Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini amat pesat dan sungguh menakjubkan.
Apa yang dahulu tidak dapat dilakukan kini dapat dilakukan, bahkan yang mungkin dulu
mustahil saat ini mudah diwujudkan. Ustadz abdul somad mengisi kajian subuh jum’at di
masjid pekanbaru, khutbah jum’at di medan dan malamnya tabligh akbar di Jakarta.
Apakah itu mustahil? Tidak!. Jarak tempuh Pekanbaru-Medan lebih kurang 650 km, Medan-
Jakarta 1.950 km. Acara yang begitu padat, jarak tempuh yang jauh dapat di tempuh dalam
hitungan jam saja. Jika kita cermati dengan seksama, dasar-dasar dari perkembangan ilmu
pengetahuan yang ada pada saat ini telah ada di dalam al-qur’an sejak 14 abad yang lalu.
Al-Qur’an merupakan sumber dasar yang pertama dan paling utama dalam Agama Islam
yang kemudian diajarkan, dijelaskan dan dicontohkan oleh rasulullah Muhamad ﷺkepada
umatnya. Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar nabi Muhammad ﷺyang akan terjaga sampai
hari kiamat. Al-Qur’an bukan hanya sebagai bahan bacaan semata yang jika dibaca akan
mendapatkan pahala, tapi lebih dari itu alqur’an adalah petunjuk yang menuntun umat
manusia untuk dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Al-Qur’an
merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya untuk dipelajari. Semakin
dalam manusia mengkaji Al-Qur’an, maka semakin mendorong manusia untuk terus
berfikir, menganalisa, dan mengembangkan potensi yang ada di alam semesta ini.
Sebagai perumpamaan, ketika seseorang membeli peralatan elektronik yang baru,
tentu pembeli mencari buku panduan yang telah disiapkan oleh pabrik yang membuatnya.
Buku panduan itu memberikan begitu banyak informasi tentang produk tersebut. Mulai
dari merangkainya, cara menggunakannya, hingga solusi jika terjadi kerusakan. Begitulah
gambaran Al-Quran, ia adalah tuntunan bagi manusia dari tuhan yang menciptakannya. Al-
Qur’an adalah sumber dasar segala pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menjalani kehidupan di muka bumi. oleh sebab itu pada kesempatan yang mulia ini,
izinkanlah kami menyampaikan syarahan Al-Quran dengan judul
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Hadirin-hadirat rahimakumullah, dewan hakim yang kami muliakan
Mari kita perhatikan firman Allah dalam surah Al-alaq ayat 1 -5 berikut ini
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, َي َخلَق ْ اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّ ِذ
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah سانَ ِم ْن َعلَق ِ ْ ََخلَق
َ اْل ْن
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, اِ ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْلَ ْك َرم
Yang mengajar (manusia) dengan pena. ِي َع َّل َم ِب ْالقَلَ ِم
ْ الَّذ
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم ِ ْ َعلَّ َم
َ اْل ْن
Dalam tafsir ibnu katsir, dinukilkan riwayat dari ibunda ‘Aisyah r.a diterangkan
bahwa lima ayat pertama dalam surah al-‘alaq ini merupakan ayat yang pertama
diwahyukan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada Rasulullah ﷺ. Agama islam pada masa
awalnya tentu tidak dikenal dan tidak diperhitungkan keberadaannya. Rasulullah ﷺtentu
membutuhkan banyak kekuatan, seperti kekuatan ekonomi, militer untuk memperbaiki
peradaban yang telah rusak saat itu. Menariknya Allah tidak menurunkan ayat ekonomi
pertama kali untuk memperbaiki peradaban manusia, bukan juga ayat-ayat militer. Tapi
yang pertama diwahyukan kepada Rasulullah ﷺadalah perintah untuk membaca dan
menulis yang merupakan dasar dari segala perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam surah al-‘alaq ini kita dapat memahami bahwa Islam tidak mengenal
dikontomi ilmu sebagaimana yang berkembang dalam peradaban barat. Sekulerisme dan
liberalisme melahirkan peradaban yang memisahkan agama dan ilmu pengetahuan. Seolah-
olah agama dan ilmu pengetahuan adalah hal yang berbeda dan tidak boleh untuk
dicampur adukkan. Sebagaimana yang diyakini kaum marxis, bahwa agama adalah candu
yang dapat melalaikan manusia dengan angan-angan akhirat. Padahal dalam Islam agama
dan ilmu pengetahuan adalah hal utuh dan tidak dapat dipisahkan. Secara jelas dapat kita
pahami bahwa perintah Allah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tidak boleh
terpisah dengan namaNya yang Maha Agung. Buya hamka dalam tafsir al-azhar
menyebutkan bahwa yang paling penting, apapun yang akan dibaca kelak harus dengan
nama Allah jua. َ ِباس ِْم َر ِبكَ الَّذِي َخلَق, Sehebat apapun perkembangan ilmu pengetahuan tidak
boleh terlepas dari keimanan kepada Allah ﷻ. hal senada dikemukakan Albert Einstein,
seorang ilmuan abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and science
without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah
buta.
Agama Islam menempatkan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang amat dihargai.
Bahkan Allah ﷻmenjanjikan mengangkat derjat orang-orang yang beriman dan berilmu
dalam surah Almujadilah ayat 11 berikut ini :
Hadirin yang dirahmati allah, dewan hakim yang arif bijak sana.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin membuka mata
manusia bahwa Al-Qur’an merupakan sumber dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Berbagai
dasar ilmu telah tercantum dalam Al-Quran, ilmu biologi, astronomi, ilmu ekonomi, ilmu
politik dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Salah satu contoh mari kita simak firman
Allah subhanahu wata’ala dalam surah al-mu’minun ayat 12-14 berikut ini:
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh
(rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
(Q.S. al-Mukminun [23]: 12–14)