OLEH:
MIFTAHUL JANNAH
H012172002
masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus mengalami peningkatan. Menurut
data Depkes RI tentang Status Kesehatan Mulut dan Gigi Indonesia, persentase
(5,3%), Jambi (5,3%), Jawa Tengah (5,1%) dan Kalimantan Timur (5,1%)[1].
Faktor kehilangan gigi dapat disebabkan karena kecelakaan, karies dan penyakit
migrasi dan rotasi gigi yang tersisa, impaksi makanan, beban berlebih pada
alveolar. Selain itu juga akan mempengaruhi kepercayaan diri karena bentuk
maka adanya basis gigi tiruan dinilai dapat mengatasi permasalahan kehilangan
gigi.
Basis gigi tiruan awalnya muncul pada tahun 1837 dengan bahan dasar
vulkanik. Kemudian pada tahun 1907 diperkenalkan basis gigi tiruan berbahan
dasar logam dan pada tahun 1977 berkembang menjadi material resin akrilik[3].
Resin akrilik ini tidak tersedia di Indonesia ddan membutuhkan biaya yang mahal
Kohli dan Bhatia (2013) telah membuat resin akrilik menggunakan poliamida
terdegradasi oleh senyawa fenol[4]. Bahan lain yang dapat digunakan adalah
juga memiliki sifat kimia yang biokompatibel, bioaktif dan bioabsobable terhadap
fosfat sehingga pada proses sintesisnya diperlukan sumber kalsium yang tinggi
95% sampai 99% CaCO3 dalam bentuk kristal aragonit[7]. Selain itu, cangkang
kerang darah merupakan limbah buangan yang tidak termanfaatkan. Hal ini dapat
hidroksiapatit.
TEORI
Hidroksiapatit
tarik 147 Mpa, kekuatan tekuk 38-250 Mpa[5]. Struktur kristal dari hidroksiapatit
Struktur monoklinik juga dapat terbentuk karena susunan OH- membentuk urutan
oksigen. Pada gambar 1 atom kalsium ditunjukkan dengan warna hijau, atom
fosfor ditunjukkan dengan nomor merah dan atom oksigen ditunjukkan oleh
bahan alami dan secara sintesis. Sumber bahan alami dapat ditemukan pada tulang
cangkang hewan.
Gambar 1. Struktur Hidroksiapatit
yaitu meterial ini memiliki sifat yang hampir sama dengan material yang ada pada
tubuh. Sejarah biomaterial dimulai dengan penggunaan emas dan gading sebagai
bahan dasar yang telah digunakan oleh orang Mesir dan Romawi sebelum abad
ke-20. Biomaterial dapat diartikan sebagai bahan non vital yang digunakan dalam
perangkat medis yang dapat berinteraksi dengan sistem bilogis. Beberapa bahan
seperti amalgam, resin akrilik dan bis-GMA telah digunakan selama bertahun-
karena merupakan kristal apatit yang sangat stabil. Pada gigi terdapat dua bagian
utama yaitu email dan dentin. Email gigi tersusun dari hidroksiapatit, air dan zat
organik lainnya. Dentin tersusun oleh kristal hidroksiapatit, serat kolagen, protein
sistem kekebalan tubuh manusia yang dianggap benda asing. Bioaktif maksudnya
material yang dapat menimbulkan respon biologis antara implan dan jaringan.
Bioabsorbabel maksudnya material akan melarut sepanjang waktu dan
Kerang Darah
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang
mudah ditemukan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Disebut sebagai
kerang darah karena kerang ini dapat menghasilkan cairan merah yang berisi
Cangkang dari kerang darah terdiri atas dua cangkang yang dapat tertutup
dan terbuka. Lapisan cangkang kerang darah terdiri atas tiga yaitu lapisan kitin
sebagai pelindung, lapisan prismatik tersusun dari kristal kapur dan lapisan
nakreas atau induk mutiara tersusun dari kalsit (karbonat) yang tipis dan
paralel[1]. Komposisi mineral cangkang kerang darah dapat dilihat pada tabel 1.
1 CaCO3 98,7
2 Na 0,9
3 P 0,02
4 Mg 0,05
curing) dan resin akrilik polimerisasi panas (heat cured). Resin akrilik (heat
cured) adalah salah satu bahan basis gigi riruan yang proses polimerisasinya
rendah[3]. Resin akrilik tersusun atas rantai polimer metil metakrilat dengan
komposisi seperti pada tabel 2. Resin akrilik memiliki bermacam pigmen yang
dapat dicocokkan dengan jaringan pasien dalam beberapa ras[1]. Resin akrilik
hidroksiapatit dapat menambah daya kuat dari gigi tituan yang dihasilkan.
Monomer metilmetakrilat
Cross-linking Ethylenglycoldimethacrylate
Inhibitor Hydroquinone
Activator* N-dimethyl-P-toluidinol
SINTESIS
variasi pH dan waktu reaksi[11]. Metode lain juga dilakukan oleh Salenusa, et al
(2017), yaitu dengan metode presipitasi (pengendapan)[12]. Afrizal dan
berikut.
1. Preparasi Sampel
- dikeringkan
- ditumbuk
- dihaluskan dengan
pulvalizer
- dihaluskan dengan ball
mill
- dipanaskan
serbuk kerang
darah
- dikalsinasi suhu 200, 400,
600, 800ᴼC
- heating time 30 menit
- holding time 10 menit
Serbuk CuO
Ca resin
- + tepung akrilik
(TRA) m
puresin
- + cairan akrilik
(CRA) ra
- dicetak ukuran n10x10
mm (diameter)
- dikeringkan dalam
magic com suhu 74-85C
Hidroksiapatit
Cangkang Kerang
darah (HACK)
KARAKTERISASI
yang telah dihasilkan. Karakterisasi dilakukan dengan dua pengujian yaitu dengan
1. Mikroskop Optik
setelah pemanasan dengan variasi waktu. Hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 3. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh ukuran serbuk terkecil yaitu
Ukuran butir serbuk, bentuk serbuk dan pori sangat berpengaruh terhadap sifat
Begitu pula dengan ukuran butir sanat berpengaruh terhadap ikatan antar butir.
Gambar 3.Ukuran Butir (Variasi Suhu Pemanasan) Hasil Pemeriksaan Mikroskop Optik
2. SEM-EDX
terbaik pada 1A dan 2A. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kerapatan yang
tinggi dan halus yang berasal dari partikel-partikel HACK. Kerapatan partikel
akan menghalangi laju dislokasi atom resin akrilik bahan pembuat gigi dalam
sebagai material pengganti gigi dan tulang karena memiliki sifat biokompatibel,
yang berasal dari limbah buangan seperti cangkang. Cangkang kerang darah
bahan pembuat gigi untuk gigi tiruan merupakan salah satu metode yang bernilai
ekonomis dari segi daya jual. Kemudian dari segi sifat mekanik dapat dihasilkan
material yang kuat dan halus. Metode ini merupakan salah satu metode penguatan
material substitusi.
DAFTAR PUSTAKA
[3]Sundari, Iin, et al. 2016. “Studi Kekuatan Fleksural Antara Resin Akrilik Heat
Cure dan Termoplastics Nilon Setelah Direndam dalam Minuman Kopi
Uleekareng (Coffee Robusta)”, Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, no. 1
ISSN: 2502-0412.