Anda di halaman 1dari 11

HIDROKSIAPATIT CANGKAH KERANG DARAH (Anadara granosa)

SEBAGAI MATERIAL SUBSTITUSI RESIN AKRILIK BAHAN


PEMBUAT GIGI UNTUK APLIKASI GIGI TIRUAN

OLEH:

MIFTAHUL JANNAH
H012172002

PROGRAM PASCASARJANA KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut sangat

minim, khusunya di Indonesia. Kehilangan gigi merupakan salah satu bentuk

masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus mengalami peningkatan. Menurut

data Depkes RI tentang Status Kesehatan Mulut dan Gigi Indonesia, persentase

kerusakan gigi penduduk di beberapa wilayah Indonesia adalah Kalimantan

Selatan (6,8%), Yogyakarta (6,5%), Kalimantan Barat (6,4%), Jawa Timur

(6,4%), Sulawesi Selatan (6,3%), Sulawesi Tengah (6,0%), Sumatera Barat

(5,3%), Jambi (5,3%), Jawa Tengah (5,1%) dan Kalimantan Timur (5,1%)[1].

Faktor kehilangan gigi dapat disebabkan karena kecelakaan, karies dan penyakit

periodental. Dampak dari kehilangan gigi, diantaranya menyebabkan adanya

migrasi dan rotasi gigi yang tersisa, impaksi makanan, beban berlebih pada

jaringan penyokong yang mengakibatkan turunnya linggir dan menipisnya tulang

alveolar. Selain itu juga akan mempengaruhi kepercayaan diri karena bentuk

wajah yang asimetris dan kesulitan berbicara[2]. Berdasarkan informasi tersebut,

maka adanya basis gigi tiruan dinilai dapat mengatasi permasalahan kehilangan

gigi.

Basis gigi tiruan awalnya muncul pada tahun 1837 dengan bahan dasar

vulkanik. Kemudian pada tahun 1907 diperkenalkan basis gigi tiruan berbahan

dasar logam dan pada tahun 1977 berkembang menjadi material resin akrilik[3].

Resin akrilik ini tidak tersedia di Indonesia ddan membutuhkan biaya yang mahal

karena merupakan barang impor sehingga diperlukan bahan alternatif lain[1].

Kohli dan Bhatia (2013) telah membuat resin akrilik menggunakan poliamida

(nylon termoplastics). Namun kelemahan dari material ini adalah mudah

terdegradasi oleh senyawa fenol[4]. Bahan lain yang dapat digunakan adalah

hidroksiapatit. Bahan ini memiliki keunggulan karena hidroksiapatit merupakan


material yang sama dengan material penyusun gigi asli. Selain itu, hidroksiapatit

juga memiliki sifat kimia yang biokompatibel, bioaktif dan bioabsobable terhadap

material lain termasuk tubuh manusia[5]. Hidroksiapatit merupakan kalsium

fosfat sehingga pada proses sintesisnya diperlukan sumber kalsium yang tinggi

seperti cangkang kerang[6].

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis kerang yang banyak

ditemukan di Asia Timur dan Tenggara. Cangkang dari kerang darah

diklasifikasikan sebagai mineral komposit biopolimer karena mengandung sekitar

95% sampai 99% CaCO3 dalam bentuk kristal aragonit[7]. Selain itu, cangkang

kerang darah merupakan limbah buangan yang tidak termanfaatkan. Hal ini dapat

menambah potensi pemanfaatan cangkang kerang darah sebagai sumber serbuk

hidroksiapatit sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor serbuk

hidroksiapatit.

TEORI

Hidroksiapatit

Hidroksiapatit merupakan mineral apatit dengan rumus kimia

Ca10(PO4)6(OH)2[6]. Hidroksiapatit memiliki kekuatan tekan 294 Mpa, kekuatan

tarik 147 Mpa, kekuatan tekuk 38-250 Mpa[5]. Struktur kristal dari hidroksiapatit

adalah heksagonal dengan parameter kisi a= b= 9,4225 Å dan c= 6,8850 Å[8].

Struktur monoklinik juga dapat terbentuk karena susunan OH- membentuk urutan

OH-OH-OH-OH-[6]. Hidroksiapatit banyak mengandung atom kalsium, fosfor dan

oksigen. Pada gambar 1 atom kalsium ditunjukkan dengan warna hijau, atom

fosfor ditunjukkan dengan nomor merah dan atom oksigen ditunjukkan oleh

warna biru[8]. Produksi hidroksiapatit dapat menggunakan bahan mentah dari

bahan alami dan secara sintesis. Sumber bahan alami dapat ditemukan pada tulang

cangkang hewan.
Gambar 1. Struktur Hidroksiapatit

Hidroksiapatit sebagai pengganti gigi tiruan

Biomaterial adalah semua material yang digunakan untuk menggantikan

atau memperbaiki fungsi jaringan tubuh. Biomaterial alam memiliki keuntungan

yaitu meterial ini memiliki sifat yang hampir sama dengan material yang ada pada

tubuh. Sejarah biomaterial dimulai dengan penggunaan emas dan gading sebagai

bahan dasar yang telah digunakan oleh orang Mesir dan Romawi sebelum abad

ke-20. Biomaterial dapat diartikan sebagai bahan non vital yang digunakan dalam

perangkat medis yang dapat berinteraksi dengan sistem bilogis. Beberapa bahan

seperti amalgam, resin akrilik dan bis-GMA telah digunakan selama bertahun-

tahun dalam dunia kedokteran gigi[9].

Hidroksiapatit dapat digunakan sebagai biomaterial implan pada gigi

karena merupakan kristal apatit yang sangat stabil. Pada gigi terdapat dua bagian

utama yaitu email dan dentin. Email gigi tersusun dari hidroksiapatit, air dan zat

organik lainnya. Dentin tersusun oleh kristal hidroksiapatit, serat kolagen, protein

dan air. berdasarkan hal tersebut sangat memungkinkan penggunaan

hidroksiapatit sebagai material substitusi gigi tiruan. Hidroksipatit sebagai

biomaterial harus memiliki sifat biokompatibel, bioaktif dan bioabsorbable.

Biokompatibel artinya material tersebut tidak menyebabkan reaksi penolakan dari

sistem kekebalan tubuh manusia yang dianggap benda asing. Bioaktif maksudnya

material yang dapat menimbulkan respon biologis antara implan dan jaringan.
Bioabsorbabel maksudnya material akan melarut sepanjang waktu dan

mengizinkan jaringan baru terbentuk tumbuh ada sembarang permukaan[1].

Kerang Darah

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang

mudah ditemukan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Disebut sebagai

kerang darah karena kerang ini dapat menghasilkan cairan merah yang berisi

hemoglobin. Cangkang kerang darah merupakan limbah buangan yang tidak

termanfaatkan dan jumlahnya relatif meningkat[10].

Gambar 2.Cangkang Kerang Darah

Cangkang dari kerang darah terdiri atas dua cangkang yang dapat tertutup

dan terbuka. Lapisan cangkang kerang darah terdiri atas tiga yaitu lapisan kitin

sebagai pelindung, lapisan prismatik tersusun dari kristal kapur dan lapisan

nakreas atau induk mutiara tersusun dari kalsit (karbonat) yang tipis dan

paralel[1]. Komposisi mineral cangkang kerang darah dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Cangkang Kerang Darah

No. Komponen Kandungan (% Berat)

1 CaCO3 98,7

2 Na 0,9

3 P 0,02

4 Mg 0,05

5 Fe, Cu, Ni, B, Zn, Si 0,2


Resin Akrilik

Resin akrilik berdasarkan setting rekayasanya terbagi menjadi resin akrilik

polimerisasi cahaya (light curing), resinj akrilik polimerisasi kimiawi (auto

curing) dan resin akrilik polimerisasi panas (heat cured). Resin akrilik (heat

cured) adalah salah satu bahan basis gigi riruan yang proses polimerisasinya

dengan pengaplikasian panas. Material ini memiliki keunggulan yaitu mudah

dalam prosesnya, mudah dipoles, estetis, biaya terjangkau dan toksisitas

rendah[3]. Resin akrilik tersusun atas rantai polimer metil metakrilat dengan

komposisi seperti pada tabel 2. Resin akrilik memiliki bermacam pigmen yang

dapat dicocokkan dengan jaringan pasien dalam beberapa ras[1]. Resin akrilik

juga memiliki kelemahan dari segi kekuatan sehingga dengan penambahan

hidroksiapatit dapat menambah daya kuat dari gigi tituan yang dihasilkan.

Tabel 2. Komposisi Resin Akrilik

Polimer Butir polymetakrilat

Powder Initiator Benzoil peroxida

Pigmen Garam dari Cd

Monomer metilmetakrilat

Cross-linking Ethylenglycoldimethacrylate

Liquid Agent Kira-kira 10%

Inhibitor Hydroquinone

Activator* N-dimethyl-P-toluidinol

SINTESIS

Keunggulan dari hidroksiapatit sebagai biopolimer mengalami

perkembangan pada metode sintesisnya. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap,

et al (2015) yang mensintesis hidroksiapatit dengan metode hidrotermal pada

variasi pH dan waktu reaksi[11]. Metode lain juga dilakukan oleh Salenusa, et al
(2017), yaitu dengan metode presipitasi (pengendapan)[12]. Afrizal dan

Gunawarman (2016) telah mensintesis hidroksiapatit dari kerang darah dengan

metode hidrotermal dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran serbuk

terhadap sifat mekanik hidroksiapatit. Adapun tahapan pengerjaannya sebagai

berikut.

1. Preparasi Sampel

Cangkang Kerang Darah

- dikeringkan
- ditumbuk
- dihaluskan dengan
pulvalizer
- dihaluskan dengan ball
mill
- dipanaskan

Serbuk Kerang Darah 62 µm

2. Proses Pembuatan Hidroksiapatit (HA)

serbuk kerang
darah
- dikalsinasi suhu 200, 400,
600, 800ᴼC
- heating time 30 menit
- holding time 10 menit
Serbuk CuO
Ca resin
- + tepung akrilik
(TRA) m
puresin
- + cairan akrilik
(CRA) ra
- dicetak ukuran n10x10
mm (diameter)
- dikeringkan dalam
magic com suhu 74-85C

Hidroksiapatit
Cangkang Kerang
darah (HACK)
KARAKTERISASI

Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dari hidroksiapatit

yang telah dihasilkan. Karakterisasi dilakukan dengan dua pengujian yaitu dengan

menggunakan Mikroskop Optik dan SEM-EDX.

1. Mikroskop Optik

Pengujian bertujuan untuk mengetahui ukuran butir serbuk cangkang kerang

setelah pemanasan dengan variasi waktu. Hasil pengujian dapat dilihat pada

tabel 3. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh ukuran serbuk terkecil yaitu

pada suhu 800°C dengan ukuran butir 21,43µm.

Tabel 3. Ukuran Butir Kerang Darah pada Variasi Suhu Pemanasan

Ukuran butir serbuk, bentuk serbuk dan pori sangat berpengaruh terhadap sifat

mekanik hidroksiapatit karena jika pori-pori HA letaknya tidak teratur dan

tidak saling berhubungan maka menyebabkan material ini menjadi lemah.

Begitu pula dengan ukuran butir sanat berpengaruh terhadap ikatan antar butir.

Hasil pemeriksaan dengan mikroskop optik dapat diamati pada gambar 3.

Gambar 3.Ukuran Butir (Variasi Suhu Pemanasan) Hasil Pemeriksaan Mikroskop Optik
2. SEM-EDX

Pada proses pembuatan spesimen HACK + TRA + CRA dilakukan dengan

beberapa variasi persentase berat masing-masing (CRA konstan) seperti pada

tabel 4. Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan SEM-EDX diperoleh spesimen

terbaik pada 1A dan 2A. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kerapatan yang

tinggi dan halus yang berasal dari partikel-partikel HACK. Kerapatan partikel

akan menghalangi laju dislokasi atom resin akrilik bahan pembuat gigi dalam

material substitusi. Terhalangnya dislokasi partikel atom dapat meningkatkan

beberapa sifat mekanik dari material ini.

Tabel 4. Perbandingan Komposisi HACK+TRA+CRA

Gambar 4.Hasil Pengujian dengan SEM-EDX (a) spesimen 1A (b) spesimen 2A


KESIMPULAN

Hidroksiapatit adalah biomaterial yang sangat berpotensi diaplikasikan

sebagai material pengganti gigi dan tulang karena memiliki sifat biokompatibel,

bioaktif dan bioarbsobabel. Sumber hidroksiapatit telah banyak diteliti bahkan

yang berasal dari limbah buangan seperti cangkang. Cangkang kerang darah

merupakan sumber kalsium dengan kadar yang cukup tinggi. Pengaplikasian

hidroksiapatit cangkang kerang darah sebagai material substitusi resin akrilik

bahan pembuat gigi untuk gigi tiruan merupakan salah satu metode yang bernilai

ekonomis dari segi daya jual. Kemudian dari segi sifat mekanik dapat dihasilkan

material yang kuat dan halus. Metode ini merupakan salah satu metode penguatan

material substitusi.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Gunawarman, Afrizal. 2016. “Analisa Struktur Mikro Material Substitusi


Hidroksiapatit Cangkang Kerang Darah dan Resin Akrilik Bahan Pembuat Gigi
untuk Aplikasi gigi Tiruan”, Surya Teknika Vol. 11, no. 4 ISSN: 2354-6751.

[2]Siagian, Krista V. 2016. “Kehilangan Sebagian Gigi pada Rongga Mulut”, e-


Clinic (eCi) Vol 4, no. 1.

[3]Sundari, Iin, et al. 2016. “Studi Kekuatan Fleksural Antara Resin Akrilik Heat
Cure dan Termoplastics Nilon Setelah Direndam dalam Minuman Kopi
Uleekareng (Coffee Robusta)”, Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, no. 1
ISSN: 2502-0412.

[4]Kohli S, Bhatia S. 2013. “Polyamides In Densitry”, International Journal of


Scientific Study Vol 1, no. 1.

[5]Sasikumar, S. Vijayanghavan R. 2006. “Low Temperature Syntesis of Nano


Crystaline Hydroksiapatic From Egg Shells by Combusting Method”, Trens
Biomater, Vol. 19, no. 2.

[6]Ningsih, Rini Purwo, et al. 2014. “Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang


Kerang Kepah (polymesode erosa) dengan Variasi Waktu Pengadukan”, JKK
Vol. 3, no. 1 ISSN: 2303-1077.

[7]Hermanto, Eddy, et al. 2017. “Grafting Effecttiveness of Anadara granosa


Shell Combined with Sardinella longiseps Gel On the Number of Osteoblast-
osteoclast Cells”, Dental (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 50, no. 3.
[8]Hafisko, Handra, et al. 2014. “Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah
(Anadara granosa Linn) dalam Sintesis Nanohidroksiapatit Sebagai Bone
Implan untuk Kerusakan Tulang”, Program Kreatifitas Mahasiswa IPB.

[9]Siswomihardjo, Widowati. 2016. “Biocompability Issues of Biomaterials”,


Biomaterials and Medical Devices.

[10]Masindi, Tiki, Nunik Herydastuti. 2017. “Karakterisasi Kitosan dari


Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa)”, UNESA Journal of Chemistry
Vol. 6, no. 3.

[11]Harahap, Ari Wibowo, et al. 2015. “Sintesis Hidroksiapatit Melalui


Precipitated Calcium Carbonate (PCC) Cangkang Kerang Darah dengan
Metode Hidrotermal pada Variasi pH dan Waktu Reaksi”, Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol. 2, no. 2.

[12]Gintu, Agung Rimayanto, et al. 2017. “Sintesa Biokeramik Hidroksiapatit


(HAp) dari Kerabang Telur Ayam Kampung, Ayam Broiler dan Bebek
Menggunakan Metode Pengendapan Basa dan Hidrolisis Brushit”, BIOMA
Vol. 6, no. 2.

Anda mungkin juga menyukai