MAKNA KATA
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Relasi makna adalah hubungan semantik antara satuan bahasa yang satu
dengan satuan bahasa lainnya. Relasi makna meliputi sinonim, antonim,
polisemi, homonimi, hoponimi, ambiguiti, dan redundasi.
Sinonim
Sinonim adalah hubungan semantik yang menunjuk pada kesamaan makna
antara satuan ujaran dengan ujaran lainnya. Sinonim disebut juga
persamaan kata pada nan kata. Misalnya: betul dan benar, baik dan bagus,
binatang dan fauna.
Antonim
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang
yang maknanya menyatakan kebalikan atau prtentangan. Antonim
biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis:
Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki arti lebih dari satu. Kata kepala
biasanya banyak memiliki arti meskipun arti utama kepala adalah bagian
tubuh manusia yang ada diatas leher.
Contoh:
1. Pak Jaya diangkat menjadi kepala sekolah SD Negeri 1 Tegal Sari
(kepala berarti pemimpin).
2. Tiap kepala harus membaya pajak kepada penguasa (kepala berarti
individu).
Homonim
Homonim adalah dua buah kata yang memiliki bentuk sama tapi maknanya
berbeda. Misalnya: antara kata bisa yang berarti racun ular dan kata bisa yang
berarti sanggum. Homonim biasanya meliputi dua bentuk yaitu:
a. Homofon
adalah kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran tanpa memperhatikan
ejaannya. Contoh: bank “lembaga keuangan” dan bank kakak laki-laki.
b. Homografi
adalah bentuk ujaran yang sama ejaannya tetapi ucapan maknanya tidak
sama. Contoh: memerah yang berarti melakukan perah dan memerah yang
artinya menjadi merah.
Redungasi
Redungasi adalah penggunaan unsur sekmental dalam suatu bentuk ujaran
secara berlebihan. Contoh: bola itu ditendang oleh Dika. Kalimat tersebut
tidak akan berbeda maknanya dengan kalimat bola itu ditendang Dika.
3. Perubahan Makna Kata
Perubahan makna kata yang disebut juga pergeseran makna yaitu makna
dari kata-kata tertentu yang mengalami pergeseran akibat beberapa faktor.
a) Faktor Kebetulan
Makna suatu kata dapat berubah karena kata tersebut memiliki
makna yang samar-samar atau ambigu sehingga makna kata bisa
berubah jika dipasangkan dengan katalain. Contoh : kata “rawan” pada
tulang rawan berarti lunak atau lembut, kini maknanya bergeser menjadi
rentan atau sering terjadi pada rawan perampokan atau rawan.
kecelakaan.
b) Faktor Perkembangan Zaman
Akibat dari berkembangnya zaman, kata-kata juga turut mengalami
perkembangan. Contoh : kata “jawara” pada zaman dahulu digunakan
sebagai panggilan orang kuat dan hebat, kini kata “jawara” berubah
maknanya menjadi orang yang menang dalam lomba apapun.
c) Faktor Tabu
Karena suatu kata memiliki makna yang tabu bagi sebagian adat atau
orang, makna kata tersebut berubah menyesuaikan adat dimana kata
tersebut dipakai. Contoh : kata “kencing” tidak sopan untuk diucapkan
maka kata tersebut mengalami pergeseran makna menjadi “buang
air kecil”.
d) Faktor Polysemy
Faktor ini akibat dari kata itu sendiri. Kata-kata yangmemiliki makna
ganda sering mengalami perubahan makna. Contoh : kata”lempung”
yang berarti liat, mudah dibentuk, rapuh dan lemah bergeser menjadi
mudah patah atau tidak berguna.
1. Generalisasi (perluasan)
1. Spesialisasi (menyempit)
Berbeda dengan generalisasi, kata-kata yang mengalami spesialisasi
maknanya menjadi sempit daripada makna sebelumnya. Seperti :
Pembantu
Makna kata yang dahulu merupakan setiap orang yang meringankan urusan
orang kini hanya menjadi orang yang membantu urusan rumah tangga.
Contoh : karena pekerjaan rumah yang sangat banyak kakakku mengangkat
seorang pembantu di rumah.
Guru
Makna kata guru dahulu adalah setiap orang yang membimbing atau
mengajarkan sesuatu, kini makna guru hanya sebatas pengajar di sekolah.
Contoh : selain menjadi pengajar di sanggar seni, Aisyah adalah seorang
guru di SDN 2 Kali Akar.
2.Ameliorasi (membaik)
Kata-kata yang mengalami ameliorasi maknanya berubah menjadi
lebih baik atau menkadi sopan dari kata sebelumnya. Kata-kata yang
mengalami ameliorasi maknanya menjadi lebih tinggi dan halus. Seperti:
Buta
Kata buta setelah mengalami ameliorasi menjadi tunanetra,yaitu orang
yang tidak bisa melihat sama sekali. Contoh: para penyandang tunanetra
membaca dengan huruf braile.
Bui
Kata bui setelah mengalami ameliorasi menjadi lembaga permasyarakatan
yaitu tempat penahan orang-orang yang bermasalah hukum. Contoh:
pejahat kelas kakap itu ditahan dilembaga permasyarakatan Cipinang.
3. Peyorasi (memburuk)
Adalah pergeseran makna pada satu kata yang menyebabkan kata
tersebut menjadi kurang baik dari kata sebelumnya. Seperti:
Istri
Kata istri peyorasi menjadi bini yaitu pasangan suami atau ibu dari anak-
anak. Contoh: dia terus merenung memikirkan anak bininya dirumah.
Menurunkan
Kata menurunkan mengalami peyorasi menjadi melengserkan yang
berarti mengganti posisi orang dengan orang baru. Contoh: Presiden
Soeharto dilengserkan oleh ribuan mahasiswa pada waktu itu.
Kursi
Makna kursi yang artinya tempat duduk mengalami asosiasi yang berarti
kedudukan jabatan atau pangkat. Contoh: para calon anggota dewan
memperebutkan ribuan kursi disenanyan dalam pemilu kali ini.
Parasit
Kata parasit yang berarti makhluk hidup kecil mengalami asosiasi menjadi
merugikan orang lain. Contoh: aku baru sadar bahwa selama ini dia adalah
parasit yang mengganggu kehidupanku dan keluargaku.
1) Makna Leksikal
Makna kata berdasarkan kamus atau leksikon yang sesuai dengan
referensinya. Makna kata leksikal disebut juga makna kata berdefinisi,
yaitu kata yang memiliki definisi tertentu yang diketahui secara umum.
Menurut Chaer 1994 makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh:
-petani didesa itu gagal panen karena serangan hama tikus. kata tikus
dalam kalimat diatas mengandung makna leksikal yaitu sejenisbinatang
pengerat yang dapat menyebabkan penyakit tifus dan merusak
tanaman.
- Anak itu selalu minum susu sebelum tidur. Kata minum pada kalimat
diatas mengandung makna leksikal yaitu kegiatan memasukkan zat cair
kedalam mulut dan menelannya.
2) Makna Gramatikal
Makna kata yang terjadi karena proses ketatabahasaan seperti
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Contoh:
- Batu seberat itu terangkat juga oleh adik. Penambhan awalan ter-
pada kata angkat memberikan makna dapat dalam kalimat tersebut.
Sehingga maksud dari kalimat tersebut adalah adik dapat mengangkat
batu seberat itu.
- Ketika bermain ditaman, Dina terdorong ke parit. Penambahan
kalimat ter- pada kata dorong memberikan makna tidak sengaja
sehingga maksud dari kalimat tersebut adalah ada seseorang atau
sesuatu yang tanpa sengaja mengakibatkan Dina jatuh keparit.
3) Makna Denotasi
Makna denotasi disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti
denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional,
makna referensial, atau makna proposisional. Disebut makna
denotasional, referensial, konseptual atau ideasional karena makna itu
menunjukkepada suatu referen, konsep, atau idetertentu dari suatu
referen. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan
kesadaran atau pengetahuan ; stimulus(dari pihak pembicara) dan
respons (dari pihak pendengar) menyangkup hal-hal yang dapat diserap
pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia . Contoh:
- Rani sedang makan pisang goreng. Kalimat diatas mengandung
makna sebenarnya yaitu Rani sedang memakan pisang yang digoreng
menggunakan minya goreng.
- Kaki ayah terjepit pintu. Kalimat diatas mengandung makna lugas
atau makna sebenarnya yaitu kaki (anggota tubuh bagian bawah yang
digunakan untuk berjalan) Ayah terjepit pintu.
4) Makna Konotasi
Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional ,
makna emotif, atau makna evaluative. Makna konotatif adalah suatu
jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nila-nilai
emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin
menimbulkan perasaan setuju- tidak setuju, senang-tidak senang dan
sebagainya. Pilihan kata atau diksi lebih banyak bertalian dengan pilihan
kata yang bersifat konotatif. Konotasi timbul karena masalah hubungan
social atau hubungan interpersonal , yang mempertalikan kita dengan
orang lain. Sebab itu, bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah
makna denotatif atau ideasional dan sebagainya.
Contoh:
- Rani makan hati karena tinglah laku suaminya. Kata makan hati pada
kalimat diatas memiliki makna kiasan yaitu tersiksahati dapikiran karena
perlakuan suaminya yang kurang baik.
- Kimi terkenal sebagai kutu buku disekolahnya. Kata kutu buku pada
kalimat tersebut bukan berarti sejenis hewan yang menyerang kertas atau
buku melainkan orang yang sangat rajin membaca dan sering terlihat
sedang membaca.
Makna Konotasi terdiri dari dua jenis yaitu konotasi positif yaitu
makna kata yang memiliki nilai rasa positif dan sebaliknya konotasi negatif
yaitu makna kata yang memiliki nilai rasa negatif. Jika dilihat dari ada
tidaknya referen dari kata tersebut, makna kata terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Makna Referensial
Makna kata yang memilih referen yaitu sesuatu yang luar bahasa diacu
oleh kata bermakna. Seperti: kata “kursi” termasuk kata bermakna
referensial karna mempunyai referenyaitu salah satu jenis perabotan
rumah tangga yang digunakan untuk duduk.
b.Makna Nonreferensial
Makna kata yang tidak memiliki referen yang diacu oleh kata tersebut.
Seperti: kata “sehingga” termasuk kata yang bermakna nonreferensial
karena kata tersebut tidak memiliki referen.
BAB III
PENUTUP