Ditulis oleh :
Dosen Pengampu :
Drs. Zelhendri Zen, M.Pd.
2. Tempramen Wirausaha
Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu wirausaha,
termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya
bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara dari pada fluktuasi (gelombang)
dan identitas suasana hati.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, temperamen didefinisikan sebagai sifat batin
yang tetap memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran (misalnya periang, penyedih,
dsb). Nah, secara naluriah, setiap manusia memiliki kecenderungan temperamen ini
sebagai ciri khas dari dirinya. Itu sebabnya, perangai setiap orang berbeda-beda sehingga
untuk menyikapinya diperlukan cara yang berbeda pula.
Untuk dapat menentukan seseorang wirausaha itu memiliki temperamen yang mana,
maka personal tersebut dapat mengikuti tes kepribadian (psikotes), tes ini harus diisi
dengan sejujurnya, agar hasil yang didapatkan sesuai atau hampir sama dengan
kepribadian kita yang sesungguhnya. Secara umum jenis temperamen dapat dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut :
a) Sanguine
Seseorang yang memiliki tipe sanguine adalah orang yang ramah dan hangat,
berusaha menyenangkan hati orang lain, supel dalam bergaul, kehadirannya
meramaikan suasana, mudah tertawa tapi mudah pula terharu. Tetapi orang jenis ini
punya kekurangan, seperti sembrono, sering berbohong/membual, kurang bisa
diandalkan dalam melaksanakan tanggung jawabnya, kurang berpikir panjang,
kurang tekun, jika dimarahi dia akan menangis tersedu-sedu tetapi ia akan langsung
melupakannya.
b) Melankolis
Seseorang yang memiliki tipe melankolis ini adalah orang yang tekun dalam
melakukan sesuatu, berbakat, pefeksionis, suka yang indah-indah, setia, biasanya
tanpa disuruh dia akan langsung mengerjakan tugasnya, sangat menjaga barang
pribadi, hanya dengan disindir saja dia sudah langsung tahu letak kesalahannya dan
berusaha untuk memperbaikinya.
Tapi orang jenis ini sangat perasa dan cenderung pemurung, sangat sensitif dan
mudah tersinggung, kata-kata kasar yang dituju padanya akan sangat melukai hatinya
dan sulit untuk dia lupakan, cenderung pendendam dan jelas menarik diri dari
lingkungan luar, mengasihani diri sendiri
c) Kolerik
Seseorang yang mempunyai temperamen jenis ini merupakan orang yang
berkemauan keras, berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya (ambisius),
mandiri, punya rasa percaya diri yang kuat, suka menjadi pemimpin, aktif dan
produktif.
Tapi orang jenis ini cenderung keras kepala, cenderung ingin menjadi dominan di
antara teman-temannya, cenderung bertindak agresif, dan cenderung menentang
otoritas pemimpin secara terang-terangan.
d) Flegmatik
Berasal dari kata flegma yang artinya ketidak acuhan atau sikap dingin yang apatis
dan menjemukan. Keseluruhan sifat ini tampaknya kebalikan dari kolerik. Orang
dengan tipe ini adalah orang yang cinta ketenangan dan kedamaian, pendiam, tidak
rewel, penurut, easy going, dan tidak banyak menuntut.
Tapi orang jenis ini terkesan lamban, pasif, kurang motivasi, egois, pelit, tidak
menyerang otoritas pemimpin secara terang-terangan, tapi sebenarnya dia keras
kepala juga dan cenderung sembunyi-sembunyi untuk tidak mematuhi peraturan.
Banyak orang yang menganggapnya sebagai pemalas karena sifat dasarnya yang
sangat santai dan kurang berambisi.
3. Watak Wirausaha
Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan sifat
tingkah laku (behavior). Sedangkan menurut sosiopsikologis manusia selalu berhubungan
dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan berhubungan dengan dirinya sendiri.
Cara manusia berhubungan itu bermacam-macam, senang, marah, kasihan, benci, sayang,
cinta, bekerja sama, bersaing, dan sebagainya.
Dengan segala cara berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba
berorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu,
dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.
Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai
kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat pada
dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat seorang
wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman yang
diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki
diantaranya:
1) Pikiran
Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif,
berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada tujuan di samping
terbukanya kemungkinan bertambahnya pengetahuan.
2) Perasaan
Perasaan akan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar, sehingga
tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh perhitungan dalam menguji
perasaan orang lain.
3) Pertimbangan
Setiap wirausaha harus dapat memberikan keterangan-keterangan kepada relasi
dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya harus meyakinkan dan setiap
keberatan orang lain harus dapat dijawab dengan tepat dan memuaskan. Memang
seorang wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan pertimbangan-
pertimbangan ke arah proses lancarnya pembicaraan.
4) Sikap
Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang wirausaha
sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian. Pada saat-saat
menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. Sehingga, setiap
keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan dengan
relasi akan semakin harmonis.
Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebar-lebar dalam
menerima tambahan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan sehingga membentuk
pribadi yang betul-betul teruji dan menyenangkan.
Sumber Referensi: