KABUPATEN WONOSOBO
Dosen Pengampu:
Drs. R. Mulyo Hendarto, MSP
Maal Naylah, S.E., M.Si
Disusun oleh:
Aldy Alfarisy (12020116130077)
Zuhuurul Asror Al Qudusi (12020116140107)
Gabrielle E. Sjarif (12020116140132)
Selly Novia (12020116140116)
Eka Widya (12020116130122)
Mubaroq Dwi Rhama (12020116140133)
Wisnu Mahendra Winarto (12020116140134)
Kristian Brilyawan (1202016120053)
Irfan Muhammad Al Farrell (12020116130072)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOSOBO” untuk
keperluan pemenuhan tugas mata kuliah Ekonomi Regional. Dengan disusunnya
karya tulis ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan dan
keterampilan untuk menunjang rekan-rekan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar serta menambah wawasan. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. R. Mulyo Hendarto, MSP. dan Ibu Maal Naylah, S.E., M.Si. selaku
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yang telah
memberi kesempatan kami untuk menyusun makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penunjang dalam pembuatan
makalah kami berikutnya. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam memperoleh
informasi, dukungan, kritikan, dan saran, yang berharga dalam merealisasikan
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi banyak
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ................................................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................................
BAB II ..............................................................................................................................................
LANDASAN TEORI........................................................................................................................
BAB IV .............................................................................................................................................
4.2 Analisis PDRB Kabupaten Wonosobo tahun 2013-2017 ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Pertumbuhan dan Peranan PDRB Kabupaten Wonosobo menurut Lapangan Usaha ............
4.3.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ........................................
PENUTUP ........................................................................................................................................
Reduksi Penarikan
Data Kesimpulan
BAB III
LANDASAN TEORI
Adam Smith dalam bukunyaAn Inquiry Into The Nature and Causes of The
Wealth of Nations (1776)mengajarkan agar masyarakat diberi kebebasan seluas-
luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi apa yang dirasanya terbaik untuk
dilakukan. Dalam sistem ekonomi pasar bebas akan menciptakan efisiensi,
membawa ekonomi kepada kondisi full employment, dan menjamin pertumbuhan
ekonomi sampai mencapai posisi stasioner.
b. John Maynard Keynes (1936)
𝐼 𝑆 𝑆 𝑌 𝑆⁄
= = = = 𝑌= 𝑆
𝐾 𝐾 𝑌 𝐾 𝐾⁄ 𝑉
𝑌
Ketika s, v, dan n bersifat independen maka dalam perekonomian tertutup
sulit tercapai kondisi perkonomian mantap. Harrod Domar mendasarkan teorinya
berdasarkan mekanisme pasar tetapi kesimpulannya menunjukkan bahwa
pemerintah perlu merencanakan besarnya investasi agar terdapat keseimbangan
dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang.
Untuk perekonomian daerah, Harry W. Ricahardson (terjemahan Sihotang,
1977) mengatakan kekauan diatas diperlunak oleh kenyataan bahwa perekonomian
daerah bersifat terbuka. Artinya, faktor-faktor produksi/ hasil produksi yang
berlebiha dapat diekspor dan yang kurang dapat di impor. Impor dan tabungan
adalah kebocoran-kebocoran dalam menyedot output daerah. Sedangkan ekspor
dan investasi dapat membantu menyedot output kapasitas penuh dari faktor-faktor
produksi yang ada didaerah tersebut. Kelebihan tabungan yang tidak terinvetasikan
secara lokal dapat disalurkan ke daerah-daerah lain yang tercemin dalam surplus
ekspor. Apabila pertumbuhan tenaga kerja melebihi dari apa yang dapat diserap
oleh kesempatan kerja lokal maka migrasi neto dapat menyeimbangkan n dan g.
Syarat statistik bagi perekonomian terbuka:
𝑆 + 𝑀 = 𝐼 + 𝑋, dapat dirumuskan menjadi:
𝐼 𝑋
(𝑠 + 𝑚) 𝑌 = 𝐼 + 𝑋 atau 𝑌 = 𝑠 + 𝑚 − 𝑌
𝑋𝑖 = ∑ 𝑀𝑗𝑖 ∑ 𝑚𝑗𝑖 𝑌𝑗
𝑗=1 𝑗=1
∑ 𝐼𝑖 = ∑ 𝑆𝑖
𝑖=1 𝑖=1
(walaupun disuatu region tabungan bisa saja tidak sama dengan investasi)
Teori neoklasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju
pasar sempurna agar perekonomian bisa tumbuh maksimal dengan meniadakan
hambatan dalam perdagangan dan memperhatikan faktor kemajuan teknik
(peningkatan kualitas SDM). Analisis lanjutan dari paham neoklasik menunjukkan
bahwa terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan
suatu tingkat saving yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan
kembali (di wilayah tersebut).
PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value
added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian diwilayah itu. Yang
dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi
dengan biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto mecakup komponen-
komponen faktor pendapatan (upah,gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan ),
penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Jadi, dengan menghitung nilai tambah
bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkannya, akan menghasilkan
produk domestik regional bruto atas harga pasar.
7. Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi jumlah
penduduk didaerah tersebut untuk tahun yang sama. Angka yang digunakan
semestinya adalah total pendapatan regional dibagi jumlah penduduk. Akan tetapi,
angka ini sering kali tidak diperoleh sehingga diganti dengan total PDRB atas
dasar harga pasar dibagi dengan jumlah penduduk. Angka pendapatan perkapita
dapat dinyatakan dalam harga berlaku maupun dalam harga konstan tergantung
pada kebutuhan.
3.1.2.2. Metode perhitungan pendapatan regional
c. Pendekatan pengeluaran
Pendapatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai
penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. jika
dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan/ produksi barang dan jasa itu
digunakan untuk :
(a) Konsumsi rumah tangga
(b) Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
(c) Konsumsi pemerintah
(d) Pembentukan modal tetap bruto (investasi)
(e) Perubahan stok, dan
(f) Ekspor neto
dimana:
PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahu
Faktor yang Mempengeruhi Pertumbuhan Ekonomi
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Beberapa faktor paling terkenal termasuk suku bunga, kekuatan mata uang, kebijakan
ekonomi, lingkungan dan kesehatan ekonomi.
Faktor Penting yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
1. Kemajuan dalam Teknologi
2. Ketersediaan dan tingkat modal manusia dan keuangan
3. Tingkatinfrastruktur
4. Tingkat investasi dan kesehatan fisik penduduk
5. Harga komoditas dan ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi
kemampuan perekonomian untuk tumbuh atau pulih dari penurunan.
3.2 Penelitian Terdahulu
Kabupaten Wonosobo memiliki luas 98.468 hektar (984,68 km2) atau 3,03%
(persen) dari luas Jawa Tengah dengan komposisi tata guna lahan terdiri atas tanah
sawah mencakup 18.696,68 ha (18,99 %), tanah kering seluas 55.140,80 ha
(55,99.%), hutan negara 18.909,72 ha (19.20.%), perkebunan negara/swasta
2.764,51 ha (2,80.%) dan lainnya seluas 2.968,07 ha (3,01.%).
Wonosobo beriklim tropis dengan dua musim yaitu kemarau dan
penghujan. Suhu udara rata-rata 24 – 30o C di siang hari, turun menjadi 20 o C
pada malam hari. Pada bulan Juli – Agustus turun menjadi 12 – 15 o C pada malam
hari dan 15 – 20 o C di siang hari. Rata-rata hari hujan adalah 196 hari, dengan
curah hujan rata-rata 3.400 mm, tertinggi di Kecamatan Garung (4.802 mm) dan
terendah di Kecamatan Watumalang (1.554 mm).
Berdasarkan pola ruang wilayah dibagi menjadi 2 (dua) besar yaitu Kawasan
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan
yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan Hidup yang mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten
Wonosobo yang berada di wilayah atas maka Kawasan lindung ini hampir
meliputi seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari :
a) Kawasan Hutan Lindung
b) Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya.
c) Kawasan perlindungan setempat.
d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
e) Kawasan rawan bencana alam, dan
f) Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah.
Tabel 4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2013─2017
Di antara ketiga lapangan usaha tersebut, Perdagangan Besar dan Eceran adalah
kategori yang mengalami peningkatan peranan terbesar . Sebaliknya, Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan peranannya berangsurangsur menurun. Salah satu
penyebab menurunnya peranan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan adalah
berkurangnya luas lahan pada lapangan usaha tersebut dan juga menurunnya produksi
yang dihasilkan. Lambatnya kenaikan harga produk lapangan usaha tersebut
dibandingkan produk lain juga menjadi penyebab turunnya peranan lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
4.3.6. Konstruksi
Pada tahun 2017, kontribusi kategori konstruksi mencapai 1,06 triliun rupiah atau
sebesar 6,54 persen terhadap total perekonomian Kabupaten Wonosobo dan menduduki
peringkat keempat dari 17 Kategori. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada
tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 10 persen per tahun. Kontribusi
kategori ini relatif sama selama periode 2013-2017 yaitu berkisar 6 persen. Dengan
penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan konstruksi di Kabupaten
Wonosobo relative stabil, yaitu sekitar 6 persen setiap tahunnya.
4.3.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor menyumbang lebih dari 16 persen. Pada tahun 2017, kontribusi
kategori ini mencapai 2,77 triliun rupiah atau sekitar 17,03 persen. Secara umum,
Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor cenderung
menurun selama periode 2013-2017. Laju pertumbuhan sebesar 5,45 persen di tahun
2013 menurun menjadi 4,03 di tahun 2017.
5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA