Contoh Kerangka Acuan Program Jiwa
Contoh Kerangka Acuan Program Jiwa
A. PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas
dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun
penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor
yang saling berinteraksi yaitu: lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan
kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar,
mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta
dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa
nyaman bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.
B. LATAR BELAKANG
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industri beserta dampaknya, keadaan ini
sangat rawan terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik mental
maupun materi. Pengertian, pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita
jiwa dianggap hina dan memalukan, pemahaman yang masih kurang tentang
kesehatan jiwa di berbagai kalangan, didukung mayoritas oleh faktor kemiskinan
keluarga. Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk melaksanakan program
kesehatan jiwa. Kegiatan program kesehatan jiwa di Puskesmas Doplang sudah mulai
dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang sampai bulan Oktober 2018
pasien yg sudah ditangani sejumlah 75 pasien yang sebagian sudah berobat rutin di
Puskesmas dan sebagian berobat jalan ke RSUD
C. TUJUAN
Umum :
1. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai bagian dari derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Doplang
2. Meningkatkan pengetahuan,pemahaman,dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan jiwa
3. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa Terdeteksi dan
tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara komprehensip
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa.
2. Terlaksananya talalaksana Program kesehatan jiwa sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam
pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup
sehat jiwa melalui promosi program kesehatan jiwa yang terintegrasi
5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit gangguan kesehatan jiwa
masyarakat di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan sasaran dan
pengelolaannya.
D. CARA PELAKSANAAN :
1. Melaksanakan deteksi dini penjaringan penderita luar gedung dengan melibatkan
kader posyandu,tokoh masyarakat dan pemerintahan desa.
2. Kerjasama lintas sektor dan bidan desa dalam penyuluhan kesehatan di desa binaan
dengan menitik beratkan pada sektor program kesehatan jiwa.
3. Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan dalam gedung polikklinik rawat jalan
dengan metode klasifikasi jenis gangguan jiwa dengan kode ICD F
4. Meningkatkatkan penyuluhan kesehatan ke seluruh desa binaan
5. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
E. SASARAN :
1. Pasien penderita Gangguan jiwa
2. Masyarakat
3. Keluarga Pasien
N TRIWULAN
KEGIATAN
O I II III
1 Melaksanakan
deteksi dini
penjaringan penderita
luar gedung dengan
√ √ √
melibatkan kader
posyandu,tokoh
masyarakat dan
pemerintahan desa
2 Kerjasama lintas
sektor dan bidan desa
dalam penyuluhan
kesehatan di desa
√ √ √
binaan dengan
menitik beratkan
pada sektor program
kesehatan jiwa
3 Melaksanakan √ √ √
deteksi dini
pemeriksaan dalam
gedung polikklinik
rawat jalan dengan
metode klasifikasi
jenis gangguan jiwa
dengan kode ICD F
4 Meningkatkatkan
penyuluhan
√ √ √
kesehatan ke seluruh
desa binaan
5 Melaksanakan upaya
kegiatan pencegahan √ √ √
yang efektif
6 Melaksanakan
monitoring dan √ √ √
evaluasi
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Doplang
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan jiwa adalah
kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental,
sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas hidup sehingga memiliki resiko
mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan marginalisasi.
Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang sebenarnya sangat
mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah.
Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu,
hak politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki
gejala yang dapat menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa
untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk pemaksaan itu dapat berupa
pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau kaki dengan rantai atau seutas tali atau
menguncinya pada sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang
sangat sempit. Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan
penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan.
Kebutuhan makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian
yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya penderita
gangguan jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin, yang seharusnya
ditanggung oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat Menteri Dalam Negeri
No: PEM.29/6/15 tanggal 11Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada Gubernur seluruh
Indonesia yang meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap
penderita gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menyerahkan
perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar diinstruksikan kepada para
Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil prakarsa dan langkah-langkah
dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah masing-masing.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang
optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan oleh pemerintah daerah, dan / masyarakat.
Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa, penyediaan obat-obatan
esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan program sesuai kebutuhan daerah setempat,
penggunaan posyandu, pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan
pemerintah baik daerah maupun pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah hal
yang harus dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan
primer (Carla R. Machira,2011)
2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat
B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Doplang
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Doplang
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan jiwa baru di
wilayah Puskesmas Doplang
a.
Observasi
b.
Wawancara
c.
Diskusi
/Tanya jawab
pelaporannya
A.
PENDAHULUAN
B.
LATAR BELAKANG
yang tepat. Sehingga masyarakat mampu mengerti dan ikut berperan serta
C.
TUJUAN
a.
Tujuan Umum
b.
Tujuan Khusus
beberapa gangguan jiwa ringan tidak menuju kearah gangguan jiwa berat.
dapat berkesinambungan.
D.
a.
Kegiatan Pokok
b.
Rincian Kegiatan
E.
SASARAN
F.
Kegiatan
Bula
5
6
10
11
12
Melakukan skreening
deteksi
jiwa
visite
pasien
v
v
pasien
v
v
Mencatat hasil
pemeriksaan
keperawatan