Anda di halaman 1dari 11

TEORI PEMROSESAN INFORMASI bertahan kurang lebih 15 detik tanpa

pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam


Teori belajar pemrosesan
bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
informasi/sibernetik merupakan teori belajar
Artinya agar informasi dapat bertahan dalam
yang relatif baru dibandingkan teori-teori belajar
WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi
lainnya. Menurut teori
kapasitas disamping melakukan pengulangan.
sibernetik, "belajar" adalah pemrosesan
informasi. Teori ini lebih mementingkan sistem 3. Long Term Memory (LTM)
informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.
Long Term Memory (LTM) diasumsikan:
Bagaimana proses belajar berlangsung, sangat
ditentukan oleh sistem informasi dari pesan a) berisi semua pengetahuan yan telah dimiliki
tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik individu,
berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara
belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab b) mempunyai kapasitas tidak terbatas,
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem c) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia
informasi. tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Asumsi teori belajar sibernetik (Lusiana, 1992): Adapun implikasi teori pemrosesan informasi
Antara stimulus dan respon terdapat suatu seri terhadap kegiatan pembelajaran adlah sebagai
tahapan pemrosesan informasi di mana pada berikut:
masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah 1. Model pemrosesan informasi dari belajar
waktu tertentu. dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi
Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan perencanaan dan desain pembelajaran dalam
tadi akan mengalami perubahan bentuk atau pun proses pendidikan. Belajar dimulai dengan
isinya. pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri
dengan umpan balik yang mengikuti
Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas performance pembelajar.
terbatas.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang
Komponen pemrosesan informasi dipilah diberikan kepada pembelajar selama
berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk pembelajaran berfungsi mensupport yang terjadi
informasi, serta proses terjadinya. Komponen pada pembelajaran.
tersebut adalah:
1.Konsep Sensasi,Atensi,Persepsi,dan Memori
1. Sensory Receptor (SR)
A.Konsep Sensasi
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat
pertama kali informasi diterima dari luar. Di Sensasi merupakan tahap pertama stimulus
dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk mengenai indera. Sensasi merupakan
aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, pengalaman elementer yang tidak memerlukan
dan informasi tadi mudah terganggu atau penguraian verbal. Sensasi adalah proses
berganti. manusia dalam dalam menerima informasi
sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui
2. Working Memory (WM) penginderaan dan menerjemahkan informasi
tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang
Working Memory (WM) diasumsikan mampu
bermakna. Fungsi alat indera dalam menerima
menangkap informasi yang diberi perhatian oleh
informasi sangat penting, melalui alat indera,
individu. Karakteristik WM adalah memiliki
manusia dapat memahami kualitas fisik
kapasitas terbatas (informasi hanya mampu
lingkungannya, memperoleh pengetahuan dan
kemampuan untuk berinteraksi dengan tersebut memablik dan anda terkejut ternyata ia
dunianya. Ketajaman sensasi dipengaruhi oleh bukan kawan anda tetapi orang yang tidak anda
faktor personal, perbedaan sensasi dapat kenal.
disebabkan perbedaan pengalaman atau
D.Konsep Memori
lingkungan budaya disamping kapasitas alat
indera yang berbeda. Dalam komunikasi intrapersonal, memori
memegang peranan penting dalm
memperngaruhi persepsi maupun berpikir.
B.Konsep Perhatian (Attention) Memori adalah system yang sangat berstruktur
yang menyebabkan organisme sanggup
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli
merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya
kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah
( Schlessinger dan Groves, 1976). Setiap stimuli
(Kenneth E. Andersen). Faktor eksternal yang
menenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu
mempengaruhi perhatian dimana hal ini
direkam secara sadar atau tidak sadar.
ditentukan oleh faktor-faktor situasional
Memori melewati tiga proses :
personal. Faktor situasional terkadang disebut
sebagaideterminan perharian yang bersifat a. Perekaman (encoding) adalah pencatatan
eksternal atau penarik perhatian (attention informasi melalui reseptor indera dan sirkit
getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti : syaraf internal.
Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada b. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan
objek-objek yang bergerak. berapa lama informasi itu berada beserta kita,
dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan
Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan
bisa aktif atau pasif. Secara aktif bila kita
memerharikan stimuli yang menonjol dari
menambahkan informasi tambahan, kita mengisi
stimuli yang lain
informasi yang tidak lengkap dengan
Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar kesimpulan kita sendiri (inilah desas-desus
biasa, yang beda, akan menarik perhatian. menyebar lebih banyak dari volume asal).
Secara pasif terjadi tanpa penambahan.
Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan
berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan c. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-
menarik perhatian. hari, mengingat lagi adalah menggunakan
informasi yang disimpan.
C.Konsep Persepsi
2. Faktor yang mempengaruhi pemprosesan
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi informasi dalam belajar yaitu:
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi & menafsirkan pesan. Persepsi
1. Faktor internal (psikologis dan fisiologis)
memberikan makna pada stimuli inderawi
dan eksternal
(sensory stimuli). Menafsirkan makna informasi
inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, Factor internal adalah factor-faktor yang berasal
persepsi tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi
dan memori ( Desiderato, 1976). hasil belajar individu. Factor-faktor internal ini
meliputi factor fisiologis dan factor psikologiss.
Contoh : Anda melihat kawan anda melihat
etalase di toko. Anda menyergapnya dari
belakang, “udah lupa sama aku ya..”, orang
1. Factor fisiologis secara yang bersifat kuratif. Dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi
Factor-faktor fisiologis adalah factor-
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi
factor yang berhubungan dengan kondisi fisik
mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi
individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi
makanan yang bergizi , dan lain sebagainya.
dua macam.
2. Factor psikologis
Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat Factor –faktor psikologis adalah
memengaruhi aktivitas belajar seseorang . keadaan psikologis seseorang yang dapat
kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memengaruhi proses belajar. Beberapa factor
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan psikologis yang utama memngaruhi proses
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi ,
lemah atau sakit akan menghambat tercapainya minat, sikap dan bakat.
hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu
– kecerdasan /intelegensia siswa
keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi
proses belajar , maka perlu ada usaha untuk Pada umumnya kecerdasan diartikan
menjaga kesehatan jasmani. sebagai kemempuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara
diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
lain adalah :
Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya
a. menjaga pola makan yang sehat dengan berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga
memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam organ-organ tubuh lainnya. Namun bila
tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan merupakan organ yang penting dibandingkan
mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai
belajar, organ pengendali tertinggi (executive control)
dari hamper seluruh aktivitas manusia.
b. rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar
dan sehat; Kecerdasan merupakan factor psikologis
yang paling penting dalam proses belajar siswa,
c. istirahat yang cukup dan sehat.
karena itu menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi iteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi rendah tingkat intelegensi individu, semakin
fisiologis pada tubuh manusia sangat sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
memengaruhi hasil belajar, terutama panca Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain
akan mempermudah aktivitas belajar dengan sebagainya. Sebagai factor psikologis yang
baik pula . dalam proses belajar , merupakan penting dalam mencapai kesuksesan belajar,
pintu masuk bagi segala informasi yang maka pengetahuan dan pemahaman tentang
diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
manusia dapat menangkap dunia luar. Panca professional, sehingga mereka dapat memahami
indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas tingakat kecerdasannya.
belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu,
baik guru maupun siswwa perlu menjaga panca Para ahli membagi tingkatan IQ
indra dengan baik, baik secara preventif maupun bermacam-macam, salah satunya adalah
penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes
Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dalam diri individu yang aktif, mendorong,
dan Merill sebagai berikut ((Fudyartanto 2002). memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
Revision ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
manusia, yaitu:
seseorang.
A. Kelompok kecerdasan amat superior (very
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi
superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan
B. Kelompok kecerdasan superior merenytang motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah
anatara IQ 120—IQ 139; semua factor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk
C. Kelompok rata-rata tinggi (high average) melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang
menrentang anatara IQ 110—IQ 119; gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-
D. Kelompok rata-rata (average) merentang suruh untuk membaca, karena membaca tidak
antara IQ 90—IQ 109; hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa
jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam
E. Kelompok rata-rata rendah (low average) proses belajar, motivasi intrinsic memiliki
merentang antara IQ 80—IQ 89; pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic
relaatif lebih lama dan tidak tergantung pada
F. Kelompok batas lemah mental (borderline
motivasi dari luar(ekstrinsik).
defective) berada pada IQ 70—IQ 79;
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah,
G. Kelompok kecerdasan lemah mental
1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic
(mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69,
untuk belajar anatara lain adalah:
yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini
antara lain debil, imbisil, idiot. a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki
dunia yang lebih luas;
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan
individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada
atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui pada manusia dan keinginan untuk maju;
konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada c. Adanaya keinginan untuk mencapai
tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, prestasi sehingga mendapat dukungan dari
superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah orang-orang penting, misalkan orang tua,
mental. Informasi tentang taraf kecerdasan saudara, guru, atau teman-teman, dan lain
seseorang merupakan hal yang sangat berharga sebaginya.
untuk memprediksi kamampuan belajar d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu
seseorang. Pemahaman terhadap tingkat atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan
kecerdasan peserta didik akan membantu lain-lain.
megarahkan dan merencanakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa. Motivasi ekstrinsik adalah factor yang
dating dari luar diri individu tetapi memberi
-Motivasi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar.
Motivasi adalah salah satu factor yang Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan
memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya
Motivasilah yang mendorong siswa ingin respons dari lingkungansecara positif akan
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi memengaruhi semangat belajar seseorang
mendefinisikan motivasi sebagai proses di menjadi lemah.
relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa
dan sebaginya, baik secara positif maupun
negative (Syah, 2003).
- Minat
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi
Secara sederhana,minaat (interest) nerrti oleh perasaan senang atau tidak senang pada
kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi performan guru, pelajaran, atau lingkungan
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi
Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah munculnya sikap yang negative dalam belajar,
istilah yang popular dalam psikologi disebabkan guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru
ketergantungannya terhadap berbagai factor yang professional dan bertanggungjawab
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan. profesionalitas,seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya;
Namun lepas dari kepopulerannya, berusaha mengambangkan kepribadian sebagai
minat sama halnya dengan kecerdasan dan seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
motivasi, karena memberi pengaruh terhadap kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan
aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau pelajaranyang diampunya dengan baik dan
bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam menarik sehingga membuat siswa dapat
konteks belajar di kelas, seorang guru atau mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang
siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri
yang akan dihadapainya atau dipelajaranya. siswa.
Untuk membagkitkan minat belajar - Bakat
tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi Faktor psikologis lain yang
yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan memengaruhi proses belajar adalah bakat.
tidak membosankan, baik dari bentuk buku Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan
materi, desai pembelajaran yang membebaskan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
siswa mengeksplor apa yang dipelajari, seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
melibatkan seluruh domain belajar siswa masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan
menjadi aktif, maupun performansi guru yang bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki
menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian,
jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi salah satukomponen yang diperlukan dalam
dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan proses belajar seseorang. Apabila bakat
minatnya. seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar
- Sikap ia akan berhasil.

Dalam proses belajar, sikap individu Pada dasarnya setiap orang mempunyai
dapat memengaruhi keberhasilan proses bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang belajar sesuai dengan kemampuannya masing-
mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
mereaksi atau merespons dangan cara yang kemampuan dasar individu untuk melakukan
tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah belum dimilkinya.
menyerap informasi yang berhungan dengan
c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini
bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang
sangat memengaruhi kegiatan belajar.
berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain
demografi keluarga (letak rumah),
bahasanya sendiri.
pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
yang dimilki setiap individu,maka para Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua,
pendidik, orangtua, dan guru perlu anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
memerhatikan dan memahami bakat yang membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, dengan baik.
anatara lain dengan mendukung,ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak
untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan 2) Lingkungan non social.
bakatnya.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan


b. Factor-faktor eksogen/eksternal nonsosial adalah;
Selain karakteristik siswa atau factor- a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara
faktor endogen, factor-faktor eksternal juga yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktaor- lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang.
faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
lingkungan social dan factor lingkungan belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
nonsosial. lingkungan alam tidak mendukung, proses
belajar siswa akan terlambat.
1) Lingkungan social
b. Factor instrumental,yaitu perangkat belajar
a. Lingkungan social sekolah, seperti guru,
yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat
memengaruhi proses belajar seorang siswa.
belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan
Hubungan harmonis antra ketiganya dapat
lain sebagainya. Kedua, software, seperti
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat
bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk c. Factor materi pelajaran (yang diajarkan ke
belajar. siswa). Factor ini hendaknya disesuaikan dengan
usia perkembangan siswa begitu juga
b. Lingkungan social masyarakat. Kondisi
denganmetode mengajar guru,
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa.
akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan
Karena itu, agar guru dapat memberikan
siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr
anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
siswa, maka guru harus menguasai materi
belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
memerlukan teman belajar, diskusi, atau
dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa. pada orang-orang tertentu lupa telah menjadi
semacam ‘penyakit’, dari lupa yang biasa
sampai lupa yang terlalu sering.Namun
demikian, bagi manusia lupa tidak serta merta
selalu menjadi sesuatu yang buruk. Bahkan lupa
bisa dikatakan sebuah mekanisme yang juga
2. Tidak semua individu mampu melatih bermanfaat bagi manusia. Karena jika manusia
memori secara maksimal tidak lupa terhadap segala hal, akan menjadi
3. Proses internal yang tidak dapat diamati halangan yang besar dalam kehidupan. Jika
secara langsung manusia tidak bisa melupakan, maka manusia
akan diganggu detil-detil fakta dan kejadian
4. Tingkat kesulitan mengungkap kembali remeh yang terus-menerus merongrong
informasi-informsi yang telah disimpan dalam kesadarannya.
ingatan
Kita bisa lupa akan sesuatu dari ingatan karena
5. Kemampuan otak tiap individu tidak sama.
sejumlah sebab. Di antaranya adalah:

1. Aus (Decay Theory)


3.Pemanfaatan pemprosesan informasi dalam Teori ini adalah teori yang beranggapan bahwa
belajar ingatan yang telah disimpan bisa rusak dan
yaitu : menghilang. Dikatakan bahwa, ingatan menjadi
aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah
 Membantu terjadinya proses pembelajaran diulang kembali (rehearsal). Informasi yang
sehungga individu mampu beradaptasi pada disimpan dalam ingatan akan meninggalkan
lingkungan yang selalu berubah. jejak-jejak (memory traces), dengan berlalunya
waktu proses yang berlaku dalam otak
 Menjadikan strategi pembelajaran dengan
mengakibatkan jejak-jejaknya makin terkikis
menggunakan cara berpikir yang berorientasi
yang menyebabkan mundurnya daya mengingat.
pada proses lebih menonjol.

 Kapasilitas belajar dapat disajikan secara 2. Adanya penumpukan ingatan (Interferensi


lengkap. Theory)
Ingatan yang tidak atur atau organisir dengan
Prinsip perbedaan individual terlayani. baik akan menumpuk Di satu tempat dan kusut.
Teori interferensi berseberangan dengan teori
4.Lupa dalam Belajar
decay dalam hal kerusakan ingatan dalam
A.Proses Terjadinya Kelupaan dalam Belajar penyimpanan di otak. Menurut teori ini,
Informasi inderawi yang disimpan dalam
Lupa adalah masalah yang sangat lumrah kita alami. ingatan jangka panjang masih ada dalam gudang
Mungkin hal ini sudah menjadi konsekuensi memori (tidak mengalami keausan), hanya saja
logis dari kemampuan kita sebagai manusia jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk,
yang memiliki daya ingatan. Hal ini juga yang mengganggu satu sama lain. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa setiap orang memiliki daya menyebabkan orang bisa lupa.
ingat yang berbeda-beda. Seringkali memang,
lupa kita rasakan menjadi sesuatu yang sangat Misalnya seseorang yang sedang berusaha
menyebalkan, saat di mana kita sedang mempelajari tentang materi pelajaran Biologi,
membutuhkan informasi penting sementara setelah itu ia disuruh mempelajari materi
ingatan gagal memunculkanya kembali. Bahkan pelajaran Fisika. Saat orang tersebut disuruh
kembali mengingat materi pelajaran Biologi, selalu berasal dari luar. Kadang-kadang kita
mungkin ia akan kesulitan karena adanya teringat sesuatu ketika suasana hati atau kondisi
gangguan dari materi Fisika yang dipelajarinya. psikologis kita sama seperti saat kita sedang
Bila informasi yang baru kita terima mengalami sesuatu, sehingga hal itu
menyebabkan kita sulit mencari informasi yang menyebabkan kita teringat pengalaman masa
suda ada dalam ingatan kita disebut interferensi lampau.
retroaktif. Sedangkan bila informasi yang baru
kita terima sulit diingat karena adanya pengaruh 5.Penyaringan
ingatan yang lama disebut proses interferensi Pada proses terjadinya ingatan, informasi yang
proaktif. Saat kita lupa karena interferensi ini masuk tidak serta merta disimpan, melainkan
berarti terjadi penumpukan ingatan di satu melewati proses penyaringan atau penyeleksian.
tempat, dan kusut ketika akan dikeluarkan. Pada saat penyaringan ini banyak kesan-kesan
yang hilang, menyisakan informasi-informasi
3. Represi yang dianggap penting saja. Proses penyaringan
Represi adalah proses pemblokiran ingatan itu menjaga kesanggupan mengingat agar tidak
tentang suatu kejadian yang menyakitkan atau berat. Yang terpilih dari kesan-kesan itu hanya
memalukan oleh alam sadar. Artinya, represi bagian yang relevan saja untuk diolah. Kesan-
adalah kesengajaan melupakan suatu kejadian kesan yang telah disaring itu kemudian baru
oleh seseorang karena kejadian yang dialami masuk ke dalam tempat simpanan jangka
dirasa merugikan. Teori tentang penyebab lupa panjang.
berupa represi ini berangkat dari konsep
Sigmund Freud tentang pertahanan ego (ego Proses penyaringan ini kemudian di satu sisi
defences). Jadi secara sederhananya, salah satu mengakibatkan orang menjadi lupa atau gagal
penyebab lupa pada seseorang mengenai suatu mengingat kembali informasi yang masuk ke
pengalaman lampau yang dialaminya bisa terjadi dalam ingatan jangka pendek tadi karena
karena orang yang bersangkutan menyengaja mungkin sudah tereliminasi oleh ingatan yang
untuk melupakannya. lain.

4. Ketergantungan petunjuk (Retrieval Failure) 6. Gangguan Fisiologis


Satu lagi hal yang dianggap menjadi penyebab Penyebab lupa selanjutnya adalah karena adanya
lupa, yaitu ketergantungan pada petunjuk. Proses gangguan fisiologis pada sesorang. Salah satu
mengingat kembali dari ingatan jangka panjang gangguan fisiologis yang mungkin terjadi adalah
dibutuhkan suatu petunjuk. Kegagalan Amnesia.
mengingat kembali lebih disebabkan oleh tidak Amnesia adalah gangguan pada otak yang
adanya petunjuk yang memadai untuk menyebabkan orang lupa masa lalunya. Ada dua
merangsang ingatan tersebut muncul. Dengan penyebab dasar amnesia: organik, di mana
demikian, bila syarat tersebut dipenuhi terjadi kerusakan pada fungsi-fungsi otak dan
(disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi penyebab psikologis. Amnesia bisa terjadi pada
tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali. siapa pun, pada usia berapa pun.
Misalnya anda pernah mempunyai suatu
pengalaman tertentu, anda bisa teringat kembali Jenis-jenis amnesia yang umum terjadi
pengalaman tersebut dengan melihat tempat di adalah:Amnesia Traumatic, biasanya bersifat
mana pengalaman itu terjadi. sementara dan terjadi setelah cedera kepala.
Durasi dan intensitas amnesia ini terkait dengan
Petunjuk yang dimaksud bisa berupa visual jenis cedera yang diterima, tapi memori sering
(pemandangan misalnya), audio (suara) ataupun kembali setelah orang yang bersangkutan
bau-bauan. Petunjuk yang diperlukan tidak sembuh.
Amnesia disosiatif, umumnya terjadi pada orang B.Faktor-Faktor Penyebab Lupa dalam Belajar
yang mengalami peristiwa traumatik seperti dan Kiat Mengatasinya
pemerkosaan. Pada amnesia ini orang yang
Dari pengalaman sehari-hari, kita
bersangkutan akan memblokir kejadian trauma
memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita
yang dialaminya dari ingatan.
alami dan kita pelajari tidak seluruhnya
Amnesia Global, jenis amnesia yang paling tersimpandalam akal kita. Padahal, menurut
total, sering disertai gangguan stress pasca- teori kognitif apapun yang kita alami dan kita
trauma. Biasanya walaupun pasien sembuh, pelajari, kalau memang system akal kita
ingatannya tidak sepenuhnya kembali, pasien mengolahnya dengan cara yang memadai,
kadang-kadang dapat mengalami kilatan ingatan semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal
yang spontan, sering dari peristiwa traumatis itu permanen kita.
sendiri. Amnesia global yang paling sering
Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa
terlihat pada orang tua.
bertolak belakang dengan teori itu. Acapkali
Beberapa gangguan fisiologis, seperti dampak terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun
alkohol, malnutrisi , dan penyakit Alzheimer's justru sukar untuk diingat kembali bahkan
juga dapat menyebabkan hilangnya memori. mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit
pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni
Amnesia ringan, ini terjadi ketika seseorang
sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
mengingat suatu informasi tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana atau kapan ia Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan
memperoleh itu. untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-
apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara
Amnesia Anterograde, adalah suatu kondisi di
sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988)
mana seorang individu yang tidak mampu
mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan
membentuk ingatan baru. Pada orang yang
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
mengalami amnesia ini, ingatannya mengenai
dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa
pengalamannya yang lama masih ada dan
bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan
ingatan jangka panjangnya masih berfungsi,
pengetahuan dari akal kita.
tetapi ia tidak dapat memasukkan informasi baru
ke dalam ingatan jangka panjangnya. Amnesia Faktor-faktor penyebab lupa
anterograde hampir selalu merupakan akibat
Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab
langsung dari beberapa bentuk cedera otak
gangguan konflik antara item-item informasi
cedera atau trauma, namun penyebab pastinya
atau materi yang ada dalam system memori
belum sepenuhnya dipahami.
siswa. Dalam interference theory (teori
Amnesia Retrograde, adalah hilangnya ingatan mengenai gangguan), gangguan konflik ini
yang bersifat sementara atau permanen pada terbagi menjadi dua, yaitu: 1) practice
ingatan yang terjadi sebelum ia mengalami interference; 2) retroactive interference (Reber
amneisa. Penyebab amensia ini biasanya karena 1988; Best 1989; Anderson 1990)
cedera otak. Dalam bentuk yang parah, amnesia
Seorang siswa akan mengalami
jenis ini mengakibatkan sesorang tidak
gangguan proactive apabila materi pelajaran
mengenali orang-orang tercinta atau orang-orang
lama yang sudah tersimpan dalam subsistem
yang ada di sekitarnya. Pada beberapa kasus,
akal permanennya mengganggu masuknya
pasien amnesia retrogade hanya mengalami
materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa terjadi
amnesia ringan dan hanya tidak ingat kejadian
apabila siswa tersebut mempelajari sebuah
beberapa jam sebelum ia mengalami amnesia.
materi pelajaran yang sangat mirip dengan
materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam
tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini diperlakukan demikian akan masuk ke alam
materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk
diingat atau diproduksi kembali. dengan materi pelajaran baru.
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena
ganguan retroactive apabila materi pelajaran sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa
baru membawa konflik dan gangguan terhadap yang terserang penyakit tertentu seperti
pemanggilan kembali materi pelajaran lama keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak
yang telah lebih dahulu tersimpan dalam akan kehilangan ingatan ata item-item informasi
subsistem akal permanen siswa tersebut. Dalam yang ada dalam memori permanennya.
hal ini, materi pelajarn lama akan sangat sulit C. Kiat mengurangi lupa dalam belajar
diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah
lain siswa tersebut lupa akan materi peajaran
dengan cara meningkatkan daya ingat akal
lama itu.
siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba
Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa siswa dalam meningkatkan daya ingatannya,
karena sebab adanya tekanan terhadap item yang antara lain menurut Barlow (1985), Reber
telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai
ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu: berikut:
Karena item informasi (berupa pengetahuan, Over learning
tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima
Over learning (belajar lebih) artinya upaya
siswa kurang menyenangkan, sehingga ia
belajar yang melebihi batas penguasaan dasar
dengan sengaja menekannya hingga ke alam
atas materi pelajaran tertentu. Over
ketidaksadaran
learning terjadi apabila respons atau reaksi
Karena item informasi yang baru secara tertentu muncul setelah siswa melakukan
otomatis menekan item informasi yang telah pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di
ada, jadi sama dengan fenomenaretroactive luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat
dipakai untuk over learning, antara lain
Karena item informasi yang akan direproduksi
pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin
(diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah
memungkinkan ingatan siswa terhadap teks
sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah
Pancasila lebih kuat.
dipergunakan
Extra study time
Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab
perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah
dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun upaya penambahan alokasi waktu belajar atau
seorang siswa telah mengikuti proses belajar- penambahan frekuensi aktivitas belajar.
mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena Penambahan alokasi waktu belajar materi
sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut tertentu berarti siswa menambah jam belajar,
menjadi sebaliknya (seperti karena misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu
ketidaksenangan terhadp guru) maka materi belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti
pelajaran itu akan mudah terlupakan. siswa meningkatkan kekerapan belajar materi
tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua
Keempat, menurut law of disuse (Hilgard &
kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis
Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab
karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
materi pelajaran yang telah dikuasai tidak
pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Mnemonic device
Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang
Mnemonic device (muslihat memori) yang
sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti
kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental
untuk memasukkan item-item informasi ke
dalam system akal siswa.
Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang
paling menonjol adalah sebagaimana terurai di
bawah ini:
Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal
nama atau istilah yang harus diingat siswa.
Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya
dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik
dan memiliki kesan tersendiri.
System kata pasak (peg word system), yakni
sejenis teknik mnemonic yang menggunakan
komponen-komponen yang sebelumnya telah
dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori
baru. Kata komponen pasak ini dibentuk
berpasangan yang memiliki kesamaan watak
(baik itu warna, rasa, dan seterusnya).
Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-
darah; dan seterusnya.
Clustering
Clustering (pengelompokkan) ialah menata
ulang item-item materi menjadi kelompok-
kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam
arti bahwa item-item tersebut memiliki
signifikansi dan lafal yang sama atau sangat
mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa
dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga
mudah untuk dihafalkan.

Anda mungkin juga menyukai