Anda di halaman 1dari 36

SPESIFIKASI TEKNIS

BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN - PENGADAAN BANGUNAN


GEDUNG KANTOR - RENOVASI GEDUNG LABKESDA (DAK)

1. UMUM
1.1. Pendahuluan
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Sipil/Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Plumbing dan Finishing ini merupakan bagian dari
dokumen Pengadaan. Gambar-gambar, Spesifikasi Teknis dan Rab ini
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada suatu
bagian dari pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
pekerjaan ini terlaksana dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja, kontraktor harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
1.2. Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan
1. RKS dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar Pelaksanaan
3. Agreed Bill of quantity
4. Berita Acara Rapat Penjelasan
5. Berita Acara Aanwijzing
1.3. Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan yang dimaksud ialah “Belanja Modal Gedung Dan Bangunan -
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor – Pelaksanaan Renovasi Labkesda”
1.4. Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager)
Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan konstruksi bangunan ini harus
diawasi oleh seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh
penanda-tangan kontrak (Kontraktor) untuk mengambil keputusan di lapangan.
la bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan pada pekerjaan ini
dan harus selalu berada di lapangan (site). bila ia akan meninggalkan site harus
ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
Nama, curricullum vitae Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada
saat penawaran dilakukan.
1.5. Buku Harian
Kontraktor harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail dari pekerjaan serta
kejadian-kejadian di lapangan. Kontraktor wajib mencatat dalam buku harian
ini atas semua kejadian dan kegiatan yang ada di lokasi pekerjaan.
1.6. Pembuatan Laporan Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat laporan harian dimana tertulis proses kemajuan
pekerjaan setiap hari, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang didatangkan
ke lokasi pekerjaan, jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan yang di laksanakan
serta keadaan cuaca di lapangan. Perintah-perintah/Instruksi-instruksi dari
pengawas baru berlaku mengikat jika ditulis dalam laporan harian dan telah
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari petugas pengawas/melalui surat
resmi kontraktor. Apabila ada Pekerjaan tambah kurang harus dicatat pula
dalam Laporan harian ini dengan teliti. Kontraktor juga wajib membuat laporan
Mingguan dan Bulanan dimana tertulis Rekapitulasi segala kegiatan yang
berlangsung dalam minggu atau bulan tersebut. Kelalaian dalam menyusun
laporan akan terkena sanksi, yaitu penundaan pembayaran termijn.
Pembayaran termijn hanya akan dilakukan, apabila Kontraktor telah
melengkapi seluruh laporan.
1.7. Pembuatan Foto-Foto Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat foto-foto pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan
kondisi setiap tahapan pelaksanaan. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan ini akan
dijadikan lampiran dalam penyusunan laporan bulanan Konsultan Pengawas.
Foto harus dibuat rangkap 4 (empat) dalam ukuran standar dan berwarna,
disusun rapih dalam album. Pengambilan foto dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas dan dilaksanakan setiap 7 hari kalender dan
setiap tahapan pekerjaan mulai sejak dilaksanakan pekerjaan ini.
1.8. Penyediaan Air
Penyediaan Air Untuk Kebutuhan Kerja Untuk keperluan kerja, Kontraktor
wajib menyediakan air yang sedapat mungkin diambil dari sumber air yang
sudah ada di lokasi tersebut. Sumber air selama kerja harus terpisah dari yang
akan dilaksanakan. Pembuangan air hasil pekerjaan harus direncanakan dan
disetujui oleh Direksi Pengawas.
1.9. Tanggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan
Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk
memelihara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa
pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang cacat, rusak dan atau
tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas, maka
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya. Apabila dalam
masa pemeliharaan ini Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan perbaikan
seperti yang diminta pengawas/Owner, maka prestasi pekerjaan akan dikurangi
sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan penyerahan
kedua tidak dapat dilaksanakan. Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang
pada setiap hari kerja untuk merawat peralatan Sipil, Arsitektur selama masa
pemeliharaan (6 bulan). Kontraktor harus memberikan service secara cuma-
cuma untuk seluruh sistem pekerjaan Sipil, Arsitektur selama jangka waktu
selama pekerjaan fisik di lakukan dan setelah proyek ini diserah terimakan
untuk pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.
1.10. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah selama 120 (Seratus dua puluh) hari
kalender.
1.11. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi,
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pembongkaran
3. Pekerjaan Tanah & Galian
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Dinding
6. Pekerjaan Kap Atap
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Rangka dan Panel ACP
9. Pekerjaan Rangka dan Panel Kaca
10. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
11. Pekerjaan Lantai dan Pasangan Keramik
12. Pekerjaan Listrik
13. Pekerjaan Instalasi & Sanitary
14. Pekerjaan Interior dan Furniture
15. Pekerjaan Pengecatan
16. Pekerjaan Aksesoris dan Perlengkapan.
Kontraktor wajib mendatangkan dan melengkapi semua bahan-bahan,
menyediakan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan serta membuat segala
pekerjaan persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan pelaksanaan dan
kemudian menyerahkan pekerjaan dalam keadaan selesai dan sempurna.
1.12. Kaidah Pelaksanaan
Dalam pelaksaan pekerjaan ini harus dilaksanakan berdasarkan kepada
Bestek dan Gambar-gambar detail, peraturan-peraturan dan syarat-syarat,
daftar penjelasan (Anwijzing) serta ketentuan dan keputusan Direksi yang
dibuat secara tertulis.
2. SYARAT-SYARAT UMUM
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahan nya :
2.1 Perpres No. 70 Tahun 2012 Tanggal 31 Juli 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
2.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45 Tahun 2007 tanggal 27
Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
2.3 Surat Edaran bersama Bapennas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan
SE-39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.4 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941.
2.5 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
2.6 Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03 - 2847 –
2002Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku di dalam :
P.U.B.B.N.I.I. 3 Tahun 1956, PBI (N.I. 2 Tahun 1971) A.V.W.I.A.V.E., P.K.K.I.
1971 Peraturan pembangunan setempat dan lain sebagainya.
2.7 Peraturan Umum Keselamatan kerja dari Departemen Tenaga kerja.
2.8 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN
setempat.
2.9 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
2.10 Peraturan kontruksi Kayu di indonesia (PKKI) NI5
2.11 Mutu Kayu bangunan SNI 03-3527-1994
2.12 Peraturan konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
2.13 Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08.
2.14 Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
2.15 Peraturan Muatan Indonesia.
2.16 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
2.17 Peraturan Pengecatan NI-12.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Lingkup Pekerjaan
a) Setting out lapangan
b) Pengukuran dan pasang bowplank
c) Pek. Pembuatan Gudang Peralatan dan DIreksi Keet.
d) Pek. Pemindahan orang & barang
3.2 Persyaratan Bahan
a) Untuk Direksi Keet, dan gudang Rangka kayu, dinding papan dan atap seng
BJLS 18.
b) Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks
atau plat seng.
c) Bahan bouwplank dipakai kayu meranti 5/7 dan papan meranti ukuran
2/20.
3.3 Pedoman pelaksanaan
1. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200
x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama
proyek memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan,
pengukuran dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan
pemasangan bouplank
2. Membuat Gudang, dan Direksi Keet
 Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan bahan
bakar, disesuai dengan kebutuhan pemborong dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran, serta
memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah
penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) dipemborong, 1
(satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu) diletakkan di
daerah yang strategis di los kerja.
 Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing masing
bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya.
 Pemborong tidak diperkenankan menyimpan alat-alat, bahan
bangunan diluar pagar proyek, walaupun untuk sementara.
 Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat.
3.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

4. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
4.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan bongkaran atap.
2. Pekerjaan bongkaran plafond.
3. Pekerjaan bongkaran dinding & lantai.
4. Pekerjaan bongkaran taman dan lainnya.
4.2 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan bongkaran atap.
Sebelum peleksanaan pembongkaran atap dimulai , terlebih dahulu harus
dibersihkan dan dipindahkan dan tidak boleh ada benda pecah. Pekerjaan
pembongkaran dapat dimulai apabila sekitar pekerjaan harus dipersiapkan
dan dibersihkan/dibereskan dari segala hal yang akan mengganggu
kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas pekerjaan, sesuai
arahan/ petunjuk pengawas.
Tahapan dalam pembongkaran atap dan kontruksi kuda-kuda diantaranya:
- Pembongkaran penutup atap dan nok bubung dilaksanakan terlebihdahulu
- Pembongkaran kayu reng, kaso dan listplang
- Pembongkaran balok Gordeng dan balok kuda-kuda
- Benda-benda/ barang bekas bongkaran yang akan akan digunakan kembali
harus ada persetujuan dari pengawas di lapangan.
Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak
pelaksana.
2. Pekerjaan bongkaran plafond.
Sebelum pelaksanaan pembongkaran plafond dimulai, dahulukan
pembongkaran instalasi kabel yang menempel pada rangka plafond.
Sebelum pembongkaran plfond dilaksanakan semua jaringan instalsi listrik
harus sudah terputus aliran listriknya.
3. Pekerjaan bongkaran dinding & lantai.
Pekerjaan pembongkaran dinding dilaksanakan sesuai arahan/ petunjuk
pengawas lapangan dan menyesesuai gambar perubahan pada gambar
rencana.
4. Pekerjaan bongkaran taman dan lainnya.
Pekerjaan pembongkaran dinding dilaksanakan sesuai arahan/ petunjuk
pengawas lapangan dan menyesesuai gambar perubahan pada gambar
rencana.

5. PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN


5.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan tanah :
1. Pematokan
2. Pembersihan
3. Galian tanah termasuk galian saluran
4. Urugan tanah
5.2 Pematokan
1. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai, Kontraktor melakukan
pematokan untuk
2. menetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
3. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus memperhatikan titik-titik
referensi/Bench Mark yang ada.
4. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian diperiksa kembali
bersama oleh Kontraktor dan Direksi.
5. Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8 cm dan panjang 60 cm
ditancapkan sedalam 50 cm dan bagian yang muncul diatas permukaan tanah
setinggi 10 cm.
6. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat patok-
patok referensi pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
7. Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan tulisan/penjelasan
mengenai posisi dan peil rencana dari titik yang bersangkutan.
8. Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah ada, Direksi berhak
melakukan pengukuran pemeriksaan ulang.
5.3 Pembersihan
1. Bagian taman yang terkena bangunan, batang-batang pohon, akar-akar dan
sebagainya harus dibongkar pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di
permukaan tanah asli atau permukaan akhir/final grade (ditentukan oleh
permukaan yang lebih rendah) dan bersama-sama dengan seluruh sampah
dalam segala bentuknya, harus dibuang pada tempat yang tidak tampak dari
tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh Direksi.
2. Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh
pada tanah milik perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya dan
Kontraktor atas tanggungjawabnya menyingkirkan pohon-pohon
tersebut atau membiarkan di tempat semula, asal ada persetujuan
tertulis dari pemiliknya.
3. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggung jawabnya sendiri.
4. Dalam hal akan dilakukan pembakaran, Kontraktor harus
memberitahukan kepada pemilik-pemilik tanah yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam tentang maksudnya akan melakukan
pembakaran.
5. Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
6. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atas tanda-
tanda lainnya.
7. Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila hasilnya sudah diketahui dan
disetujui oleh Direksi.
5.4 Galian
1. Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian sebagai yang tercantum dalam
gambar rencana.
2. Kedalaman penggalian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang
tertera pada gambar rencana. berdiri sampai pekerjaan selesai.
3. Tanah dan batuan hasil galian yang memenuhi persyaratan material untuk
urugan, dipakai untuk pekerjaan urugan.
4. Tanah hasil galian yang tidak dipakai/terpakai untuk urugan dibuang ke
tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi.
5.5 Urugan
1. Material untuk urugan, harus material yang sesuai dan disetujui Direksi.
Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada material yang cukup
baik untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengurugan.
2. Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau dalam keadaan
kering dinyatakan dapat dipakai, harus dikeringkan lebih dahulu
sebelum digunakan untuk timbunan.
3. Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus menggali tanah tufa atau
material tanah yang kurang baik mutunya sampai kedalaman yang
dianggap cukup oleh Direksi.
4. Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa, Kontraktor harus membuat
saluran-saluran pembuangan sementara atau memompa air untuk
mengeringkan daerah tersebut. Lapisan lumpur yang ada harus dibuang ke
tempat yang akan ditunjuk oleh Direksi sebelum pengurugan kembali.
5. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada daerah yang telah
selesai dibabat dan dibersihkan, Kontraktor harus mengerjakan
pengisian lubang-lubang yang disebabkan karena pencabutan akar-
akar pohon, bekas- bekas sumur, saluran dan sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi dan harus
segera dilakukan perataan dan pemadatan pada permukaan tanah tersebut.
6. Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan
Direksi.
7. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan harus
dipadatkan sampai mancapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan dari
material lepas selain dari material batu- batuan, tebal tiap lapisannya
tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau tersedia alat pemadat
(Compaction Equipment) yang dapat memadatkan lebih dari 20
cm sampai mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya.
Setelah kadar air diatur agar dapat dicapai kepadatan yang maksimum,
material lepas harus segera dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
8. Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, Kontraktor
harus melakukan percobaan pemadatan atas petunjuk Direksi, pada jalur
dengan panjang dan lebar tertentu, dengan alat-alat dan material seperti
yang sama yang akan digunakan pada pekerjaan pemadatan yang
sesungguhnya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar
air optimum yang akan dipakai dan hubungan antara jumlah penggilasan
dan kepadatan yang dapat dicapai untuk rencana material urugan tertentu.
Seluruh pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh Kontraktor.
9. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil permukaan sub grade, harus
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat
dicapai dengan test (AASHO T.99-70. Untuk mencapai kepadatan CBR
4% lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum lapisan yang
terdahulu disetujui oleh Direksi.
10. Lapisan dibawah permukaan sub grade kurang dari 30 cm harus dipadatkan
hingga mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO
T.99-70 untuk mencapai kepadatan CBR 4%.
11. Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat
mencapai kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat
penyemprot (sprinker) dan dicampur/diaduk sampai merata
(homogen). Material urugan yang mempunyai kadar air lebih tinggi
dari seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum cukup di keringkan
dan disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan pemadatan tanah
urugan tadi harus dilakukan pada kadar air optimum sesuai dengan
sifat alat-alat pemadatanyang tersedia. Pada pelaksanaan,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu agar
pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar.
12. Apabila Direksi meragukan hasil pemadatan, maka Kontraktor wajib
membuktikan hasil pemadatan lapis per lapis dengan test langsung di
lapangan dan dilaboratorium atas biaya Kontraktor.
13. Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium mekanika tanah yang
mempunyai izin usaha dan izin operasi resmi pada bidangnya.
14. Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap patok-patok
referensi.
15. Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari
Direksi.
5.6 Pekerjaan Untuk Pondasi
1. Galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan,
baik kedalaman, lebar maupun tingginya.
2. Dalam hal kondisi tanah mengandung lumpur atau humus yang
cukup dalam, maka jenis tanah tersebut harus dibuang/dibongkar dan
diadakan perbaikan struktur tanah pondasi.
3. Apabila kedalaman galian pondasi sudah tercapai, kondisi tanah
masih diragukan, Pemborong wajib melaporkan kepada
pengawas/Pemberi Tugas.

6. PEKERJAAN PONDASI
6.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pondasi plat setempat (footplat) beton bertulang.
6.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
2. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang
6.3 Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan
pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan
kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi didasari dengan
pasir pasang setebal ±10 cm dan dipadatkan.
1. Pondasi Plat Setempat.
Setelah pasir urug diberi lantai kerja dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5 KR
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi Plat Setempat. Kemudian
dilanjut dengan pemasangan pondasi plat setempat beton bertulang
dengan mengunakan mutu beton K-225 bentuk dan pembesian sesuai
dengan gambar dan petunjuk pengawas.
Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan
pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana
dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

7. PEKERJAAN BETON BERTULANG


7.1 Struktur Bawah
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan struktur bawah :
 Sloof Beton Bertulang
 Poer Sumuran
2. Syarat-syarat umum
 Mutu beton yang dipakai K-225 dan baja tulangan yang dipakai BJTD
320 MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof, seperti dijelaskan
pada pasal mengenai pekerjaan beton.
 Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai
dengan gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai
kerja dari beton tumbuk tebal 5 cm.
 Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
 Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan
sloof, pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang
lewat dibawah sloof harus sudah terpasang pada posisi yang tepat.
7.2 Struktur Atas
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pembuatan kerangka bangunan dari beton bertulang dari dasar
lantai sampai dengan atap termasuk segala bagian strukturnya, yang
terdiri dari Kolom-kolom, balok-balok, pelat-pelat lantai dengan struktur
beton, sirip-sirip beton, dak-dak beton, tangga beton serta konstruksi beton
lainnya seperti yang tertera dalam gambar. Termasuk dalam pekerjaan ini
pada : Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah
basah, serta penyediaan dan pemasangan talang talang air dari pipa
PVC berikut klem-klemnya.
2. Bahan dan syarat pelaksanaannya
 Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-225 menurut PBI- 1971.
Kecuali kolom praktis dan ring balok praktis menggunakan K.175.
 Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320 MPa.
 Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama
dengan syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
3. Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
A. Bahan-bahan
1. Semen Portland (PC)
1. Persyaratan
 Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI - 8 tahun 1972
dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya
sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk
harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan
berventilasi baik, diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis, atau ditumpuk
langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu terpisah
untuk setiap pengiriman.
3. Pemeriksaan
 Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas kapan dan dimana semen itu dihasilkan. Konsultan
Pengawas mengadakan pemeriksaan di tempat penimbunan
dan mengambil contoh-contoh semen timbunan tersebut untuk
keperluan pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya
diragukan. Semen yang dinyatakan afkir oleh Konsultan
Pengawas, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkir
keluar proyek. Apabila Kontraktor masih mempergunakan
semen yang diafkir tersebut untuk pekerjaan beton maka
kepada Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton tersebut da harus menggantinya dengan semen yang
disetujui atas biaya Kontraktor.
 Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu
lama sesudah penerimaan, kontraktor hendaknya
memakai semen menurut urutan kronologis yang
diterima dalam gudang penyimpanan.
2. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
PBI 1971.
 Untuk Beton mutu fc’= 19.3 Mpa (K- 225), fc’= 21.7 Mpa (K-
225) dan fc’= 26.04 Mpa (K-300) mengunakan material kerikil
beton batu pecah (Split).
 Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
 Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat
alami atau buatan asal memenuhi syarat menurut PBI-1971.
 Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan
memperhatikan persyaratan PUBI-1982.
 Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas
dari lumpur, gumpalan tanah/lumpur, bahan organik lainnya
yang dapat mengurangi atau merusakkan mutu beton.
 Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas dari
bahan-bahan organik atau dari substansi yang merusak.
3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
 U - 32 tegangan Leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD)
 U - 24 tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 19 mm (Besi Ulir) (BJTD)
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka
dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan
harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil
memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan Direksi
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam
hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
pemborong.
5. Bahan campuran tambahan (additive)
1. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture),
kecuali yang disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar
harus mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk
itu kontraktor diharuskan mengajukan permohonan tertulis
dengan menyertakan analisa kimiawinya dan bukti pemakaian di
Indonesia selama 5 tahun terakhir. Bahan campuran tambahan
beton yang dipakai harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi
persyaratan ASTM C-494 jenis B dan D sekaligus sebagai
pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
2. Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Pemakaian additive ini tidak boleh menyebabkan dikuranginya
volume semen dalam adukan.
3. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama sekali
tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah
tidak boleh mempergunakan waterproofer yang mengandung
garam.
6. Bekisting, Cetakan atau Acuan
1. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup
kering dengan tebal minumum 3 cm atau multiplek tebal 18 mm,
diperkuat dengan rangka-rangka penyangga, penyokong dll,
sehingga mampu mendukung beton sampai selesai proses ikatan
beton. Bekisting harus mampu pula untuk menahan getaran-
getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain tanpa berubah bentuk.
2. Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
disemua tempat untuk bentuk dan ukuran yang
dikehendaki sama.
3. Steiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau
pipa-pipa baja dan tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
7. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi, apabila tidak ditentukan
didalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Balok sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1,5 cm
8. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ =
21,7 Mpa dan untuk beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5 Mpa
(K-175). Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada
perhitungan mix disain untuk komposisi campuran Mutu beton yang akan
dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lain-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan
stek besi sepanjang 1 m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas
Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor diharuskan :
 Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
 Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana,
jika terdapat kesalahan yang membahayakan, kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelumada kepastian
mengenai kebenaran gambar tersebut, Kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

2. Campuran beton
1. Dibuat dengan perbandingan volume sbb :
Campuran Penggunaan
Untuk semua beton bertulang kedap air
B1 1:1 spt. plat atap, luifel dan bak-bak
air.
Untuk semua beton bertulang spt.
B2 1:2:3 Sloof, pondasi, beton per, plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
Untuk semua beton tak bertulang,
B3 1:3:5 rabat, neut, beton angker dan batu
tepi.

2. Beton harus dibentuk daricampuran semen Portland, pasir


beton, kerikil dan air seperti ditentukan sebelumnya dengan
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang tepat.
3. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-
kotak takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk
campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah
dikerjakan sesuai penggunaanya dan akan menghasilkan kepadatan
beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
4. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin
pengaduk (beton molen) yang berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Pengaduk harus rata, sehingga warna dan kekentalannya
sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
1. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran,
karat lepas, serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan lainnya yang
akan merusak atau mengurangi daya lekat pada beton.
2. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar. Baja tulangan
tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak bahannya.
3. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar
rencana. Harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau
bergeser pada saat beton dipadatkan.
4. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-
1971 yaitu mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2.
Jika besi tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat tersebut
harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
4. Pengecoran
1. Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan
dengan sebaik-baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengecoran antara lain; Meneliti kembali tulangan yang telah
dikerjakan dan menyesuaikannya dengan gambar apabila terdapat
kesalahan. Tulangan yang bengkok, ikatan-ikatan yang lepas atau
berobah posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang
akan tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan baik.
Memberitahukan dahulukepada konsultan Pengawas tentang
pengecoran yang akan dilakukan. Jika tidak ada pemberitahuan
tertulis atau persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor
dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang akan dicorkan
tersebut.
2. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran
suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti,
dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang
dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak
diijinkan mengecor pada waktu hujan turun, kecuali jika Kontraktor
mengambil tindakan yang bisa mencegah kerusakan beton dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan
menggunakan alat penggetar. Penggetaran harus dimulai pada
saat adukan dituangkan da dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
5. Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan
atau angina sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk
mencegah pengeringan yang terlalu cepat, harus dilakukan
perawatan beton sbb :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai
cetakan tersebut dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah
permukaan beton cukup keras.
5. Angkutan Beton
1. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,
tanpa adanya kehilangan bahan yang bisa menyebabkan perobahan
nilai slump.
2. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat pengecoran sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
3. Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal, sedang untuk alat
angkut horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak diizinkan
menggunakan ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
1. Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI – 1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan konsultan Pengawas
dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus berukuran
15 x 15 cm.
2. Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan guna
pengujian yang representative, frekwensi pengujian ditetapkan
konsultan Pengawas berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur.
3. Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton seperti diuraikan
diatas memuaskan, konsultan Pengawas berhak menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai dengan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang
direncanakan.
4. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm.

7. Lobang-Lobang, Klos-klos dan angker dinding


1. Kontraktor harus menentukan letak lobang-lobang, klos-klos
angker dinding dan sebagainya yang diperlukan untuk memasang
rangka-rangka pekerjaan kayu atau pipa-pipa air, listrik dan
sebagainya.
2. Pada sambungan dari kolom beton dengan pasangan dinding harus
diberi angker dari baja lunak diameter 10 mm sepanjang 40 cm dan
dibengkokkan ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton sedang
sisanya dimasukkkan ke dalam pasangan dinding tembok. Angker
tersebut dipasang setiap jarak 75 cm.

8. Pembuatan dan pembongkaran cetakan


1. Cetakan harus dibuat rapi, kuat dan kaku, sehingga setelah dibongkar
menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan. Celah celah harus rapat sehingga air adukan tidak
merembes keluar.
2. Cetakan harus betul-betul aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah adanya pengembangan, lengkungan/lenturan atau lain
gerakan pada waktu beton dituangkan. Penyangga cetakan harus
bertumpu pada dasar yang keras sehingga tidak ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
3. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan
mengikuti petunjuk konsultan Pengawas. Beton yang masih muda
tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar,
permukaan beton diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat,
harus segera diperbaiki, diplester dengan campuran sedemikian rupa
hingga sesuai dengan warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan
beton yang berdekatan. Hal ini perlu diperhatikan, terutama untuk
beton exposed.
4. Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-
cetakan disamping lainnnya, 7 hari untuk dinding-dinding pemikul,
dan 21 hari untuk balok balok dan plat atap.
5. Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus
dikumpulkan dan disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
6. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini
harus sesuai dengan P91 – 1971.

C. Pedoman Pelaksanaan
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk
(Mixer). Komposisi campuran dari masing masing material seperti
Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix. Pengangkutan
adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai
slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1
PBI 1971.
4. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
6. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini
serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

8. PEKERJAAN DINDING
8.1 Lingkup Pekerjaan
1. Dinding bata
Pemasangan dinding bata setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
8.2 Persyaratan Bahan
1. Bata
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup
tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
8.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
a. Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS )
- Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 30 cm
diatas lantai.
- Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
- Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai.
- Pasangan dinding septicktank.
b. Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis
yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
8.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

9. PEKERJAAN DINDING TIRAI (CURTAINS WALL) KACA


9.1 Lingkup Pekerjaan
1. Rangka curtain wall
2. Pasang Kaca + Stiker sandblast
9.2 Persyaratan Bahan
1. Rangka curtain wall menggunakan Batang Alumunium Mulion dengan ukuran
panjang ± 6 meter yang sudah di pabrikasi dan pemotongan di
lakukan di lapangan, dipotong sesuai ukuran (Shop Drawing). Dengan
menggunakan mesin yang nantinya di rangkai hingga menjadi satu kesatuan.
2. Kaca Stopsol dengan ukuran
- Tebal kaca 8 mm dengan ukuran 200 cm X 110 cm
- Tebal kaca 8 mm dengan ukuran 200 cm X 110 cm
3. Bracket fastener.
4. Besi Siku.
5. Sealant.
6. Stiker sandblast.

9.3 Pedoman Pelaksanaan


1. Pengukuran di Lapangan (Marking)
Pengukuran di lapangan untuk menentukan posisi terluar rangka aluminium
Curtain Wall harus dilakukan berdasarkan ukuran serta module yang
tercantum didalam shop drawing approval. Pengelotan untuk menentukan
arah vertikal dilakukan dengan satu tarikan kawat dari lantai paling atas ke
lantai paling bawah dengan menggunakan kawat piano dan lot (bandul).
2. Pemasangan bracket
Setelah garis marking dibuat maka kegiatan selanjutnya adalah
pemasangan bracket. Caranya adalah dengan membuat mal lubang
dynabolt dengan menggunakan spidol dan dilakukan pengeboran dengan
kedalaman yang sudah disesuaikan dan diinginkan (disini kedalaman
lubang bor yang akan dibuat adalah sedalam 75 – 80 mm). Pemasangan
dynabolt dapat dilakukan dengan cara memukul kepala dynabolt secara
hati – hati agar tidak merusak ulir (drat) yang ada hingga masuk
kedalam lubang kemudian bautnya dikencangkan. Namun sebelum
dynabolt dimasukkan kedalam lubang hasil pengeboran tadi, sebaiknya
dilakukan peniupan atau pembersihan lubang tersebut dari debu yang
dihasilkan. Mur yang ada dikepala dynabolt dibuka terlebih dahulu untuk
memasukan bracket, setelah itu barulah dikencangkan kembali.
3. Pemasangan alumunium mullion
- Pemasangan aluminium mullion vertikal terhadap steel bracket
dilakukan dengan mekanikal joint system dengan menggunakan
galvanished bolt dan nut sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui.
- Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan
teliti sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop
drawing approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk,
kearah kiri kanan dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion
tersebut menempati posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal
maupun arah horizontal.
- Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain disisinya harus
diberi gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga
bilamana terjadi pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami
deformasi. Gap expansion join tersebut pada akhirnya ditutup dengan
silicone sealant.
4. Pemasangan Horizontal Transom
- Pemasangan horizontal transom terhadap mullion yang telah selesai di
stel dengan baik dengan menggunakan joint bracket dan diikat dengan
mempergunakan bolt & nut yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi
material yang tercantum didalam shop drawing approval. Posisi
ketinggian transom dari lantai harus sesuai seperti yang tercantum
didalam shop drawing approval.
- Pemasangan transom yang satu dengan transom yang lain diberi
gap/celah antara ± 5 mm s/d 8 mm untuk expansion joint dan pada
setiap ujung transom ditutup dengan penutup yang terbuat dari karet
dan di-sealant sebagai blokade dengan tujuan untuk mencegah terjadi
masuknya air kedalam transom.
- Setiap module pada transom dibuatkan wipping hole minimal 2 buah
berukuran 5 mm x 10 mm untuk mengeluarkan air yang kemungkinan
masuk kedalam groove kaca pada transom pada waktu terjadi hujan.Gap
transom joint tersebut pada akhirnya harus ditutup dengan sealant,
sebelum dilakukan pemasangan kaca.
5. Pemasangan Kaca + Sealant
Pemasangan kaca dilakukan setelah rangka curtain sudah fix setting (sesuai
aturan). Semua kaca yang dipasang, ditempatkan dilokasi pemasangan
setiap lantainya. Sebelum dilakukan pemasangan kaca harus dilakukan
pengecekan ulang mengenai posisi rangka curtain wall. Material kaca
ditempatkan pada posisi/lokasi di tiap-tiap lantai yang akan dipasang
kaca. Pemasangan kaca dapat dilakukan dari dalam gedung, tetapi tetap
saja untuk pemasangan kaca harus dibantu dengan alat berupa kop kaca
dan di bantu dengan beberapa tenaga tambahan.
Adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemasangan di atas
adala sebagai berikut :
- Kontraktor harus memberikan contoh (sample) kaca kepada direksi
lapangan untuk persetujuannya. Setelah mendapatkan persetujuan
dari direksi lapangan maka selanjutnya kaca – kaca didatangkan ke
lapangan dan pekerjaan pemasanganpun dapat dilaksanakan.
- Sebelum pemasangan, kontraktor harus mengambil ukuran – ukuran
yang tepat dan keterangan berupa lubang – lubang/bukaan–bukaan
kusen yang bersangkutan, sehingga apabila ada ketidak sesuaian dapat
dilakukan perubahan ukuran kaca dilapangan, apabila pengukuran tidak
dilakukannya terlebih dahulu dan terjadi kesalahan maka segala
tanggung jawab dibebankan pada kontraktor sepenuhnya.
- Tepi kaca harus diberi sealant kualitas terbaik untuk menutupi rongga–
rongga yang ada dan harus atas persetujuan Direksi Lapangan setelah
dicek terlebih dahulu.
- Pemasangan harus bersih, rapih dan tidak terjadi kebocoran.
- Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang
mempunyai pengalaman dan keahlian khusus dalam pekerrjaan ini.
- Bahan kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan yang mungkin terjadi serta diberi tanda agar mudah dikenali
perbagiannya
- Pemotongan kaca harus rapi/lurus dan menggunakan alat – alat
pemotong kaca khusus.
- Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, disisakan 5
mm sebagai bagian dalam yang masuk ke dalam kusen.
- Pemotongan kaca harus rapi dan lurus dengan menggunakan alat
potong khusus sesuai standar yang berlaku.
6. Pemasangan Stiker sandblast
- Ukur kaca yang akan di pasang stiker sandblast dengan penggaris.
- Potong dengan cutter bahan stiker sandblast dengan menambah 1 cm di
setiap sisi dengan ukuran senyatanya.
- Bersihkan kaca dengan air sabun/pembersih kaca.
- Semprot bagian kaca dengan air sabun (bisa air + shampoo dengan
perbandingan 5 ml untuk 2000 ml air) atau produk pembersih kaca.
- Semprot juga dengan air sabun bagian permukaan stiker sandblast yang
ada lemnya.
- Tempelkan pada kaca, dan geser-geser agar tepat.
- Gosok dengan alat pembersih kaca, kalau tidak ada dapat menggunakan
bekas kartu ATM atau KTP/SIM anda sampai air keluar semua.
- Potong kelebihan stiker sandblast tadi di sisi sisinya dengan cutter.
- Apabila masih ada bubble, coblos dengan peniti/jarum.
7. Cleaning/Pembersihan
Pekerjaan pembersihan pada kaca-kaca dan aluminium dilakukan pada saat-
saat terakhir sebelum pekerjaan diserahterimakan. Pembersihan kaca
dilakukan dengan scraper serta glass cleaner supaya hasilnya baik serta tidak
menimbulkan cacat pada kaca.
9.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

10. PEKERJAAN PENUTUP ACP (ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL)


10.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan ACP bertujuan untuk melapisi dinding bagian luar khususnya pada
bagian eksterior. Alumunium Composite Panel (ACP) dapat digambarkan sebagai
panel datar yang terdiri dari inti berbahan non aluminium yang disatukan
diantara dua lembar aluminium. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan cat
PVDF atau Polyester. Pemasangan dilakukan untuk seluruh Bagian pada fasad
maupun yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
10.2 Bahan yang Digunakan
- Besi Hollow Galvanize 40x40.
- Besi Siku standart.
- Sealant.
- ACP dengan merk setara Seven dan atau Alucobond dengan tebal 0.3 cm.
10.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pemasangan Rangka
Pada pekerjaan pembuatan rangka ACP, Kontraktor harus memperhatikan:
- Marking dan pembagian modul rangka sesuai dengan bidang dinding.
- Memperhatikan Vertikal dan horizontal dengan di Lot pada bidang
dinding.
- Pemasangan Suport Rangka Siku sebagai rangka utama pada dinding.
- Pemasangan rangka hollow sesuai dengan modul dan ukuran ACP.
- Pengecekan kelurusan dan kerataan rangka.
2. Pemasangan Lembar ACP
- ACP yang sudah disiapkan terlebih dahulu dipotong sesuai dengan modul
rangka dan dipasang dengan membuat tali/ dirouting untuk sisi
sambungan modul ACP.
- Pembentukan modul ACP dilakukan dengan menekuk sisi-sisi yang sudah
di routing.
- Pemasangan ACP pada rangka dilakukan dengan discrew pada sudut atas,
tengah dan bawah pada setiap sisi.
- Pengecekan Vertikal dan horizontal dengan cara dilot.
3. Finishing
- Setelah ACP terpasang dan lurus dilanjutkan dengan penyambungan
modul ACP dengan sealent.
- Agar nat sealent rapi pasang garis batas dengan isolasi kertas pada tiap
sisi nat agar alur sealent rapi dan lurus.
- Setelah itu proses sealent dilakukan dari atas kebawah dengan hati hati.
- Lepas isolasi setelah sealant kering.
- Lepas bungkus ACP kemudian bersihkan permukaan ACP.
10.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

11. PEKERJAAN PLESTERAN


11.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, atau yang tertera
dalam gambar bestek.
11.2 Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
11.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
- Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
- Dinding Harus dilot.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1
PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1
PC : 4 PS
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai
1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi
empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang0

11.4 Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
eksi/Pengawas Lapangan.
12. PEKERJAAN BACK-DROP WALL LAPIS HPL
12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding satu muka plywood,
termasuk pemasangan rangka di finis dengan HPL sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
12.2 Persyaratan Bahan
1. Rangka
Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, Rangka horizontal atas
dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal
C (C-Channal).
2. Penutup Partisi dan mebeulair
Penutup partisi menggunakan bahan Plywood 9 mm dengan kualitas baik.
3. Angkur.
4. Paku Beton.
5. Sekrup.
6. Baut Sejenis.
12.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja. Pasang
rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm. Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang
tegak lurus (siku). Sebelum memasang lembaran plywood pastikan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal terinstalasi dengan tepat dan benar sesuai
dengan shop drawing pekerjaan. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal
terpasang baru lembaran plywood dipasang. Cek kerataan permukaan
dinding. Sambungan antar plywood diberi textile tape dan di compound
kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok
dengan ampelas agar permukaan rata. Pekerjaan terakhir adalah finishing
cat permukaan plywood.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk meneliti
gambar- gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail -detail sesuai gambar. Juga terlebih
dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan
yang terkait dengan partisi, diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi pada dinding
- Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya
pekerjaan ini.
3. Plywood yang dipasang adalah plywood yang telah di pilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis
bukan woodbl ock/blocktieak, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat
menunjukkan contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum
malaksanakan tugas.
4. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di
atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
5. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
6. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
12.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
eksi/Pengawas Lapangan.

13. PEKERJAAN PANEL HPL


13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi plywood
dan plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.

13.2 Persyaratan Bahan


1. Bahan panel HPL yg digunakan pada partisi adalah :
- HPL tebal 3-4 mm bermutu baik.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di -stapler.
- Kayu HPL yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel.
2. Bahan panel Back-dropped adalah plywood dengan ketebalan 18 mm,
finishing HPL.
13.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun
plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
2. Panel kayu/plywood dan backwall/backdrop adalah di -finish dengan HPL.
3. Panel kayu/plywood setelah selesai di -finish, diberi perlindungan agar tidak
rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.
13.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

14. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


14.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Pasangan Kozen pintu dan jendela Aluminium
2. Pekerjaan Pasangan Daun pintu/jendela dan ventilasi
3. Pekerjaan Pemasangan Kuzen pintu jendela Aluminium.
4. Pekerjaan Pasangan Daun pintu/jendela dan ventilasi Aluminium.
5. Pekerjaan Partisi toilet dengan Multiplek 18 mm Finishing HPL.
14.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk semua kozen pintu dan jendela, daun pintu, jendela Menggunakan
kuzen aluminium silver dengan ukuran tertera pada gambar kerja.
2. Ukuran Aluminium yang tertera dalam gambar merupakan ukuran
terpasang.
3. Jalusi pintu dan jendela terbuat dari jalusi alumunium.
4. Kaca dipakai :
- Kaca Polos T =5 mm
- Kaca Polos T = 8 mm
- Kaca Polos T = 12 mm
Ukuran type dan ketebalan kaca penempatanya harus sesuai dengan
gambar bestek.
5. Rangka Kusen Aluminium dipakai Uk. 4”.
14.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan Kusen Aluminium.
- Pembuatan Kusen Aluminium harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi
ini atau spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen aluminium harus
terlebih dahulu diberi lapisan clear methacylate laquar atau dempul
alastis agar kedap air.
- Profil aluminium yang berdekatan dengan tembok dan selesai
dipasang agar diberi lapisan pelindung yang disetujui konsultan
pengawas untuk melindungi permukaan aluminium agar tidak terkena
percikan adukan atau benda lain dan mudah untuk dibersihkan dan tidak
akan merusak bentuk asli permukaan aluminium tersebut
- Profil aluminium yang digunakan harus dari profil yang dipilih dan
tidak bengkok serta cacat lain yang merugikan.
- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukang yang ahli dalam
bidangnya dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing,
halus, rata, bersih dari goresan-goresan, bidang permukaan rangka
tersebut rata, lurus waterpas dan betul-betul tegak (vertikal)
- Seluruh rangka dapat merekat dengan baik pada dinding, dengan
menggunakan sekrup dan fisher yang sesuai dan menurut petunjuk
konsultan pengawas.
- Pemasangan jalusi alluminium maupun kaca harus mengikuti
petunju Konsultan Pengawas.
- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi sealant/karet agar kedap
air sesudah kaca dipasang.
14.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

15. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


15.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan.
2. Pekerjaan Penutup Atap
Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap
untuk dapat menjamin kelancaran keamanan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Alat pengangkat (crane), katrol atau sejenisnya yang akan
digunakan harus disetujui Konsultan Pengawas.
15.2 Bahan Yang Digunakan
Persyaratan Umum
- Semua peraturan – peraturan / normalisasi – normalisasi harus yang berlaku
di Indonesia.
- Pekerjaan Kuda Kuda ini terbuat dari baja ringan plat baja C. 075.075 Setara
TASO.
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjan yang professional dalam
pengerjaan kuda-kuda baja ringan
- Semua pekerjaan baut (bolt) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for
Struktural Joint Bolt.
- Mengeluarkan perhitungan struktur (engineering Report) Perhitungan
software sudah memasukan beban gempa.
- Bersertifikat SNI dan sertifikat ISO.
- Bergaransi anti karat minimal 25 tahun.
15.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi), Kontraktor harus
membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi
batang, ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan
ankur, detail sambungan antar komponen lainnya seperti penutup atap
maupun detail dan informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawas.
2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan baut/screw.
3. Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi
pabrik atau petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi dan tidak bocor.
4. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan
dipasang baru.
15.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

16. PEKERJAAN LANTAI


16.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan
dalam gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran
disesuaikan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas
lapangan.
16.2 Bahan yang Digunakan
1. Pasir Urug.
2. Coran dasar lantai dengan mutu beton K-100 setebal 7- 8 cm.
3. Keramik 40 x 40 cm Polished & Unpolished (Pada teras).
4. Keramik 20 x 20 cm untuk WC/ KM.
5. Keramik 20 x 20 cm untuk dinding WC/KM.
6. Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan
dengan gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.
16.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air
dan dipadatkan pakai stamper pemadat.
2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus
sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
3. Adukan
- Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu K-100 setebal 7 – 8
cm.
- Adukan untuk keramik 1 PC : 3 Ps.
- Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air,
sehingga didapat campuran yang plastis.
4. Pemasangan
- Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga dibawahkeramik/granit tersebut yang
dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik/granit
dengan keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan
air semen (tepung AFA) yang warnanya disesuaikan dengan warna
keramik atau ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pasangan
akhir harus rata dan waterpass dan tidak bergelombang.
- Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut
harus dibongkar sampai berbetuk bujur sangkar dan pasangan baru harus
rata dengan sekitarnya.
- Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
16.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

17. PEKERJAAN PLAFOND


17.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan pasangan Rangka Plafond, Penutup Plafond dan List Profil
dilaksanakanan pada seluruh bangunan atau seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk pengawas lapangan
sehingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
17.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk Rangka dan gantungan Plafond di pakai Besi Hollow 40x40 dan
20x40 dengan t.0.35.
2. Untuk penutup plafond dipakai :
- Gypsum T. 9 mm Jaya Board
- List Profil Plafond Gypsum dengan kualitas terbaik
17.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Rangka plafond induk mengunakan besi Hollow 40x40 dipasang dengan
urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan atau dilaskan/di
bautkan pada kuda kuda baja. Untuk rangka pembagi mengunakan besi
Hollow channel 20x40. Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada
kuda kuda baja. Jarak gantungan plafond setiap 1 m2.
2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
3. Penutup Plafond Gypsum dipasang pada rangka, dengan menggunakan
screw gypsum. Hasil akhir harus siku dan waterpas.
4. Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List
Profil plafond gypsum.
17.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada seluruh ruangan
termasuk teras keliling bangunan serta km/WC. Termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit.

18. PEKERJAAN PENGECATAN


18.1 Lingkup Pekerjaan
1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok dan lain-lain.
2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, serta list plafond.
4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond.
5. Cat Impra Melamin untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun
pintu panel dan ventilasi kayu, list dan partisi kayu.
18.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu dan besi sekualitas Nippon Pain.
2. Plamur.
3. Cat Bagian Luar Dinding Bata Menggunakan Dulux Weatershield.
4. Cat tembok sekualitas Catylac.
5. Residu kualitas baik tidak luntur.
18.3 Pedoman pelaksanaan
1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
- Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan
halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
- Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
- Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua)
kali.
- Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata dan sama.
5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
- Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
- Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang
belang atau noda-noda mengelupas.
6. Warna yang digunakan
- Ditentukan oleh pemberi tugas atau pemilik dari bangunan
tersebut
18.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

19. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


19.1 URAIAN PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM
Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan
cara pemasangan Instalasi Listrik dan penangkal petir, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site,
upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.
Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
- VDE, ISO, BS, LMK.

Pembuatan panel harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum dalam :
- Persyaratan umum
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
- Berita acara anwijing
- Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.

Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :


- Penerangan dalam
- Penerangan halaman
- Stop kontak biasa & stop kontak UPS, dan Computer
- Penerangan service area
- Air conditioning
- Peralatan lain

Sistem tegangan listrik 380 volt – 3fasa – 50 Hz atau 220 volt, 50 Hz.
Persyaratan kontraktor listrik
- Harus mempunyai SIKA – PLN golongan C yang masih berlaku.
- Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Mk
- Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3
core.
- Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC/NYA
- Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi
pelindung anti karat.

19.2 LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK


Melaksanakan :
- Seluruh instalasi penerangan & stop kontak dalam Gedung
- Seluruh instalasi penerangan halaman & parkir
- Menyediakan dan memasang semua toevoer listrik.
- Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan
instalasi.
- Mengurus permintaan daya listrik dan proses daya penyambungan listrik
sehingga dapat digunakan oleh pemilik bangunan.
- Penangkal petir
- Menyediakan dan memasang lighting control terminal type Non
Konventional lengkap dengan tiang/tower penegak dan klem-klem.
- Melaksanakan instalasi penghantar dan lighting control sampai bak
control terminal sampai bak kontrol lengkap dengan alat bantu.
- Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol lengkap dengan tutup dan
terminal penyambung.
- Melakukan pengetesan dan perizinan dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar as- built.
- Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan.
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
- Melakukan pengetesan.
- Menyerahkan hasil pengetesan
- Melaksanakan pemeliharaan jaminan.
- Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan
yang jelas dari bahan yang tahan lama.

19.3 PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


1. Syarat- syarat Dasar
- Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
- Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup.
- Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.
- Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah
minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
- Tidak boleh menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
2. Syarat-syarat Fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
- Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku cadang dari peralatan
yang jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus
tetap lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga
merupakan unit yang lengkap.
- Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya
atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan
dan karakteristik.

19.4 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PERALATAN


Listrik
- Kabel penerangan dan Power
- Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 Volt.
- Inti penghantar tembaga
- Isolasi PVC, sheated dan lain- lain.
- Jumlah inti satu atau banyak
- Jenis kabel : NYA, NYM, NYY, NYFGBY, BC dan lain-lain sesuai gambar
rencana.

Pipa dan Fitting


- Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC
untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder dan NYY tanpa pipa. Untuk di
halaman terpasang dalam trench atau tertanam dalam tanah.
- Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya disesuaikan
dengan material yang akan dipasang.
- Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa
flexible jenis PVC merek EGA atau Clipsal.
- Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan
dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket,
elbow, T-doos, cross-doos, terminal 3 M puntir, isolasiban, klem besi
dan lain-lain.
- Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus
diberi marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap
jarak 10 m.

Cabletray, rak kabel dan hanger


- Semua kumpulan dari jalur instalasi/feeder dilewatkan dalam cable tray
lengkap dengan rak kabel dan hanger sesuai kebutuhan yang tertera
dalam gambar setara metosu (Lapis Galvanis).

Alat Bantu Instalasi


- Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan
- Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
Sakelar
- Sakelar type standard warna disesuaikan.
- Mekanisme sakelar bentuk persegi dengan rating 13 A- 225 Volt dengan
warna yang disetujui oleh MK. Dalam supply sakelar harus lengkap
dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
Stop kontak
- Stop kontak biasa dengan rating 10 A – 225 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pertanahan.
- Stop kontak tenaga dengan rating 15 A – 225 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pertanahan.
- Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya
dari bahan metal jenis pasangan inboow.

Armature lampu
- Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0.7 mm.
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna disesuaikan
- Ballast 20 watt, 40 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh
lebih besar dari 6.5 watt.
- Fitting dan starter holder Philips.
- Capasitor Philips sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0.85.
- Tabung TL 36 watt , TL 18 Watt Philips, diameter 25 mm.
- Terminal grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
- Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri- sendiri.
- Starter 20 & 40 watt.

Type dan Jenis Lampu :


- Down Light Frame 5" putih
- RM 2x20 watt
- Fiting Lampu
- Lampu TL LED
- Lampu 13 Watt LED
- Lampu 5 Watt LED (Isi Downlight)
- Stop Kontak
- Saklar tunggal
- Saklar Double
- Lampu LED Strip
- Spotlight Tempel LED 20 Watt
- Spotlight Taman LED 5 Watt

Panel listrik Terdiri atas :


- Panel Utama PUTR Berfungsi untuk menerima daya listrik dari
Transformator sisi tegangan rendah.
- Main breaker dan branch breaker menggunakan ACB dan MCCB sebagai
pengaman sesuai gambar rencana.
19.5 PERSYARATAN PEMASANGAN
Persyaratan Instalasi dan Peralatan
- Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja (SPK).
- Ajukan usul-usul kepada pemberi tugas, apa yang perlu dirubah atau
diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat
ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada pemberi tugas.
- Kontraktor harus mebuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
- Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
- Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site
atau dipasang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.

Pemasangan Instalasi dan Peralatan


- Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam
cor pelat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
- Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut
:
- Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem kepelat beton atau diklem
ke hanger besi pelat.
- Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.
Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut
:
- Untuk sakelar dan stop kontak terpasang recessmounted ke
kolom atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai finish dan
stop kontak setinggi 30 cm di atas lantai kecuali peralatan tertentu.
- Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft
riser setiap jarak 150 tanpa pipa.
- Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu halaman terpasang minimal 60 cm di bawah
permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis untuk yang
melintas jalan.
- Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung
terminal 3 M puntir kemudian doos tersebut ditutup.
- Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stopkontak 1 fasa atau 3 fasa.
- Semua pipa instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus diberi
marker setiap jarak 10 m dengan warna sbb :
- Ramset/ Dynabolt atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan
kokoh.
- Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan
diikat kebesi beton. Dapat juga dilakukan sengan tembakan ramset
atau fisherplug.
- Rackriser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimurbaut ke
angkur.
- Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 30 D. dimana D adalah diameter kabel.
- Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah
jalan kecuali pada tempat penyambungan.
- Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

19.6 PENGUJIAN (TESTING & COMMISIONING)


Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh
yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan
pabrik. Bila diperlukan,bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh
direksi untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya kotraktor.
Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut :
- Setiap satu lantai yang selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
- Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik.
- Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
- Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
- Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan
tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
- Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dospesifikasikan.
- Pengujian harus bersama direksi dan dibuat laporan tertulis.

19.7 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN


Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
- Menyerahkan gambar as-built instalasi listrik dan penangkal petir
sebanyak 3 set.
- Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
- Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam Bahasa
Indonesia.
- Menyerahkan Surat Jaminan/ Garansi yang ditujukan kepada pemilik
bangunan.
- Menyerahkan hasil pengetesan.
- Setelah penyerahan tahap pertama, kontaktor wajib melaksanakan msa
pemeliharaan secara cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan
pada persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam
keadaan baik dan bekerja sempurna.
- Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan tetap
dalam keadaan baik dan bekerja sempurna.
- Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan haruS
diperbaiki dan bila perlu diganti baru.
- Setelah tahap pertama, kontraktor wajib melakukan pemeliharaan selama
6 bulan dan masa jaminan selama 12 bulan atas semua
peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
- Setelah penyerahan tahap pertama, kontraktor wajib melatih dan membantu
mengoperasikan instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan
mengetahui dan lancar dalam tugasnya.
- Lamanya petugas pemborong di proyek 30 hari kalender selama jam
kerja.

20. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM


20.1 PEKERJAAN MEUBELAIR
Pekerjaan ini meliputi pengadaan perlengkapan interior dan fasilitas pendukung
ruangan lainnya.
1. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan
barang-barang , tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman
serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.
2. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of
Quantity (BOQ)
3. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus
dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
4. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk
menerimanya.
5. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan,
serta panas matahri dan hujan selama pengiriman.
6. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.

20.2 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Pemasangan Instalasi listrik harus sesuai dengan gambar rencana instalasi
yang dibuat oleh Instalateur yang sesuai menurut kebutuhan yang telah
direncanakan oleh Perencana instalasi tersebut dan disyahkan oleh PLN.
2. Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, kabel isolator dan sebagainya
harus bermutu baik dan telah disetujui oleh Direksi.
3. Pipa union harus dipasang dalam dinding tembok/beton dan diatas
langit-langit sakelar, stop kontak, panel Box MCB, harus dipasang pada
dinding tembok/beton.
4. Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi ke lampu-lampu
dan stop kontak dipakai kabel NYM yang mempunyai penampang 2,5 mm
dengan sistim pemasangan di klemkan pada rangka loteng.
5. Untuk pemasangan stop kontrak dilengkapi dengan kabel arde ( kabel 3 x 2,5
mm ).
6. Untuk sambungan dipasang Kotak penyambung (Juntion Box).
7. Banyaknya pemasangan serta jenis Bola lampu yang dipakai sesuai dengan
gambar dan RAB.
8. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang ahli dan tetap mendapat
pengakuan dari PLN serta disetujui oleh Direksi.
9. Jaringan Instalasi dalam gedung dipersiapkan untuk tegangan 220 - 240 Volt.
10. Pemasangan Pipa dilakukan sebelum pekerjaan plesteran dan pengecoran
plat lantai serta atap dilaksanakan.

21. PENUTUP
21.1 Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek).
21.2 Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
pengawas Lapangan.
21.3 Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan, Pemborong harus membersihkan
sisa-sisa bangunan dan kotoran lainnya keluar lokasi.
21.4 Walaupun dalam Bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu baik
mengenai keur bahan-bahan dan lain-lain sebagainya, tetapi tercantum dalam
Perpres No. 70 tahun 2012 tetang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambah kurang.

Palangka Raya, Februari 2019

Mengetahui / Menyetujui : Dibuat oleh :


KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)
DINAS KESEHATAN PROV. KALTENG DINAS KESEHATAN PROV. KALTENG

ZAINURI, SH., M.Kes RUSDIANI, SE


NIP. 19690710 199103 1 007 NIP. 19740908 199803 2 007

Anda mungkin juga menyukai