Tujuh puluh tiga tahun bahkan hampir tujuh puluh empat tahun Indonesia sudah
merdeka. Di umur seperti ini seharusnya indonesia sudah menjadi negara maritim yang
maju baik dibidang teknologi, perekonomian, pendidikan, ataupun di bidang kelautan
serta di bidang lainnya. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah salah satu negara
kepulauan terbesar di dunia, karna luas wilayah perairan lebih besar dibandingkan
daratan, yakni dengan luas perairan 3.257.483 km2 sedangkan daratannya seluas
1.922.570 km2, yang mana hal ini akan sangat menguntungkan indonesia di bidang
kelautan dan perikanan. Tapi sayangnya dengan segala potensi kekayaan sumber daya
alam kelautan nya dan segala keindahan biota laut serta pemandangan dari perairan
Indonesia itu sendiri, Indoneisa tidak dapat menjadikan negara Indonesia sebagai negara
maju di bidang kemaritiman untuk menjaga kelautannya. Hal tersebut dapat di buktikan
dengan predikat yang diraih oleh Indonesia yakni, Indonesia mendapatkan prediket
sebagai contributor sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
Predikat tersebut sangat kontra-produktif dengan upaya Indonesia untuk menjadikan
negara terdepan di sektor maritim. Di beberapa konvensi internasional Indonesia telah
menyampaikan komitmennya untuk menurunkan 70% sampah plastik di laut pada tahun
2025. Komitmen tersebut tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengelolaan
sampah plastik di Laut (2017-2025). Mengatasi sampah di Laut berarti mengelola
sampah di darat karena 80% sampah laut berasal dari darat. Indonesia memang telah
menaruh perhatian khusus terhadap masalah ini, namun hal yang terpenting adalah
bagaimana program pengurangan sampah plastik di laut ini benar-benar terlaksana
dalam rangka mengubah citra buruk Indonesia di mata dunia.
Sebagai Dewan Perwakilan Rakyat atau pejabat yang duduk di sebuah Parlemen
menjadi tugas dan kewajiban untuk menyelasaikan dan memberikan penanggulangan
sampah plastik di laut (combating marine debris). Seperti yang kita ketahui DPR
mempunyai fungsi utama yang dijalankan sebagai representasi rakyat, yakni fungsi
legislasi, anggaran dan fungsi pengawasan. Untuk memberikan penyelesaian dan
penanggulangan masalah sampah plastik di laut DPR memiliki fungsi legislasi yakni
untuk membentuk dan meresmikan kebijakan atau peraturan perundang-undangan
bahkan undang-undang tentang penanggulangan sampah plastik di laut bersama dengan
Presiden, selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Lalu DPR memiliki fungsi
Anggaran untuk membahas dan memberikan persetujuan atau sebaliknya terhadap
RAPBN yang diajukan Presiden. Dapat dicontohkan salah satu dari RAPBN tersebut
merujuk kepada diperbanyaknya penyediaan fasilitas pengelolan sampah plastik atau
pengadaan-pengadaan yang akan memberikan solusi terbaik untuk masalah sampah
plastik di laut. Lalu fungsi terakhir yakni fungsi pengawasan, DPR akan mengawasi atas
pelaksanaan undang-undang dari APBN tersebut.
Bukan hanya fungsi DPR saja, hak-hak dari DPR juga dapat memberikan solusi
terhadap penanggulangan sampah plastik di laut. Adapun hak-hak DPR yang dapat
memberikan penanggulangan sampah plastik di laut adalah hak interpelasi yakni hak
DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah
yang penting dan strategis yang akan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Contohnya kebijakan di bidang pengelolaan sampah plastik
di suatu daerah. Lalu hak angket yakni hak DPR untuk menjelaskan pelaksanaan suatu
undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah yang berdampak luas bagi kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara yang di duga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan. Contoh nya saja DPR memberikan penjelasan mengenai
pelaksanaan kegiatan UU tentang pengelolaan sampah plastik di laut dan di darat dari
pemerintah pusat/daerah itu sendiri. Kemudiaan hak yang terakhir yang berhubungan
dalam penanggulangan sampah di laut adalah hak menyatakan pendapat yang mana
DPR memiliki hak menyatakan pendapat atas kebijakan pemerintah terhadap salah satu
contohnya pengelolaan sampah dan tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket tersebut.
Sebenarnya fungsi dan hak dari DPR itu sendiri sudah menjadi modal yang
cukup dalam menanggulangi sampah plastik di laut. Tapi untuk Indonesia sendiri butuh
modal yang lebih besar untuk menyelesaikan dan menanggulangi pencemaran sampah
plastik di laut. Adapun beberapa langkah atau komitmen parlemen dalam mengatasi
permasalahan lingkungan hidup dan memberikan penanggulangan sampah plastik di
laut menurut saya adalah pengadaan kegiatan sosialisasi secara besar-besaran yang
bersifat kekeluargaan untuk mengurangi penggunaan sampah dengan menerapkan dan
menggunakan produk/program plastik sekali pakai (Single Use Plastic) bahkan hal
termudah yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga adalah pada saat belanja
gunakanlah tas/keranjang belanja dari kain, rotan ataupun material lainnya yang sifatnya
jangka panjang, hal ini akan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Wikipedia Indonesia. 2018. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,di akses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Republik_Indonesia, pada 27
Juli 2019