Anda di halaman 1dari 5

B.

Konsep Dasar Persalinan dengan Forseps Ekstraksi


1. Ekstraksi Forcep
a. Pengertian
Forsep adalah tindakan obstetric yang bertujuan untuk
mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah
janin (kepala) dengan alat cunam. (Abdul Bari, 2000)
Ekstraksi Forcep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan
dengan cunam yang dipasang dikepalanya. Cunam yang umum
dipakai adalah cunam Niagle, sedang pada kepala yang menyusul
dipakai cunam piper dengan lengkung panggul agak datar dan tangkai
yang panjang, melengkung keatas dan terbuka. (Bobak, 2004 :798)
b. Jenis-jenis persalinan Estraksi forcep
Bentuk persalinan forsep dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1) Forcep rendah (low forcep)
Forcep yang digunakan telah dipasang pada kepala janin yang
berada sekurang-kurangnya pada Hodge III.
2) Forcep tengah (midforcep)
Pemasangan forcep pada saat kepala janin sudah masuk dan
menancap di panggul pada posisi antara Hodge II dan Hodge III.
3) Forcep tinggi
Dilakukan pada kedudukan kepala diantara Hodge I atau Hodge
II, artinya ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul dengan perkataan lain kepala masih dapat digoyang.
Forsep tinggi saat ini sudah diganti dengan Sectio Cesarea.
c. Syarat Ekstraksi Forcep
Keadaan yang menjadi syarat untuk memutuskan partus dengan
ekstraksi forcep adalah sebagai berikut :
1) Pembukaan harus lengkap
Jika pembukaan belum lengkap bibir servik dapat terjepit antara
kepala anak dan sendok sehingga servik juga bisa robek yang sangat
membahayakan karena dapat menimbulkan perdarahan hebat.
2) Ketuban sudah pecah atau dipecahkan
Jika ketuban belum pecah maka selaput janin ikut tertarik oleh
forcep dan dapat menimbulkan tarikan pada plasenta yang dapat
terlepas karenanya ( solution plasenta).
3) Ukuran terbesar kepala harus sudah melewati pintu atas panggul
Kepala sekurang-kurangnya sampai di Hodge III untuk letak
belakang kepala. Supaya tidak tersesat oleh caput succedanum
dalam menentukan turunnya kepala maka toucher harus selalu di
control oleh palpasi.
4) Kepala harus dapat dipegang oleh forcep
Forsep tidak boleh dipasang pada kepala yang luar biasa ukuran
atau bentuknya, seperti : premature, hidrochepal.
5) Panggul tidak boleh terlalu sempit

d. Indikasi Ekstraksi Forcep

1) Indikasi ibu
a) Persalinan distosia
(1) Persalinan terlantar
(2) Ruptur uteri imminen
(3) Kala dua lama
b) Ekslampsi / pre ekslampsi
c) Profilaksis penyakit sistemik ibu
(1) Gestosis
(2) Hipertensi
(3) Penyakit jantung
(4) Penyakit paru-paru
d) Ibu keletihan
2) Indikasi Janin
a) Janin yang mengalami disstress
b) Presentasi yang belum pasti
c) Janin berhenti rotasi
d) Kelahiran kepala pada presentasi bokong
3) Indikasi waktu :
a) Indikasi pinard ( 2 jam mengedan tidak lahir)
b) Modifikasi remeltz
(1) Setelah kepala di dasar panggul diberikan 5 unit oksitoksin
(2) Tunggu 1 jam tidak lahir dilakukan ekstraksi forsep

e. Kontra Indikasi Ekstraksi Forcep


Beberapa kondisi yang menjadi kontra indikasi ekstraksi forcep
yaitu :
1) Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi
sehingga kepala sulit dipegang oleh forcep.
2) Anencephalus
3) Adanya disproporsi cepalo pelvic
4) Kepala masih tinggi
5) Pembukaan belum lengkap
6) Pasien bekas operasi vesiko vegina fistel
7) Jika lingkaran kontraksi patologis bandel sudah setinggi pusat
atau lebih.
f. Persiapan Ekstraksi Forcep
1) Persiapan untuk ibu
a) Rambut kemaluan dicukur
b) Kandung kemih dikosongkan
c) Atur posisi lithotomi
d) Perineum dan sekitarnya di desinfeksi
e) Pasang doek steril
2) Persiapan penolong
a) Cuci tangan secara furbringer
b) Memakai baju steril
c) Memakai sareng tangan steril
3) Persiapan alat
a) Doek steril
b) Sarung tangan steril
c) Alat persalinan normal
d) Alat forcep
e) Alat untuk episiotomy dan menjahit
f) Kateter
g) Obat-obatan desinfektan dan uterotonika
4) Persiapan untuk bayi
a) Penghisap lendir dan alat resusitasi lainnya
b) Alat pemanas bayi
g. Komplikasi Ekstraksi Forcep
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada tindakan ekstraksi forcep
yaitu:
1) Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan yang disebabkan oleh retensio plasenta , atonia uteri
serta jahitan robekan jalan lahir yang lepas.
b) Infeksi
c) Trauma jalan lahir seperti terjadinya fistula vesiko vaginal, fistula
recto vaginal , fistula utero vaginal, rupture uteri, rupture serviks,
dan robekan perineum
2) Komplikasi pada bayi
a) Trauma ekstraksi forcep dapat menyebabkan cacat karena aplikasi
forcep
b) Infeksi yang berkembang menjadi sepsis dapat menyebabkan
kematian serta encephalitis sampai meningitis.
c) Gangguan susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan
gangguan intelektual
d) Gangguan pendengaran dan keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai