Anda di halaman 1dari 25
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS. PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, bahwa untuk menertibkan pelaksanaan cuti Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas perlu diatur tata cara pemberian cuti bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tersebut di atas perlu menetapkan Peraturan Bupati Kepulauan Anambas tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas; Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4879); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2017 nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 52, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 53); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 251); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 252); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Daerah (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 253); Menetapkan 12. 13. Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Daerah (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 254); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 54 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, ‘Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 255); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 256); Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Kelurahan (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 257); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. Perangkat Daerah adalah —Perangkat ~~ Daerah di lingkungan Pemerintah © Kabupaten Kepulauan Anambas. Inspektorat adalah unsur penyelenggaraan pemerintah daerah dalam bidang pengawasan. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat BKPSDM adalah Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi manajemen dan pengembangan aparatur. 14. 15, 16. ze Q (2) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut DinkesPPKB adalah unsur penyelenggaraan pemerintah dalam _ bidang kesehatan. Atasan langsung adalah aparatur yang karena jabatannya mempunyai wewenang langsung terhadap bawahan yang dipimpinnya. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Kehadiran aparatur adalah =—kehadiran untuk melaksanakan tugas kedinasan sesuai tanggung jawab dan beban kerjanya yang dibuktikan dengan memberikan tanda kehadiran sesuai dengan ketentuan melalui sistem elektronik (sidik jari) maupun secara manual. Pendelegasian Wewenang adalah pemberian pelimpahan kewenangan kepada pejabat yang ditunjuk memberikan dan menandatangani surat izin cuti. Cuti PNS, yang selanjutnya disebut dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Tugas Kedinasan adalah tugas yang dilaksanakan oleh aparatur untuk jangka waktu tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang. Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas pada aparatur untuk mengikuti pendidikan formal baik di dalam maupun di luar negeri. sah adalah alasan yang dapat wabkan yang disampaikan secara tertulis dan dituangkan dalam surat permohonan izin / pemberitahuan serta disetujui oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tata tertib adalah peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan apabila dilanggar mendapatkan sanksi (hukuman). BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Bupati ini disusun dengan maksud: a. meningkatkan efektivitas dan kelancaran dalam pelayanan administrasi kepegawaian terutama pemberian cuti bagi PNS; b, mendelegasikan sebagian tugas, wewenang dan tanggung jawab Bupati perihal cuti bagi PNS kepada pejabat yang ditunjuk disetiap Perangkat Daerah. Peraturan Bupati ini disusun dengan tujuan: a. menjamin kesehatan jasmani dan rohani setiap PNS; (2) Peraturan Bupati ini disusun dengan tujuan: a. menjamin kesehatan jasmani dan rohani setiap PNS; b. memberikan pedoman dalam memberikan cuti bagi PNS; c. memberikan jaminan kepastian terhadap hak-hak kepegawaian bagi PNS; d. mewujudkan tertib administrasi kepegawaian terutama dalam pemberian cuti bagi PNS. BAB Ill RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini mencakup pengaturan cuti dan pendelegasian sebagian kewenangan Bupati dalam pemberian cuti bagi PNS. BAB IV JENIS CUTI Pasal 4 Cuti terdiri dari: (Q (2) Bro norp cuti tahunan; cuti besar; cuti sakit; cuti melahirkan; cuti karena alasan penting; cuti bersama; dan cuti di luar tanggungan negara. BAB V PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI Pasal 5 Bupati memberikan dan menandatangani surat cuti untuk: a. Semua jenis cuti bagi Sekretaris Daerah dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama. b. Cuti di luar tanggungan negara bagi semua PNS. Sekretaris Daerah memberikan dan menandatangani surat cuti untuk: a. Cuti besar bagi PNS setingkat Pejabat Administrator, Pengawas, Pelaksana dan pejabat fungsional kecuali cuti besar untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya bagi PNS wanita. b. Cuti sakit bagi PNS Pejabat Administrator, Pengawas, Pelaksana dan Pejabat Fungsional untuk jangka waktu lebih dari 14 hari; atau (3) q) (2) (3) (4) (5) ©) Kepala Perangkat Daerah dan Asisten di Lingkungan Sekretariat di Kabupaten Kepulauan Anambas memberikan dan menandatangani surat cuti untuk PNS setingkat Pejabat Administrator, Pengawas, pelaksana dan Jabatan Fungsional untuk jenis cuti yang di luar kewenangan Bupati dan Sekretaris Daerah untuk jenis cuti: a. Cuti Tahunan bagi Pejabat Administrator, Pengawas dan Pelaksana b. Cuti besar untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya bagi Pejabat Administrator, Pengawas Pelaksana dan jabatan Fungsional. c. Cuti Sakit untuk jangka waktu kurang dari 14 hari bagi Pejabat Administrator, Pengawas, Pelaksana dan jabatan fungsional. Cuti melahirkan bagi Pejabat Administrator, Pengawas, Pelaksana dan jabatan fungsional. e. Cuti Karena Alasan Penting yang bukan untuk perjalanan ke luar negeri bagi Pejabat Administrator, Pengawas, Pelaksana dan jabatan fungsional 2 BAB VI TATA CARA PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI Bagian Kesatu Cuti Tahunan Pasal 6 PNS/calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti Tahunan. Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua_belas) hari kerja. Permintaan cuti tahunan dapat diberikan untuk paling kurang 1 (satu) hari kerja. Pemberian cuti tahunan harus memperhatikan kekuatan jumlah pegawai pada unit kerja yang bersangkutan. Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan — PNS atau Calon PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti. Permintaan dan pemberian cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 7 Dalam hal hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) yang akan digunakan di tempat yang sulit perhubungannya maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 (dua belas) hari kalender. () 2) (3) (1) (2) (3) (4) (5) Pasal 8 Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan. Sisa hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun bersangkutan dapat digunakan pada tahun berikutnya paling banyak 6 (enam) hari kerja. Hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) yang tidak digunakan 2 (dua) tahun atau Jebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh_ empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan. Pasal 9 Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila terdapat kepentingan dinas mendesak. Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan. Dalam hal terdapat PNS yang telah menggunakan Hak atas cuti tahunan dan masih terdapat sisa Hak atas cuti tahunan untuk tahun berjalan, dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti untuk tahun berikutnya, apabila _ terdapat kepentingan dinas mendesak. Hak atas sisa cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung penuh dalam tahun berikutnya. PNS yang menduduki jabatan guru pada sekolah yang mendapat liburan menurut _ peraturan perundang- undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan. (1) (2) (3) (4) (5) © (7) (8) (1) (2) QQ) Bagian Kedua Cuti Besar Pasal 10 PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 8 (tiga) bulan. Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun untuk kepentingan agama, yaitu menunaikan ibadah haji pertama kali dengan melampirkan jadwal keberangkatan/kelompok terbang (kloter) yang dikeluarkan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan hi PNS yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan nya pada tahun yang sedang berjalan maka hak cuti besar yang bersangkutan diberikan dengan memperhitungkan hak atas cuti tahunan yang telah digunakan. PNS yang menggunakan hak cuti besar dan masih mempunyai sisa hak atas cuti tahunan tahun sebelumnya maka dapat menggunakan hak sisa atas cuti tahunan tersebut. Untuk menggunakan hak cuti besar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti memberikan cuti besar kepada PNS yang bersangkutan. Permintaan dan pemberian cuti besar sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 11 Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti untuk — paling lama 1 (satu) tahun apabila terdapat kepentingan dinas mendesak, kecuali untuk kepentingan agama. PNS yang menggunakan cuti besar kurang dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya di hapus. Pasal 12 Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang berssangkutan menerima penghasilan. (2) 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu), terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga dan tunjangan pangan sampai dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan dan fasilitas PNS. PNS yang menjalani cuti besar diluar kepentingan keagamaan tidak diberikan tunjangan_ tambahan penghasilan, termasuk PNS wanita yang menjalani cuti besar untuk kelahiran anak ke-4 dan seterusnya. Bagian Ketiga Cuti Sakit Pasal 13 Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan dokter. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat berwenang dengan melampirkan surat keterangan dokter. PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah. Dokter pemerintah sebagai mana yang dimaksud dalam ayat (4) merupakan dokter berstatus PNS atau Dokter yang yang bekerja pada unit pelayanan keschatan Pemerintah. Surat Keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) paling sedikit memuat pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang diperlukan. Hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 7 dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan yang ditetapkan oleh tim penguji kesehatan. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (8), harus diuji kembali kesehatannya oleh tim penguji kesehatan. Apabila berdasarkan hasil pengujian _kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) PNS belum sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PNS yang menjalani cuti sakit, sebagaimana ayat (7) diberikan 50% dari Tunjangan Tambahan Penghasilan. () (2) (3) (4) -10- Pasal 14 PNS wanita atau Calon PNS wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 % (satu setengah) bulan. Untuk menggunakan hak cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan mengajukan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter atau Bidan Pemerintah. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti memberikan cuti sakit kepada PNS_ yang bersangkutan. Permintaan dan pemberian cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 15 PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya. qQ (2) (3) (Q (2) Pasal 16 Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud maka PNS yang bersangkutan berhak mendapatkan penghasilan penuh. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan dan tunjangan jabatan sampai dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS. PNS yang menjalani cuti sakit sebagaimana dimaksud pasal 15, diberikan tunjangan tambahan penghasilan sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya. Bagian Keempat Cuti Melahirkan Pasal 17 Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan. Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya kepada PNS diberikan cuti besar. (3) (4) (5) 6) ” (8) QQ) (2) (3) (1) -1- Cuti besar untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. permintaan cuti tersebut tidak dapat ditangguhkan; b. mengesampingkan ketentuan telah bekerja paling singkat 5 tahun secara terus menerus; dan c. lamanya cuti besar tersebut sama dengan lamanya dengan cuti melahirkan. Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 3 (tiga) bulan. Untuk menggunakan hak atas cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti, memberikan cuti melahirkan kepada PNS yang bersangkutan. Permintaan dan pemberian cuti melahirkan kepada PNS yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Dalam hal tertentu PNS dapat mengajukan permintaan cuti melahirkan kurang dari 3 (tiga) bulan. Pasal 18 Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS. Penghasilan yang dimaksud pada ayat (1), terdiri dari gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, dan tunjangan jabatan sampai dengan yang ditetapkan peraturan pemerintah yang mengatur gaji , tunjangan dan fasilitas PNS. PNS yang menjalani cuti melahirkan diberikan tunjangan tambahan penghasilan sampai yang bersangkutan selesai menjalankan cuti melahirkan. Bagian Kelima Cuti Karena Alasan Penting Pasal 19 PNS yang berhak atas cuti alasan penting, apabila: a. ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia; b. salah seorang anggota keluarga sebagaimana dimaksud huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan yang berlaku PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia; dan c. Melangsungkan perkawinan. (2) (3) (4) () (2) (1) (2) (4) (5) ©) (7) -12- Sakit keras sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibuktikan melampirkan surat keterangan rawat inap dari unit pelayanan kesehatan. PNS laki-laki yang isterinya melahirkan/operasi caesar dapat diberikan cuti alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari unit dari pelayanan kesehatan. Dalam hal PNS mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari Ketua Rukun Tetangga. Pasal 20 PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan. Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti paling lama 1 (satu) bulan. Pasal 21 Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti. Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti_ memberikan cuti karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan. Permintaan dan pemberian cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti, pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk menggunakan hak cuti karena alasan penting. Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memberikan izin sementara secara tertulis tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus segera diberitahukan kepada Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti. Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memberikan hak atas cuti karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan. (Q) (2) (3) (1) (2) (3) (4) (5) QQ) (2) -B- Pasal 22 Selama menggunakan hak cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan menerima Penghasilan PNS. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, dan tunjangan jabatan sampai ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS. PNS yang menjalani cuti karena alasan penting diberikan tunjangan tambahan penghasilan sampai yang bersangkutan selesai menjalankan cuti karena alasan penting. Bagian Keenam Cuti Bersama Pasal 23 Presiden dapat menetapkan cuti bersama. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi hak cuti tahunan. Cuti bersama sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. Penambahan hak cuti tahunan nya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya dapat digunaken dalam tahun yang berjalan. Bagian Ketujuh Cuti Di Luar Tanggungan Negara Pasal 24 Kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun Secara terus-menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara. Alasan pribadi dan mendesak sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) antara lain sebagai berikut: a. mengikuti atau mendampingi suami/isteri tugas belajar didalam /luar negri; b. mendampingi suami/isteri bekerja didalam/di Ivar negeri; c. menjalani program untuk mendapatkan keturunan; d. mendampingi anak yang berkebutuhan khusus; | mendampingi suami/isteri/anak yang memerlukan perawatan khusus; dan /atau f, mendampingi/merawat orang tua/mertua _ yang sakit/uzur. ° (3) (4) (5) (6) () (2) () (2) Q (2) (3) -14- Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan negara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a harus melampirkan surat penugasan atau surat perintah tugas negara/tugas belajar dari pejabat yang berwenang. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan Negara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b harus melampirkan surat keputusan atau surat penugasan/pengangkatan dalam jabatan. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan negara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d dan huruf e harus melampirkan surat keterangan dokter spesialis. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan negara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f harus melampirkan surat keterangan dokter. Pasal 25 Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka waktu cuti di luar tanggungan negara sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang paling lama 1 tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya. Pasal 26 Cuti di Iuar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya. Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar tanggungan negara harus diisi. Pasal 27 Untuk mendapatkan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan/ permohonan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti di Perangkat Daerah tempat yang bersangkutan bekerja, setelah mendapat persetujuan dari Kepala Perangkat Daerah di tempat yang bersangkutan bekerja, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Apabila dikabulkan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti di luar tanggungan negara, BKPSDM mengajukan permintaan persetujuan yang ditandatangani oleh Bupati kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara yang dibuat rangkap 3 (tiga). Dalam hal permintaan permohonan cuti disetujui, Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara menandatangani persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) 6) (6) (7) (Q (2) (Q (2) (3) (4) (5) -15- Dalam hal permintaan/permohonan cuti ditolak, Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XI Badan Kepegawaian Negara mengembalikan secara tertulis usul persetujuan disertai alasan penolakan. Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperuntukkan kepada: a. Pimpinan Instansi yang bersangkutan; b. Kepala Kantor Pembendaharaan Negara/Kepala Badan atau Dinas Pengelola Keuangan Daerah;dan c. Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian. Cuti diluar tanggungan negara, hanya dapat diberikan dengan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Permohonan cuti diluar tanggungan negara dapat ditolak. Pasal 28 Selama PNS yang bersangkutan menjalankan cuti diluar tanggungan negara PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan PNS. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. Pasal 29 PNS yang telah menjalankan cuti di Ivar tanggungan negara untuk _paling lama 8. (tiga) tahun tetapi ingin memperpanjang, maka yang bersangkutan harus mengajukan permintaan/permohonan perpanjangan cuti di luar tanggungan negara, disertai dengan alasan- alasan yang penting sebagaimana tercantum dalam Lampiran [Il _merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Permintaan permohonan perpanjangan cuti di luar tanggungan negara harus sudah diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum cuti di luar tanggungan negara berakhir. Permintaan/permohonan perpanjangan uti di luar tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak berdasarkan pertimbangan Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti di luar tanggungan negara. Berdasarkan permintaan/permohonan secara_ tertulis sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3), Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk — mengajukan permintaan/permohonan persetujuan perpanjangan cuti kepada Badan Kepegawaian Negara/Kepala kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara yang dibuat rangkap 3 (tiga). Dalam hal permintaan/permohonan _perpanjangan cuti disetujui, Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara menandatangani persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (6) QQ) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) mtb Perpanjangan cuti di luar tanggungan negara diberikan dengan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara. Pasal 30 PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis kepada instansi induknya sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Batas waktu melaporkan diri secara _ tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama 1 (satu) bulan setelah selesai menjalankan cuti di luar — tanggungan negara. Bupati dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mengusulkan persetujuan pengaktifan kembali PNS yang bersangkutan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara. Dalam hal permohonan pengaktifan kembali_ PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disctujui, Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara menandatangani persetujuan tersebut. Bupati berdasarkan persetujuan Kepala_ Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menetapkan keputusan pengaktifan kembali PNS dalam jabatan. Dalam hal PNS melaporkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi tidak biasa diangkat didalam jabatan pada instansi induknya, disalurkan pada instansi lain. Penyaluran pada instansi lain sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dilakukan oleh Bupati setelah berkoordinasi dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Koordinasi Bupati dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara disampaikan dengan mengajukan permintaan penyaluran pegawai. Kepala Badan ‘Kepegawaian Negara _berdasarkan pengajuan penyaluran pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (8), menyampaikan ada atau tidak adanya jabatan yang lowong kepada Bupati. Dalam hal terdapat jabatan yang lowong, Bupati mengajukan permohonan persetujuan _pengaktifan kembali kepada Kepala Badan —_Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional =‘ XII_—s Badan Kepegawaian Negara. (11) (12) (13) (14) Q) (2) (3) (4) (5) (6) ” -47- Bupati berdasarkan _persetujuan_ Kepala_ Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (10) menetapkan keputusan pengaktifan kembali PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (6) sesuai jabatan yang tersedia. PNS yang tidak dapat disalurkan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. PNS yang tidak melaporkan diri secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diberhentikan dengan hormat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PNS yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud pada ayat (13) dan ayat (14) diberikan hak kepegawaian sesuai Peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 PNS yang sedang menggunakan hak atas cuti tahunan, cuti besar, cuti karena alasan penting, dan cuti bersama dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak. Dalam hal PNS dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang belum dijalankan tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan. Hak atas cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti karena alasan penting yang akan dijalankan di luar negeri, hanya dapat diberikan oleh Bupati. Dalam hal yang mendesak, schingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu —_keputusan dari Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk menggunakan hak atas cuti. Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada Bupati. Bupati setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) memberikan hak atas cuti kepada PNS yang bersangkutan. Ketentuan mengenai cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti karena alasan penting berlaku secara mutatis mutandis terhadap Calon PNS. (8) 9) (10) (11) (12) (13) -18- PNS yang sedang menjalankan cuti di luar _ tanggungan negara pada saat diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis kepada instansi induknya paling lama 1 (satu) bulan setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara. PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara dan telah diaktifkan kembali sebagai PNS, dapat mengajukan cuti tahunan apabila telah bekerja secara terus-menerus paling singkat 1 (satu) tahun sejak diaktifkan kembali sebagai PNS. Aparatur dapat diberikan izin untuk tidak masuk kerja dengan ketentuan sebagai berikut : a.dilakukan pemotongan tambahan penghasilan dengan besaran yang sesuai dengan ketidakhadiran hari kerja. b.izin dapat diberikan sampai dengan 5 (lima) hari kerja secara berturut-turut. Apabila cuti yang diambil oleh pegawai tidak sesuai dengan jenis cuti yang ada maka BKPSDM berhak untuk meminta Kepala Perangkat Daerah merevisi jenis cuti yang telah diambil, meskipun yang bersangkutan telah kembali/telah habis masa cutinya. Jika alasan cuti yang diambil tidak sesuai dengan ketentuan jenis cuti yang ada maka pegawai yang bersangkutan disarankan mengambil cuti tahunan. Apabila PNS tidak mengindahkan ketentuan pada —_ayat (11) dan ayat (12), maka PNS yang bersangkutan dianggap ‘Tanpa Keterangan (tidak hadir tanpa alasan yang jelas dan sah). BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 20 Tahun 2013 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas (Berita Daerah Kebupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 Nomor 91), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. -19- BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. Ditetapkan di Tarempa pada tanggal 2 Januari 2018 “SBUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, KABAG HUKUM ABDUK HARIS: Diundangkan di Tarempa pada tanggal 2 Januari 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2018 NOMOR 299 Lampiran I -20- Nomor Tanggal Peraturan Bupati Kepulauan Anambas 5 Tahun 2018 2 Januari 2018 CONTOH FORMULIR PERMINTAAN CUTI PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS J. 1__ DATA PEGAWAT Nama [ TRF. Jabatan [Masa Keyja Unit Kerja =| 1. JENIS CUTI YANG DIAMBIL ** = 1 Cuti Tahunan 2, Cat Besar 3. Cut Salt 4. Cuti Melahikean 5. Cuti Alasan Penting ©. Cuti di Luar Tanggungan | Negara = | J Ti. ALASAN COTY | TV. LAMANYA COTT - Selama Thari/bulan/tahun)* ‘mull tanggal we] V._ CATATAN COTI >= ' T_Cuti Tahunan [2._CUTTBESAR Tahun | Sis Keterangan (3. CUTISAKIT N-2 [a._ CUNT MELAHIREAN, Ne '5._CUTT KARENA ALASAN PENTING. N 6. CUTT DILUAR TANGGUNGAN NEGARA [Wi ALAMAT SELAMA MENJALANKAN CUTT ] Tel, Format saya, l (iil, PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG™ DISETUJUI__| __ PERUBAHAN‘ DITANGGURKAN== TIDAK DISETUJU [ Ditetapkan di Tarempa, Ted yang disertai Nama dan NIP Pejabat Vill, KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI= DISETUJUL PERUBAHAN™=* DITANGGUHKAN"™* TIDAK DISETUJUP™ I I Ditetapkan di Tarempa, Ttd. yang disertai Nama | Dan NIP Pejabat | Tembusan : 1. Bupati Kepulauan Anambas (sebagai laporan); 2. Wakil Bupati Kepulauan Anambas (sebagai laporan); 3, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kepulauan 4. 5. anambas; Inspektur; -21- Catatan : - Coret yang tidak perlu oe Pilih salah satu dengan memberikan tanda centang (1) ++ diisi oleh pejabat yang menaggani bidang kepegawaian sebelum PNS mengajukan cuti ‘es diberi tanda centang dan alasanya. Cuti tahunan berjalan Sisa cuti 1 tahun sebelumnya Sisa cuti 2 tahun sebelumnya BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, [ 2 | ass. unum ABDUL HARIS -22- Lampiran Il: Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor : Tahun 2018 Tanggal Januari 2018 CONTOH IZIN SEMENTARA PELAKSANAAN SURAT IZIN CUTI KARENA ALASAN PENTING PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS IZIN SEMENTARA PELAKSANAAN CUTI KARENA ALASAN PENTING NOMOR ... 1. Diberikan izin sementara untuk melaksanakan cuti kepada Pegawai Negeri Sipil: Nama NIP Pangkat/golongan ruang Jabatan Unit Kerja Selama ..., terhitung mulai tanggal .. ..». Sampai dengan tanggal Sean dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting, wajib menyerahkan pekerjaan kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk. b. Setelah selesai menjalankan cuti tahunan wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti tahunan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Tembusan : 1, Bupati Kepulauan Anambas (sebagai laporan); 2. Wakil Bupati Kepulauan Anambas (sebagai laporan); 3, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas} 4. Inspektur; 5, Catatan: + Tulis nama jabatan dari pejabat yang berwenang memberikan izin sementara BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, ABDUUHARIS -23- Lampiran III : Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 5 Tahun 2018 Tanggal 2 Januari 2018 CONTOH PERMINTAAN/PERMOHONAN PERPANJANGAN CUTI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Kepada di Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Pangkat / Golongan Ruang Jabatan Unit Kerja Memberitahukan dengan hormat, bahwa cuti di luar tanggungan negara yang sedang saya jalankan berdasarkan Keputusan ....... Nomor ....... Tanggal ........ akan berakhir tanggal ....... Sehubungan dengan maka saya mengajukan permintaan / permohonan perpanjangan cuti di luar tanggungan negara tersebut selama terhitung mulai_ tanggal ... S/d tanggal .. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara alamat saya adalah di Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, NIP. BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, PARAF KOORDINAS! ASS. UMUM ABDUS HARIS 3 | KABAG HUKUM -24- LampiranIV : Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor : 5 Tahun 2018 Tanggal _: 2 Januari 2018 CONTOH LAPORAN TERTULIS TELAH SELESAI MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Kepada di Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Pangkat / Golongan Ruang Unit Kerja dengan ini melaporkan bahwa saya pada tanggal ......... telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara berdasarkan Keputusan ........ Nomor «........ tanggal «ss... Berkenaan dengan hal tersebut saya mengajukan permohonan untuk dapat diangkat dan diaktifkan kembali. Demikian laporan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hormat saya, BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, fp [asm | KABAG HUKUM ABDUKHARIS

Anda mungkin juga menyukai