2/2

koordinasi dari berbagai pemberi pelayanan


6. Setiap praktisi melakukan pencatatan pengamatan, pengobatan dan
PROSEDUR atau tindakan serta perawatan.
7. Praktisi pemberi pelayanan kesehatan mencatat kesimpulan hasil
kolaborasi atau diskusi tim dalam Rekam medis
1. IRI
2. IRJ
3. IGD
4. ICU
5. IBS & Anestesi
UNIT TERKAIT 6. Keperawatan
7. Instalasi farmasi
8. Rehab medik
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Gizi
PENGISIAN FORMULIR TRANSFER PASIEN
INTRA RUMAH SAKIT
No Dokumen No. Revisi Halaman

01.777/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS. Vita Insani
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pengisian formulir transfer intra rumah sakit adalah pelaksanaan
pendokumentasian terhadap proses perpindahan pasien dari satu unit
PENGERTIAN layanan ke unit layanan lain baik bersifat sementara atau menetap di
Rumah Sakit Vita Insani.
Sebagai acuan tehadap penerapan langkah-langkah untuk melakukan
TUJUAN pengisian formulir transfer pasien intra rumah sakit
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Formulir transfer intra rumah sakit (RM.RI 32) diisi oleh perawat
pengirim dan perawat penerima transfer di masing-masing unit
layanan.
2. Formulir transfer intra rumah sakit (RM.RI 32) diisi segera
sebelum dilakukannya transfer pasien.
3. Perawat pengirim mengisi identitas pasien (No. RM/ Nama pasien/
jenis kelamin/tanggal lahir).
4. Tulis tanggal masuk pasien ke unit layanannya, tanggal pindah dan
jam, ruang asal dan ruang tujuan transfer di kolom yang
disediakan.
5. Tulis diagnosis utama dan diagnosis sekunder yang terbaru dari
status rekam medis pasien sesuai dengan catatan dokter di kolom
PROSEDUR yang disediakan.
6. Tulis nama lengkap dan gelar dokter penanggungjawab layanan
pasien di kolom yang disediakan.
7. Tulis menuliskan keadaan pasien saat pindah yaitu tanda vital dan
status nyeri di kolom yang disediakan.
8. Jika ditemukan kewaspadaan terhadap transmisi infeksi dan atau
memerlukan perawatan isolasi, perawat pengirim memberi check
list di kolom yang disediakan.
9. Beri check list di kolom yang disediakan jika ada peralatan medis
yang menyertai pasien saat pindah.
10. Tulis hal-hal yang menjadi perhatian pada pasien tersebut seperti
alergi dan resistensi terhadap antibiotic dan memberi check list di
kolom yang disediakan.
PENGISIAN FORMULIR TRANSFER PASIEN
INTRA RUMAH SAKIT
No Dokumen No. Revisi Halaman

01.777/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

11. Beri check list di kolom alasan pemindahan pasien sesuai dengan
indikasi pemindahan pasien.
12. Beri check list di kolom metode pemindahan pasien sesuai alat
yang digunakan untuk memindahkan pasien dari satu unit
layanan ke unit lain.
13. Pasien atau keluarga perlu mendapat informasi tentang alasan
pemindahan pasien dari dokter atau perawat dan memberi
persetujuan. Beri check list di kolom yang tersedia jika dilakukan
atau tidak tindakan tersebut. Jika pemberi persetujuan adalah
keluarga pasien maka tulis nama dan hubungn pemberi persetujuan
di kolom yang tersedia.
14. Beri check list di kolom status fungsional pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien akan bantuan.
15. Tulis temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang signifikan
dari rekam medis pasien dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan di kolom yang tersedia.
PROSEDUR 16. Tulis terapi yang didapat pasien saat pindah yaitu nama obat,
jumlah, dosis, frekuensi dan cara pemberian di table yang
disediakan
17. Tulis intervensi atau tindakan medic yang sudah dilakukan pada
pasien sebelumnya di kolom yang tersedia.
18. Tulis diet pasien jika pindah ke ruang rawat di kolom yang
tersedia.
19. Pada saat pasien sampai di ruang tujuan transfer, perawat penerima
transfer memeriksa keadaan pasien dan menuliskan waktu tiba
pasien, kondisi pasien saat tiba, keadaan umum dan tanda vital saat
diterima. Perawat pengirim dan penerima menulisakan nama
lengkap dan tanda tangan saat serah terima pasien.
20. Jika pasien di transfer kembali ke ruang pengirim dikarenakan
perpindahan pasien sementara untuk tindakan atau prosedur
tertentu maka, petugas pengirim/penerima kembali menuliskan
waktu pasien kembali ke ruangan dan keadaan umum pasien serta
tanda tangan perawat tersebut di kolom yang tersedia.
21. Formulir dimasukkan dalam rekam medis pasien
1. IGD
2. ICU
3. IRI
UNTI TERKAIT
4. IBS
5. Unit Hemodialisis
RUJUKAN

No Dokumen No. Revisi Halaman

01.778/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS. Vita Insani
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Rujukan adalah tindakan untuk mendapatkan perawatan lanjutan di rumah
PENGERTIAN
sakit lain.
Sebagai acuan penatalaksanaan pelayanan pasien resiko tinggi.
TUJUAN

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Dokter jaga IGD/ DPJP menentukan pasien perlu di rujuk.


2. Perawat menghubungi rumah sakit dituju memastikan tersedia layanan
yang dimaksud dan memberitahukan pasien akan dirujuk.
3. Beritahukan kepada pasien/keluarga tentang tindakan rujukan dan meminta
persetujuan.
4. Lakukan stabilisasi pasien dan pastikan alat-alat yang dipakai seperti infus,
kateter, ngt dll terpasang baik.
5. Dokter membuat resume medik pasien di rekam medis dan membuat surat
rujukan.
PROSEDUR
6. Dokter/Perawat/petugas lain menemani pasien saat merujuk dengan
menggunakan ambulans rumah sakit dan membawa :
a. Surat rujukan
b. Obat yang masih tersedia
c. Pemeriksaan penunjang
d. Riwayat tindakan pembedahan atau tindakan lain jika ada.
e. Obat emergency dan peralatan gawat darurat.
7. Setiap perkembangan selama transfer dicatat di tekam medik.
8. Dilakukan serah terima pasien di rumah sakit yang dituju.
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Tim Perujuk
PELAYANAN RESIKO TINGGI

No Dokumen No. Revisi Halaman

01.773/PAP/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS. Vita Insani
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pelayanan pasien resiko tinggi adalah Pelayanan yang diberikan pada pasien
dengan berbagai variasi seperti pasien anak, usia lanjut, pasien ketakutan,
PENGERTIAN bingung ataupun koma dan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan
misalnya memerlukan peralatan medis dan pengobatan penyakit yang potensi
membahayakan pasien karena efek pengobatan.

TUJUAN Sebagai acuan dan pedoman untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain.

Surat Keputusan Direktur Utama RS Vita Insani Nomor:


KEBIJAKAN 16655C/DIR/SK/IX/2018 Tentang Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Pasien

1. Pasien anak – anak, dan usia lanjut dengan keterbatasan fisik yang
2. tergantung dan memerlukan bantuan orang lain akan diberi bantuan sesuai
dengan kebutuhannya.
3. Ventilasi hanya digunakan oleh pasien yang membutuhkan dan disetujui
oleh dokter yang merawat serta keluarga pasien.
4. Pasien dengan resiko jatuh, melukai diri sendiri dan menghambat proses
pengobatan, akan dipasang restrain (alat pengikat).
PROSEDUR 5. Mengatur penanganan, penggunaan, dan pemberian darah serta
produk darah.
6. Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kota Pematang siantar
menyediakan stock darah dalam jumlah terbatas untuk pelayanan
transfusi darah di rumah sakit.
7. Pasien dengan resiko tinggi menular akan ditempatkan di ruang khusus.
8. Pasien dengan resiko sampingan, (trombosis vena, decubitus ) akan
dilayani sesuai kebutuhanya.
1. IRI
2. IGD
UNIT TERKAIT
3. IBS
4. ICU
TRANSFER PASIEN DARI INSTALASI GAWAT DARURAT
KE INSTALASI KAMAR OPERASI

No Dokumen No. Revisi Halaman

01.779/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS. Vita Insani
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Memberikan pelayanan kepada pasien IGD yang memerlukan
PENGERTIAN
penanganan lebih lanjut di Instalasi Kamar Operasi.
Agar pasien dapat dilayani dengan tepat kemudian di kirim keruang
TUJUAN
Instalasi Kamar Operasi.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 Tentang
KEBIJAKAN Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Pasien Daftarkan diri di bagian pendaftaran, kemudian ke IGD.


2. Petugas Pendaftaran :
a) Catat identitas pasien pada Rekam Medis dan kartu rawat jalan.
b) Antar Rekam Medis ke IGD.
3. Dokter :
a) Lakukan anamnese, pemeriksaan fisik, menentukan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan (laboratorium, rontgen, EKG, USG, dll)
yang diperlukan pada pasien sehubungan penyakitnya, dan
menuliskannya pada Rekam Medis.
b) Berikan tindakan medis pada pasien yang memerlukan tindakan medis.
c) Tuliskan tindakan yang telah dilakukan dan terapi sementara di IGD
pada Rekam Medis rawat inap.
d) Laporkan ke dokter penanggung jawab pelayanan yang akan
melakukan tindakan pembedahan dan dokter anestesi sebelum pasien
PROSEDUR diantar ke kamar operasi.
4. Perawat :
a) Lakukan anamnese, pemeriksaan tekanan darah, suhu dan berat badan
pasien.
b) Siapkan alat-alat yang diperlukan apabila ada tindakan medis yang
harus dilakukan.
c) Bantu Dokter dalam melakukan tindakan medis.
d) Berikan terapi / tindakan sementara, sesuai dengan yang diprogramkan
Dokter ( misal: infus, O2, menyuntik, dll ).
e) Hubungi perawat jaga kamar operasi tentang kesiapan dokter dan alat
sebelum akhirnya pasien dikirim ke Instalasi kamar operasi
5. Pasien / keluarga pasien :
Tandatangani surat pernyataan bersedia dilakukan tindakan pembedahan
dan pembiusan ( apabila sudah ada penjelasan dari dokter anastesi).Pasien
TRANSFER PASIEN DARI INSTALASI GAWAT DARURAT
KE INSTALASI KAMAR OPERASI

No Dokumen No. Revisi Halaman

01.779/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

dan keluarga juga menandatangan


6. Perawat :
a) Kumpulkan jadi satu semua syarat dan Rekam Medis yang telah
diselesaikan Dokter.
b) Tuliskan identitas pasien pada buku laporan.
c) Antark
d) an pasien dan rekam medis menuju kamar operasi.
PROSEDUR
7. Perawat di Kamar Operasi :
a) Hubungi Dokter yang telah disebutkan pada rekam medis untuk
memperoleh tindakan pembedahan
b) Hubungi Dokter Anestesi untuk memperoleh tindakan pembiusan
8. Dokter yang ditunjuk Berikan pelayanan / pengelolaan pada pasien sampai
selesai dilakukan tindakan pembedahan dan pembiusan dan di nyatakan
layak untuk dipulangkan dan dinyatakan sembuh/masuk ruang perawatan.
1. IGD
2. IBS
UNIT TERKAIT
3. IRI

-
INSTRUKSI TINDAK LANJUT

No Dokumen No. Revisi Halaman

01.780/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS. Vita Insani
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Instruksi tindak lanjut adalah tatalaksana untuk membrikan informasi kepada
pasien yang sudah mendapat pelayanan kesehatan di RS Vita insani dan
PENGERTIAN
tidak langsung dirujuk ke rumah sakit lain untuk memastikan hasil yang
optimal dari semua pelayanan yang dibutuhkannya
Sebagai acuan terhadap penerapan langkah-langkah untuk memberikan
TUJUAN
instruksi tindak lanjut kepada pasien.

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 Tentang


KEBIJAKAN Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. DPJP memberikan instruksi tindak lanjut diberikan segera kepada semua


pasien dan atau keluarga pasien yang sudah mendapat pelayanan
kesehatan di RS Vita insani
2. Instruksi tindak lanjut mencakup:
- Nama dan lokasi pelayanan lanjutan
- Kapan kembali ke rumah sakit untuk control
- Kapan pelayanan mendesak harus didapatkan.
PROSEDUR
3. Keluarga diikut sertakan apabila pasien kurang dapat mengerti dan
mengikuti instruksi.
4. Instruksi diberikan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti.
5. Jika diperlukan, instruksi dapat diberikan dalam bentuk tertulis.
6. Dokumentasikan pemberian instruksi tindak lanjut pada rekam medis
pasien.

1. IRI
2. IGD
UNIT TERKAIT
3. Poliklinik
4. ICU
PENAHANAN PASIEN EMERGENSI UNTUK OBSERVASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.781/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Penahanan pasien emergensi untuk observasi adalah usaha yang dilakukan
PENGERTIAN petugas medis pada pasien emergensi / pasien gawat untuk mengobservasi/
memantau pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa.
Sebagai bahan acuan dan pedoman penerapan langkah-langkah penahanan
TUJUAN
pasien emergensi untuk observasi.

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Dokter IGD memeriksa pasien dan menentukan triase.


2. Informasikan keluarga bahwa pasien dalam kondisi gawat dan perlu
observasi..
3. Baringkan pasien di tempat tidur dan dipasang monitor, tensimeter dan
oksimetri.
4. Observasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai tingkat kegawatan pasien.
5. Observasi dilakukan oleh dokter dan perawat meliputi ;
a) Keadaan umum pasien

PROSEDUR b) Kesadaran
c) Kelancaran jalan nafas
d) Kelancaran pemberian oksigen
e) Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah
 Nadi
 Respirasi
 Suhu
PENAHANAN PASIEN EMERGENSI UNTUK OBSERVASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.781/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

 Saturasi
f) Kelancaran tetesan infus
g) Respon atau komplikasi pemberian obat-obatan
6. Apabila hasil observasi menunjukkan kondisi pasien semakin tidak baik
PROSEDUR dan diluar kemampuan dokter IGD maka harus segera dikonsultasikan ke
dokter spesialis via telephon atau dipanggil jika ada di rumah sakit.
7. Perkembangan pasien selama observasi dicatat di status rekam medik
pasien.

1. Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensive Care Unit
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PENUNDAAN PELAYANAN
DAN WAKTU MENUNGGU YANG LAMA
No Dokumen No Revisi Halaman

01.782/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pemberian informasi tentang penundaan pelayanan adalah pemberian
informasi / penjelasan kepada pasien tentang alasan penundaan untuk
PENGERTIAN
pelayanan atau pengobatan, dan penjelasan adanya waktu yang menunggu
lama.
Sebagai acuan terhadap penerapan langkah-langkah untuk melakukan
TUJUAN tatalaksanapasien yang mendapatkan penundaan pelayanan atau pengobatan
atau waktu tunggu yang lama.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

Jika terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan atau waktu menunggu yang
lama atau dokter belum datang maka :
1. Perawat menyampaikan permintaan maaf tentang penundaan pelayanan
2. Berikan informasi kepada pasien atau keluarganya tentang alasan
penundaan pelayanan
3. Berikan alternatif yang mungkin dilakukan kepada pasien dan atau
keluarga serta meminta persetujuan pasien atau keluarga seperti :
a) Memberikan informasi jadwal pelayanan dokter sesuai dengan
PROSEDUR
spesialis yang dituju.
b) Tawarkan jenis pelayanan yang bisa ditangani oleh dokter spesialis
lain
c) Apabila pasien tidak bersedia diperiksa oleh spesialis lain, beritahu
nomor telepon Rumah Sakit Vita Insani minta pasien menghubungi
untuk memastikan jadwal keberadaan dokter
4. Pasien/keluarga menggisi form penundaan pelayanan sesuai dengan yang
di jelaskan oleh perawat
1. IRI 9. Haemodialisa
2. IRJ
3. ICU
4. IGD
UNIT TERKAIT
5. IBS
6. VK
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
PEMBUATAN RESUME RAWAT JALAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.783/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Resume rawat jalan adalah suatu formulir yang berisikan ringkasan rawat
PENGERTIAN jalan pasien meliputi; tanggal/ jam, nama dokter, diagnosa rawat jalan, terapi,
diagnosa rawat inap, operasi/ tindakan, alergi, dan tanda tangan.

Sebagai acuan terhadap penerapan langkah-langkah untuk pengisian resume


TUJUAN
rawat jalan.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Setiap pasien yang mendapat pelayanan di poliklinik rumah sakit


mempunyai resume rawat jalan.
2. Resume medis diisi oleh dokter penanggung jawab pelayanan
3. Isi resume rawat jalan meliputi :
a) Tanggal/ Jam : waktu yang menunjukkan pasien berkunjung atau
berobat.
b) Nama dokter : orang yang bertanggung jawab atas pemeriksaan pasien
di poliklinik.
c) Diagnosa rawat jalan : diagnosa yang ditegakkan saat pasien berobat
PROSEDUR ke poliklinik
d) Terapi : obat-obatan yang diberikan saat pasien berobat di poliklinik
yang dituju.
e) Diagnosa rawat inap : diagnosa yang ditegakkan saat pasien rawat
inap.
f) Operasi / tindakan : tindakan yang dilakukan jika pasien operasi
g) Alergi : perubahan reaksi tubuh terhadap obat tertentu.
h) Tanda tangan : ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa.
4. Resume rawat jalan disimpan di dokumen rekam medis rawat jalan pasien.

1. IRJ
UNIT TERKAIT
2. Rekam Medis
PEMULANGAN PASIEN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.784/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM

Pemulangan pasien adalah proses untuk memulangkan pasien yang sudah


PENGERTIAN
mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit.

TUJUAN Sebagai pedoman dan acuan dalam memulangkan pasien.

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. DPJP menentukan pasien boleh pulang sesuai kriteria yang telah


ditetapkan.
2. Dibuat resume medis sebelum pasien pulang yang berisi :
a) Diagnosis
b) Alergi terhadap obat-obatan
c) Medikamentosa yang sedang atau telah diberikan
d) Riwayat prosedur pembedahan
e) Riwayat perawatan
PROSEDUR f) Penunjang diagnostik yang penting
3. Diinstruksikan kepada keluarga tentang tindak lanjut, yaitu :
a) Nama dan lokasi untuk pelayanan lanjutan jika tidak perlu kontrol ke
rumah sakit.
b) Kapan harus kontrol ke rumah sakit.
c) Kapan pelayanan mendesak harus dilaksanakan.
4. Perawat menghubungi administrasi untuk biaya perawatan.
5. Perawat memnyerahkan obat pulang, hasil pemeriksaan penunjang dan
surat kontrol kepada pasien/keluarga.

1. Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT
2. Administrasi
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.774/PAP/SPO/IX/2018 1 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM

Langkah – langkah petugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada


PENGERTIAN
pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada
TUJUAN
pasien dan atau keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien.

Sesuai Surat Keputusan Direktur No : tentang kebijakan Pelayanan


KEBIJAKAN
Asuhan Pasien
1. Persiapan
a) Lingkungan yang nyaman
b) Materi pendidikan kesehatan sesuai kasus pasien
c) Alat peraga / media
2. Pelaksanaan
a) Diruang Admission/pendaftaran
 Mengucapkan salam
 Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tugas serta
perannya
 Pastikan identitas pasien
 Petugas admission memberikan informasi dan edukasi mengenai
hak dan kewajiban pasien (RM10A), tarif dan fasilitas kamar
perawatan (LEAFLET), dokter yang mempunyai ijin praktek
PROSEDUR
(LEAFLET DAFTAR KUNJUNGAN DOKTER) merawat di RS,
tarif kamar dan dokter ( LEAFLET TARIF ), penanggungjawab
biaya pasien asuransi yang bekerja sama dengan RS dan tata tertib
/peraturan RS ( LEAFLET )
 Setelah pasien dan keluarga memahami dan menyetujui akan
menandatangani RM 10 (General Consent).
b) Di Rawat Jalan (IGD, poliklinik Spesialis, poliklinik Umum)
 Mengucapkan salam
 Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tugas serta
perannya
 Pastikan identitas pasien
 Petugas (dokter, perawat, bidan, dsb) akan memberikan informasi
dan edukasi kepada pasien dan atau keluarga mengenai tindakan
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.774/PAP/SPO/IX/2018 1 2/4

 yang akan dilakukan kemudian memberikan informasi perkiraan


biaya yang mungkin timbul dan informasi persiapan pasien pulang
 Petugas akan melakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga.
 Setelah pasien dan atau keluarga menyetujui akan menandatangani
RM
c) Di Rawat Inap
 Mengucapkan salam
 Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tugas serta
perannya
 Pastikan identitas pasien
 Petugas memberikan informasi dan edukasi, meliputi : fasilitas
kamar, arah jalur evakuasi, cara cuci tangan yang benar, identifi
 kasi pasien, hak dan kewajiban pasien, keselamatan pasien dan
petugas yang merawat.
Dokter
 Dokter memberikan informasi dan edukasi antara lain : tujuan
anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan ada rasa tidak
nyaman/sakit saat pemeriksaan), kondisi saat ini serta
kemungkinan yang akan terjadi terhadap pasien (diagnosis,
tindakan medis yang akan dilakukan), manfaat, resiko, serta
efek samping atau komplikasi
PROSEDUR  Dokter melakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga
terhadap materi edukasi yang telah diberikan
 Dokter mendokumentasikan pada RM 12 dan RM 11 catatan
pelaksanaan edukasi dari multidisiplin dan persiapan pasien
pulang (RM 31).
Petugas kesehatan lain (Perawat, Bidan, Gizi, Farmasi,
Rehabilitasi Medis)
 Petugas kesehatan memberikan informasi dan edukasi
mengenai : rencana pelayanan dan tindakan yang akan
dilakukan, informasi tentang perkiraan biaya (perawatan,
tindakan terapi/diagnostic, obat, operasi, dsb), jam kunjungan
dokter, prosedur persiapan diagnostic/operasi, prosedur
pemulangan pasien, penggunaan obat yang aman dan efektif,
penggunaan peralatan medis yang aman, manajemen nyeri,
teknik rehabilitasi, pencegahan dan pengendalian infeksi di RS,
sumber-sumber yang ada dikomunitas, tindak lanjut perawatan
 Petugas melakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga
terhadap materi edukasi yang telah diberikan
 Petugas mendokumentasikan pada RM 12 dan RM 11 catatan
pelaksanaan edukasi dari multidisiplin dan persiapan pasien
pulang RM 31
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.774/PAP/SPO/IX/2018 1 3/4

d) Sebelum memberikan informasi dan edukasi, petugas harus


e) melakukan assessment kebutuhan informasi dan edukasi pasien
dan atau keluarga dengan menggunakan form assessment
keperawatan RM 31 (keyakinan/agama, pekerjaan, pendidikan,
suku bangsa, bahasa, keterbatasan fisik, dsb)
Gunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien dan atau
keluarga apabila ada hambatan komunikasi dalam hal ini
kemampuan pasien menerima komunikasi verbal, digunakan
bahasa isyarat atau dengan lembar bantu yang sudah disediakan
f) Petugas akan melakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga
dengan mempertimbangkan kondisi pasien, apabila pasien dalam
keadaan :
 Baik : petugas menanyakan kembali kepada pasien materi edukasi
yang telah diberikan dengan pertanyaan “Dari materi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang Bapak/Ibu pelajari?”
 Mengalami hambatan fisik : petugas menanyakan kembali kepada
keluarga materi edukasi yang telah diberikan dengan pertanyaan
“Dari materi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang Bapak/Ibu
PROSEDUR pelajari?”
 Mengalami hambatan emosional (marah atau depresi) : petugas
menanyakan kembali sejauh mana pasien mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dipahami setelah emosi/kemarahannya
reda
 Different abilities people atau orang dengan kemampuan berbeda
(difabel) verifikasi dengan pendamping pasien
g) Pendidikan kesehatan pada pasien anak-anak dilakukan pada orang
tuanya atau wakil dari keluarga yang menunggu atau merawat anak
setelah perawatan dari rumah sakit
h) Bila diperlukan rujukan ke petugas kesehatan lain dikoordinasikan ke
PPK
i) Lakukan kesepakatan waktu dengan pasien dan atau keluarga untuk
evaluasi
j) Gunakan alat peraga jika diperlukan
k) Tawarkan kepada pasien atau keluarga apakah masih ada bantuan yang
diperlukan
l) Bila sudah tidak memerlukan bantuan, ucapkan salam dan berpamitan
pada pasien dan atau keluarga
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.774/PAP/SPO/IX/2018 1 4/4

Hal yang harus diperhatikan :


 Ciptakan suasana yang nyaman
PROSEDUR  Hentikan pendidikan kesehatan bila pasien tampak lelah
 Sediakan waktu sesuai kebutuhan

1. Gizi
2. Farmasi
3. Rehabilitasi Medis
4. Perawat / Bidan
UNIT TERKAIT 5. Dokter
6. Petugas Administrasi
7. Penunjang Medik
PELAYANAN PERMINTAAN AMBULANCE

No Dokumen No Revisi Halaman

01.784/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pelayanan permintaan ambulance terdiri dari 2 jalur yaitu:
1. Jalur langsung, adalah permintaan ambulance dimana keluarga pasien
PENGERTIAN datang langsung ke rumah sakit.
2. Jalur tak langsung, adalah permintaan ambulance dimana keluarga pasien
meminta ambulance melaluijalurpenghubungkomunikasi (viatelepon).
Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara
TUJUAN
tepat dan benar sesuai dengan tingkatkegawatdaruratannya.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

Jalur langsung:
1. Keluarga pasien datang ke Security
2. Keluarga pasien memberitahukan kebutuhannya untuk permintaan
ambulance kepada Security.
3. Petugas Security menanyakan nama pasien, alamat pasien dan kondisi
pasien saat itu. Apakah perlu untuk pendampingan perawat.
4. Petugas Security menghubungi supir untuk permintaan ambulance
5. Petugas supir berangkat menuju lokasi.
JalurTak Langsung:
1. Keluarga pasien menghubungi operator RSVIdengan nomor(0622) 22520.
2. Petugas Operator menerima telepon dari keluarga pasien dengan
memintadata pasien yang akan dijemput,terdiri dari:
a) Nama pasien
b) Alamat lengkap
c) Nomor telepon
PELAYANAN PERMINTAAN AMBULANCE

No Dokumen No Revisi Halaman

01.784/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

3. Petugas Operator menghubungi nomor telepon pasien yang


diberikan, untuk memastikan kebenaran informasi.
4. Jika informasi yang diperoleh benar, maka petugas Operator menanyakan
keadaan pasien saatitu.
PROSEDUR 5. Petugas Operator menelpon petugas supir untuk memberitahukan penjemputan
pasien.
6. Petugas supir bernagkat menuju lokasii

1. Operator
UNIT TERKAIT 2. Security
3. Supir
PULANG KARENA MENOLAK TINDAKAN MEDIS

No Dokumen No Revisi Halaman

01.785/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM

Pulang karena menolak tindakan medis adalah pemulangan pasien yang


PENGERTIAN
dipilih oleh keluarga/ pasien dimana dokter belum mengizinkan pulang.

Sebagai pedoman dan acuan dalam menangani pasien yang pulang karena
TUJUAN
menolak tindakan medis
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. DPJP menjelaskan kepada pasien tentang tindakan medis yang akan


dilakukan dan resiko bila tidak dilaksanakan.
2. Pasien/keluarga menandatangani form penolakan rawat lanjutan.
3. Perawat mengurus administrasi pasien untuk pulang.

PROSEDUR 4. Pihak billing menghitung biaya rawatan pasien.


5. Bila biaya pasien selesai dan kasir acc pasien pulang maka lepas semua
alat-alat medis yang terpasang pada tubuh pasien.
6. Berikan hasil pemeriksaan penunjang dan resume medis pasien.
7. Perawat mengantar pasien
1. Instalasi Gawat Darurat

UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan


3. Administrasi
PENANGANAN PASIEN MELARIKAN DIRI

No Dokumen No Revisi Halaman

01.786/ARK/SPO/IX/2018 0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pasien yang sedang menjalani rawat jalan dan rawat inap dan belum
menyelesaikan rencana pengobatan atau administrasinya, lalu pasien tersebut
PENGERTIAN
keluar / pulang dari rumah sakit sebelum dokter, perawat dan profesi lain
mengijinkan pulang dan tidak ada surat ijin pulang dan tidak kembali lagi

1. Kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga apabila


pasien keluar dari rumah sakit tanpa seijin rumah sakit atau melarikan diri.
TUJUAN
2. Meyakinkan bahwa pasien pulang kerumah pasien / keluarga.
3. Untuk tertib administrasi.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
1. Perawat menemukan adanya pasien rawat jalan atau rawat inap yang
keluar rumah sakit tanpa ijin, padahal pasien tersebut belum
menyelesaikan rencana pengobatan atau administrasinya.
2. Perawat berusaha mencari pasien tersebut kesekitar ruang rawat inap atau
rawat jalan terkait.
3. Jika pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga maka perawat
melapor kebagian petugas keamanan dan menghubungi bagian informasi
4. Perawat mencoba menghubungi pasien melalui nomer telepon yang ada
PROSEDUR diberkas rekam medis pasien.
5. Jika berhasil dihubungi, petugas meminta pasien tersebut kembali keruang
perawatan / poliklinik semula.
6. Jika telah dicoba menghubungi via telepon namun tidak berhasil maka
perawat melaporkan kebagian keuangan untuk ditindak lanjuti pihak
customer service dan humas rumah sakit.
7. Perawat diruangan rawat inap / jalan mendokumentasikan kedalam berkas
rekam medis pasien.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
4. Petugas Keuangan
5. Costumer Service
6. Petugas Keamanan
SKRINING AWAL DI IGD

No Dokumen No Revisi Halaman

01.787/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Skrining awal di IGD adalah rangkaian kegiatan untuk menentukan
PENGERTIAN kebutuhan layanan medis tiap pasien dan menyesuaikan dengan misi dan
sumber daya rumah sakit.

Sebagai acuan dan pedoman penerapan langkah-langkah menentukan


TUJUAN kebutuhan layanan medis pasien dan menyesuaikan dengan misi dan sumber
daya rumah sakit.

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama di rumah sakit
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri petugas IGD
3. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menganamnesis,
melakukan pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa, melakukan
pemeriksaan penunjang dan menentukan pelayanan yang diperlukan oleh
pasien
4. Pasien yang kebutuhannya sesuai dengan sumber daya rumah sakit
diterima sebagai pasien dan diberi pelayanan rawat inap
a. Jika pada hasil skiring pasien awal di triase primer ditemukan pasien
dengan kondisi kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa
maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sedemikian
rupa sehingga dapat dilakukan secara terintegrasi di ruang resusitasi
untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
b. Jika pada hasil skiring pasien awal di triase primer ditemukan pasien
dengan kondisi tidak ada tanda-tanda kegawatan yang potensial dapat
mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien
dilakukan di tempat periksa / tempat observasi sesuai dengan kondisi
klinisnya
c. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien
dengan kondisi kasus yang tidak dapat ditangani di RS Vita Insani,
kegawatdaruratannya ditangani lebih dahulu, kemudian pasien di
transfer ke RS lain
d. Jika hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien
dengan kasus yang tidak dapat ditangani di RS Vita Insani, pasien
dapat dirujuk sebelum hasil testnya ada
SKRINING AWAL DI IGD

No Dokumen No Revisi Halaman

01.787/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

Pasien yang tidak dapat ditangani di RS Vita Insani adalah :


a. TBC dengan XDR (Extensively Drug Resistant) / MDR (Multidrug
Resistant)
b. Gaduh gelisah ec Psikiatri
c. HIV AIDS
PROSEDUR d. Penyakit Kanker
e. Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang Positif)
f. Flu Babi (kasusu dengan hasil Laboratorium penunjang positif)
g. SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
h. Pasien KLL indikasi bedah syaraf.
i. Pasien dengan penyakit mata.

1. Instalasi Gawatt Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Laboratorium
4. Radiologi
SKRINING PASIEN DI RAWAT JALAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.787/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Skrining pasien di rawat jalan adalah rangkaian kegiatan untuk menentukan
PENGERTIAN kebutuhan layanan medis tiap pasien dan menyesuaikan dengan misi dan
sumber daya rumah sakit.
Sebagai acuan dan pedoman penerapan langkah-langkah menentukan
TUJUAN kebutuhan layanan medis pasien dan menyesuaikan dengan misi dan sumber
daya rumah sakit.
Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018
KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
1. Skrining pasien dapat dilakukan oleh petugas Customer service dan
petugas registrasi
2. Pasien yang datang langsung ke Rumah sakit, masuk melalui pintu utama
dan bertemu dengan bagian pendaftaran
3. Ucapkan salam dan perkenalkan diri petugas
4. Pasien yang datang akan dinilai kebutuhan pasien apakah pasien
memerlukan pelayanan rawat jalan (sesuai dengan poliklinik yang
dibutuhkan oleh pasien dan tersedia di RS) atau pasien memerlukan
penanganan Gawat darurat yang akan dilakukan di IGD RS
5. Jika sumber daya RS tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, maka pasien
akan diarahkan ke rumah sakit lain yang sesuai dengan sarana pelayanan
yang dibutuhkan pasien
6. Jika pasien hanya membutuhkan pelayanan penunjang, maka pasien
PROSEDUR
dapat mengetahui informasi apakah pelayanan tersebut dapat dilakukan
di RS atau tidak dan setiap pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
harus selalu ada rujukan ke laboratorium atau ke radiologi dari dokter
7. Dalam pelaksanaannya petugas Customer service dapat berkoordinasi
dengan petugas pendaftaran, petugas poliklinik, ataupun petugas IGD
8. Pasien yang tidak dapat ditangani di RS Vita Insani adalah :
j. TBC dengan XDR (Extensively Drug Resistant) / MDR (Multidrug
Resistant)
k. Gaduh gelisah ec Psikiatri
l. HIV AIDS
m. Penyakit Kanker
n. Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang Positif)
o. Flu Babi (kasusu dengan hasil Laboratorium penunjang positif)
SKRINING PASIEN DI RAWAT JALAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.787/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

p. SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).


q. Pasien KLL indikasi bedah syaraf.
PROSEDUR
r. Pasien dengan penyakit mata

1. Customer Service
2. Petugas Pendaftaran
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Gawat Darurat
TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT

No Dokumen No Revisi Halaman

01.788/ARK/SPO/IX/2018 1 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Transfer pasien antar rumah sakit adalah proses tahapan perpindahan / rujukan
PENGERTIAN pasien dari Rumah Sakit Vita Insani ke rumah sakit lain dengan kualifikasi
petugas pengantar sesuai dengan kebutuhan pasien.

Sebagai acuan terhadap penerapan langkah – langkah untuk melakukan


transfer pasien antar rumah sakit untuk menjamin kontinuitas pelayanan,
TUJUAN
keperawatan, keamanan dan keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan
pasien.

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Persiapan
a. Status Rekam Medis.
b. Hasil pemeriksaan penunjang.
c. Formulir transfer / Surat rujukan.
d. Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai kondisi pasien.

2. Pelaksanaan
a. Dokter melakukan pemeriksaan pasien secara lengkap tentang kondisi
pasien terkini, melakukan stabilisasi dan observasi pasien.
b. Pasien dinyatakan layak transfer.
c. Informasikan keadaan pasien alasan dirujuk dan kebutuhan pasien
PROSEDUR lainnya dalam lembar Informasi Rujuk (RM-RI 20).
d. Perawat ruangan melengkapi administrasi untuk rujukan dan
menghubungi petugas transfer (perawat perujuk).
e. Komunikasikan ke bagian marketing untuk mencari rumah sakit
rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
f. Petugas transfer mempersiapkan kebutuhan pasien untuk transfer
meliputi alat kesehatan dan obat.
g. Petugas administrasi (kasir) menghubungi supir ambulance.
h. Petugas transfer yang berkompeten dan pendampingan ditentukan
oleh kondisi pasien sebagai berikut :
 Pasien level 0 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD.
TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT

No Dokumen No Revisi Halaman

01.788/ARK/SPO/IX/2018 1 2/2

Pasien level 1 : didampingi oleh perawat dan supir yang memiliki kompetensi
minimal kemampuan BHD dan cara pemberian oksigen, sudah berpengalaman
dalam memberikan obat-obatan yang spesifik, dapat melakukan suction.
 Pasien level 2 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD dan perawat
yang mempunyai kompetensi seperti pada level 1 ditambah
dengan kompetensi dapat memberikan bantuan pernafasan
menggunakan ambu bag, dapat melakukan perawatan CVP,
tracheotomi dan pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien kritis
(Perawat ICU) bila memungkinkan
 Pasien level 3 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD dan perawat
PROSEDUR
yang memiliki kompetensi seperti pada level 2 ditambah dengan
kompetensi dapat menggunakan defribilator, pengalaman kerja 2
tahun merawat pasien kritis (Perawat ICU) serta dokter yang
memiliki kompetensi ACLS dan pengetahuan tentang panduan
monitor pasien saat transfer.
i. Observasi, monitoring dan catat hasil keadaan umum, kesadaran dan
tanda - tanda vital pasien sebelum, selama dan setelah pasien
ditransfer pada Formulir Pindah Rumah Sakit (RM-RI 20).
j. Lakukan serah terima dengan petugas rumah sakit yang dituju.
k. Tanda tangani Formulir Pindah Rumah Sakit nama petugas yang
menerima, petugas yang mengantar dan Dokter penanggungjawab
pelayanan.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Ponek
4. Intensive Care Unit
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWATAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.789/ARK/SPO/IX/2018 1 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Transfer pasien antar ruang perawatan adalah memindahkan pasien dari
PENGERTIAN saturuangan keruang perawatan / ruangtindakan lain didalam Rumah Sakit
Vita Insani..

Agar proses transfer berlangsung dengan aman dan lancar serta


TUJUAN
pelaksanaannya sesuai dengan yang telah ditetapkan

Sesuai Keputussan Direktur Utama Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Persiapan
a. Status Rekam Medis.
b. Hasil pemeriksaan penunjang.
c. Formulir transfer / Surat rujukan.
d. Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai kondisi pasien.

2. Pelaksanaan
a. Ucapkan salam
“Selamat pagi / siang / malam, Bapak / Ibu”
b. Informasikan padapasien dan keluargatentang rencana transfer yang
akan dilakukan.
PROSEDUR “Bapak / Ibu, sesuai kondisi saat ini kami akan pindahkan Bapak / Ibu ke
ruang perawatan sebutkan ruang tindakan / pemeriksaan yang dituju IRNA
Lt... / ICU / HD, Kamar Operasi), sebelumnya kami persiapkan lebih
dahuluperalatan yang diperlukan untuk perpindahan“
c. Lakukan koordinasi dengan perawat atau petugas unit yang dituju
dan komunikasikan tentang rencana yang meliputi
 Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
 Diagnosamedisdanriwayatpenyakit
 Keadaanumumpasien
 Dokter yang merawat
 Alasanpasiendipindahkan
d. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh DPJP /
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWATAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.789/ARK/SPO/IX/2018 1 2/4

dr.Anasthesi /dr. IGD / dr. Ruangan)


e. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama transfer
dengan ketentuan sebagai berkut :
 Pasien level 0 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD.
 Pasien level 1 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD dan cara
pemberian oksigen, sudah berpengalaman dalam memberikan
obat-obatan yang spesifik, dapat melakukan suction.
 Pasien level 2 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD dan perawat
yang mempunyai kompetensi seperti pada level 1 ditambah
dengan kompetensi dapat memberikan bantuan pernafasan
menggunakan ambu bag, dapat melakukan perawatan CVP,
tracheotomi dan pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien kritis
(Perawat ICU) bila memungkinkan
 Pasien level 3 : didampingi oleh perawat dan supir yang
memiliki kompetensi minimal kemampuan BHD dan perawat
yang memiliki kompetensi seperti pada level 2 ditambah dengan
kompetensi dapat menggunakan defribilator, pengalaman kerja 2
tahun merawat pasien kritis (Perawat ICU) serta dokter yang
PROSEDUR memiliki kompetensi BCLS dan pengetahuan tentang panduan
monitor pasien saat transfer.
f. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien, sesuai
dengan kondisi pasien berdasarkan level yaitu :
 Pasien level 0 :status rekam medis pasien, hasil pemeriksaan
penunjang (foto rontgen dan lain-lain), formulir transfer / serah
terima yang sudah diisi dengan lengkap, kursi roda atau tempat
tidur.
 Pasien level 1 : Semua peralatan yang disertakan pada level 0
ditambah dengan tabung oksigen dan canule, standar infus.
 Pasien level 2 : Peralatan yang disertakan pada level 1 ditambah
dengan monitor EKG biladimungkinkan.
 Pasien level 3 : Peralatan yang disertakan pada level 2 ditambah
dengan alat bantu pernapasan bila diperlukan.

g. Isi formulir pemindahan antar ruangan dengan lengkap.

h. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien sebelum


pasien ditransfer oleh perawat pendamping.

i. Catat hasil observasi pada catatan keperawatan.


TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWATAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.789/ARK/SPO/IX/2018 1 3/4

j. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan ditransfer


“Bapak / Ibu, kita pindah ke ruang perawatan (sebutkan ruang
perawatan / ruang tindakan / pemeriksaan yang dituju IRNA Lt... /
ICU / HD, Kamar Operasi),sekarang”.
k. Antar pasien ke unit yang dituju (IRNA / ICU / Kamar Operasi).

l. Monitor kondisi pasien (keadaanumum, kesadaran) selama transfer


pasien.

m. Lakukan serah terimadengan perawat unit yang dituju.


Hal-hal yang diserah terimakan dalah :
 Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
 Dokter yang merawat
 Diagnosa medis dan riwayat penyakit
 Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda
vital pasien
 Tindakan yang telah dilakukan
 Terapi yang telah diberikan (cairan infus dan obat-obatan)
 Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta
administrasinya (laboratorium radiologi dan lain-lain serta
untuk follow up hasil pemeriksaan yang belum selesai)
PROSEDUR
 Alergiobat
 Rencana tindakan pemeriksaan penunjang terapi yang akan
dilakukan atau dilanjutkan serta administrasinya.
 Status rekam medis pasien
 Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga)
 Informasi lain yang dianggap perlu

n. Dokumentasikan proses transfer pada RM RI 32

3. Hal – hal yang perlu diperhatikan


Pastikan level kondisipasien :
a. Level 0 : Pasien yang hanya membutuhkan ruang perawatan biasa.
b. Level 1 : Pasien yang berisiko mengalami perburukan kondisi, pasien
yang sebelumnya menjalani perawatan.
c. Level 2 pasien yang memerlukan observasi dan intervensi lebih ketat
termasuk penanganan kegagalan 1 sistem organ atau perawatan pasca
operasi.
d. Level 3 : Pasien membutuhkan bantuan pernapasan lanjutan
(advanced respiratory support) atau bantuan pernapasan dasar (basic
respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada minimal dua
sistem organ termasuk pasien - pasien yang membutuhkan
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWATAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.789/ARK/SPO/IX/2018 1 4/4

penanganan kegagalan multi organ.


4. Persiapan Masuk ICU
a. Pastikan ada bed kosong di ruang ICU
b. Hubungi dokter penanggung jawab ruangan ICU atau (dr. Adi) jika ada
pasien baru yang akan masuk ruang ICU.
PROSEDUR  Jika kondisi ruangan tidak memungkinkan atau jumlah bed tidak
mencukupi kapasitas pasien atau lebih masuk secara bersamaan maka
penentuannya dari dokter penanggungjawab itu berdasrkan pasien
yang telah dilapor ke DPJP

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Ponek
5. Intensive Care Unit
6. IBS
7. Kamar Bersalin
PENDAFTARAN PASIEN BARU
RAWAT JALAN
No Dokumen No Revisi Halaman

01.549/ARK/SPO/IX/2018 1 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Pendaftaran pasien baru rawat jalan adalah rangkaian proses mendata dan
PENGERTIAN meregistrasi pasien baru yang belum pernah memperoleh pelayanan di rumah
sakit Vita.
Sebagai bahan acuan dan pedoman penerapan langkah-langkah pendaftaran
TUJUAN pasien baru rawat jalan di poli rawat jalan

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang


KEBIJAKAN
Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
1. Petugas pendaftaran menerima pasien dengan sopan dan ramah serta
terlebih dahulu mengucapkan salam, selanjutnya menanyakan ke pasien
apa yang dituju.
2. Petugas pendaftaran harus tanggap dengan pasien dan memiliki
kemampuan dasar kegawat daruratan.
3. Pasien atau keluarga harus mendaftarkan diri di tempat pendaftaran
pasien dengan membawa berkas yang dibutuhkan seperti surat rujukan,
kartu identitas seperti KTP atau SIM dan surat jaminan kesehatan
4. Petugas mengidentitas pasien dengan wawancara atau dari kartu identitas
pasien yang mencakup:
a. Nama pasien
Nama pasien harus ditulis secara lengkap dan jelas serta tidak
diperbolehkan menyingkat nama pasien.
PROSEDUR
b. Alamat pasien
c. Umur dan tanggal lahir
d. Pekerjaan
e. Jenis kelamin
f. No telepon rumah / HP
g. Agama
h. Status menikah / tidak menikah
i. Nama penangung jawab pasien (yang lebih dekat dengan pasien
misalnya : orangtua,anak,saudara kandung jika tidak ada maka yang
lebih dekat dengan pasien hubungannya.
PENDAFTARAN PASIEN BARU
RAWAT JALAN
No Dokumen No Revisi Halaman

01.549/ARK/SPO/IX/2018 1 2/3

1. Petugas pendaftaran memastikan bahwa pasien tersebut benar


benar belum pernah berobat di Rumah Sakit Vita Insani dengan
mengecek di komputer (teramedik)atau KIUP(kartu indeks utama
pasien). Bila ternyata pasien tersebut pasien baru maka diberikan
nomor rekam medik baru dan kartu pengenal rekam medik.
2. Petugas pendaftaran mencatat data sosial demografis pasien baru
pada kartu berobat dan bukti kunjungan pasien sesuai dengan
kategori pasien tersebut :
a. Umum
Pasien yang membayar cash di Rumah Sakit.
b. Pasien Perusahaan
Pasien dari perusahaan BUMN yang bekerja sama dengan rumah
sakit.
c. Pasien Asuransi
Pasien dari perusahaan asuransi.
d. Jamsostek
Pasien dengan jaminan kecelakaan kerja yaitu pasien yang
mengalami kecelakaan kerja pada saat mau pergi, pulang dan
PROSEDUR pada saat bekerja.
a. BPJS
Pasien yang terdaftar sebagai peserta BPJS. Pasien BPJS harus
mendaftar terlebih dahulu ke BPJS centre dan mencetak SEP
(Surat Egibilitas Pasien).
5. Pasien dari perusahaan yang ada kerja sama dengan Rumah sakit
Vita Insani harus membawa surat jaminan dari perusahaan
masing-masing.
6. Pasien dari peserta asuransi, petugas harus memperhatikan masa
berlaku kartu dan benefit yang ada di kartu dan melampirkan
formulir pelayanan medis sesuai dengan asuransi pasien tersebut.
7. Peserta asuransi admedika kartu harus digesek terlebih dahulu ke
EDC Terminal (Edmedika Data Centre) dan memperhatikan strug
yang keluar dari mesin bisa dilayani atau surat penolakan yang
keluar.
8. Petugas pendaftaran memberikan kartu berobat pasien dan
mempersilahkan pasien menunggu.
9. Semua data di back up dalam komputer.
PENDAFTARAN PASIEN BARU
RAWAT JALAN
No Dokumen No Revisi Halaman

01.549/ARK/SPO/IX/2018 1 3/3

10. Berkas rekam medisnya diserahkan kepada perawat poli yang


PROSEDUR dituju.

1. Poli Rawat Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Bagian Administrasi dan Keuangan
PENGANTAR PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DI IGD

No Dokumen No Revisi Halaman

01.796/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama Rumah Sakit Vita Insani

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Penerimaan pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang
PENGERTIAN memeriksa, untuk observasi dan untuk mendapatkan tindakan medis lebih
lanjut sehingga perlu di rawat .
1. Tersedianya ruang rawat inap yang sesuai dengan kebutuhan pasien
TUJUAN
2. Tercatatnya data pasien yang di rawat inap di Rumah sakit vita insani

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang


KEBIJAKAN
Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap
2. Perawat memberikan form pendaftaran dan mengarahkan
keluarga/penanggung jawab pasien untuk mendaftarkan pasien rawat inap
ke administrasi
3. Keluarga/ penanggung jawab pasien datang ke bagian administrasi dan di
terima oleh petugas administrasi
4. Petugas administrasi melakukan pendaftaran terhadap pasien rawat inap ,
setelah selesai pendaftaran keluarga/penanggung jawab kembali membawa
form pendaftaran ke IGD
5. Perawat IGD melakukan tindakan sesuai anjuran dokter
6. Perawat IGD menyiapkan status pasien dengan segala hal yang
PROSEDUR
berhubungan dengan tindakan yang dilakukan di IGD
a) Mengukur tanda-tanda vital
b) Memasang infuse dan tindakan emergency lain dan pemberian therapy
c) Dan lain-lain
7. Perawat IGD menghubungi perawat ruangan agar mempersiapkan kamar
pasien
8. Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan dengan menggunakan kursi
roda atau brankat ( sesuai dengan kemampuan mobilisasi pasien )
9. Perawat memindahkan pasien ke tempat tidur
10. Perawat IGD melakukan serah terima pasien ke perawat ruangan sesuai
dengan prosedur transfer pasien intra rumah sakit pada RM-RI 32.
1. Administrasi
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
PENANGANAN PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA
TEMPAT TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman

01.797/ARK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Penanganan pasien bila tidak tersedia tempat tidur adalah penanganan pada
PENGERTIAN pasien yang datang ke Rumah sakit Vita Insani tetapi tempat tidur penuh

Sebagai bahan acuan dan pedoman penerapan langkah-langkah penanganan


TUJUAN
pasien bila tempat tidur penuh.

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang


KEBIJAKAN
Kebijakan Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Petugas admisi memastikan bahwa tempat tidur penuh


2. Pasien yang datang ditangani dulu kedaruratan medis di IGD
3. Petugas IGD berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk kepindahan
PROSEDUR pasien kerumah sakit lain untuk penanganan pasien selanjutnya dan
memastikan rumah sakit tersebut masih memiliki tempat tidur yang
kosong

1. Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT
2. Petugas Pendaftaran
PERPINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RUANG
RAWAT INAP
No Dokumen No Revisi Halaman

01.809/ARK/SPO/IX/2018 2 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Suatu tindak lanjut perawatan pasien dari ICU ke ruang rawat inap atas izin dokter,
PENGERTIAN sehubungan dengan kondisi yang sudah stabil atau atas permintaan keluarga

TUJUAN Melanjutkan perawatan pasien di Instalasi Rawat Inap

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang Kebijakan


KEBIJAKAN
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

Perawat:
1. Mendorong tempat tidur yang siap pakai ke ICU
2. Memberi salam kepada petugas ICU
3. Melakukan serah terima berkas rekam medis, obat, hasil pemeriksaan dan
kondisi pasien dari perawat ICU kepada perawat ruang rawat inap
PROSEDUR 4. Memindahkan pasien dari tempat tidur ICU ke tempat tidur rawat inap
5. Merapihkan pasien
6. Pasien dibawa ke instalasi rawat inap
7. Setelah pasien tiba di instalasi rawat inap, kontrol vital sign
8. Merapihkan obat-obat pasien
9. Operkan hal-hal yang penting kepada teman dinas

1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IRI
PENERIMAAN PASIEN DI RUANG ICU
No Dokumen No Revisi Halaman

01.798/ARK/SPO/IX/2018 2 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM

Semua pasien yang akan dirawat di ICU harus berdasarkan pada indikasi tertentu
PENGERTIAN
dan akan mendaptakna perawatan intensif berdasarkan keadaan klinis yang ada

Prosedur ini sebagai pedoman penerapan langkah-langkah cara penerimaan pasien


TUJUAN
di ruang ICU

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang Kebijakan


KEBIJAKAN
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

1. Rujukan dapat berasal dari ruangan, Instalasi Rawat Jalan, IGD, Instalasi
Bedah Sentral dan Bedah Emergency
2. Telah dikomunikasikan dan disetujui untuk dirawat di ICU disertai Surat
Pengantar serta data medic yang lengkap
3. Dengan indikasi
 Pasien sakit berat, koma, pasien todak stabil yang memerlukan terapi
intensif
 Pasien yang memerlukan pemantauan invasive atau non invasive sehingga
PROSEDUR komplikasi berat dapat dihindari/ dikurangi
 Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi akut,
sekalipun manfaat ICU itu sedikit
4. Telah memenuhi ketentuan administrasi
5. Psien yang dirujuk ke ICU akan dirawat bersama antara dokter ICU dengan
dokter SMF lainnya yang mengirim pasien tersebut
6. Menentukan pemeriksaan laboratorium, radiologi tambahan
7. Bila perlu dapata diadakan konsultasi dengan dokter ahli dari SMF lain
8. Terapi lanjutan akan diberikan sesuai instruksi

1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IRI
PERPINDAHAN PASIEN DARI RUANG RAWAT INAP
KE ICU
No Dokumen No Revisi Halaman

01.799/ARK/SPO/IX/2018 2 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Memindahkan pasien dari ruang rawat inap ke ICU dimana pasien yang dalam
keadaan gawat darurat yang membutuhkan perawatan yang intensif atas instruksi
PENGERTIAN
dokter

TUJUAN Agar pasien mendapatkan perawtan yang lebih optimal/ intensif

Sesuai Keputusan Direktur Nomor: 16655B/DIR/SK/IX/2018 tentang Kebijakan


KEBIJAKAN
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

Perawat:
1. Memberitahu keluarga pasien tentang keadaan pasien sesuai dengan instruksi
dokter agar dirawat di ruang ICU
2. Meminta persetujuan masuk ICU pada keluarga pasien dan menjelaskan
tentang prosedur masuk ICU
PROSEDUR 3. Melaporkan ke dokter anestesi sebagai penanggung jawab ICU
4. Melaporkan ke petugas ICU bahwa ada pasien yang akan pindah ke ICU
5. Menyiapkan pasien, berklas rekam medis dan obat-obatan
6. Mendorong pasien ke ICU dengan menggunakan tempat tidur serta oksigen
7. Memindahkan pasien ke tempat tidur ICU dengan hati-hati
8. Perawat ruangan serah terima dengan perawt ICU

1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IRI
ASUHAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
DAN YANG DAYA TAHAN TUBUHNYA DITURUNKAN

No Dokumen No Revisi Halaman

01.661/APK/SPO/IX/2018 0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang
PENGERTIAN
tubuh manusia.Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba atau jamur.

1. Mencegah terjadinya infeksi nosocomial dan infeksi silang.


2. Pasien dengan penyakit menular dan yang dengan daya tahannya diturunkan
TUJUAN
mendapatkan asuhan secara tepat dan efektif.

Surat Keputusan Direktur Utama RS Vita Insani Nomor: 16655C/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Pasien

1. Identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan risiko penularannya pada pasien


dengan penyakit menular dan pasien dengan daya tahan yang diturunkan
akibat obat-obatan yang diberikan.
2. Tempatkan pasien pada ruangan isolasisesuai dengan penyakit dan risiko
penularannya.
3. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang penempatan pasien pada
PROSEDUR
ruangan isolasi dan alasan penempatan dalam ruangan tersebut.
4. Gunakan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis dan paramedic setiap
berhubungan dengan pasien sesuai standar APD dari PPI
5. Asuhan pasien dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten dan terampil.
6. Asuhan pasien dicatat dalam rekam medi s pasien

1. IRI
2. IGD
UNIT TERKAIT
PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAIN)

No Dokumen No Revisi Halaman

01.661/APK/SPO/IX/2018 1 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur Utama RS Vita Insani
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 September 2018

dr. Alpin Hoza, MM


Restrain secara umum mengacu pada suatu bentuk tindakan menggunakan tali
PENGERTIAN untuk mengekangh atau membatasi gerakan ektrimitas individu yang berperilaku di
luar kendali
1. Memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan pasien dan/atau
lingkungan terhadap cidera/ kecelakaan
TUJUAN
2. Memberikan keamanan fisik dan psikologis individu

Surat Keputusan Direktur Utama RS Vita Insani Nomor: 16655C/DIR/SK/IX/2018


KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Pasien

1. Lakukan penilaian kebutuhan pasien dan intervensi restrain yang akan


digunakan
2. Jelaskan alasan penggunaan restrain
3. Singkirkan semua benda yang berpotensi membahayakan, sebelum aplikasi
restrain
4. Inspeksi keamanan tempat tidur, tempat duduk dan peralatan yang akan
digunakan selama proses restrain
5. Obesrvasi pasien setelah aplikasi
PROSEDUR 6. Penuhi kebutuhan pasien seperti: makan, minum, mandi dan toileting
7. Lakukan pemantauan secara berkala sretiap
a. 4 jam untuk dewasa ≥ 18 tahun keatas
b. 2 jam untuk anak dan remaja usia 9 – 17 tahun
c. 1 jam untuk anak < 9 tahun
d. Evaluasi meliputi: tanda vital, posisi tubuh pasien, keamanan restrain
dan kenyamanan pasien
8. Catat dan laporkan perubahan perilaku pasien pada DPJP

1. IRI
2. IGD
UNIT TERKAIT 3. IRJ
4. IBS
5. ICU

Anda mungkin juga menyukai