Anda di halaman 1dari 6

Organ Sistem Reproduksi Wanita

Mengenal tentang sistem reproduksi pada manusia adalah hal yang penting. Pemahaman tentang
sistem reproduksi wanita akan membuat kita mengetahui bagaimana cara merawat organ
reproduksi tersebut. Setelah memahami tentang sistem reproduksi, kita juga bisa dapat lebih
tanggap dan memahami masalah yang mungkin terjadi pada organ reproduksi.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa organ yang menjalani fungsinya masing-masing.
Jika ditinjau dari letaknya, terdapat dua jenis alat reproduksi wanita yaitu yang berada di dalam
tubuh dan di luar tubuh. Berikut adalah alat reproduksi wanita yang menyusun sistem reproduksi
wanita.

Alat Reproduksi Bagian Dalam:

1. Ovarium

Bagian pertama dari alat reproduksi bagain dalam adalah ovarium atau indung terlur. Ovarium
adalah organ yang memproduksi sel telur dan juga berbagai hormon seks wanita yaitu estrogen
dan progesteron. Ovarium berada di sisi kiri dan kanan dan terhubung dengan rahim melalui tuba
fallopi. Ovarium kiri dan kanan mengeluarkan sel telur secara bergantian setiap 28 hari sehingga
terciptalah siklus menstruasi.

2. Tuba fallopi

Alat reproduksi bagian dalam pertema terdiri dari tuba fallopi atau oviduk atau saluran telur.
Tuba fallopi adalah saluran yang membentang dari ujung kanan hingga kiri. Tuba fallopi
memiliki beberapa fungsi seperti jalan ovum menuju rahim, bisa menjadi tempat terjadinya
pembuahan, tempat persiapan hasil pembuahan sebelum menuju rahim.

3. Uterus

Uterus atau rahim adalah bagian organ dari sistem reproduksi wanita yang bentuknya
menyerupai buah pir. Uterus merupakan ruang untuk janin tumbuh dan berkembang selama masa
kehamilan. Uterus tersusun dari lapisan otot yang memiliki sifat elastis sehingga bisa membesar
mengikuti perkembangan janin. Ketika proses persalinan, otot uterus akan mengalami kontraksi
yang akan membantu janin keluar melalui jalan lahir.

4. Serviks

Serviks atau leher rahim merupakan jalan masuk antara uterus dan juga vagina. Bentuk dari
serviks adalah dinding sempit, namun serviks memiliki sifat fleksibel dan bisa melebar ketika
proses persalinan. Serviks bisa dikatakan meruapakan salah satu alat reproduksi wanita yang
rentan terhadap penyakit. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka pengidap kanker serviks.
5. Vagina

Bagian dari alat reproduksi wanita bagian dalam selanjutnya adalah vagina. Banyak yang
mengira bahwa vagina dapat terlihat di bagain luar sistem reproduksi wanita, padahal letak
vagina sebenarnya adalah di dalam. Letak vagina adalah berada di belakang kandung kemih.
Vagina memiliki beberapa fungsi seperti jalan utama masuknya sperma menuju rahim atau tuba
fallopi, jalan keluar dari darah menstruasi, hingga sebagai jalur lahirnya bayi.

Alat Reproduksi Bagian Luar:

1. Mons veneris

Mons veneris merupakan alat reproduksi wanita di bagian paling luar. Mons veneris yang
tersusun dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat adalah bagian menonjol yang menutupi
tulang kemaluan. Bagian ini adalah bagian yang ditumbuhi rambut kemaluan ketika wanita
sudah beranjak dewasa. Nama lain dari mons veneris adalah gunung venus.

2. Labia mayora

Bagian kedua adalah labia mayora atau yang disebut juga dengan bibir kemaluan besar. Labia
pada dasarnya memang memiliki bentuk seperti bibir. Labia mayora berada di bawah mons
verenis dan mamanjang hingga ke perineum (area kulit antara lubang vagina dan anus). Labia
mayora tersusun dari jaringan lemak dan kelenjar keringan. Rambut kemaluan yang menutupi
bagian labia mayora sebenarnya adalah rambut yang tumbuh di mons veneris.

3. Labia minora

Bagian selanjutnya adalah labia minora atau bibir kemaluan kecil. Letaknya berada di dalam
labiya mayora dan tidak ditumbuhi rambut kemaluan sama sekali. Labia minora tersusun dari
jaringan lemak yang memiliki banyak pembuluh darah. Baik bagian labia mayora dan labia
minora, keduanya merupakan bagian sensitif yang dapat menerima rangsangan seksual.

4. Klitoris

Bagian alat reproduksi bagian dalam selanjutanya adalah klitoris. Berbentuk gumpalan kecil,
klitoris terletak di bagian atas dari labia minora. Klitoris merupakan bagian paling sensitif
terhadap rangsangan saat berhubungan seksual. Sifat erektil pada klitoris hampir sama seperti
penis pada pria.

5. Vestibulum

Vestibulum adalah rongga pembatas antara dua sisi labia minora. Leteknya di bagain bawah,
sedangkan di bagian atasnya adalah klitoris. Pada vestibulum terdapat saluran kencing atau
uretra dan muara vagina. Pada bagian ini juga terdapat kelenjar Bartholin atau vestibular yang
menghasilkan cairan yang menjadi pelumas ketika melakukan hubungan seksual.

6. Himen

Himen atau yang dikenal dengan selaput dara adalah sebuah selaput mebran tipis yang menutupi
vagina. Darah menstruasi biasanya keluar dari himen kerena himen umunya memiliki satu
lubang yang ukurannya sedikit lebih besar. Himen sering dikaitkan dengan keperawanan wanita,
tetapi hal ini masih menimbulkan perdebatan dari beberapa ahli. Banyak yang berpendapat
bahwa selaput dara tidak bias.

Mungkin terdapat beberapa bagain dari alat reproduksi wanita ini yang tidak banyak dikenal,
namun sebenarnya setiap bagian adalah sama penting dan juga sudah memiliki tugasnya masing-
masing. Jika salah satu bagian bermasalah, tentunya akan mengganggu kerja sistem reproduksi.

OOGENESIS

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) pada wanita, yang terjadi di dalam
ovarium (indung telur). Ovarium yang ada di embrio memiliki sekitar 600 ribu sel oogonium
atau sel induk telur. Sembilan minggu setelah proses pembuahan terjadi, ternyata janin juga
sudah mulai memproduksi sel telur. Saat janin bayi perempuan berusia 5 bulan, oogonium
memperbanyak diri dengan cara mitosis hingga jumlahnya mencapai lebih dari 7 juta oosit
primer. Sayangnya, jumlah oosit primer yang banyak ini akan terus berkurang sampai janin lahir.

Tahapan oogenesis di ovarium

Oogenesis dimulai dengan adanya mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel
yang menghasilkan dua gamet (sel anak) yang identik. Sementara itu, meiosis adalah
pembelahan sel yang menghasilkan empat gamet, yang masing-masingnya memiliki jumlah
kromosom setengah dari sel induknya.

Oogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer. Oosit primer
sendiri nantinya akan bermieosis menjadi dua bagian menghasilkan oosit sekunder. Berbeda
dengan proses spermatogenesis, pembelahan meiosis pertama pada proses oogenesis mengalami
perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.

Akibatnya, ada satu oosit yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak
memiliki sitoplasma. Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada
oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Nah, oosit yang lebih kecil inilah yang disebut dengan
badan polar pertama.

Setelah itu, oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan meiosis
kedua yang menghasilkan ootid. Badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan
polar kedua. Ootid ini akan berkembang menjadi ovum apabila bertemu dengan spermatozoa
alias sel sperma. Proses ini nantinya akan mengalami degenerasi atau perubahan. Jika setelah
degenerasi ootid tidak bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, maka siklus
oogenesis terulang kembali dan Anda juga akan mengalami menstruasi.
Memahami proses ovulasi wanita

Ada beberapa tahapan ovulasi yang perlu Anda ketahui, di antaranya:

1. Periovulatori. Ini adalah tahapan ketika lapisan sel-sel telur mulai dilapisi dengan lendir
dan bersiap untuk bergerak keluar menuju rahim. Di sisi lain, rahim pun sudah
mempersiapkan diri untuk menerima telur, sehingga dinding-dindingnya akan menebal.
2. Ovulasi. Pada tahap ini, ada enzim khusus yang dimiliki tubuh untuk membentuk lubang
agar memudahkan sel telur bergerak melalui tuba falopi, yaitu saluran yang
menghubungkan indung telur ke rahim. Telur yang matang akan masuk ke dalam saluran
tersebut dan melewatinya hingga mencapai rahim. Dalam tahap ini, biasanya terjadi
pembuahan. Pembuahan (pertemuan sel telur dan sel sperma) terjadi di tuba falopi dan
dapat berlangsung sekitar 24 hingga 48 jam.
3. Postovulatori. Jika telur berhasil dibuahi oleh sperma, telur itu akan langsung ditanam
tubuh di dinding-dinding rahim dengan bantuan Luteinizing hormon (LH). Akan tetapi
jika pembuahan tidak terjadi, maka telur dan dinding rahim yang sudah menebal ini akan
meluruh. Dinding rahim sendiri dipenuhi dengan pembuluh-pembuluh darah, sehingga
jika dinding tersebut meluruh akan keluar darah dari vagina. Nah, saat inilah Anda
mengalami menstruasi alias datang bulan.

Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia

Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk
bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi
disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.

Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia

1. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu
keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti
dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi.

Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur
yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses
pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).

Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh
hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum
haid berikutnya.

Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang
menjadi alasan terjadinya hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim. Umur
sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang
membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

3. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi
korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan
lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai ‘rumah' bagi sel
telur yang sudah dibuahi.
4. Jika sel telur tidak dibuahi

Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan
hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal
seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan
sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk
dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami perubahan
sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung
kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, maka
yang lahir nanti adalah bayi perempuan.

6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya, sel telur
yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.

Gambar proses pembuahan hingga implantasi dalam rahim

Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat
sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel telur
dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau
menanamkan diri ke dinding rahim.

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya. Beberapa
mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan
dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan tetap
melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.

Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi
gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan
hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari
hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Upaya Pencegahan-nya

1. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

Kelainan atau penyakit dapat dibagi 3 berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Disebabkan Virus
2. Disebabkan Jamur
3. Disebabkan Bakteri

Penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh virus:


a. Herpes Simplex Genitalis
Sesuai dengan namanya penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe II. Penyakit ini
menyerang kulit di daerah genitalia luar, bagian anus dan vagina. Gejala penyakit ini adalah
seperti, gatal-gatal, pedih dan juga kemerah-merahan di kulit sekitar kelamin yang akan timbul
luka dan lepuh kecil-kecil yang dapat pecah.
b. HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immune Deficiency Virus). Penyakit ini
lebih dikenal dengan nama AIDS (acquired Immuno Deficiency Syndrome). sampai sat ini
penyakit ini belum punya obat. Penyakit ini menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh
penderita. Gejala dari penyakit ini adalah pada 5-7 tahun gejala masih belum terlihat, tetapi
pada fase selanjutnya AIDS akan terdiagnosa ketika kekebalan tubuh turun drastis a korban
mengalami penyakit baru seperti TBC, pneumonia, herpes, saraf terganngu dan lain-lain.

2. Penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh Jamur:


a. Keputihan
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Candida Albicans. Gejala dari keputihan yaitu
terdapat cairan putih ke-kuningan atau keabu-abuan pada vagina. Cairan tersebut dapat encer
ataupun kental, berbau tidak sedap dan meyebabkan rasa gatal.

3. Penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh Bakteri:


a. Gonorhoea (GO)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae. Gejala yang ditimbulkan penyakit
ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya menyerang daerah
sekitar kelamin, dapat menyebar dan menyerang organ tubuh lain. Penyakit ini menyebabkan
kebutaan pada bayi yang baru lahir/
b. Sifilis (Raja Singa)
Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Gejala dari penyakit ini adalah
luka pada tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya menyerang daerah sekitar
kelamin. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada organ yang diserang.

Anda mungkin juga menyukai