Anda di halaman 1dari 9

Assalamualaikum.

Saya ingin bertanya bagaimana cara


menghilangkan rasa takut kepada hal -hal yang tahayul ?

Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullah.

ْ adalah naluri fitri pada manusia. Rasa


Rasa takut (ُ‫)الخ َْوف‬
itu selalu ada pada manusia normal sebagai bagian yang
tak terpisahkan. Rasa takut juga wajar, bisa dibenarkan
dan bahkan diperlukan jika ditempatkan pada kondisi
yang tepat.

Rasa takut secara umum ada dua macam; rasa takut


yang benar dan rasa takut yang salah. Rasa takut yang
benar muncul ketika manusia memberikan penilaian
terhadap hakikat sesuatu secara tepat, sementara rasa
takut yang tidak benar muncul ketika dia tidak
memberikan penilaian yang tepat terhadap hakikat
sesuatu.

Penilaian yang tidak tepat ini bisa macam-macam


sebabnya, di antaranya ilusi dan bayangan (seperti rasa
takut terhadap hantu, tahayul, khurafat dll), salah
menyimpulkan fakta (seperti melihat anjing hitam dikira
pasti menggigit), salah informasi (misalnya diajari bahwa
kecoak adalah hewan yang membahayakan nyawa), dll.

Rasa takut yang benar tidak perlu dihilangkan, malah


harus dipertahankan karena rasa itu akan menjaga
manusia. Rasa takut kepada Allah, siksa-Nya di neraka,
takut memasukkan tangan ke mulut ular kobra berbisa
dan semisalnya tidak boleh dihilangkan. Rasa takut
semacam ini jika dihilangkan malah akan membahayakan
manusia secara permanen, baik dalam kehidupan dunia
ini maupun di akhirat nanti.

Adapun rasa takut yang tidak benar, maka rasa takut


jenis ini tidak boleh dipelihara. Rasa takut ini hanya akan
memandulkan potensi, melemahkan semangat,
memundurkan cara pikir, dan tidak produktif. Rasa takut
yang tidak benar harus dibuang jika manusia ingin
memperolah kejayaan di dunia maupun di akhirat.

Rasa takut yang paling tidak bermutu dan juga paling


berbahaya adalah rasa takut yang muncul akibat ilusi dan
bayangan-bayangan yang tidak ada realitasnya.
Ketakutan pada Kutilanak, Wewe Gombel, Endhas
Glundung, Usus Klewer, Pocong, Vampir, Sundel Bolong,
dan berbagai istilah hantu lainnya adalah rasa takut
akibat ilusi-ilusi yang diciptakan manusia sendiri tanpa
pernah bisa dibuktikan realitasnya. Demikian pula rasa
takut pernikahan akan gagal jika Weton tidak cocok,
takut perniagaan tidak berhasil jika pergi menuju naga
dina,takut membeli barang tertentu dihari Selasa karena
khawatir barang cepat rusak, takut tertimpa musibah
ketika kejatuhan cicak, takut menyembelih bebek karena
khawatir istrinya yang hamil nanti akan melahirkan anak
berkaki lebar seperti bebek dan berbagai khurafat yang
lain adalah konsep-konsep yang diciptakan oleh ilusi dan
bayangan manusia tanpa pernah bisa dijelaskan hukum
sebab akibatnya secara ilmiah.

Biasanya yang tertimpa rasa takut jenis ini adalah orang-


orang yang lemah akalnya (seperti orang-orang idiot),
atau belum sempurna pertumbuhan akalnya (seperti
anak-anak), atau orang yang tidak memiliki pengetahuan
yang benar/minim memperolehnya. Golongan yang
ketiga adalah golongan yang paling banyak. Golongan ini
diisi –umumnya- oleh orang yang tidak berpendidikan,
masyarakat primitif, dan wanita. Namun, kadang-kadang
orang yang berpendidikan, masyarakat beradab dan
laki-lakipunpun terjangkiti pula, yakni ketika mereka
lebih memilih mengedepankan perasaan yang bersifat
naluriah, bukan analisis yang realistis dan faktual.

Mengobati rasa takut yang rendah semacam ini bisa


dilakukan dengan dua cara:
pertama. membongkar hakikat sesuatu yang ditakuti.
kedua. penanaman ide yang benar dengan realitas yang
terindra.

Contoh pembongkaran hakikat sesuatu: ketakutan


terhadap naga dina.
Dalam mitologi Jawa, naga dina diyakini sebagai naga
yang mengangakan mulutnya pada arah mata angin.
Posisinya berpindah-pindah tergantung hari. Jika
seseorang bepergian bertepatan dengan arah lokasi naga
dina mengangakan mulutnya, maka dia akan celaka.
Konsep ini dibongkar hakikatnya dengan menjelaskan
bahwa naga dina itu hanya khayalan orang-orang kuno
saja, tidak ada realitasnya. Hari ini bumi bisa dijelajahi
sekehendak manusia, tapi adanya klaim naga dina
diseluruh penjuru bumi tidak dapat dibuktikan.

Contoh penanaman ide yang benar dengan realitas


yang terindra.
Ketakutan bahwa pernikahan akan gagal/celaka jika
weton tidak cocok. Dijelaskan, bahwa Islam tidak pernah
menentukan syariat weton. Semua Syariat yang
bertentangan dengan Islam adalah Bid’ah. Rasulullah
SAW menikah dengan Khadijah, dan hidup bahagia tanpa
menghitung-hitung weton. Bill Gates kaya menikahnya
juga tidak pakai weton. Semua itu menjadi bukti empirik
bahwa weton tidak ada kaitannya dengan kegagalan dan
keberhasilan pernikahan.

Hal yang dipaparkan diatas adalah penjelasan


menghilangkan ketakutan dengan analisis fakta. Adapun
secara imani, seorang Muslim disamping mengusahakan
penghilangan ketakutan yang tidak berdasar itu dengan
cara yang rasional, dia juga bisa memaksimalkan
amalnya dengan memperbanyak doa agar dihilangkan
sifat kepengecutan. Doa yang diamalkan bisa diambil dari
hadis-hadis berikut;

‫( البخاري صحيح‬9/ 404)


‫ع ْم َرو عن‬ َ َُ‫ل ْاْل َ ْودِيُ َميْمونُ بْن‬ َُ ‫س ْعدُ َكانَُ قَا‬ ُِ ‫ْالم َع ِلِّمُ ي َع ِلِّمُ َك َما ْال َك ِل َما‬
َ ُ‫ت هَؤ ََل ُِء َب ِني ُِه ي َع ِ ِّلم‬
َُ‫ل ِإنُ َويَقولُ ْال ِكتَابَ ُةَ ْال ِغ ْل َمان‬ َُ ‫صلى َللاُِ َرسو‬ َ ُ‫علَ ْي ُِه َللا‬ َ ‫سل َُم‬ َ ‫الص ََلةُِ دب َُر ِم ْنهنُ يَتَ َعوذُ َكانَُ َو‬
ُ‫ك أَعوذُ ِإنِِّي اللهم‬ ُِ ‫ْالجب‬
ُْ ‫ْن ِم‬
َُ ‫ن ِب‬

“Dari ‘Amr bin Maimun Al-Audy dia berkata; Sa’ad


mengajari putra-putranya kalimat-kalimat berikut
sebagaimana seorang guru mengajari tulisan kepada
murid-murid kecilnya, dan juga berkata; Sesungguhnya
Rasulullah SAW berlindung dengan kalimat-kalimat
tersebut setiap kali selesai Shalat; Ya Allah
sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari sifat
pengecut” (HR. Bukhari)

‫( البخاري صحيح‬9/ 405)


‫َس عن‬ َُ ‫ي َما ِلكُ بْنَُ أَن‬ َُ ‫ض‬ ِ ‫ل َع ْنهُ َللاُ َر‬ َُ ‫ي َكانَُ قَا‬ ُ ‫صلى الن ِب‬ َ ُ‫علَ ْي ُِه َللا‬ َ ‫إِنِِّي اللهمُ يَقولُ َو‬
َ ‫سُل َُم‬
ُ‫ك أَعوذ‬ ُْ ‫ل ْال َع ْج ُِز ِم‬
َُ ِ‫ن ب‬ َ ‫ْن َو ْال َك‬
ُِ ‫س‬ ُِ ‫ك َوأَعوذُ َو ْال َه َر ُِم َو ْالجب‬ ُْ ‫ت ْال َم ْحيَا فِتْنَ ُِة ِم‬
َُ ِ‫ن ب‬ ُِ ‫ك َوأَعوذُ َو ْال َم َما‬
َُ ِ‫ب‬
ُِ ‫ع َذا‬
ُْ ‫ب ِم‬
‫ن‬ َ ‫ْر‬ ُِ ‫ْالقَب‬

“Dari Anas bin Malik beliau berkata; Nabi SAW bersabda;


Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari
kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kerentaan,
dan aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan mati,
dan aku berlindung kepadamu dari siksa kubur” (HR.
Bukhari)
Tiga Cara Menghilangkan Rasa Takut Berlebihan
Semua manusia tentu pernah mengalami rasa takut. Alasannya
bisa 1001 macam. Seorang pemuda atau pemudi takut tidak
mendapatkan jodoh yang cocok untuknya. Setelah menikah,
takut tidak bisa mendapatkan keturunan. Setelah melahirkan,
takut anaknya tidak tumbuh normal dan sehat serta mendapat
pendidikan yang baik. Setelah menyelesaikan pendidikan, takut
tidakُmendapatُpekerjaan.ُBegituُseterusnya,ُtakutُini…ُtakutُ
itu…ُberanekaُmacamُalasanُdanُlatarُbelakangnya.
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman.
Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang
terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti
rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga
telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi
dasar, selainkebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Karena itu pada prinsipnya rasa takut adalah wajar dan sangat
manusiawi. Jika berada di tempat ketinggian, wajar jika manusia
merasa takut akan terjatuh. Jika memegang benda tajam, wajar
jika seseorang takut akan terluka. Seorang pedagang takut jika
suatu saat usahanya merugi, karena itu ia menjalankan usahanya
dengan serius dan hati-hati. Seorang pejabat takut jika amanah
yang diberikan kepadanya tidak bisa ia jalankan dengan baik dan
tidak bisa pertanggung jawabkan, baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Karena itu ia bekerja dengan serius dan ekstra hati-hati.
Rasa takut bisa berimplikasi positif, namun bisa juga
diterjemahkan secara negara negatif. Rasa takut membuat
seseorang bersikap hati-hati, melakukan sesuatu dengan serius
dan bersunguh-sungguh agar ia bisa terhindar dari resiko atau
ancaman yang ia takutkan. Namun ada orang menanggapi rasa
takut secara negatif dan berlebihan. Sehingga rasa takut menjadi
hantu dalam dirinya dan membuat ia terdorong untuk melakukan
kesalahan.
Seorang ibu yang takut secara berlebihan terhadap kesalamatan
anaknya melakukan perlindungan secara berlebihan (over
protection) terhadap anaknya. Seorang pejabat yang takut akan
kelihangan jabatannya berusaha mempertahankan jabatannya
dengan jilat sana-jilat sini, atau memfitnah dan menekan orang
lain agar jabatan tersebut terus bisa ia kuasai. Seorang pedagang
berlaku curang agar ia terhindar dari resiko rugi.
Lebih parah lagi, ada yang meminta bantuan dukun agar
jabatannya tetap langgeng. Seorang pedagang meminta jimat
penglaris agar dagangannya tetap laku dan ia terhindar dari
resiko kerugian. Ada juga yang meminta bantuan pawang hujan,
karena takut saat ia melakukan hajatan turun hujan lebat dan
hajatan yang dilaksanakan tidak sukses. Saya sendiri dulu juga
pernahُditawarkanُbantuanُolehُ“orangُpintar”,ُagarُbisaُ
memenangkan Pilkada.
Tentu saja tindakan itu tidak benar dan bisa digolongkansebagai
perbuatan syirik. Jika ingin meminta tolong kenapa tidak meminta
tolong langsung kepada Allah? Mengapa harus meminta bantuan
orang lain, jimat atau jin, bahkan setan yang berarti
mempersekutukan Tuhan. Bukanlah Allah lebih berkuasa dari
makhluk apapun? Kenapa kita tidak percaya akan kebesaran dan
kekuasaanNya? Kenapa kita tidak minta tolong dan mengadu
hanya kepadaNya?
Dalam suatu sidang paripurna di DPRD Sumbar, salah seorang
anggota DPRD dari Fraksi PPP menyampaikan bahwa ia salut
dengan sikap saya yang selalu tenang dan tidak terpengaruh
dengan rumor yang berkembang belakangan ini. Banyak yang
menyatakan ini adalah sebuah bola salju yang sedang
menggelinding dan sangat berbahaya, sebagian lainnya
menyebutnya sebagai kiamat besar. Namun saya tak bergeming
dan tetap tegar. Beliau mengatakan saya pantas dijadikan guru
politik dan sebagai inspirator.
Padahal rahasianya mudah dan sederhana saja. Rahasia
pertama adalah bekerja keras, bersungguh-sungguh dan
bertindak sesuai dengan aturan, rahasia kedua adalah serahkan
dan kembalikan kepada Allah hal-hal yang di luar kemampuan
kita. Biarkan Allah memutuskan apa yang terbaik untuk kita,
jangan ikut campur urusan yang merupakan wewenang Allah.
Rahasia ketiga adalah syukuri apapun ketentuan yang telah
ditetapkan Allah untuk kita, manis atau segetir apapun ketetapan
itu. Jika tiga prinsip di atas diamalkan, insya Allah tidak akan ada
lagi rasa takut dan cemas berlebihan yang selalu menghantui
kita. Tak ada rasa was-was yang membuat tidur kita tidak
nyenyak dan makan tidak enak. Karena itu saya tetap tenang,
sabar dan tetap melakukan kegiatan rutin sehari-hari seperti
biasa.
Bukankah tidak perlu hidup yang indah ini kita rusak dengan hal-
hal sepele yang tidak berguna? Takut boleh dan wajar-wajar saja.
Namun ketakutan yang berlebihan, sekali lagi menjadi hantu
dalam diri kita sendiri. Kalau kita sudah melakukan hal-hak yang
benar, kenapa harus takut? Selain itu ada Allah tetap mengadu.
Mari kita hanya berserah diri dan hanya meminta tolong
kepadaNya, semoga kita selalu menjadi orang-orang yang berada
di jalan kebenaran dan dan diberikan petunjuk olehNya untuk
selalu berada di jalan yang benar, tanpa rasa takut yang
berlebihanُdanُselaluُtenangُmenjalaniُhidupُini.ُAmin…

Anda mungkin juga menyukai