Anda di halaman 1dari 18

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.A.1.III.2014 1
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Handhygiene

Nama
NIP.
1 Pengertian : Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun cair dan air mengalir yang sesuai standar.
2 Tujuan : Menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada pada kulit tangan.
3 Kebijakan : 1 Dilaksanakan Segera : setelah tiba di fasilitas kesehatan dasar.
2 Dilaksanakan Sebelum : kontak langsung dengan pasien, memakai sarung
tangan, pemeriksaan klinis dan tindakan invasif (pemberian suntikan intra
vaskuler), menyediakan / mempersiapkan obat-obatan, mempersiapkan
makanan, memberi makan pasien.
3 Dilaksanakan Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana
tangan terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4 Dilaksanakan Setelah : kontak dengan pasien, melepas sarung tangan, melepas
alat pelindung diri, kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
eksudat luka dan peralatan yang diketahui atau . kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal)
apakah menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan, menggunakan
toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan, meninggalkan fasilitas
kesehatan dasar.
5 Prosedur 2 sampai 8 dilaksanakan selama 15 - 20 Detik.
6 Prosedur seluruhnya dilaksanakan selama 40 - 60 detik.
4 Petugas/Sasaran : 1 Tenaga Kesehatan.
2 Tenaga Non Kesehatan.
3 Pasien.
4 Pengunjung Fasilitas Kesehatan Dasar.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air Mengalir Sesuai Standar.
Prasarana 2 Sabun Cair Yang Mengandung chlorhexidine.
3 Tissue Kertas (Paper Towel).
4 Tempat Sampah.
6 Prosedur : 1 Melepaskan semua perhiasan yang ada ditangan.
2 Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
3 Tuangkan 3 - 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
4 Gosok dengan kedua telapak tangan hingga merata.
5 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
6 Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
7 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
8 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
9 Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10 Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ; Edisi Tahun 2011
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pelaksanaan Handhygiene dan
Handrub di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.A.2.III.2014 2
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Handhygiene Handrub

Nama
NIP.
1 Pengertian : Proses mekanik untuk menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora
transien dengan menggunakan handrub antiseptik.
2 Tujuan : Menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien pada pada kulit
tangan.
3 Kebijakan : 1 Setelah 5 - 10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan menggunakan

sabun cair yang mengandung chlorhexidine dan air yang mengalir.


2 Alternatif / Untuk efisiensi waktu.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Alcohol - Based / Handrub. • Alkohol 60 % - 90 % + gliserin 10 % 1-2 cc untuk
Prasarana cuci tangan tanpa air (hand rubs)
2 Wadah berpompa dan memiliki dudukan.
6 Prosedur : 1 Langkah menggunakan handrub sama dengan standar prosedur operasional
handhygiene.
2 Setelah 5 - 10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan sesuai dengan
standar prosedur operasional handhygiene.
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ; Edisi Tahun 2011

3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor


……………………………….. Tentang Kebijakan Pelaksanaan Handhygiene dan
Handrub di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.B.1.III.2014 3
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Alat Pelindung Diri


Sarung Tangan
Nama
NIP.
1 Pengertian : Pelindung barrier, sebagai alat pelindung diri (APD) Tangan, untuk melindungi
petugas fasilitas kesehatan dasar dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses
pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi tangan petugas fasilitas kesehatan dasar dari bahan dan alat yang
dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang
berada di tangan petugas kesehatan.
3 Kebijakan : 1 Dilaksanakan ketika akan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas. (Sarung Tangan Bersih).
2 Dilaksanakan ketika melakukan prosedur medis yang bersifat invasif
misalnya menjahit luka, pencabutan gigi, pemasangan IUD (Sarung Tangan
Steril).
3 Dilaksanakan ketika menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah
terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar.(Sarung Tangan
Bersih atau Sarung Tangan Rumah Tangga).
4 Dilaksanakan ketika menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak yang
diperlukan pada pasien penyakit menular melalui kontak yang telah
diketahui atau dicurigai.
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan.
2 Petugas Non Kesehatan.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Peralatan handhygiene
Prasarana 2 Sarung Tangan steril,Sarung tangan bersih dan Sarung tangan rumah tangga
3 Wadah berisi larutan khlorin 0,5%.
4 Tempat sampah infeksius (warna kuning).
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai
3 Jika kontak dengan pasien, darah atau cairan tubuh gunakan sarung tangan
bersih
4 Jika kontak dengan jaringan dibawah kulit gunakan sarung tangan steril
5 Ketika melepas sarung tangan, celupkan tangan kedalam larutan khlorin 0,5%,

6 Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang
masih memakai sarung tangan.
7 Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
tangan yang belum dilepas
8 Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama dan buanglah sarung
tangan bekas di tempat sampah infeksius (warna kuning)
9 Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau
dengan handrub.
10 Untuk sarung tangan rumah tangga setelah dilepaskan sarung tangan langsung
direndam dalam larutan chlorin selama 10 menit kemudian dicucibilas dengan
air mengalir dan sabun lalu dikeringkan.
7 Dokumen terkait, : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya,Edisi Tahun 2011
3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per 08/Men/VII/2007
Tentang Alat Pelindung Diri
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.B.2.III.2014 4
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Alat Pelindung Diri


Masker atau Respirator
Nama
NIP.
1 Pengertian : Pelindung (barrier),sebagai alat pelindung diri (APD) hidung, mulut, bagian bawah
dagu, dan rambut pada wajah, untuk melindungi petugas fasilitas kesehatan dasar
dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah petugas
sewaktu petugas kesehatan, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan.
3 Kebijakan : Dilaksanakan ketika kontak dengan pasien yang telah diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui udara atau droplet.
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
2 Pasien
3 Pengunjung fasilitas kesehatan dasar
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir Sesuai Standar
Prasarana 2 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
3 Tissue Kertas (Paper Towel)
4 Masker atau Respirator
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene
2 Peganglah masker atau respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan
bagian hidung pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali pengikat masker atau
respirator menjuntai bebas di bawah tangan.
3 Posisikan masker atau respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk hidung
berada di atas.
4 Tariklah tali pengikat masker atau respirator yang atas dan posisikan tali agak
tinggi di belakang kepala Anda di atas telinga. Tariklah tali pengikat
respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.
5 Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di
belakang kepala Anda di atas telinga.Tariklah tali pengikat respirator yang
bawah dan posisikan tali di bawah telinga.
6 Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang terbuat dati
logam.Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua jari dari masing-masing
tangan) mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan menekan respirator dengan
satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.
7 Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar
posisi respirator tidak berubah.
8 Setelah digunakan untuk melepaskan masker, ingatlah bahwa bagian depan
masker telah terkontaminasi – jangan disentuh
9 Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
10 Setelah digunakan buang masker bekas pada tempat sampah infeksius
11 Lakukan Handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Pedoman Pelatihan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru (Practical Approach To
Lung Health PAL) Untuk Tenaga Puskesmas
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Edisi Tahun 2011
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.B.3.III.2014 5
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Alat Pelindung Diri


Mata
Nama
NIP.
1 Pengertian : Pelindung barrier,sebagai alat pelindung diri (APD) mata, untuk melindungi tenaga
kesehatan dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi mata petugas sewaktu petugas fasilitas kesehatan dasar
melaksanakan pelayanan kesehatan untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki mata petugas kesehatan.
3 Kebijakan : Digunakan ketika melaksanakan pelayanan kesehatan untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki mata petugas kesehatan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
3 Tissue Kertas (Paper Towel)
4 Kaca mata atau visor
5 Larutan Chlorin 0,5 % Semprot
6 Air DTT
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene
2 Gunakan kaca mata yang sesuai dengan ukuran
3 Posisikan kacamata di wajah Anda dan pastikan mata terlindungi.
4 Saat melepaskan kaca mata setelah digunakan, ingatlah bahwa bagian luar
kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi!
5 Untuk melepasnya, pegang gagang kacamata.
6 Setelah digunakan lakukan dekontaminasi kaca mata menggunakan larutan
chlorin pada bagian luar kaca mata.
7 Lakukan Handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Edisi Tahun 2011
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor

……………………………….. Tentang Kebijakan Penggunaan Alat Perlindungan Diri

Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.B.4.III.2014 6
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Alat Pelindung Diri


Gaun Pelindung
Nama
NIP.
1 Pengertian : Pelindung barrier,sebagai alat pelindung diri (APD) menutupi seragam atau
mengganti pakaian biasa, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui airborne atau droplet.
2 Tujuan : Melindungi baju dan kulit petugas dari sekret pada saat merawat pasien yang
diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui airborne atau droplet.
3 Kebijakan : 1 Digunakan pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui airborne atau droplet dan kontak dengan bahan yang
berpotensi menularkan penyakit.
2 Gaun pelindung hanya boleh dipergunakan di area fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
3 Gaun pelindung yang dipergunakan adalah gaun pelindung yang menggunakan
tali pengikat dibelakang.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
3 Petugas Kesehatan Lain
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
3 Tissue Kertas (Paper Towel)
4 Gaun Pelindung
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene
2 Pakai gaun pelindung.
3 Gunakan sarung tangan dan pastikan pangkal sarung tangan harus menutupi
ujung lengan gaun terlindungi sepenuhnya
4 Setelah melaksanakan tindakan lepaskan sarung tangan.
5 Lepaskan gaun pelindung secara terbalik, pegang bagian dalam gaun pelindung,
karena bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi!
6 Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.
7 Lakukan Handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Edisi Tahun 2011
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.B.5.III.2014 7
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Alat Pelindung Diri


Apron
Nama
NIP.
1 Pengertian : Adalah alat penghalang tahan air untuk sepanjang badan sampai lutut petugas
kesehatan.
2 Tujuan : Mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan
secara langsung.
3 Kebijakan : Digunakan pada saat merawat / memberikan pelayanan pasien yang berpotensi
mengeluarkan cairan tubuh yang dapat mengenai tubuh petugas seperti :
Pertolongan persalinan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
3 Tissue Kertas (Paper Towel)
5 Apron / Celemek Tahan Air
6 Prosedur : 1 Pakailah Apron / Celemek Tahan Air
2 Hand Hygiene
3 Gunakan sarung tangan
4 Posisikan gaun pelindung di badan anda dan pastikan pangkal sarung tangan
harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya terlindungi.
5 Posisikan apron di bawah gaun pelindung.
6 Setelah digunakan dekontaminasi gaun pelindung dan apron
7 Lakukan Handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Edisi Tahun 2011
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.C.1.III.2014 8
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Peralatan Perawatan
Pasien
Nama
NIP.
1 Pengertian : Proses pencegahan infeksi dari peralatan perawatan pasien melalui tindakan
(precleaning/prabilas), pencucian dan pembersihan, sterilisasi atau disinfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi)
2 Tujuan : Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan
resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa (HIV AIDS dan Hepatitis) melalui
pemrosesan alat yang telah digunakan
3 Kebijakan Dilaksanakan dengan cara dekontaminasi, pencucian dan pembersihan, disinfeksi
tingkat tinggi (DTT)/sterilisasi pada saat memproses alat-alat yang akan digunakan
atau sesudah tindakan pelayanan kesehatan
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
3 Petugas kebersihan
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Sarung tangan rumah tangga
3 Sikat (boleh menggunakan sikat gigi)
4 Detergen
5 Alat sterilisasi uap tekanan tinggi (otoklaf)
6 Wadah anti karat untuk larutan Chlorin
7 Larutan Chlorin 0,5 %
6 Prosedur : 1 Lakukan handhygiene
2 Gunakan Alat Pelindung Diri
3 Lakukan dekontaminasi selama 10 menit dalam larutan chlorin 0,5%
4 Lakukan cuci bilas dengan menggunakan air mengalir dan detergen
5 Lakukan DTT selama 20 menit /sterilisasi menggunakan autoclaf selama 30
menit jika terbungkus/20 menit jika tidak terbungkus. Apabila menggunakan
panas kering dengan suhu 1700C dalam waktu 60 menit
6 Bungkus peralatan dengan rapi (bila peralatan tidak dibungkus saat
pemrosesan)
7 Berikan label yang ditulis tanggal pemrosesan DTT/sterilisasi
8 Simpan peralatan dengan jarak minimal 40-50cm dari lantai bawah, 20-30cm
dari dinding dan 30-40 cm dari atap
9 Lakukan handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Penerbit Departemen Kesehatan
Republik Indonesia bekerjasama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekoiogi
Indonesia. Maternal and Neonatal Health dan JNPK-KR. Jakarta.Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007).
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Edisi Tahun 2011
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pengelolaan Peralatan Perawatan
Pasien Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.D.1.III.2014 9
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Penatalaksanaan Linen

Nama
NIP.
1 Pengertian : Penanganan linen kotor infeksius (linen kotor bekas dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan
tubuh dan darah serta bekas pasien berpenyakit menular) mulai dari pengumpulan, pemilahan,
pengangkutan, pencucian dan pendistribusian, sehingga mencegah infeksi mikroba ke pasien lain,
petugas dan lingkungan.
2 Tujuan : Pencegahan infeksi dasar untuk mengurangi penularan penyakit dari linen kotor infeksius linen
kotor bekas dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah serta bekas pasien
berpenyakit menular)
3 Kebijakan : 1 Petugas yang bekerja dalam pengelolaan linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat
pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta dianjurkan memperoleh
imunisasi hepatitis B
2 Tersedia tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci,
desinfektan, pengering, meja dan mesin strika.
3 Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan
untuk membungkus linen kotor
4 Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen kotor dan linen bersih,
kereta harus dicuci dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor
5 Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
3 Cleaning Service
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Detergen
3 Desinfektan
4 Kereta dorong
5 Alat pelindung diri
6 Kantong linen
7 Mesin cuci dan Pengering
8 Meja dan Mesin setrika
6 Prosedur : 1 Lakukan handdygiene sebelum dan setelah melaksanakan tugas
2 Gunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri
3 Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan memasukan linen ke
dalam kantong plastik sesuai dengan jenisnya dan diberi label
4 Angkut linen kotor yang sudah dibungkus pelastik dengan menggunakan kereta dorong khusus
untuk linen kotor ke ruang pencucian
5 Penerimaan di ruang pencucian dengan mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara
infeksius dan non infeksius serta dipilah berdasarkan kekotorannya
6 Pencucian :
a Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan
deterjen dan desinfektan
b Membersihkan linen kotor dari tinja, urine, darah, dan muntahan kemudian merendamnya
dengan menggunakan desinfektan
c Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya
4 Pengeringan
5 Penyetrikaan
6 Penyimpanan linen dipisahkan sesuai dengan jenisnya, linen baru yang diterima ditempatkan di
lemari bagian bawah, dan pintu lemari harus selalu tertutup
7 Pengangkutan linen bersih dengan menggunakan kereta yang berbeda dengan pengangukatan
linen kotor
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/Menkes/SK/III/2007 Tentang

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor ………………………………..
Tentang Kebijakan Penatalaksanaan Linen Pasien Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di
Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.D.1.III.2014 10
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Pengendalian
Lingkungan
Nama
NIP.
1 Pengertian : Disinfektan standar untuk menghalau patogen dan menurunkannya secara
signifikan di permukaan terkontaminasi sehingga memutuskan rantai
penularan penyakit.
2 Tujuan : Untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga
dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari
lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah
sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja
dapat dicegah
3 Kebijakan : 1 Semua permukaan horizontal di tempat di mana pelayanan yang disediakan
untuk pasien harus dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor.
Permukaan tersebut juga harus dibersihkan bila pasien sudah keluar dan
sebelum pasien baru masuk.
2 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah
bersentuhan langsung dengan pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan
dan didisinfeksi di antara pasien-pasien yang berbeda
3 Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala
4 Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelah
digunakan
5 Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan dikeringkan setelah
digunakan dan sebelum disimpan
6 Tempat-tempat di sekitar pasien harus bersih dari peralatan serta
perlengkapan yang tidak perlu sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh
setiap hari
7 Meja pemeriksaan dan peralatan di sekitarnya yang telah digunakan pasien yang
diketahui atau suspek terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran harus dibersihkan dengan disinfektan segera setelah digunakan

8 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah


bersentuhan langsung dengan pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan
dan didisinfeksi di antara pasien-pasien yang berbeda
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
3 Cleaning Service
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Detergen
3 Alat Pelindung Diri
4 Tempat Sampah
5 Kantong Plastik
6 Prosedur : 1 Pasang gaun pelindung, celemek, dan sarung tangan karet
2 Bersihkan bagian permukaan yang terkena tumpahan tersebut dengan air dan
detergen menggunakan kain pembersih sekali pakai
3 Buang kain pembersih ke wadah limbah tahan bocor yang sesuai
4 Lakukan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan.
(Catatan: sodium hipoklorit dapat digunakan untuk disinfeksi, dengan
konsentrasi yang dianjurkan berkisar dari 0,05% sampai 0,5%)
5 Lepas sarung tangan karet dan celemek dan tempatkan perlengkapan tersebut ke
wadah yang sesuai untuk pembersihan dan disinfeksi lebih lanjut
6 Tempatkan gaun pelindung,celemek, dan sarung tangan karet dan masukkan ke
wadah yang sesuai
7 Lakukan handdygiene
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Medis
dan Pengendalian Lingkungan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.D.2.III.2014 11
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pengelolaan Limbah Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas
Padat Medis

Nama
NIP.
1 Pengertian : Penanganan limbah padat medis di puskesmas yang meliputi pemilahan pada sumber,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pembuangan
akhir (diangkut oleh pihak ke-3).
2 Tujuan : Mengelola limbah padat medis sesuai dengan ketentuan departemen Kesehatan
sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit
bagi petugas, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas
3 Kebijakan : 1 Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan, masker,
helm, sepatu kerja, setiap memulai melakukan tugas serta harus mencuci tangan
dengan sabun cair setiap selesai melakukan tugas.
2 Pengambilan limbah padat medis dilakukan tiap hari dari setiap ruangan yang
menghasilkan limbah padat medis.
3 Puskesmas menyediakan gudang / tempat penyimpanan limbah padat medis
sementara (TPS) yang aman dan terhindar dari gangguan hewan, dengan diberi
papan nama dan tanda bahaya.
4 Pengawasan pelaksanaan harian meliputi :
a Pengawasan pengambilan limbah padat medis
b Pengawasan gudang/ penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS)
c Pengawasan pemakaian alat pelindung diri
5 Petugas yang tidak mengenakan alat pelindung diri harus mendapatkan peringatan
atau sangsi yang tegas
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
3 Cleaning Service
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air Mengalir
Prasarana 2 Detergen
3 Safty box
4 Alat Pelindung Diri
5 Tempat / plastik sampah padat medis
6 Prosedur : 1 Identifikasi limbah padat medis (infeksius, potensial bahaya, logam tajam dan benda
tajam)
2 Pisahkan limbah padat medis sesuai dengan jenis limbah
3 Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
a Limbah padat medis infeksius dan potensial menjadi berbahaya dimasukkan
kontainer anti bocor, anti tusuk, dengan lapisan kantong plastik warna kuning
dan diikat dengan tali
b Limbah padat medis logam tajam, benda tajam dimasukkan dalan kontainer
khusus(safty box) dan tutup bila sudah mencapai 3/4 penuh.
c Limbah padat medis berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan
kadaluarsa bila memungkinkan dikirim kembali ke agen penyedia.
4 Labeling sesuai dengan jenis limbah yang ada didalamnya
5 Simpan limbah padat medis yang sudah ditempatkan pada wadah di gudang/tempat
penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS) yang aman sebelum
dikirim/diambil perusahaan pengelola limbah medis yang sudah ditunjuk.

7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Ruah Sakit

4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor


……………………………….. Tentang Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Medis dan
Pengendalian Lingkungan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.E.1.III.2014 12
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Perlindungan Petugas
Kesehatan Terhadap
Pajanan
Nama
NIP.
1 Pengertian : Penatalaksanaan oleh petugas kesehatan pada pajanan bahan kimia atau cairan
tubuh
2 Tujuan : Tahap awal dalam tindakan mengurangi pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
3 Kebijakan : 1 Ketika terpajan bahan kimia.
2 Ketika terpajan sumber potensi HIV, HBV, HCV, Neisseria meningitidis, MTB,
Hepatitis A, Difteri, Varicella zoster, Bordetella pertusis, Rabies.
3 Apabila terpajan segera hubungi Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi
Puskesmas dan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan
lanjutan
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
5 Peralatan/Sarana / : 1 Air mengalir
Prasarana
6 Prosedur : 1 Melakukan tindakan pertolongan pertama, berupa :
a.Jika pajanan pada mata : bilas dengan air mengalir selama 15 menit
b.Jika pajanan pada kulit : bilas dengan air mengalir selama 1 menit
c.Jika pajanan pada mulut : Segera kumur - kumur dengan air selama 1menit
2 Lapor kepada komite pengendalian pencegahan infeksi puskesmas
3 Apabila diperlukan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan
lanjutan
7 Dokumen terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor

……………………………….. Tentang Kebijakan Perlindungan Petugas Kesehatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.E.2.III.2014 13
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Pengambilan Specimen
Dahak
Nama
NIP.
1 Pengertian : Tindakan pengambilan speciemen dahak terhadap pasien terduga TB
2 Tujuan : Mencegah petugas kesehatan dari kemungkinan penularan akibat percikan dahak
yang infeksius.
3 Kebijakan : 1 Semua penderita terduga TB dan petugas harus selalu mematuhi prosedur
mengeluarkan dahak yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan speciemen dahak di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan
speciemen dahak di rumah
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
2 Pasien
5 Peralatan/Sarana / : 1 Ruangan khusus berdahak (terbuka, mendapat sinar matahari langsung,
Prasarana ventilasi baik)
2 Pot dahak bersih, kering, diameter mulut pot 4-5 cm, transparan, bertutup ulir
3 minimal tiga, tidak
Tempat sampah bocor
infeksius
4 Air yang mengalir
5 Wastafel
6 Cairan desinfektan (aerosol)
7 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine
8 Tissue
6 Prosedur : 1 Pasien Berkumur dengan air bersih
2 Melepas gigi palsu (bagi yang menggunakan)
3 Tarik nafas yang dalam (2-3 kali) dan hembuskan nafas dengan kuat
4 Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, kemudian berdahak dengan kuat dan
masukan dahak ke dalam pot
5 Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
6 Pasien harus melakukan handhygiene
7 Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium, di tempat yang telah
disediakan
8 Petugas melaksanakan handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB Tahun 2012
2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pengambilan Speciemen Dahak,
Urine dan Darah Di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.E.3.III.2014 14
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Pengambilan Specimen
Urine
Nama
NIP.
1 Pengertian : Tindakan pengambilan speciemen urine untuk pemeriksaan laboratorium
2 Tujuan : Mencegah petugas kesehatan dari kemungkinan penularan akibat percikan urine yang
infeksius.
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan
specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan speciemen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan
speciemen urine yang benar
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
2 Pasien
5 Peralatan/Sarana / : 1 Toilet
Prasarana 2 Pot urine, transparan, bertutup ulir satu, tidak bocor
3 Tempat sampah infeksius
4 Air yang mengalir
5 Bengkok atau Pispot
6 Cairan desinfektan (aerosol)
7 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine
8 Tissue
6 Prosedur : 1 Pasien diberitahukan dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
2 Pasien dianjurkan melakukan hand hygiene kemudian cebok / membilas sebelum
buang air kecil
3 Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit,setelah itu urine yang
keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok kemudian dituangkan kedalam botol
yang tersedia
4 Petugas menggunakan alat pelindung diri sarung tangan.
5 Petugas menerima botol speciemen urine yang telah terisi
6 Petugas memberi label speciemen (nama dan nomor medrek)
7 Petugas melepas sarung tangan bersih kemudian membuang sarung tangan bekas
pada tempat sampah infeksius
8 Petugas melaksanakan handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pengambilan Speciemen Dahak, Urine
dan Darah Di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.E.4.III.2014 15
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Pengambilan Specimen
Darah
Nama
NIP.
1 Pengertian : Tindakan pengambilan speciemen darah dari pembuluh darah vena untuk pemeriksaan
laboratorium
2 Tujuan : Melaksanakan tindakan pengambilan darah yang aman sehingga mencegah
terpaparnya petugas terhadap setiap risiko infeksi yang dapat dihindari.
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan
specimen darah yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan speciemen darah di fasilitas kesehatan
3 Menyuntik menggunakan jarum yang steril dan sekali pakai.
4 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan harus segera dibuang, tanpa ditutup
kembali, dalam wadah anti tusuk dan anti bocor yang tertutup, disegel, dan segera
dihancurkan sebelum penuh.
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
2 Pasien
5 Peralatan/Sarana / : 1 Perlengkapan Tindakan (Obat, Spuit, Bak Instrumen, dll)
Prasarana 2 Alat Pelindung Diri Sarung Tangan Bersih
3 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
4 Air Mengalir
5 Safety Box
6 Botol Speciemen Yang Berisi EDTA
7 Bengkok
8 Kapas Alokohol
9 Torniquet
10 Perlak / Alas
11 Verban / Plester
12 Gunting
6 Prosedur : 1 Lakukan handhygiene
2 Pasien diberitahukan dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
3 Gunakan alat pelindung diri / sarung tangan bersih
4 Gunakan alat suntik sekali pakai
5 Memasang perlak / alas
6 Menyiapkan bengkok
7 Memasang torniquet dan menganjurkan pasien mengepalkan tangan
8 Melakukan desinfeksi ditempat akan dilakukan pengambilan darah
9 Melakukan tindakan pengambilan speciemen darah sesuai kebutuhan dengan
menusukan jarum pada posisi 45 derajat dari permukaan kulit
10 Memasukan speciemen darah pada botol speciemen berisi EDTA
11 Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian diplester
12 Buang langsung spuit bekas kedalam safety box tanpa menutup jarum
13 Petugas memberi label speciemen (nama dan nomor medrek)
14 Petugas mengirim speciemen ke laboratorium
15 Lepaskan alat pelindung diri / sarung tangan bersih
16 Lakukan handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Pengambilan Speciemen Dahak, Urine
dan Darah Di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.F.1.III.2014 16
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Penempatan Pasien

Nama
NIP.
1 Pengertian : Penempatan Pasien adalah kewaspadaan standar yang harus diberlakukan
terhadap semua pasien, dengan cara menempatkan pasien yang dapat
mengkontaminasi lingkungan maupun yang tidak terjamin kebersihannya
pada ruang khusus/terpisah.
2 Tujuan : Memutuskan rantai penularan mikroba penyebab infeksi baik melalui
udara, droplet, kontak kulit atau permukaan yang terkontaminasi.
3 Kebijakan : 1 Membatasi ruang gerak pasien.
2 Sirkulasi ruangan harus baik.
3 Diberlakukan sejak kedatangan pasien di tempat penerimaan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Tenaga Kesehatan.
2 Pasien.
3 Pengunjung Fasilitas Kesehatan.
5 Peralatan/Sarana/P : 1 Ruang tunggu terpisah
rasarana 2 Masker
3 Handhygine
4 Tempat sampah tertutup
5 Ventilasi baik mekanik ataupun natural
6 Prosedur : 1 Ruang Tunggu dan ruang pemeriksaan antara pasien non infeksius dan
pasien infeksius
2 Mewajibkan ditempatkan
pasien-pasien terpisahdan petugas yang ada di ruang
infeksius
3 Ruang pasien infeksius mempunyai standar
infeksius mengunakan APD sesuai selama
pengaturan dan berada di Fasilitas
penataan ventilasi
4 yang memadai.
Penempatan pasien (pasien rawat inap)
a Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar pasien ≥ 1 meter
b Penggelolaan udara khusus tidak diperlukan asalkan pintu dan
jendela terbuka
c Pertukaran terutama
udara untuk
ideal ≥ 12 pasien
x/jam, TBudara terkontrol
aliran
d Jangan gunakan AC sentral atau AC dengan HEPA filter
5 Pencatatan administrasi
a Tidak kontak erat dan menjaga jarak minimal 1 meter dari pasien
b Batasi jumlah petugas seminimal mungkin dilingkungan pasien
c Pastikan ventilasi ruangan memadai
d Arah angin dari belakang petugas
e Memberikan informasi kepada pasien agar mematuhi peraturan
f kebersihan dan etika
Petugas kesehatan batuk
jika serta
kontak kebersihan
erat tangan, bila
gunakan masker
6 Pemeriksaan fisik dan tindakan medis
a Batasi jumlah petugas dilingkungan pasien seminimal mungkin
b Pastikan ruangan cukup udara
c Arah angin dari belakang petugas
d Ventilasi yang baik
e Sinar matahari dapat masuk keruangan
f Petugas gunakan masker
g Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak pasien
7 Dokumen terkait : 1 Materi Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Hasan Sadikin
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.G.1.III.2014 17
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Etika Batuk dan Bersin

Nama
NIP.
1 Pengertian : Perilaku petugas kesehatan maupun pasien dalam mengendalikan penyebaran
infeksi melalui batuk dan bersin
2 Tujuan : Mengendalikan lingkungan untuk mengurangi penularan infeksi pernapasan
melalui batuk dan bersin di fasilitas kesehatan
3 Kebijakan : 1 Langkah pengendalian sumber infeksi harus dilakukan untuk semua orang yang
batuk dan bersin
2 Berlaku disemua lingkungan fasilitas kesehatan
3 Dilakukan pada setiap batuk dan bersin
4 Memberikan informasi kepada semua pengunjung tentang etika batuk di fasilitas
kesehatan
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan
2 Pasien
3 Pengunjung
5 Peralatan/Sarana / : 1 Tisue
Prasarana 2 Tempat sampah tertutup
3 Air yang mengalir
4 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine
6 Prosedur : 1 Bila Anda merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling/menjauh dari
orang-orang disekitar Anda;
2 Kemudian tutuplah hidung dan mulut anda dengan menggunakan
tissue/saputangan atau lengan baju kiri atas;
3 Apabila batuk berdahak buanglah dahak di tissue atau dipermukaan tanah yang
terpapar sinar matahari
4 Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah tertutup;
5 Lakukan handhygiene ;
6 Bila perlu gunakan masker.
7 Dokumen terkait : 1 Pedoman Interim WHO, 2007, Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut, (ISPA)
2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 565 Tahun 2011 Tentang Strategi Nasional
Pengendalian Tuberculosis.
3 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Etika Batuk dan Penempatan
Pasien Di Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
PPI.H.1.III.2014 18
Tanggal Terbit Ketua Komite
Pencegahan Pengendalian Infeksi Puskesmas

Menyuntik Yang Aman

Nama
NIP.
1 Pengertian : Tindakan menyuntik yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pasien dengan
syarat dan cara yang aman.
2 Tujuan : Melaksanakan tindakan menyuntik yang aman sehingga mencegah terpaparnya
petugas terhadap setiap risiko infeksi yang dapat dihindari.
3 Kebijakan : 1 Menyuntik yang tidak perlu harus dihindari, dengan penggunaan oral bila
sesuai.
2 Menyuntik menggunakan jarum yang steril dan sekali pakai.
3 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose. Jarum atau
spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat
menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai
untuk pasien lain.
4 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan harus segera dibuang, tanpa
ditutup kembali, dalam wadah anti tusuk dan anti bocor yang tertutup, disegel,
dan segera dihancurkan sebelum penuh.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis
2 Paramedis
5 Peralatan/Sarana / : 1 Perlengkapan Tindakan (Obat, Spuit, Bak Instrumen, dll)
Prasarana 2 Alat Pelindung Diri Sarung Tangan Bersih
3 Sabun Cair yang mengandung chlorhexidine
4 Air Mengalir
5 Safety Box
6 Prosedur 1 Lakukan handhygiene
2 Gunakan alat pelindung diri / sarung tangan bersih
3 Gunakan alat suntik sekali pakai
3 Lakukan tindakan menyuntik
4 Buang langsung spuit bekas kedalam safety box tanpa menutup jarum
5 Lepaskan alat pelindung diri / sarung tangan bersih
: 6 Lakukan handhygiene
7 Dokumen terkait : 1 Joint ILO/WHO Guidelines on Health Services and HIV/AIDS
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
4 Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
……………………………….. Tentang Kebijakan Praktik Menyuntik Aman Di
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai