Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DOPLANG
Jl. Raya Doplang – Kunduran Km 0,5 Doplang
Telp (0296) 4311020

KERANGKA ACUAN KERJA


PERAN SERTA KELUARGA DALAM MERAWAT
ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Menurut Global Burden Desease ( 2010 ) , diketahui bahwa sejak tahun 2010
telah terjadi pergeseran penyakit penyebab kematian dan kesakitan didunia yang
sebelumnya disebabkan oleh penyakit menular (ISPA, tubercolusis dan diare )
bergeser pada penyakit tidak menular (stroke, jantung ishkemik, diabetes,
depresi ). Diperkirakan pula bahwa tahun 2020 , depresi yang merupakan salah
satu masalah kesehatan jiwa menempati urutan atas setelah penyakit jantung.
Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang
mulai dirasakan oleh semua penduduk didunia tidak terkecuali di Indonesia.

II. LATAR BELAKANG


Kesehatan jiwa di dunia saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan
yang signifikan, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat
sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena biopolar, 47,5 orang
terkena dimensia, serta 21 juta orang terkena skizofrenia. Dengan berbagai
keanekaragaman seperti faktor biologis, psikologis, dan sosial, maka jumlah
kasus gangguan jiwa terus meningkat yang dapat berdampak pada pertambahan
beban negara dan produktivitas manusia dalam jangka panjang (Kemenkes,
2016).
Gangguan jiwa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu gangguan jiwa berat
dan gangguan jiwa ringan. Yosep (2007) menyatakan bahwa, paling tidak satu
dari empat penduduk di dunia menderita gangguan jiwa, sedangkan saat ini
diperkirakan ada 450 juta penduduk dunia mengalami gangguan jiwa. Menurut
World Health Organizatiaon (WHO) (2016), Indonesia menduduki peringkat ke-4
dengan penduduk terbanyak di dunia. Dan penderita gangguan jiwa di
Iondonesia yaitu sekitar 26 juta penduduk, mulai dari gangguan jiwa ringan
hingga berat. Prelevensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 3,3 % dari
seluruh populasi yang ada. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan 2 Provinsi
Jawa Tengah tercatat ada 1.091 kasus yang mengalami gangguan jiwa
(Balitbangkes, 2008).
Menurut kementerian sosial pada tahun 2008, dari sekitar 650 penduduk
Indonesia yang mengalami gangguan jiwa berat, sekitar 30 ribu dipasung. Hasil
Riskesdas tahun 2011, bila dilihat menurut provinsi, prevelensi gangguan jiwa
berat paling tinggi ternyata terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
yang menunjukkan sekitar 3 dari setiap 1.000 orang penduduk DIY mengalami
gangguan jiwa berat. Hasil Riskesdas tahun 2011 juga menunjukkan, prevelensi
gangguan jiwa berat atau dalam istilah medis disebut psikosis atau skizofrenia di
daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Di daerah
pedesaan, proporsi rumah tangga dengan minimal salah satu anggota rumah
tangga mengalami gangguan jiwa berat dan pernah dipasung mencapai 18,2
persen. Sementara di daerah perkotaan, proporsinya hanya mencapai 10,7
persen (Depkes RI, 2011). Pemasungan dilakukan dengan alasan agar tidak
membahayakan orang lain dan tidak menimbulkan aib dalam keluarga. Padahal
menurut undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,
pemerintah Indonesia sudah mencanangkan bebas pemasungan karena pasung
adalah tindakan yang melanggar hukum. Menteri Dalam Negeri 11 November
1977 juga memerintahkan kepada kepala daerah agar tidak memasung
penderita gangguan jiwa. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan “Menuju Indonesia
Bebas Pasung 2017”.
Melakukan perawatan Orang Dengan Gangguan Jiwa memang bukanlah hal
yang mudah, terlebih lagi orang tersebut adalah suami, istri, anak atau orangtua.
Berbagai reaksi muncul pada keluarga ODGJ seperti rasa marah, bingung,
cemas, merasa bersalah, putus asa dan lain-lain. Reaksi ini merupakan reaksi
alamiah yang wajar dialami oleh keluarga ODGJ sebagai dampak dari proses
pendampingan ODGJ. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah reaksi
perasaan yang muncul seperti diatas tidak serta merta dapat diungkapkan
kepada ODGJ karena dapat menghambat proses penyembuhannya. Semakin
banyak pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki keluarga akan membantu
untuk mengatasi permasalahan psikologis yang dialami keluarga. Pendampingan
keluarga ODGJ dirasa penting bagi peningkatan pengetahuan, ketrampilan serta
sebagai fasilitas bagi keluarga untuk mencurahkan perasaannya yang selama ini
dipendam sendiri.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Meningkatkan peran keluarga dalam upaya perawatan ODGJ
pada masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Doplang
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga tentang
pelaksanaan upaya pendampingan keluarga ODGJ.
b. Meningkatkan peran Puskesmas sebagai promotor, advokator, motivator,
pembina dan pelatih dalam perubahan perilaku keluarga menuju perilaku
yang sehat guna mendampingi ODGJ.
c. Menggalang kemitraan dengan lintas sektor dan swasta untuk mendukung
upaya penggerakan dalam perubahan perilaku keluarga dalam upaya
pendampingan ODGJ.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
1. Ceramah
2. Diskusi

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pertemuan di UPTD Puskesmas
Doplang

VI. SASARAN
Keluarga ODGJ, yaitu pasangan, orangtua, saudara kandung atau saudara
serumah.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


JADWAL PENYULUHAN KELUARGA ODGJ
DI UPTD PUSKESMAS DOPLANG TANGGAL 31 OKTOBER 2019

WAKTU ACARA NARASUMBER

Kamis , 31 Okt 2019

09.00 – 09.15 Regristrasi Panitia

09.15 – 09.45 Pembukaan , sambutan Kepala UPTD Puskesmas


selamat datang dan Doplang
paparan kegiatan keswa di
wilayah UPTD Puskesmas
Doplang

09.45 – 11.15 Peran serta keluarga dalam dr. Dian Yuliani


merawat orang dengan
gangguan jiwa

11.15 – 12.15 Diskusi dan tanya jawab dr. Dian Yuliani


12.15 – 12.45 RTL Panitia

12.45 – selesai Penutup Panitia

VIII. MATERI
1. Kegiatan keswa di wilayah UPTD Puskesmas Doplang
2. Kebijakan Program Pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan
jiwa
3. Peran serta keluarga dalam merawat pasien orang dengan gangguan jiwa

VIII. NARASUMBER
Dokter UPTD Puskesmas Doplang

IX. BIAYA
Dana BOK

X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan ini.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Doplang

dr. Sapta Eka Putra, MH.Kes


NIP. 19670909 200904 1 001

Anda mungkin juga menyukai