LP Oksigenasi Raras
LP Oksigenasi Raras
OLEH:
Raras Rahmatichasari
N I M 122311101011
B. Epidemiologi
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral melalui makanan atau minuman yang
tercemar. Di negara berkembang tingginya prevalensi penyakit diare merupakan
kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan kalori yang
menyebabkan turunnya daya tahan tubuh.
Dalam penelitian di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur 1993 – 1994)
terhadap 123 pasien diare dewasa yang di rawat di bangsal diare akut didapatkan hasil
isolasi dengan E. coli (38,29%), V cholerae (18,29%), Aeromonas sp (14,29%) sebagai
tiga penyebab terbanyak.
C. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkanklien mengalami gangguan oksigenasimenurut
NANDA 2015-2016 yaitu:
1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke
jaringan. Penyebab terjadinya hipoksia :
a. gangguan pernafasan
b. gangguan peredaran darah
c. gangguan sistem metabolism
d. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab
jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang
dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan
kedalaman pernafasan menjadi lebih cepat dari biasanya dan menyebabkan
kehilangan abnormal dari karbon dioksida dalam darah sehingga terjadi peningkatan
alkalinitas darah. Tanda dan gejala :
a. pusing
b. nyeri kepala
c. henti jantung
d. koma
e. ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh),
sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hipoventilasi terjadi jika ventilasi
tidak memadai untuk melakukan pertukaran gas yang diperlukan karena menahan
nafas oleh kondisi medis tertentu.Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis
respiratorik akibat retensi tertahannya CO 2 di dalam paru-paru, sehingga pH akan
turun dan total volume paru-paru berkurang yang dapat ditemukan pada seseorang
yangbernapas cepat dan dangkal. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari
kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat. Tanda dan
gejala:
a. napas pendek
b. nyeri dada
c. sakit kepala ringan
d. pusing dan penglihatan kabur
4. Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam,
lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif, dan overdosis
obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis. Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
d. Pathologis :
e. gagal jantung
f. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5. Kussmaul’s ( hyperventilasi )
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit.
Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6. Apneu
Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7. Biot’s
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan
bernafas disebut dyspnea.
Diare sekresi
Diare akut
Sesak nafas
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
1. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC: Status pernafasan dan manajemen jalan nafas
b.d gangguan kardiovaskuler 2 x 24 jam, diharapkan pola nafas efektifdengan 1. Posisikan klien semifowler atau
ditandai dengan adanya kriteria hasil: fowler sesuai indikasi
dispnea, penggunaan otot NOC : Status Pernafasan 2. Kaji tanda-tanda vital klien terutama
bantu pernafasan, pernafasan 1. Frekuensi frekuensi, irama dan kedalamanpernafasan
cuping hidung pernafasan (16-20 x/menit) 3. Auskultasi bunyi paru dan jantung
2. Irama secara periodik
pernafasan (reguler) 4. Ajarkan teknik relaksasi untuk
2. Kedalaman inspirasi dalam batas normal meningkatkan pola nafas efektif seperti nafas
3. Suara auskultasi nafas (tidak ada suara dalam
5. Kolaborasi dengan tim medis terkait
tambahan)
berikan terapi O2
6. Observasi konsentrasi pemberian
terapi O2 yang telah diberikan
7. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi secara periodik.
2. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC:Monitor Pernafasan
ketidakseimbangan ventilasi- selama 2 x 24 jam, diharapkan gangguan 1. Kaji frekuensi,
perfusi ditandai dengan pertukaran gas teratasi dengan kriteria hasil: iramaa, kedalaman dan kesulitan bernafas.
adanya dispnea dan hipoksia NOC : Status pernafasan 2. Catat adanya
serta ditemukaan abnormalitas 1. Tekanan partial oksigen pergerakan dada, ketidaksimetrisan dada saat
nilai PaO2 dan PCO2 dalam darah arteri (PaO2) : 95-100 mmHg inspirasi-ekspirasi, penggunaan otot bantu
dan karbondioksida dalam darah arteri pernafasan
(PaCO2): 35-45 mmHg dalam batas normal 3. Monitor pola nafas
2. pH arteri dalam batas (seperti bradipnea, takipnea, hierventilasi,
normal (Penurunan keasaman pH darah < kusmaul.
7,35 disebut asidosis, sedangkan 4. Monitor saturasi
peningkatan keasaman (pH) >7,45 disebut oksigen (SaO2, SvO2, dan SpO2)
alkalosis) 5. Auskultasi suara
3. Saturasi oksigen (95- nafas tambahan
100%)
3. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC: Manajemen Jalan Nafas
jalan nafas b.d akumulasi selama 2 x 24 jam, diharapkan pola nafas 1. Pos
cairan pada saluran nafas efektif dengan kriteria hasil: isikan semifowler-fowler sesuai kenyamanan
ditandai dengan adanya NOC : Status Pernafasan (Kepatenan jalan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dispnea dan batuk nafas) 2. Kaj
1. Frekue i tanda-tanda vital klien terutama frekuensi,
nsi pernafasan (16-20 x/menit) irama dan kedalaman pernafasan
2. Irama 3. Aus
pernafasan (reguler) kultasi adanya suara nafas tambahan
3. Kedala 4. Kol
man inspirasi aborasikan terkait pemberian oksigen tambahan
5. Mo
nitor status pernafasan dan oksigenasi secara
periodik
5. Daftar Pustaka
Capriyandti, Yusi. 2015. Tukak Lambung
http://www.alodokter.com/komunitas/topic/tukak-lambung diakses pada 13
September pukul 23.05 WIB
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori & Aplikasi
dalam prakte, Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta: EGC.