Anda di halaman 1dari 7

ASESMEEN BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN
KETANGGUHAN DALAM BELAJAR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1
1. KRISTIAN EDI MULYONO
2. DWI WIDYA NINGRUM
3. SHUDRA ELHESMI
4. YUNITA ARYANTI
5. KHOVIVATUR ROHMAH

PENDIDIKAN PROFESI DALAM JABATAN TAHAP 3


UIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
PENYUSUNAN ANGKET KETANGGUHAN DALAM BELAJAR

1. DASAR TEORITIS
1.1. PENGERTIAN KETANGGUHAN DALAM BELAJAR
Konsep tentang hardiness ( ketangguhan ) dikemukakan oleh Kobasa ( dalam Creed,
2013) pada tahun 1979. Menurut Kobasa hardiness adalah karakteristik kepribadian yang
membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil, dan optimis dalam menghadapi stres
dan mengurangi efek negatif yang dihadapi. Sedangkan menurut Maddi hardiness
diartikan sebagai sikap dan keterampilan untuk bertahan dalam keadaan stres. Menurut
Kamtsios dan Karagiannopoulou (2012) Ketangguhan belajar atau Academic hardiness
is a personality characteristic that may differentiate students who avoid challenging
academic course work from others who are willing to pursue these types of challenges. (
Ketangguhan belajar adalah suatu karakteristik kepribadian yang dapat membedakan
peserta didik yang menghindari tugas akademis menantang (sukar) dari para peserta didik
yang memiliki kemauan untuk terus mengerjakan berbagai macam tugas-tugas akademik
yang menantang (sukar). Menurut Maddi dan Harvey ketangguhan dalam belajar adalah
kesediaan peserta didik untuk terlibat dalam kerja akademis menantang, berkomitmen
dalam kegiatan - kegiatan akademik, dan memiliki kontrol atas kinerja dan hasil
akademik mereka.
Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketangguhan
dalam belajar merupakan suatu karakteristik kepribadidan yang dimiliki oleh peserta
didik untuk terlibat dalam kerja akademis menantang, berkomitmen dalam kegiatan -
kegiatan akademik, dan memiliki kontrol atas kinerja dan hasil akademik mereka.

1.2. CIRI-CIRI KETANGGUHAN DALAM BELAJAR


Gardner ( dalam Rahmawati, 2014 ) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki
hardiness adalah menganggap sakit dan senang adalah bagian dari hidupnya, memiliki
keseimbangan emosional, spritual dalam hidupnya, mampu bertahan dalam keadaan
tertekan, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas yang dimiliki, memiliki
tangungjawab yang tinggi, memiliki harapan, mampu stabil dalam keadaan yang tidak
baik dan tidak pesimis, tidak mudah menyerah dalam kegagalan atau penolakan yang
dialami, memiliki pengetahuan diri dan kesadaran diri yang tinggi dan mampu
memanfaatkkan waktu sebaik-baiknya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpukan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki
hardiness adalah orang yang menganggap sakit dan senang adalah bagian dari hidupnya,
memiliki keseimbangan emosional, spritual dalam hidupnya, mampu bertahan dalam
keadaan tertekan, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas yang dimiliki, memiliki
tangungjawab yang tinggi, memiliki harapan, mampu stabil dalam keadaan yang tidak
baik dan tidak pesimis tidak mudah menyerah dalam kegagalan atau penolakan yang
dialami, memiliki pengetahuan diri dan kesadaran diri yang tinggi dan mampu
memanfaatkkan waktu sebaik-baiknya.

1.3. INDIKATOR KETANGGUHAN BELAJAR


Menurut Khoshaba dkk. (dalam Creed. 2013 ) Academic hardiness refers to the
resilience of students to academic failure: hardy students display a willingness to engage
in challenging academic work, commit to academic activities and pursuits, and perceive
they have control over their academic performance and outcomes. Ketangguhan belajar
merujuk pada ketangguhan peserta didik menghadapi kegagalan akademik: Peserta didik
yang tangguh menunjukkan kemauan untuk terlibat dalam pengerjaan tugas akademis
yang menantang (sukar), memiliki komimtmen akademis dan memiliki kontrol (kendali)
atas peforma akademis dan hasilnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketangguhan
dalam belajar melibatkan tiga indikator keyakinan yang saling berhubungan yaitu
komitmen, kontrol, dan tantangan.
a. Komitmen
Menurut Kreitner dan Kinicki komitmen adalah kecenderungan individu untuk
melibatkan diri ke dalam apapun yang dilakukan atau dihadapi. Orang yang memiliki
komitmen memiliki tujuan yang memungkinkan mereka untuk menemukan makna dari
peristiwa dan orang lain di lingkungan mereka.
Peserta didik yang memiliki komitmen yang tinggi, mudah tertarik pada apapun yang
sedang dilakukannya dan dengan sepenuh hati terlibat di dalamnya. Ia selalu merasa ada
banyak hal yang harus dikerjakan, membuat usaha yang maksimal dengan ceria dan
semangat, serta memAndang bahwa setiap peristiwa adalah penting dan bermanfaat
seberapapun sulit kondisinya. Peserta didik dengan komitmen yang rendah mudah bosan
dan menarik diri dari keterlibatannya dalam tugas yang seharusnya ia kerjakan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen adalah kecenderungan
peserta didik untuk terlibat ke dalam semua aktifitas atau kegiatan yang dihadapi,
mempunyai tujuan dan dapat menemukan makna dari aktivitas orang lain
dilingkungannya. Peserta didik dengan komitmen yang tinggi akan mampu melakukan
pengorbanan pribadi untuk meraih prestasi akademik yang tinggi. Jika peserta didik
berkomitmen untuk meraih prestasi akademik yang tinggi maka ia akan belajar dengan
keras dan bersunguh-sunguh untuk memahami dan menguasai materi pelajaran. Ia juga
akan mengerjakan tugas-tugas dengan maksimal untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.
b. Kontrol
Kontrol menurut Khoshaba adalah kecenderungan seseorang untuk memengaruhi
atau mengontrol peristiwa-peristiwa yang dialami dengan berbagai pengalamannya ketika
mereka berhadapan dengan hal-hal yang tidak terduga. Aspek kontrol berisi keyakinan
bahwa individu dapat mempengaruhi atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam
hidupnya. Individu percaya bahwa dirinya dapat menentukan terjadinya sesuatu dalam
hidunya sehingga tidak mudah menyerah ketika sedang dalam kondisi tertekan. Individu
dengan kontrol yang kuat memiliki pAndangan bahwa semua kejadian dalam lingkungan
dapat ditangani oleh dirinya sendiri dan ia bertanggungjawab terhadap apa yang harus
dilakukannya.
Peserta didik dengan kontrol yang kuat merasa yakin bahwa dirinya dapat menangani,
mengontrol, menentukan atau mempengaruhi peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Ia
bertanggungjawab dan tidak mudah menyerah dalam keadaan tertekan. Peserta didik
dengan kontrol yang lemah percaya dan berperilaku seolah-olah ia adalah korban pasif
dari peristiwa yang tidak dapat dikontrolnya. Ia tidak mempunyai persiapan untuk
menghadapi hal yang terburuk.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kontrol adalah kecenderungan
peserta didik untuk mengontrol peristiwa penting yang dialami dengan menggunakan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Peserta didik dengan kontrol yang baik
akan mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi dengan mengatur diri sendiri, usaha
dan kondisi emosional. Peserta didik percaya bahwa prestasi akademik yang tinggi hanya
dapat diperolehnya dengan usaha yang dilakukannya sendiri contohnya dengan belajar
dengan rajin dan bersunguh-sungguh.
c. Tantangan
Menurut Khoshaba tantangan adalah kecenderungan untuk memAndang suatu
perubahan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat mengantisipasi
perubahan tersebut sebagai stimulus yang berguna bagi perkembangan dalam
memAndang hidup sebagai suatu tantangan.
Peserta didik dengan rasa penuh tantangan yang kuat memAndang bahwa hidup
merupakan suatu tantangan yang menyenangkan dan dinamis, perubahan dalam hidup
merupakan hal yang wajar sekaligus kesempatan untuk mengembangkan diri. Ia
memAndang bahwa kondisi penuh tekanan merupakan kesempatan untuk belajar lebih
daripada mencari rasa aman dan nyaman. Peserta didik dengan rasa penuh tantangan yang
lemah berpikir bahwa segala sesuatu adalah tetap dan ia takut akan segala kemungkinan
perubahan karena akan mengganggu kenyamanan dan keamanannya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tantangan adalah kecenderungan
untuk memAndang bahwa perubahan adalah bagian dari hidup dan percaya bahwa
perubahan tersebut memberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Peserta didik
dengan rasa penuh tantangan yang kuat akan lebih suka mencari pekerjaan yang sulit
dibandingkan dengan pekerjaan yang mudah. Jika dihadapkan pada soal-soal yang harus
dikerjakan, peserta didik tersebut akan memilih soal yang lebih sulit dibandingkan soal
yang relatif mudah. Hal ini dilakukannya untuk membuat dirinya lebih baik dari
sebelumnya.

2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


Ketangguhan dalam belajar merupakan suatu karakteristik kepribadidan yang dimiliki
oleh peserta didik untuk terlibat dalam kerja akademis menantang, berkomitmen dalam
kegiatan - kegiatan akademik, dan memiliki kontrol atas kinerja dan hasil akademik mereka
yang akan diungkap berdasarkan indikator komitmen, kontrol emosi, kontrol usaha dan
tantangan. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam setiap indikator maka semakin tinggi
ketangguhan belajar seorang peserta didik.

3. INDIKATOR VARIABEL
Indikator dalam instrumen ketangguhan dalam belajar adalah :
a. Komitmen
Kesediaan peserta didik untuk mengajukan usaha berkelanjutan dan berkorban
untuk unggul secara akademis.
b. Kontrol emosi
Kemampuan peserta didik untuk mempengaruhi emosi mereka ketika dihadapkan
dengan kesulitan akademik
c. Kontrol Usaha
Kemampuan peserta didik untuk mengenali dan mengaktifkan prilaku yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi kesulitan akademik
d. Tantangan
Niat peserta didik untuk mencari pekerjaan sulit dan melihat tantangan sebagai
pengalaman yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
pribadi mereka.
4. BLUE PRINT INSTRUMEN

RANCANG BANGUN (BLUE PRINT) ANGKET KETANGGUHAN BELAJAR


PESERTA DIDIK

Item
Variable Definisi Operasional Indikator
Favorable Unfavorable
Ketangguhan dalam belajar Komitmen 1, 2, 3 4, 5, 6
merupakan suatu
karakteristik kepribadidan Kontrol
yang dimiliki oleh peserta 7, 8, 9 10, 11, 12
emosi
Ketangguhan didik untuk terlibat dalam
dalam Belajar kerja akademis menantang,
berkomitmen dalam kegiatan Kontrol
13, 14, 15 16, 17, 18, 19
- kegiatan akademik, dan Usaha
memiliki kontrol atas kinerja
dan hasil akademik mereka. Tantangan 20, 21, 22 23 ,24, 25

5. ANGKET

ANGKET KETANGGUHAN BELAJAR

Petunjuk Pengisian Angket


1. Di dalam angket ini ada beberapa pernyataan/pertanyaan yang harus Anda jawab. Berilah Anda
(X) atau (√) pada respon yang Anda anggap paling tepat dan paling sesuai dengan diri Anda.
2. Adapun jawaban tersebut terdiri dari : TP : Tidak pernah JR : Jarang SR : Sering SL : Selalu
3. Dalam setiap pernyataan tidak ada jawaban yang benar maupun salah, jadi sebisa mungkin
Anda pilih adalah jawaban yang paling tepat dan yang paling sesuai dengan Saudara.
4. Jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya. Jawaban Anda merupakan informasi
yang sangat berarti, oleh karena itu kelengkapan pengisian angket dan kejujuran dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan sangat peneliti harapkan. Kerjakan setiap pernyataan dengan
teliti dan jangan ada yang tertinggal.

Terima kasih atas kerjasamanya.

SELAMAT BEKERJA
Nama : ………………………………………….. (Inisial)
Kelas : …………………………………………..
Umur : …………………………………………..

Respon Jawaban
No Pernyataan
TP JR SR SL
1 Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius
2 Bersedia mengorbankan segala sesuatu untuk unggul secara akademis.
3 Melakukan perkerjaan yang ditugaskan guru dengan sunguh-sungguh
meskipun teman-teman sudah menyerah.
4 Tetap mengikuti ulangan tanpa persiapan khusus
5 Menghindari tugas yang membutuhkan banyak pengorbanan.
6 Menunda-nunda tugas yang diberikan guru.
7 Antusias menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.
8 Senang mengikuti pengayaan materi dalam pelajaran.
9 Bersemangat memperbaiki nilai yang gagal.
10 Takut mengalami kegagalan saat mengerjakan soal ulangan.
11 Merasa terpuruk ketika mendapat nilai ujian di bawah KKM.
12 Malas mengerjakan tugas yang banyak diberikan guru.
13 Membiasakan diri belajar secara teratur.
14 Pantang menyerah adalah semboyan hidup saya.
15 Langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru
16 Menunda mengerjakan PR yang diberikan oleh guru
17 Waktu belajar saya lebih banyak tersita untuk bermain
18 Menyerah ketika mendapat nilai yang buruk.
19 Menerima nilai apa adanya
20 Tugas yang sukar dapat mengembangkan kemampuan saya
21 Mencoba kembali ketika gagal akan membuat saya menjadi tangguh.
22 Mencoba untuk terus meningkatkan kemampuan dengan belajar rutin.
23 Tidak tertantang dengan tugas yang sulit
24 Bagi saya belajar bersungguh tidak berpengruh pada kehidupan saya.
25 PR yang diberikan guru merupakan beban yang membuang-buang waktu.

6. NORMA ANGKET

6.1. Skoring

Respon Jawaban Skor Item Favorable Skor Item Unfavorable


TP 1 4
JR 2 3
SR 3 2
SL 4 1
6.2. Penilaian

Rentang Skor Penilaian


25 - 39 Tidak Tangguh
40 - 54 Kurang Tangguh
55 - 70 Cukup Tangguh
71 - 85 Tangguh
86 - 100 Sangat Tangguh

6.3. Evaluasi

Penilaian Evaluasi
Tidak Tangguh siswa cenderung mudah menyerah dan
tidak bersemangat mengerjakan tugas
dan ulangan, tidak memiliki persiapan
dan tidak mau berusaha,
Kurang Tangguh siswa cenderung mengerjakan tugas
dengan seadanya dan kurang
mempersiapkan diri saat ulangan,
Cukup Tangguh siswa cenderung mengerjakan tugas
dan ualangan dengan cukup serius
Tangguh siswa cenderung mengerjakan tugas
dan ulangan dengan sungguh-sungguh
namun masih kurang tertantang untuk
mengerjakan soal-soal yang sulit.
Sangat Tangguh siswa cenderung mengerjakan tugas
dengan sangat baik, merasa
beremangat dan senangg ketika
menghadapi ulangan dan mengerjakan
tugas yang sulit, siswa dapat
memanfaatkan waktu belajar dengan
efektif

7. DAFTAR PUSTAKA

1. Creed, Peter A. 2013. “Revisiting the Academic Hardiness Scale: Revision and
Revalidation”, Journal Career Assessment, No. 21 (2013), 538.
2. Kamtsios, Spiros & Karagiannopoulou, Evangelia. 2012. Conceptualizing students'
academic hardiness dimensions: A qualitative study.
https://www.researchgate.net/publication/257488456_Conceptualizing_students'_academi
c_hardiness_dimensions_A_qualitative_study
3. Rahmawati, Oktalia. 2014. Skripsi :“ Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Terhadap Academic Hardiness Siswa Akselerasi Madrasah Aliyah Kota Malang”. Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai