1. UMUM
1.1. Pendahuluan
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Sipil/Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Plumbing dan Finishing ini merupakan bagian dari
dokumen Pengadaan. Gambar-gambar, Spesifikasi Teknis dan Rab ini
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada suatu
bagian dari pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
pekerjaan ini terlaksana dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja, kontraktor harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
1.2. Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan
1. RKS dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar Pelaksanaan
3. Agreed Bill of quantity
4. Berita Acara Rapat Penjelasan
5. Berita Acara Aanwijzing
1.3. Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan yang dimaksud ialah “Belanja Modal Gedung Dan Bangunan -
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor – Pelaksanaan Renovasi Labkesda”
1.4. Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager)
Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan konstruksi bangunan ini harus
diawasi oleh seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh
penanda-tangan kontrak (Kontraktor) untuk mengambil keputusan di lapangan.
la bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan pada pekerjaan ini
dan harus selalu berada di lapangan (site). bila ia akan meninggalkan site harus
ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
Nama, curricullum vitae Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada
saat penawaran dilakukan.
1.5. Buku Harian
Kontraktor harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail dari pekerjaan serta
kejadian-kejadian di lapangan. Kontraktor wajib mencatat dalam buku harian
ini atas semua kejadian dan kegiatan yang ada di lokasi pekerjaan.
1.6. Pembuatan Laporan Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat laporan harian dimana tertulis proses kemajuan
pekerjaan setiap hari, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang didatangkan
ke lokasi pekerjaan, jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan yang di laksanakan
serta keadaan cuaca di lapangan. Perintah-perintah/Instruksi-instruksi dari
pengawas baru berlaku mengikat jika ditulis dalam laporan harian dan telah
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari petugas pengawas/melalui surat
resmi kontraktor. Apabila ada Pekerjaan tambah kurang harus dicatat pula
dalam Laporan harian ini dengan teliti. Kontraktor juga wajib membuat laporan
Mingguan dan Bulanan dimana tertulis Rekapitulasi segala kegiatan yang
berlangsung dalam minggu atau bulan tersebut. Kelalaian dalam menyusun
laporan akan terkena sanksi, yaitu penundaan pembayaran termijn.
Pembayaran termijn hanya akan dilakukan, apabila Kontraktor telah
melengkapi seluruh laporan.
1.7. Pembuatan Foto-Foto Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat foto-foto pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan
kondisi setiap tahapan pelaksanaan. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan ini akan
dijadikan lampiran dalam penyusunan laporan bulanan Konsultan Pengawas.
Foto harus dibuat rangkap 4 (empat) dalam ukuran standar dan berwarna,
disusun rapih dalam album. Pengambilan foto dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas dan dilaksanakan setiap 7 hari kalender dan
setiap tahapan pekerjaan mulai sejak dilaksanakan pekerjaan ini.
1.8. Penyediaan Air
Penyediaan Air Untuk Kebutuhan Kerja Untuk keperluan kerja, Kontraktor
wajib menyediakan air yang sedapat mungkin diambil dari sumber air yang
sudah ada di lokasi tersebut. Sumber air selama kerja harus terpisah dari yang
akan dilaksanakan. Pembuangan air hasil pekerjaan harus direncanakan dan
disetujui oleh Direksi Pengawas.
1.9. Tanggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan
Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk
memelihara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa
pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang cacat, rusak dan atau
tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas, maka
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya. Apabila dalam
masa pemeliharaan ini Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan perbaikan
seperti yang diminta pengawas/Owner, maka prestasi pekerjaan akan dikurangi
sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan penyerahan
kedua tidak dapat dilaksanakan. Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang
pada setiap hari kerja untuk merawat peralatan Sipil, Arsitektur selama masa
pemeliharaan (6 bulan). Kontraktor harus memberikan service secara cuma-
cuma untuk seluruh sistem pekerjaan Sipil, Arsitektur selama jangka waktu
selama pekerjaan fisik di lakukan dan setelah proyek ini diserah terimakan
untuk pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.
1.10. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah selama 120 (Seratus dua puluh) hari
kalender.
1.11. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi,
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pembongkaran
3. Pekerjaan Tanah & Galian
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Dinding
6. Pekerjaan Kap Atap
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Rangka dan Panel ACP
9. Pekerjaan Rangka dan Panel Kaca
10. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
11. Pekerjaan Lantai dan Pasangan Keramik
12. Pekerjaan Listrik
13. Pekerjaan Instalasi & Sanitary
14. Pekerjaan Interior dan Furniture
15. Pekerjaan Pengecatan
16. Pekerjaan Aksesoris dan Perlengkapan.
Kontraktor wajib mendatangkan dan melengkapi semua bahan-bahan,
menyediakan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan serta membuat segala
pekerjaan persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan pelaksanaan dan
kemudian menyerahkan pekerjaan dalam keadaan selesai dan sempurna.
1.12. Kaidah Pelaksanaan
Dalam pelaksaan pekerjaan ini harus dilaksanakan berdasarkan kepada
Bestek dan Gambar-gambar detail, peraturan-peraturan dan syarat-syarat,
daftar penjelasan (Anwijzing) serta ketentuan dan keputusan Direksi yang
dibuat secara tertulis.
2. SYARAT-SYARAT UMUM
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahan nya :
2.1 Perpres No. 70 Tahun 2012 Tanggal 31 Juli 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
2.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45 Tahun 2007 tanggal 27
Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
2.3 Surat Edaran bersama Bapennas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan
SE-39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.4 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941.
2.5 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
2.6 Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03 - 2847 –
2002Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku di dalam :
P.U.B.B.N.I.I. 3 Tahun 1956, PBI (N.I. 2 Tahun 1971) A.V.W.I.A.V.E., P.K.K.I.
1971 Peraturan pembangunan setempat dan lain sebagainya.
2.7 Peraturan Umum Keselamatan kerja dari Departemen Tenaga kerja.
2.8 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN
setempat.
2.9 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
2.10 Peraturan kontruksi Kayu di indonesia (PKKI) NI5
2.11 Mutu Kayu bangunan SNI 03-3527-1994
2.12 Peraturan konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
2.13 Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08.
2.14 Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
2.15 Peraturan Muatan Indonesia.
2.16 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
2.17 Peraturan Pengecatan NI-12.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Lingkup Pekerjaan
a) Setting out lapangan
b) Pengukuran dan pasang bowplank
c) Pek. Pembuatan Gudang Peralatan dan DIreksi Keet.
d) Pek. Pemindahan orang & barang
3.2 Persyaratan Bahan
a) Untuk Direksi Keet, dan gudang Rangka kayu, dinding papan dan atap seng
BJLS 18.
b) Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks
atau plat seng.
c) Bahan bouwplank dipakai kayu meranti 5/7 dan papan meranti ukuran
2/20.
3.3 Pedoman pelaksanaan
1. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200
x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama
proyek memuat :
Nama proyek
Pemilik proyek
Lokasi proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan,
pengukuran dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan
pemasangan bouplank
2. Membuat Gudang, dan Direksi Keet
Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan bahan
bakar, disesuai dengan kebutuhan pemborong dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran, serta
memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah
penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) dipemborong, 1
(satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu) diletakkan di
daerah yang strategis di los kerja.
Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing masing
bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya.
Pemborong tidak diperkenankan menyimpan alat-alat, bahan
bangunan diluar pagar proyek, walaupun untuk sementara.
Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat.
3.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
4. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
4.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan bongkaran atap.
2. Pekerjaan bongkaran plafond.
3. Pekerjaan bongkaran dinding & lantai.
4. Pekerjaan bongkaran taman dan lainnya.
4.2 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan bongkaran atap.
Sebelum peleksanaan pembongkaran atap dimulai , terlebih dahulu harus
dibersihkan dan dipindahkan dan tidak boleh ada benda pecah. Pekerjaan
pembongkaran dapat dimulai apabila sekitar pekerjaan harus dipersiapkan
dan dibersihkan/dibereskan dari segala hal yang akan mengganggu
kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas pekerjaan, sesuai
arahan/ petunjuk pengawas.
Tahapan dalam pembongkaran atap dan kontruksi kuda-kuda diantaranya:
- Pembongkaran penutup atap dan nok bubung dilaksanakan terlebihdahulu
- Pembongkaran kayu reng, kaso dan listplang
- Pembongkaran balok Gordeng dan balok kuda-kuda
- Benda-benda/ barang bekas bongkaran yang akan akan digunakan kembali
harus ada persetujuan dari pengawas di lapangan.
Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak
pelaksana.
2. Pekerjaan bongkaran plafond.
Sebelum pelaksanaan pembongkaran plafond dimulai, dahulukan
pembongkaran instalasi kabel yang menempel pada rangka plafond.
Sebelum pembongkaran plfond dilaksanakan semua jaringan instalsi listrik
harus sudah terputus aliran listriknya.
3. Pekerjaan bongkaran dinding & lantai.
Pekerjaan pembongkaran dinding dilaksanakan sesuai arahan/ petunjuk
pengawas lapangan dan menyesesuai gambar perubahan pada gambar
rencana.
4. Pekerjaan bongkaran taman dan lainnya.
Pekerjaan pembongkaran dinding dilaksanakan sesuai arahan/ petunjuk
pengawas lapangan dan menyesesuai gambar perubahan pada gambar
rencana.
6. PEKERJAAN PONDASI
6.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pondasi plat setempat (footplat) beton bertulang.
6.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
2. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang
6.3 Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan
pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan
kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi didasari dengan
pasir pasang setebal ±10 cm dan dipadatkan.
1. Pondasi Plat Setempat.
Setelah pasir urug diberi lantai kerja dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5 KR
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi Plat Setempat. Kemudian
dilanjut dengan pemasangan pondasi plat setempat beton bertulang
dengan mengunakan mutu beton K-225 bentuk dan pembesian sesuai
dengan gambar dan petunjuk pengawas.
Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan
pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana
dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Campuran beton
1. Dibuat dengan perbandingan volume sbb :
Campuran Penggunaan
Untuk semua beton bertulang kedap air
B1 1:1 spt. plat atap, luifel dan bak-bak
air.
Untuk semua beton bertulang spt.
B2 1:2:3 Sloof, pondasi, beton per, plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
Untuk semua beton tak bertulang,
B3 1:3:5 rabat, neut, beton angker dan batu
tepi.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk
(Mixer). Komposisi campuran dari masing masing material seperti
Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix. Pengangkutan
adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai
slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1
PBI 1971.
4. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
6. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini
serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
8. PEKERJAAN DINDING
8.1 Lingkup Pekerjaan
1. Dinding bata
Pemasangan dinding bata setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
8.2 Persyaratan Bahan
1. Bata
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup
tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
8.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
a. Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS )
- Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 30 cm
diatas lantai.
- Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
- Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai.
- Pasangan dinding septicktank.
b. Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis
yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
8.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Pembuatan panel harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum dalam :
- Persyaratan umum
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
- Berita acara anwijing
- Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
Sistem tegangan listrik 380 volt – 3fasa – 50 Hz atau 220 volt, 50 Hz.
Persyaratan kontraktor listrik
- Harus mempunyai SIKA – PLN golongan C yang masih berlaku.
- Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Mk
- Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3
core.
- Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC/NYA
- Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi
pelindung anti karat.
Armature lampu
- Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0.7 mm.
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna disesuaikan
- Ballast 20 watt, 40 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh
lebih besar dari 6.5 watt.
- Fitting dan starter holder Philips.
- Capasitor Philips sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0.85.
- Tabung TL 36 watt , TL 18 Watt Philips, diameter 25 mm.
- Terminal grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
- Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri- sendiri.
- Starter 20 & 40 watt.
21. PENUTUP
21.1 Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek).
21.2 Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
pengawas Lapangan.
21.3 Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan, Pemborong harus membersihkan
sisa-sisa bangunan dan kotoran lainnya keluar lokasi.
21.4 Walaupun dalam Bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu baik
mengenai keur bahan-bahan dan lain-lain sebagainya, tetapi tercantum dalam
Perpres No. 70 tahun 2012 tetang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambah kurang.