RS XJAKARTA
2014
BAB I
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DIRUMAH SAKIT PELAMONIA
A. GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit Pelamonia sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memilki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang sudah ditentukan, dimana salah satu tolok ukur mutu dan kualitas pelayanan
rumah sakit adalah angka infeksi nosokomial / HAIs.
Infeksi Nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated
Infections / HAIs adalah Infeksi yang terjadi setelah >48 jam paska masuk rumah
sakit, bisa setelah keluar rumah sakit. Infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bukan
dalam masa inkubasi saat masuk rumah sakit. Termasuk infeksi yang didapat di
rumah sakit tetapi muncul saat setelah keluar dari rumah sakit, juga termasuk infeksi
pada petugas rumah sakit / Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh
karena pekerjaannya (okupasi).
Untuk itu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Pelamonia
perlu menyusun program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi. Pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
itu sendiri merupakan salah satu bentuk dari program patient safety (Keselamatan
Pasien).
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Pelamonia adalah satu
organisasi yang yang anggotanya terdiri dari seluruh unit dan profesi di Rumah Sakit
Tk.II Pelamonia dengan tujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan
pengunjung dari kejadian infeksi / HAIs dengan memperhatikan cost effectiveness
dimana seluruh kegiatannya terintegrasi dalam suatu program kerja Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Tk.II Pelamonia.
B. MISI DAN VISI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
PELAMONIA
Visi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi:
“Mewujudkan Rumah Sakit Pelamonia, modern,berkelas Nasional melalui
pencapaian angka HAIs terendah”.
Misi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
1. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai standar
di Rumah Sakit Pelamonia.
2. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif
dan efisien dengan sumber daya yang dimiliki.
3. Mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan,
sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi
Ruang lingkup dari program PPI Rumah Sakit Tk.II Pelamonia meliputi :
DIREKTUR
SEKRETARIS (IPCN)
ANGGOTA :
KAMAR MAYAT
2. Analisa Jabatan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumkit
Pelamonia
Jabatan Direktur Rumah sakit
1. Menentukan kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi nosokomial
2. Membentuk komite dan tim PPIRS dengan
surat keputusan
3. Melakukan evaluasi kebijakan Pencegahan
Uraian Tugas dan Pengendalian Infeksi nosokomial
berdasarkan saran dari PPIRS
4. Melakukan evaluasi kebijakan penggunaan
antibiotik yang rasional dan desinfektan di
rumah sakit berdasarkan saran dari Komite
PPIRS
1. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Tim
PPIRS dengan Surat Keputusan Direktur
2. Mengesahkan Standar prosedur operasional
(SPO) untuk PPIRS
Wewenang
3. Dapat menutup suatu unit perawatan atau
instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu, sesuai
kebutuhan berdasarkan saran dari PPIRS
1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan
Tanggung Jawab pengendalian infeksi nosokomial
2. Bertanggungjawab terhadap tersedianya
fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
Pendidikan S 2 Kesehatan
Kualifikasi Pelatihan Pelatihan dasar PPIRS
Jabatan Ketua Panitia PPIRS
1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi
infeksi yang benar.
2) Turut menyusun pedoman penulisan
resep antibiotika dan surveilans.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman
pathogen dan pola resistensi antibiotika.
4) Membuat dan evaluasi kebijakan
Pencegahan Pengendalian Infeksi
5) Melaksanakan sosialisasi kebijakan
Pencegahan Pengendalian Infeksi
Nosokomial, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas
kesehatan rumah sakit.
6) Mengadakan kegiatan
konsultasi/penyuluhan masalah infeksi
nosokomial kepada Tenaga Medik, Non
Uraian Tugas Medik dan Tenaga Lainnya serta
pengguna jasa RS. Haji Jakarta
7) Pelaksanaan surveilans infeksi nosokomial,
menelaah serta memberikan umpan
baliknya kepada pihak yang terkait
tentang data surveilans pencegahan
dan pengendalian infeksi nosokomial
yang relevan.
8) Pengembangan program pendidikan
dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan infeksi nosokomial bagi
staf yang membutuhkan.
9) Mengkoordinasikan pelatihan
kewaspadaan universal diseluruh lapisan
karyawan rumah sakit.
10) Ikut serta dalam penelitian khusus yang
dirancang untuk meneliti wabah.
Wewenang Melakukan pengawasan terhadap
kepatuhan karyawan Rumah Sakit dalam
melaksanakan kebijakan direktur tentang
PPIRS
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap evaluasi,
rekomendasi, dan tindak lanjut program
dengan melaksanakan pertemuan &
pelaporan berkala setiap 3 bulan sekali
2. Bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada
indikasi kejadian luar biasa (KLB) di
Rumah Sakit dan mengevaluasi efektivitas
dan dampak dari kebijakan
pengendalian infeksi, prosedur dan
peralatan.
3. Bertanggung jawab terhadap
penyusunan dan evaluasi pelaksanaan
program PPI dan program pelatihan dan
pendidikan PPI
Kualifikasi Pendidikan D3 Kep/dokter/ dokter ahli
Pengalaman Minimal 2 tahun di Tim PPI RS
Pelatihan Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar
dan lanjutan PPI
Keahlian Leadership,Komputer, Bahasa Inggris
aktif/pasif
Jabatan IPCLN
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans
setiap pasien di unit rawat inap masing-masing
dan menyerahkannya kepada IPCN ketika
pasien pulang.
Uraian Tugas 2. Berkoordinasi dangan IPCN saat terjadi infeksi
potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung
diruang rawat masing-masing, konsultasi
prosedur yang harus dijalankan bila belum
paham.
Wewenang 1. Memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil
ruangan di unit rawatnya masing-masing.
2. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang
lain dalam menjalankan standar isolasi
Tanggung Jawab Memberitahukan kepada IPCN apabila ada
kecurigaan adanya Infeksi pada pasien.
Kualifikasi Pendidikan Perawat dengan pendidikan minimal D3
Pengalaman Minimal 2 tahun
Pelatihan Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memilki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang sudah ditentukan.
Berdasarkan hasil Surveilans HAIs yang dilaksanakan di semua unit rawat jalan dan
rawat inap tahun 2014 diketahui rerata HAIs tertinggi adalah VAP (Ventilator
Associated Pneumonia) 30 ‰, sementara rerata IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
0,8‰, ISK (Infeksi Saluran Kemih) 0,6‰, IDO (Infeksi Daerah Operasi) 0,04%,
Decubitus 2,1‰ dan Plebitis 13‰ ( Target/ Standar Pelayanan Minimal untuk HAIs
adalah ≤ 15‰ atau ≤ 1,5% ).
Angka kepatuhan melakukan kebersihan tangan meningkat dari 75% di Tahun
2013 menjadi 92% di Tahun 2014 ( Kepatuhan melakukan kebersihan tangan
dikatakan baik bila mencapai angka ≥ 85% ).
Bagi rumah sakit, terjadinya infeksi / HAIs akan menurunkan citra dan mutu
pelayanan rumah sakit oleh karena program pencegahan dan pengendalian
infeksi merupakan salah satu tolak ukur kendali pelayanan kesehatan rumah sakit.
Untuk itu Rumah Sakit Pelamonia perlu menyusun program pencegahan dan
pengendalian infeksi . Pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI), sendiri merupakan salah satu bentuk dari program patient safety
(keselamatan pasien).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang
berbahaya.
c. Menurunkan angka kejadian Infeksi rumah sakit / HAIs
C. Ruang lingkup
4 Manajemen Limbah dan Benda Tajam Seluruh unit yg Tersedia tempat limbah
1. Pengelolaan limbah Infeksius dan menghasilkan sesuai jenisnya
Non Infeksius limbah benda
2. Pengelolaan benda tajam dengan tajam Limbah ditempatkan
Safety Box , Limbah benda tajam /dibuang pada wadah
harus ditempatkan kedalam yang tepat sesuai
wadah yg tahan tusuk dan tahan jenisnya
air .
3. Penanganan tumpahan darah
I. PENDAHULUAN
Surveilans adalah kegiatan pengamatan sistematis aktif dan terus menerus
terhadap timbulnya dan penyebaran infeksi nosokomial pada suatu
peristiwa yang menyebabkan meningkat atau menurunkan resiko tersebut.
Kegiatan Surveilans merupakan hal yang penting dan luas dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi , selain untuk mengetahui data
epidemologi HAIs , kegiatan surveilans dapat menurunkan kejadian HAIs di
rumah sakit.
Studi di AS menunjukkan bahwa program pengendalian infeksi dengan
kegiatan surveilans mampu menurunkan kejadian infeksi sebanyak 32 %
sedangkan program pengendalian infeksi tanpa surveilans kejadian infeksi
meningkat 18 %. Oleh karena itu selain menerapkan cara pencegahan
infeksi yang benar dan tersedianya sarana (alat dan bahan) yang
memenuhi standar minimal kegiatan surveilans epidemiologi mutlak ada
pada setiap program pengendalian infeksi
Surveilans infeksi infeksi nosokomial merupakan salah satu tugas dari seorang
IPCN, dimana dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai surveilor
IPCN melakukan kunjungan klinik ke pasien untuk melakukan pengumpulan
data, data yang sudah di peroleh selanjutnya di olah , di analisa dan di
interpretasikan untuk kemudian di evaluasi kembali .Oleh sebab itu IPCN
bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan surveilans infeksi
Pengumpulan data kesehatan yang penting secara terus menerus
sistematis, analisis dan interpretasi dan didesiminasikan kepada pihak pihak
yang berkepentingan secara berkala untuk digunakan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu tindakan pelayanan
kesehatan
II. TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk mendapatkan data epidemiologis HAIs yang akurat sehingga dapat
diambil tindakan untuk pelaksanaan selanjutnya
Tujuan Khusus :
1. Menurunkan angka infeksi spesifik dirumah sakit (insidens atau prevalens)
2. Mendapatkan data dasar infeksi di rumah sakit
3. Mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
4. Meyakinkan petugas medis
5. Untuk mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RS
6. Meningkatkan mutu pelayanan pada pasien
7. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RS
A. Latar Belakang
Penyakit Infeksi masih merupakan penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia
sampai saat ini. Oleh karena itu antibiotik masih tetap diperlukan. Dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dibidang Farmasi maka banyak
obat-obat baru yang diproduksi khususnya antibiotik. Produksi antibiotik yang
meningkat menyebabkan banyaknya antibiotik yang beredar di pasaran, baik
dalam jenis, jumlah maupun mutunya.
Data-data menunjukkan adanya penggunaan antibiotik dilapangan dilapangan
yang tidak rasional dan banyak fakta-fakta penyebabnya antara lain adanya
pedoman-pedoman yang tidak digunakan dan kurangnya pembinaan serta
pengetahuan pengobatan terapan dalam pendidikan, walaupun Pemerintah telah
berupaya memperbaikinya dengan mengeluarkan modul-modul pelatihan dan
meningkatkan fungsi komite Farmasi dan terapi. Hal ini memperbesar kemungkinan
akan penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak
rasional akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya kekebalan kuman
terhadap beberapa antibiotik, meningkatnya kejadian efek samping obat, biaya
pelayanan kesehatan menjadi tinggi dan dengan demikian tidak memberikan
panutan yang baik bagi peserta didik dalam pendidikan kedokteran maupun
pendidikan keahlian, khususnya untuk rumah-rumah sakit pendidikan. Atas dasar
semuanya ini penggunaan antibiotik perlu diatur agar dapat diberikan secara
rasional dengan pendekatan struktural dan lintas sektoral
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan penggunaan antibiotik secara rasional di rumah sakit sebagai
upaya meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan fungsi rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Pengunaan antibiotik secara rasional ditujukan agar tepat indikasi, tepat
penderita, tepat obat, tepat dosis regimen, dan waspada terhadap
efek samping obat.
b. Perilaku para Dokter untuk menggunakan antibiotik secara rasional
c. Tingkat kesembuhan yang tinggi dalam perawatan penderita
d. Tidak terjadi kekebalan kuman terhadap antibiotik
e. Biaya pelayanan kesehatan penderita menjadi terjangkau.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK bidang kesehatan dan adanya
tuntutan akreditasi rumah sakit, maka Rumah Sakit Tk.II Pelamonia dituntut
untuk mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan , salah satu
program pengendalian mutu pelayanan yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Tk.II Pelamonia adalah Program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit ( PPIRS) yang bertujuan untuk menurunkan angka
kejadian infeksi rumah sakit (HAIs).
Salah satu komponen utama program pencegahan dan pengendalian
infeksi di Rumah Sakit Tk.II Pelamonia adalah pendidikan dan pelatihan
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit pada seluruh
personil Rumah Sakit Pelamonia. Program pendidikan dan latihan
merupakan factor pendukung yang sangat penting untuk meningkatkan
kinerja karyawan sehingga tercapainya tujuan dari program
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yaitu menurunkan
angka kejadian infeksi rumah sakit , disamping itu juga untuk memenuhi
tuntutan akreditasi rumah sakit yaitu mensosialisasikan program
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit kepada pasien ,
pengunjung dan seluruh Personil Rumah Sakit Tk.II Pelamonia.
2. Tujuan
Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang
pencegahan dan pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Tk.II
Pelamonia.
Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang pelaksanaan
kewaspadaan isolasi dan SPO terkait program PPI.
2. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang Kebijakan
dan SPO Penanganan pasca pajananng SPO
3. Memberikan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi / HAIs VAP di Rumah Sakit Pelamonia.
II. Kegiatan dan Rincian kegiatan
Pendidikan dan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
dilaksanakan melalui :
Inhouse Training
Melakukan sosialisasi program pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial terhadap personil Rumah Sakit Pelamonia dengan memberikan
sharingknowledge dan diklat terkait.
Ekshause Training
Sebagai upaya pihak Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Nosokomial untuk meningkatkan pengetahuan karyawan dengan mengirim
pelatihan ke diklat eksternal rumah sakit lain/ lembaga / Instansi dilakukan
secara terprogram.
Sosialisasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
terhadap pasien dan pengunjung rumah sakit
Sosialisasi dilakukan dalam bentuk poster , banner maupun penyuluhan di
ruang tunggu rawat jalan maupun rawat inap
III. Sasaran
Sasaran dari pelatihan ini adalah Karyawan Rumah Sakit Pelamonia
IV. Biaya
Biaya untuk pendidikan dan pelatihan pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial dibebankan pada Rumah Sakit Pelamonia, dengan
rincian biaya sebagai berikut :
No Nama Peserta Biaya Vol Total Biaya
Kegiatan Perkegiatan
1 IHT Perawat, pos Rp. 5.000.000 2 Rp 10.000.000,-
dan
penunjang
4 EHT Perawat/Pos Rp. 4000.000,- 3 Rp.12.000.000,-
5 Penyuluhan Pasien dan - 12 -
pengunjung
Rumkit
Pelamonia
TOTAL BIAYA Rp 22.000.000,-
I. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan. Pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit beresiko
terjadinya HAIs (healthcare-associated infections), namun HAIs dapat dicegah
dengan melaksanakan praktek PPI yang baik dan benar .
Program Pencegahan dan pengendalian Infeksi sangat penting untuk dilaksanakan
di Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan disamping sebagai tolak ukur
mutu pelayanan, juga untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga
dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung ke Rumah sakit.
Kepatuhan yang baik terhadap kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyebaran transmisi infeksi,
Ketidakpatuhan melaksanakan Pencegahan Pengendalian Infeksi dapat
menyebabkan infeksi KLB. Dengan demikian perlu adanya audit untuk menentukan
sejauh mana program PPI dilaksanakan oleh karyawan.
Audit Program Pencegahan dan pengendalian Infeksi adalah Melakukan
pemeriksaan praktek aktual / nyata terhadap pelaksanaan Standar Program
Pencegahan dan pengendalian Infeksi yang sudah dibuat untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
II. Tujuan
Umum
Untuk meningkatkan keterlaksanaan dan pencapaian program PPI sesuai standar
sehingga meningkatkan kualitas / mutu pelayanan dan pasien safety di Rumkit
Pelamonia
Khusus
1. Untuk mengukur apakah Program PPI RS dan praktek tindakan pencegahan
pengendalian Infeksi,sudah dilaksanakan dengan baik dan benar dengan
mengunakan tools.
2. Untuk meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam melaksanakan
Program PPI .
3. Meningkatkan kualitas Program PPI RS
II. Kegiatan pokok
1. Menata program audit ( ruang lingkup)
2. Membuat formulasi tools audit
3. Membuat persiapan sebelum audit
4. Membuat jadwal kegiatan audit
5. Mengimplementasikan tools dalam proses audit
6. Proses audit dan membuat skoring
7. Melaporkan hasil audit.
III. Rincian Kegiatan
1. Menata program audit ( Ruang Lingkup )
Ruang lingkup audit PPI adalah pelaksanaan kewaspadaan isolasi yang meliputi
1) Kepatuhan handhigiene ( Kebersihan Tangan )
2) Pembuangan Limbah
3) Penggunaan APD
4) Proses dekontaminasi dan sterilisasi peralatan/linen yang dilakukan di
dalam maupun di luar unit sterilisasi (CSSD).
5) Peralatan yang di lakukan re- use
6) Perlakuan peralatan kadaluarsa.
7) Penatalaksanaan linen pasien
8) Pengendalian lingkungan , melakukan Kultur kuman ditempat-tempat
berisiko tinggi, dan sarana pendukung pelayanan, seperti air dan
pendingin udara, dilakukan 2 kali dalam setahun bulan Juni dan
Desember.
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100 =
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN
RUMAH SAKIT PELAMONIA
KEBIJAKAN :
Kebersihan tangan merupakan pilar utama dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Pelamonia
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
FORMULIR AUDIT
KEPATUHAN PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM
RUMAH SAKIT PELAMONIA
KEBIJAKAN
Limbah benda tajam yang merupakan bagian dari limbah padat medis ditempatkan
pada satu wadah yang anti bocor & anti tusuk.
Pemilahan limbah harus dilakukan oleh petugas terkait mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah (setiap ruangan).
TOTAL JUMLAH : YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH
RUMAH SAKIT PELAMONIA
Kebijakan :
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus diberi label dan dilapisi kantong
plastik sesuai dengan jenis limbahnya yaitu :
1.Kuning : Limbah Infeksius, Sangat Infeksius
2.Hitam : Limbah non infeksius (domestik)
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
FASILITAS PEMBUANGAN LIMBAH
RUMAH SAKIT PELAMONIA
Kebijakan :
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus diberi label dan dilapisi kantong
plastik sesuai dengan jenis limbahnya yaitu :
1.Kuning : Limbah Infeksius, Sangat Infeksius
2.Hitam : Limbah non infeksius (domestik)
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
FASILITAS ALAT PELINDUNG DIRI (APD )
RUMAH SAKIT PELAMONIA
Kebijakan
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
RUMAH SAKIT PELAMONIA
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
PROSES RE-USE, DEKONTAMINASI , DESINFEKSI DAN STERILISASI PERALATAN
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
PENATALAKSANAAN LINEN RUMAH SAKIT PELAMONIA
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PELAMONIA
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )