Anda di halaman 1dari 19

Prasarana Wilayah dan Kota II

Instalasi
Pengolahan Air
Limbah
Semanggi
Oleh:
Dina Arifia I0612012
Nilla Teni P. I0612030

Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Univesitas Sebelas Maret
Surakarta, 2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat perkotaan tentunya akan menghasilkan suatu
buangan akibat dari aktivas sehari-hari. Buangan tersebut dapat berbentuk
cair, padat, maupun gas. Secara terminologi, hasil buangan itu disebut
sebagai limbah. Limbah mengandung bahan pencemar yang berbahaya
dan mengandung racun karena terdapat kandungan bahan kimia organic
maupun anorganik, tingkat keasaman yang tinggi, alkalinitas
(mengandung logam) dan sifat-sifat lainnya. Hasil buangan didomininasi
oleh limbah cair yang biasa disebut air limbah. Air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daeraha
permukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri.yang tercampur
dengan air tnah, air permukaan, dan air hujan (Metcalf & Eddy: 2003).
Keberadaan air limbah ini dapat diindikasi dengan 3 indikator,
yaitu indikator fisik (contohnya: air menjadi keruh dan berbau tak sedap),
indikator kimiawi (contohnya: mengandung bahan kimia yang
mengganggu kesehatan lingkungan), dan yang terakhir indikator organo-
biologis (contohnya: mengandung bakteri pathogen dan mikroba). Untuk
pencemaran air limbah domestik/rumah tangga didominasi oleh limbah
yang bersifat organomikrobiologis. Sedangkan untuk limbah
nondomestik/industri didominasi oleh limbah yang bersifat fisik kimiawi
terutama tercemar oleh logam berat (Sugiharto: 1987).
Karakteristik air limbah penting untuk diketahui karena akan
menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari
lingkungan. Secara garis besar penggolongan karakteristik air limbah
dibagi menjadi 3 yaitu fisik, kimiawi dan bakteriologi. Karakteristik fisik
air limbah terdiri dari 99,9% air dan 0,1% suspensi padat yang volume
nya bervariasi antara 100-500 mg/L. Air limbah disebut lemah apabila
volume suspensi padat kurang dari 100 mg/L. sedangkan air limbah

1
dikatakan kuat apabila volume suspensi padat lebih dari 500 mg/L.
Karakteristik kimiawi air limbah mengandung campuran zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik
yang berasal dari penguraian tinja, urin, dan sampah lainnya. Karakteristik
bakteriologi air limbah mengandung bakteri yang berfungsi untuk
menyeimbangkan DO dan BOD. Perlu diketahui pengertian BOD adalah
suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba.

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui area layanan dan sumber limbah di IPAL Semamnggi
2. Mengetahui unit-unit pengolahan limbah IPAL Semanggi
3. Mengethaui seistem pengolahan limbah di IPAL Semanggi
4. Mengtahui baku mutu IPAL Semanggi
5. Mengetahui masalah yang muncul di IPAL Semanggi
6. Memberikan solusi dan pemacahan masalah di IPAL Semanggi

2
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor


penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Untuk mengidentifikasi profil instalasi pengolahan air limbah semanggi
digunakan metode observasi lapangan dan metode wawancara.

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang


tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul
data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Adapun tabel kebutuhan data yang digunakan sebagai berikut:

3
Tabel 2. 1 Kebutuhan Data Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sistem pengolahan Pipa dipasang di rumah-rumah


limbah IPAL Semanggi? pendudukan kemudian di alirkan grit
chamber yang sebelumnya sudah di
screening, kemudian melawati proses
equalisasi untuk pengaturan debit air
setelah itu masuk ke bak aerasi untuk
meratakan seluruh isi bak lalu proses
selanjutnya masuk ke bak sedimentasi
yang berfungsi untuk mengendapkan
lumpur dan yang terakhir air yang
sudah sesuai dengan baku mutu
lingkungan di buang ke sungai dan
lumpurnya masuk ke bak pengering.

2. Apa saja unit yang digunakan Grit Chamber, Pipa, Screen, Bak
unutk pengolahan IPAL Equalisasi, Bak Aerasi, Bak
Semanggi Sedimentasi, dan Bak Pengering
Lumpur.

3. Bagaimana baku mutu Berdasar hasil penelitian terkahir pada


lingkungan di IPAL Semanggi tanggal 5 Desember 2013 BOD dan
COD IPAL Semanggi sebesar 30-40
mg/L dan 75-80 mg/L. Ini menunjukan
air limbah yang masuk ke sungai
sudah memenuhi baku mutu
lingkungan.

4. Darimana asal limbah yang Asal limbah berasal dari permukiman


ditampung dan berapa luas dan perdagangan warga di bagian
jangkauan layanan IPAL

4
Semanggi? selatan kota Surakarta.

5. Apa saja masalah yang Masyarakat masih belum sadar


muncul di IPAL Semanggi? kebersihan sehingga masih banyak
terdapat sachet shampoo dan sabun
yang seharusnya tidak boleh masuk ke
aliran air limbah karena akan
menyumbat proses pengolahan limbah.

6. Bagaimana solusi atas Melakukan sosialisasi kepada


masalah yang muncul ini? masayarakat melalui PKK dan rapat
kelurahan.

2.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian IPAL


Semanggi adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu melalui
wawancara dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian,
observasi melalui pengamatan yang diteliti, dan dokumentasi untuk
melengkapi data hasil wawancara. Data kualitatif sering dikumpulkan
menggunakan penelitian lapangan. Penelitian lapangan melibatkan
pemilihan sebuah peristiwa, kondisi, atau situasi untuk dipelajari, dan
pengamatan interaksi dengan peristiwa, kondisi atau situasi yang sudah
diatur. Penelitian lapangan membuat catatan rinci pada proses perekrutan
ini dan mungkin akan mewanwancara semua yang terlibat dalam proses
perekrutan tersebut (secara formal atau informal). Penelitian deskriptif
kualitatif memberikan gambaran dengan menggunakan data dalam bentuk
kata-kata atau gambar.

Analisis data dalam penelitian IPAL Semanggi ini merupakan


suatu pengolahan data dengan mempelajari hasil yang diperoleh pada saat
pencarian data di lokasi, kemudian dilakukan reduksi data dengan
membuat rangkuman dan diperoleh kesimpulan hasil penelitian.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Pendirian IPAL Semanggi

Kota Surakarta telah memiliki sumber air yang terkenal yaitu


Sungai Bengawan Solo. Jumlah yang melimpah tidak menjamin bahwa air
tersebut berkualitas bagus dan dapat dikonsumsi. Aktivitas manusia dan
kurangnya kesadaran manusia membuat air di sungai ini menjadi tercemar
dan tidak terjaga kemurniannya sehingga tidak terjadi keseimbangan di
alam yang berakibat menurunnya kualitas kesehatan manusia maupun
makhluk hidup lain di sekitar sungai. Oleh karena itu air menjadi
tanggungjawab masyarakat untuk menjaga kelestariannya agar dapat
dimanfaatkan makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada
khususnya.

Kurangnya pengetahuan dan lemahnya kesadaran masyarakat


tentang pengelolaan air perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah sosialisai atau penyuluhan
tentang bahaya limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan permukiman dan perdagangan. Meskipun limbah domestik
merupakan limbah yang berbahaya, masyarakat masih mengabaikan cara
pembuangan limbah domestik yang sesuai dengan standar. Banyak
masyarakat yang belum memasang pipa saluran limbah ke instalasi
pengolahan, melainkan langsung dibuang begitu saja ke sungai.

Pengolahan air limbah merupakan isu yang hangat


diperbincangkan di berbagai belahan dunia, mengingat kampanye
pencegahan pemanasan global semakin penting dan nyata. Kota Surakarta
selaku kota percontohan pengolahan limbah domestik/rumah tangga
melalui IPAL di Semanggi bekerja sama dengan lembaga lingkungan dari
Australia. IPAL Semanggi merupakan IPAL terbesar di Kota Surakarta
yang mulai dibangun tahun 1999 dengan kapasitas 30 liter per detik. Unit
pengolahan saat pertama kali dibangun terdiri atas Screen, Grit Chamber,

6
Bak Equalisasi, Bak Sedimentasi-Aerasi, dan Bak Pengering Lumpur.
Pada tahun 2006 kapasitas IPAL Semanggi ditingkatkan menjadi 60 liter
per detik dengan penambahan unit pengolahan berupa Bak Aerasi.

3.2 Lokasi IPAL Semanggi

IPAL Semanggi terletak di Kelurahan Semanggi, Kecamatan


Pasar Kliwon, Kota Surakarta. IPAL Semanggi ini berdekatan dengan
Pasar Klithikan Notoharjo dan juga Rusun Semanggi. Batas selatan dan
timur dari lokasi IPAL ini adalah Kabupaten Sukoharjo, bagian utara
berbatasan dengan Kelurahan Sangkrah, sedangkan bagian barat
berbatasan dengan Kelurahan Joyosuran dan Pasar Kliwon.

Gambar 3.2.1 Lokasi IPAL Semanggi Surakarta


Sumber: maps.google.com

3.3 Pengolahan Limbah IPAL Semanggi

3.3.1 Area Layanan dan Sumber Limbah IPAL Semanggi

Instalasi Pengolahan Air Limbah di Semanggi melayani


pemgolahan limbah untuk Kota Surakarta bagian selatan.
Sedangkan pelayanan daerah utara digunakan IPAL Mojosongo,

7
untuk daerah tengah direncanakan menggunakan IPAL
Pucangsawit yang saat ini sudah dibangun namun belum memiliki
sambungan jaringan sehingga belum dioperasikan. Limbah yang
tertampung di IPAL Semanggi merupakan limbah domestik yaitu
air buangan rumah tangga, perkantoran, dan perdagangan.
Sedangkan limbah industri batik yang banyak terdapat di
Kelurahan Laweyan, walaupun termasuk Kota Surakarta bagian
selatan namun limbah batik tersebut diolah oleh IPAL Laweyan.

Kelurahan-kelurahan yang dilayani oleh IPAL Semanggi


ada 14 kelurahan dan terbagi menjadi 3 sistem, yaitu:

a) Sistem Mangkunegaran, terdiri dari Kelurahan Mangkubumen,


Timuran, Ketelan, Punggawan, Kestalan, Keprabon, Setabelan,
dan Kampung Baru.
b) Sistem Kasunanan, terdiri dari Kelurahan Pajang, Purwosari,
Penumping, Bumi, Panularan, Jayengan, Tipes, Sondakan,
Panularan, Sriwedari, Gajahan, Baluwarti, Danukusuman,
Serengan, Kratonan, dan Kauman.
c) Tambahan baru, terdiri dari Kelurahan Joyosuran, Pasar
Kliwon, Kedung Lumbu, Joyotakan, dan Semanggi.

Sumber: Tim Penulis Analisis IPAL Semanggi 2013


Gambar 3.3.1.1 Peta Area Layanan IPAL Semanggi

8
3.3.2 Unit Pengolahan IPAL Semanggi

Sistem pengolahan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah di


Semanggi ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu:

a) Unit Grit Chamber, terdiri dari:


 Screen Bar, berfungsi untuk menyaring kotoran dan ampas
sampah yang mengapung supaya aliran air limbah tidak
tersumbat
 Pompa Lumpur, berfungsi untuk menguras lumpur yang
terendapkan
 Pintu Air, berfungsi sebagai gerbang masuk aliran air
 V Notch, berfungsi untuk mengatur limpasan air menuju
bak Ekualisasi

Gambar 3.3.2.1 Grit Chamber dan Sreen Bar

b) Unit Ekualisasi, berfungsi untuk meratakan fluktuasi debit


harian, terutama pada jam-jam puncak pembuangan limbah
oleh penduduk (pagi dan sore hari) sehingga dapat dipompa
secara kontinu menuju ke bak Aerasi.

9
Gambar 3.3.2.2 Bak dan Pompa Ekualisasi

c) Unit Aerasi, berfungsi untuk mencampurkan dan meratakan


seluruh isi bak, selain itu udara yang dialirkan juga turut
menyuplai oksigen yang dibutuhkan bagi mikroorganisme.

Gambar 3.3.2.3 Bak Aerasi

d) Unit Sedimentasi, berfungsi untuk mengendapkan lumpur


sehingga terpisah antara air yang siap buang dengan lumpur
yang terbentuk.

10
Gambar 3.3.2.4 Bak dan Pompa Sedimentasi

e) Bak Pengering Lumpur, berfungsi untuk media penjemuran


lumpur hasil sedimentasi sehingga diperoleh lumpur kering
yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Namun
kompos dari lumpur kering ini hanya dapat digunakan untuk
jenis tanaman keras seperti Pohon Jati saja.

Gambar 3.3.2.5 Bak Pengering Lumpur

Berikut merupakan tabel spesifikasi unit-unit pengolahan


limbah yang teradapat di IPAL Semanggi Surakarta:

11
Tabel 3.3.2.1 Unit Pengolahan IPAL Semanggi

No. Unit Satuan Spesifikasi Keterangan

Trashrack 1 (III:4cm)
Panjang : 24m
Grit Bar Screen 1 (I:2cm)
1. 1 unit Lebar Bersih : 1,6m
Chamber
Dilengkapi V-Notch
Tinggi Air Maks : 2m
dengan ketinggian 80cm

Voume : 440m3
Bak Panjang : 17
2. 1 unit Tetap, sesuai terbangun
Ekualisasi Lebar Bersih : 9m
Tinggi Air Maks : 2,8m

Vol. Efektif : 1,064m3


Lebar Bersih : 16m
3. Bak Aerasi 1 unit
Lebar : 2x9,5m
Tinggi Air Maks : 3,5m

Alih fungsi bangunan


Bak aerasi-sedimentasi
4. 1 unit
Sedimentasi menajadi bak sedimentasi
saja

Sumber: SOP IPAL Semanggi Surakarta, 2009

3.3.3 Sistem Pengolahan IPAL Semanggi

Pipa-pipa saluran air limbah yang sudah dipasang pada


rumah-rumah penduduk, perkantoran, maupun perdagangan sudah
terhubung dengan sistem pengolahan limbah di IPAL Semanggi.
Pipa-pipa tersebut mengambil air dari saluran buangan warga dan
dialirkan menuju Grit Chamber dengan sebelumnya disaring
terlebih dahulu dengan Screen yang letaknya di bawah jalan raya.
Fungsi dari Screen ini adalah untuk menyaring limbah padat yang
masih tercampur dengan air limbah, seperti misalnya bungkus
shampo, sabun, deterjen, dan sebagainya.

Setelah melalui Screen pertama kali air limbah masuk ke


dalam suatu bak besar yang disebut Grit Chamber. Fungsi dari Grit

12
Chamber adalah untuk menyaring kembali sampah serta untuk
memisahkan air dengan lumpur yang tercampur. Grit Chamber di
IPAL Semanggi ini dibuat secara tertutup untuk menghindari bau
menyengat karena dekat dengan permukiman warga. Alasan
lainnya adalah karena banyak anak-anak kecil yang sering bermain
di areal IPAL sehingga bak dibuat tertutup untuk menghindari
resiko kecelakaan yang tidak diharapkan.

Sistem pengaliran limbah dilakukan dengan memanfaatkan


gravitasi bumi dari Grit Chamber menuju bak Ekualisasi, yaitu bak
yang berfungsi untuk menyeimbangkan jumlah aliran air yang
masuk. Sedangkan pengaliran limbah dari bak Ekualisasi menuju
bak Aerasi dilakukan menggunakan pompa dengan memanfaatkan
enam unit pompa. Selanjutnya pengaliran air limbah dari bak
Aerasi menuju bak Sedimentasi dilakukan secara gravitasi kembali
hingga pengaliran menuju badan penerima air, dalam hal ini Sungai
Bengawan Solo.

Gambar 3.3.3.1 Diagram Alir Proses Pengolahan IPAL Semanggi

13
3.3.4 Baku Mutu IPAL Semanggi

Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Baku mutu air
limbah IPAL Semanggi ditentukan oleh kadar BOD dan COD.

BOD atau Biological Oxygen Demand adalah suatu


karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai
atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly
dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh
Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam
BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD
sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi
mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap
masuknya bahan organik yang dapat diurai.

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah


oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik
yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan or
ganik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan
oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas
dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy,
1991), sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah
urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi.
Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan
gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD
tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah
total bahan organik yang ada.

14
Kadar baku mutu air limbah berdasarkan PERATURAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03
TAHUN 2010 ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.3.4.1 Kadar Baku Mutu Air Limbah

No. Parameter Satuan Kadar Maksismum

1. pH Mg/L 6–9

2. BOD 5 mg/L 50

3. COD Mg/L 100

Sedangkan untuk baku mutu limbah IPAL Semanggi dapat


dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3.4.2 Kadar Baku Mutu IPAL Semanggi

No. Parameter Satuan Kadar Maksismum

1. pH Mg/L 6–9

2. BOD 5 mg/L 30-40

3. COD Mg/L 75-80

Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar baku mutu air


limbah IPAL Semanggi sudah memenuhi standar yang telah
ditentukan pada Permen Lingkungan Hidup No.03 tahun 2010 dan
sudah aman untuk dibuang ke sungai.

15
Untuk membuktikan kelayakan air limbah IPAL Semanggi
dilakukan uji laboraturium. Adapun hasil pengujian sampel pada
air limbah IPAL Semanggi sebagai berikut:

Tabel 3.3.4.3 Hasil Pengujian Sampel Inlet dan Outlet IPAL Semanggi 2012

Komponen Inlet Outlet

DO 0,67 mg/L 1,99 mg/L

Ph 6,88 mg/L 7,30 mg/L

TDS dan
912 /cm 854 µS/cm
Konduktivitas

Fluktuasi debit inlet yang masuk ke IPAL Semanggi terjadi


kondisi maksimum pada pukul 06.00-10.00 dan pukul 18.00-22.00,
sedangkan kondisi minimum terjadi pada pukul 10.00-16.00 dan
pukul 23.00-04.00. adapun tabel debit inlet yang masuk ke IPAL
Semanggi pada jam pagi dan sore hari:

Tabel 3.3.4.4 Debit Inlet IPAL Semanggi

POMPA KEBUTUHAN/
AERATOR TOTAL
TRANSFER BULAN
OPERASI
JAM OPERASI
(JAM) UNIT KW UNIT KW HARI TOTAL

JAM PUNCAK
06.00-10.00 WIB 4 2 9.4 4 3.7 86.9 30 2607
18.00-22.00 WIB 4 2 9.4 4 3.7 86.9 30 2607
DILUAR JAM
PUNCAK

9 1 9.5 2 3.7 152.1 30 4563


TOTAL 9777

Istirahat 7
Total 24

16
3.3.5 Permasalahan IPAL Semanggi
a) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air
limbahnya ke jaringan pipa air limbah.
b) Masyarakat masih menganggap mahalnya
pemasangan/penyambungan air limbah.
c) Minimnya dana untuk meningkatkancakupan pelayanan
pengolahan air limbah, sehingga pengembangan pelayanan
berjalan lamban.
d) Masih adanya masyarakat yang membuang air limbahnya ke
sungai, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
e) Jasa penyedot tinja swasta masih membunag lumur tinjanya ke
sungai.

3.3.6 Solusi dan Pemecahan Masalah IPAL Semanggi


a) Melakukan kampanye kepada masayarakat untuk memberikan
pemahaman tentang pentingnya penanganan air limbah.
Forum: RT/RW, Kelurahan, PKK, serta media masa dan lain-
lain.
b) Pelibatan masayarakat untuk pembangunan sanitasi kota atau
kawasan.
c) Perlunya dukungan dana baik dari berbagai sumber,
Pemerintah (Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah
Kota Surakarta, Swasta, Masyarakat serta pihak donor).
d) Pengembangan sistem jaringan pemipaan untuk peningkatan
cakupan layanan.
e) Pemberdayaan jasa sedot tinja supaya memasukkan lumpur
tinjanya ke IPAL Semanggi.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Pengujian kimia limbah cair di IPAL Semanggi Kota Surakarta sudah
memenuhi persyaratan baku mutu air limbah.
b. Pengolahan air limbah di IPAL Semanggi Kota Surakarta sangat
membantu Perusahaan Daearah Air Minum Kota Surakarta karena
turut menjaga kelestarian air dengan mengolah limbah domestik
masyarakat sebelum dibuang ke sungai Bengawan Solo, yang pada
akhirnya akan diolah PDAM Kota Surakarta menjadi air konsumsi.

4.2 Saran
a. IPAL Semanggi Kota Surakarta sebaiknya lebih menggalakkan
sosialisasi tentang sistem pemipaannya dan lebih tegas dalam
menghimbau masyarakat Kota Surakarta agar tiak membuang sampah
ke sungai.
b. Adanya kerjasama yang jelas antara IPAL Semanggi Kota Surakarta
dengan jasa sedot tinja, karena menguntungkan bagi kedua belah pihak
dan sanksi bagi yang tidak taat.
c. IPAL Semanggi Kota Suarakarta harus berpandangan ke depan dengan
kerjasama dengan berbagai pihak khusunya untuk masalah dana,
karena selama ini untuk pengolahan air limbah IPAL Semanggi Kota
Surakarta hanya mengandalkan dana bantuan dari pusat.
d. Merawat, melestarikan, dan menjaga air adalah tugas kita bersama
untuk kehidupan yang lebih baik.

18

Anda mungkin juga menyukai