Adanya dorongan dari nafsu/bathin secara berlebihan akan menghasilkan tertutupnya hati
nurani yang biasanya disebut buta hati. Ia menjadi seorang yang tidak peka dan tidak mampu
membaca kondisi batiniah dirinya dan lingkungannya secara objektif.
Puasa tanpa niat hanya akan menghasilkan kesia-siaan, menahan nafsu (makan, minum, sexual)
tanpa tujuan yang jelas. Puasa tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dari
rukun Islam dan Rukun Iman.
Puasa adalah bentuk training/pelatihan dahsyat dan sempurna yang methodenya langsung
diberikan oleh Allah.
Dalam keadaan lapar dan haus seringkali membuat kondisi hati tidak terkendali, marah adalah
pelampiasannya. Akibatnya persoalan kecil yang biasanya tidak menimbulkan masalah apa-apa
akhirnya menjadi persoalan serius yang sangat mengesalkan hati dan membuat kita resah dan
gusar. Puasa adalah upaya melatih diri untuk mengendalikan ledakan emosi itu, sehingga ia
terlatih dapat tetap tenang dalam menghadapi berbagai tekanan atau provokasi.
Makna lain dari zakat adalah membersihkan dan menyucikan. Artinya dengan berzakat akan
menghasilkan hati dan jiwa yang suci dan mengganggap bahwa di dalam harta yang ia miliki
terdapat hak-hak orang lain. Dengan demikian, ia akan terhindar dari sifat-sifat kikir dan bakhil.
Memang, sifat dasar manusia adalah suka gelisah, rakus dan kikir. Kalau ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah. Sebaliknya kalau ia diberi nikmat (kebaikan) ia kikir. [lihat QS al-Ma’arij (70)
:19-21]. Jadi zakat bukan untuk menyucikan harta, melainkan menyucikan jiwa manusia dari
sifat kikir dalam upaya menjaga fithrah, kesucian dirinya.
Dalam melaksanakan ibadah haji beberapa hal yang dilaksanakan selain shalat adalah :