Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN KELUARGA

PASIEN DENGAN GANGGUAN


JIWA
No. :
Dokumen
KERANGKA No. Revisi :
ACUAN Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD
dr. Sapta Eka Putra, MH.Kes.
Puskesmas NIP.19670909 200904 1 001
Doplang

A. PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas
dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun
penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor
yang saling berinteraksi yaitu: lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan
kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar,
mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta
dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa
nyaman bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.

B. LATAR BELAKANG
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industri beserta dampaknya, keadaan ini
sangat rawan terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik mental
maupun materi. Pengertian, pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita
jiwa dianggap hina dan memalukan, pemahaman yang masih kurang tentang
kesehatan jiwa di berbagai kalangan, didukung mayoritas oleh faktor kemiskinan
keluarga. Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk melaksanakan program
kesehatan jiwa. Kegiatan program kesehatan jiwa di Puskesmas Doplang sudah mulai
dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang sampai bulan Oktober 2018
pasien yg sudah ditangani sejumlah 75 pasien yang sebagian sudah berobat rutin di
Puskesmas dan sebagian berobat jalan ke RSUD

C. TUJUAN
Umum :
1. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai bagian dari derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Doplang
2. Meningkatkan pengetahuan,pemahaman,dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan jiwa
3. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa Terdeteksi dan
tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara komprehensip
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa.
2. Terlaksananya talalaksana Program kesehatan jiwa sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam
pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup
sehat jiwa melalui promosi program kesehatan jiwa yang terintegrasi
5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit gangguan kesehatan jiwa
masyarakat di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan sasaran dan
pengelolaannya.

D. CARA PELAKSANAAN :
1. Melaksanakan deteksi dini penjaringan penderita luar gedung dengan melibatkan
kader posyandu,tokoh masyarakat dan pemerintahan desa.
2. Kerjasama lintas sektor dan bidan desa dalam penyuluhan kesehatan di desa binaan
dengan menitik beratkan pada sektor program kesehatan jiwa.
3. Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan dalam gedung polikklinik rawat jalan
dengan metode klasifikasi jenis gangguan jiwa dengan kode ICD F
4. Meningkatkatkan penyuluhan kesehatan ke seluruh desa binaan
5. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

E. SASARAN :
1. Pasien penderita Gangguan jiwa
2. Masyarakat
3. Keluarga Pasien

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N TRIWULAN
KEGIATAN
O I II III
1 Melaksanakan
deteksi dini
penjaringan penderita
luar gedung dengan
√ √ √
melibatkan kader
posyandu,tokoh
masyarakat dan
pemerintahan desa
2 Kerjasama lintas
sektor dan bidan desa
dalam penyuluhan
kesehatan di desa
√ √ √
binaan dengan
menitik beratkan
pada sektor program
kesehatan jiwa
3 Melaksanakan √ √ √
deteksi dini
pemeriksaan dalam
gedung polikklinik
rawat jalan dengan
metode klasifikasi
jenis gangguan jiwa
dengan kode ICD F
4 Meningkatkatkan
penyuluhan
√ √ √
kesehatan ke seluruh
desa binaan
5 Melaksanakan upaya
kegiatan pencegahan √ √ √
yang efektif
6 Melaksanakan
monitoring dan √ √ √
evaluasi

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI


1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Doplang

dr. Sapta Eka Putra, MHKes


NIP. 19670909 200904 1 001
PENYULUHAN KELUARGA
PASIEN DENGAN GANGGUAN
JIWA
No. :
Dokumen
KERANGKA No. Revisi :
ACUAN Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD
dr. Sapta Eka Putra, MH.Kes.
Puskesmas NIP.19670909 200904 1 001
Doplang

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

1. PENDAHULUAN

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan jiwa adalah
kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental,
sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas hidup sehingga memiliki resiko
mengalami gangguan jiwa.

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan marginalisasi.
Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang sebenarnya sangat
mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah.
Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu,
hak politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki
gejala yang dapat menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa
untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk pemaksaan itu dapat berupa
pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau kaki dengan rantai atau seutas tali atau
menguncinya pada sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang
sangat sempit. Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan
penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan.
Kebutuhan makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian
yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya penderita
gangguan jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin, yang seharusnya
ditanggung oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat Menteri Dalam Negeri
No: PEM.29/6/15 tanggal 11Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada Gubernur seluruh
Indonesia yang meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap
penderita gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menyerahkan
perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar diinstruksikan kepada para
Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil prakarsa dan langkah-langkah
dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah masing-masing.

Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa merekadipasung. Sebagian masyarakat


memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari kecelakaan. Sebagian lagi memasung
karena takut membahayakan orang lain. Ibu yang lain memasung putranya karena malu sebab
putranya sering mencuri rokok di warung tetangga.

Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang
optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan oleh pemerintah daerah, dan / masyarakat.

Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa, penyediaan obat-obatan
esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan program sesuai kebutuhan daerah setempat,
penggunaan posyandu, pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan
pemerintah baik daerah maupun pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah hal
yang harus dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan
primer (Carla R. Machira,2011)

2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat
B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Doplang
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Doplang
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan jiwa baru di
wilayah Puskesmas Doplang

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN

N KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


O
1 Pelacakan orang dengan Membagikan kuisoner dan membantu pasien
Masalah kejiwaan dan ataupun keluarga odmk dan odgj dalam
Orang dengan gangguan mengisinya
Jiwa
Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluarga mengenai masalah jiwa
Menstimulus pasien dan keluarga agar mau
berkonsultasi ke puskesmas mengenai kesehatan
pasien

Menstimulus keluarga agar memperbolehkan


pasien pasung di jemput dan di rawat di RSJ

Menerangkan kepada keluarga apa yang harus


dilakukan keluarga setelah pasien pulang dari
RSJ

Mengadvokasi keluarga agar menyiapkan


syarat-syarat pembuatan BPJS untuk pasien
jiwa yang belum memilikinya.

Melengkapi status pasien

2 Rapat koordinasi dan Menyampaikan hasil pelacakan jiwa


komunikasi lintas sectoral
dengan seluruh kader jiwa, Menyampaikan masalah-masalah yang mungkin
kecamatan dan muncul dari penelantaran pasien jiwa
jajarannya, serta dinas
sosial,dinas kesehatan. Menyampaikan kendala-kendala dalam
pendeteksian, pengobatan dan perawatan pasien
jiwa
1. BPJS
2. Dukungan keluarga
3. Ketersediaan obat

Mendiskusikan dan merumuskan masalah jiwa


di wilayah kerja Puskesmas Doplang dan
penyelesaiannya secara bersama- sama

3 Pelatihan Kader Jiwa wilayah Menerangkan jenis-jenis gangguan jiwa dan


kerja Puskesmas cara mencegah terjadinya gangguan jiwa

Menerangkan tugas dan tanggung jawab


seorang kader sehat jiwa

Menerangkan tehnik-tehnik penyuluhan yang


dapat dilakukan seorang kader sehat jiwa di
desanya

Menjelaskan isu-isu global mengenai kesehatan


jiwa

4 Kunjungan rumah untuk Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dan


pemberian obat kepada pasien pemberian regimen terapi kepada pasien
gangguan jiwa berat yang
tidak bisa berobat ke
puskesmas
Melengkapi rekam medis pasien

Memberikan penyuluhan kepada pasien dan


keluarga mengenai penyakit pasien

Menerangkan langkah-langkah yang harus


keluarga jalankan dalam membantu perawatan
pasien

Menerangkan alur pelaporan jika terjadi hal-hal


yang berbahaya baik bagi pasien maupun bagi
orang lain.

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

a.

Observasi

b.

Wawancara

c.

Diskusi

/Tanya jawab

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disusun

pelaporannya

PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


KERANGKA ACUAN KEGI ATAN

PROGRAM KESEHATAN JIWA

PUSKESMAS BONTANG UTARA II

A.

PENDAHULUAN

Program kesehatan jiwa masyarakat bertujuan untuk Menyadarkan

masy thd masalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat, Mencegah

timbulnya berbagai gangguan jiwa, menanggulangi masalah kesehatan

jiwa, Memberdayakan masyarakat dlm penyelenggaraan upaya kesehatan

jiwa, Meminimalkan dampak masalah psikososial dan gangguan jiwa thdp

individu, keluarga dan masy.

B.

LATAR BELAKANG

Untuk dapat memberikan perawatan kesehatan jiwa yang optimal pada

masyarakat, diperlukan informasi dan deteksi dini pada masyarakat.

Dengan cara melakukan skrening deteksi dini gangguan jiwa. Selanjutnya

dilakukan pembinaan dengan melakukan konseling perindividu melalui

kegiatan home visite sehingga dapat menegakkan diagnosa keperawatan

yang tepat. Sehingga masyarakat mampu mengerti dan ikut berperan serta

dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.

C.

TUJUAN

a.
Tujuan Umum

meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.

b.

Tujuan Khusus

Terpaparnya deteksi dini gangguan jiwa kepada masyarakat sehingga mencegah

beberapa gangguan jiwa ringan tidak menuju kearah gangguan jiwa berat.

Terpaparnya informasi kesehatan jiwa kepada pasien dan keluarga agar

menambah pengetahuan dan terbangun pandangan dan sikap yang positif

Berkurangnya dampak sosial akibat penyakit gangguan jiwa seperti menurunnya

stigma, diskriminasi, isolasi dan tertanganinya kasus pasung.

Terbangunnya sistem rujukan yang baik sehingga pelayanan kesehatan jiwa

dapat berkesinambungan.

D.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

a.

Kegiatan Pokok

Melakukan konseling kesehatan kejiwaan pada pasien yang terdeteksi mengalami

masalah gangguan kejiwaan.

b.

Rincian Kegiatan

elakukan skrening deteksi dini gangguan kesehatan jiwa


-

Membuat jadwal home visite pasien jiwa

Melakukan home visite pada pasien dengan gangguan kejiwaan, meliputi:

Melakukan pemeriksaan TTV, melakukan konseling, dan

Memberi edukasi pada pasien dan keluarganya.

Melakukan penyuluhan pada keluarga pasien

Mencatat hasil pemeriksaan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien

Melakukan input data laporan bulanan.

E.

SASARAN

Pasien, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.

F.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan

Bula

5
6

10

11

12

Melakukan skreening

deteksi

dini gangguan kesehatan

jiwa

Membuat jadwal home

visite

pasien

v
v

Melakukan home visite

pasien

Melakukan konseling pada

pasien dan keluarganya.

v
v

Mencatat hasil

pemeriksaan

dan membuat asuhan

keperawatan

Anda mungkin juga menyukai