2014
KATA PENGANTAR
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama
menyerang di wilayah perkotaan (urban), namun tidak menutup kemungkinan juga
menyerang di wilayah pedesaan (rural). Penyebaran DBD semakin lama semakin meluas,
hingga saat ini tahun 2013 sebanyak 498 Kabupaten/Kota telah endemis DBD.
Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat
vektor DBD nyamuk Aedes jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk
dewasa sebagian besar ada di dalam rumah.
Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta sebagai kader juru pemantau jentik
(Jumantik) yang melaksanakan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
yang dilakukan secara rutin seminggu sekali, meliputi kegiatan menguras, menutup dan
mengubur atau memanfaatkan kembali barang-barang yang bernilai ekonomis (3M). PSN 3M
secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya
kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.
Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan
strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia
adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah
Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan.
Peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dapat digunakan untuk menanamkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran
dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah
dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.
SAMBUTAN DIREKTUR
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi Kita semua
Puji syukur kehadiran Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan -Nya
Buku Petunjuk Teknis (Juknis) Jumantik-PSN Anak Sekolah dapat diselesaikan dengan baik.
Demam Berdarah Dengue adalah masalah kita bersama, oleh karena itu penting kiranya peran
serta berbagai sektor dalam rangka pengendalian DBD di Indonesia, termaksuk peran serta
Anak Sekolah.
Anak sekolah dapat berperan penting dalam pengendalian DBD di Indonesia, antara lain
sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) dan sebagai pelaksana pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing. Anak sekolah SD,
SLTP, SLTA jumlahnya sangat banyak hingga 20% penduduk Indonesia, tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Sehingga, apabila dapat berperan dalam pengendalian DBD maka akan
berdampak signifikan terhadap penurunan kasus dan kematian DBD.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlah berperan dalam penyusunan
Juknis ini, semoga semua yang diberikan dapat bernilai amal ibadah. Semoga Juknis ini akan
bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi para pengelola program kesehatan, tenaga
pendidik/ guru, pembina pramuka dan lain sebagainya sebagai panduan dalam pembentukan,
pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi kegiatan PSN Anak Sekolah.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi Kita semua,
Direktur PPBB,
TIM PENYUSUN
Pelindung
Penasehat
Penanggung Jawab
Ketua
Anggota
Mitra Bestari
1.
2.
3.
4.
5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih menjadi problem utama di
Indonesia. Sekalipun angka kematian DBD dapat ditekan hingga di bawah 1 per 100 orang
penderita, namun jumlah dan sebaran kasusnya semakin meningkat. Tahun 2013 jumlah
penderita sebanyak 112.511 orang dengan area penyebaran hingga 498 Kabupaten/Kota.
Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Dit
PPBB) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP
dan PL) telah menetapkan tujuh kegiatan pokok dalam pengendalian DBD antara lain
pengobatan dan tatalaksana penderita, pengendalian vektor, peningkatan peran serta
masyarakat, jejaring kemitraan, pendidikan dan pelatihan, monitoring dan evaluasi serta
penelitian dan pengembangan.
Dalam mewujudkan tujuh kegiatan pokok pengendalian DBD, ditentukan lima rencana
pengembangan program antara lain meningkatkan peran serta masyarakat, mengaktifkan
kembali kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD diberbagai tingkat administrasi,
mendorong kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh anak sekolah dan Pramuka,
mendukung pengembangan vaksin serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
(SDM) pengendalian penyakit bersumber arbovirosis.
Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat
vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat
nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini
adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara rutin seminggu sekali. PSN secara rutin
dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara
manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.
Hingga saat ini peran serta masyarakat dalam pelaksanaan PSN belum optimal, masih banyak
masyarakat yang belum melakukan PSN secara rutin. Banyak faktor yang menjadi penyebab
rendahnya peran masyarakat dalam PSN, di antaranya adalah terbatasnya biaya kampanye
PSN. Langkah awal dari kegiatan kampanye PSN adalah penyusunan pentunjuk teknsis
(Juknis) tentang pelaksanaan PSN, salah satunya adalah Juknis Jumantik-PSN Anak Sekolah.
Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan
strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia
adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah
Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Pemahaman PSN bagi anak sekolah
berperan untuk menanamkan perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang akan digunakan
sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan
anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.
2.
Tujuan
a. Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN
b. Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak
usia dini.
c. Sebagai panduan bagi pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan dan tenaga
pendidik (guru) dalam membentuk/ menggerakan Jumantik-PSN anak sekolah.
d. Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia
3.
Sasaran
a. Pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan
b. Kepala sekolah dan guru-guru
c. Para pembina gerakan pramuka
d. Anak sekolah dari SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat
e. Pramuka
BAB II
PENGORGANISASIAN
1. Struktur
Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di
sekolahnya. Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak Sekolah dimaksudkan
untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) penular demam berdarah dengue dan chikungunya serta sebagai salah satu
upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. Mekanisme
pembentukan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatannya menjadi hak dan
tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kebijakan,
peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Adapun susunan organisasinya adalah sebagai berikut:
Bupati/Walikota
Sekretaris Daerah
Kab/Kota
Kepala Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
Kepala
Puskesmas
Kepala Dinas
Pendidikan
Kab/Kota
Kepala Kantor
Kementerian
Agama Kab/Kota
Kepala
Sekolah
Kepala
Madrasah/ Ponpes
Daerah yang telah memiliki wadah kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD maka
Pokja PSN anak sekolah dapat dimasukan sebagai bagian dari Pokjanal DBD yang sudah
ada.
Bupati/Walikota berwenang dan bertanggungjawab dalam mengeluarkan ketetapan
pembentukan Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah di wilayahnya melalui sebuah surat
keputusan.
Peran dan tanggungjawab Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah antara lain yaitu:
a. Membentuk kegiatan PSN/ Jumantik anak sekolah di tiap-tiap sekolah di wilayahnya.
b. Memberikan dukungan operasional dalam rangka pelaksanaan PSN anak sekolah.
c. Menjalin koordinasi antara puskesmas, sekolah, madrasah dan pondok pesantren
dalam upaya pembentukan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan PSN
anak sekolah di wilayahnya.
d. Memastikan bahwa pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan PSN/ Jumantik anak
sekolah di wilayahnya berjalan dengan baik dalam rangka mencapai usaha kesehatan
sekolah (UKS) yang optimal dan mewujudkan Sekolah Bebas Jentik.
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan PSN anak
sekolah di wilayahnya.
f. Memberikan penghargaan terhadap sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang
memiliki kinerja dan prestasi yang baik dalam pelaksanaan PSN anak sekolah dan
berhasil mewujudkan Sekolah Bebas Jentik.
g. Memberikan laporan pelaksanaan PSN anak sekolah kepada Pokjanal DBD tingkat
provinsi (jika Pokjanal DBD tingkat provinsi belum terbentuk, maka laporan ditujukan
kepada Gubernur dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan provinsi).
2. Tata Kerja/Koordinasi Di Lapangan
Tata kerja/koordinasi Jumantik-PSN Anak Sekolah di lapangan adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Tata kerja PSN/Jumantik anak sekolah mengacu pada petunjuk teknis PSN-Jumantik
Anak Sekolah dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku di wilayah setempat.
Jumantik anak sekolah berperan dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS)
dalam rangka menciptakan Sekolah Bebas Jentik.
Puskesmas berkewajiban melaksanakan pembinaan/ penyuluhan teknis kepada para
guru dan para kader jumantik anak sekolah secara berkala.
Kepala sekolah bersama dengan para guru dan petugas puskesmas memantau dan
menilai pelaksanaan PSN di sekolahnya.
Kepala sekolah melalui guru penanggungjawab PSN sekolah memberikan laporan
rutin perbulan kepada puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan PSN/Jumantik
Anak sekolah setiap minggunya.
3. Kriteria Dan Perekrutan Jumantik Anak Sekolah dan Guru Penanggung Jawab
PSN
3.1. Kriteria Jumantik Anak Sekolah
Kader Jumantik adalah siswa-siswi sekolah dari tiap-tiap kelas, dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Mampu membaca dan menulis
b. Mampu dan mau melaksanakan tugas dan bertanggung jawab
c. Mampu dan mau menjadi motivator bagi rekan-rekan siswa-siswi yang lain.
d. Mampu dan mau bekerjasama dengan petugas puskesmas, guru dan petugas kebersihan
sekolah lainnya.
3.2. Kriteria Guru Penanggung Jawab Jumantik-PSN sekolah
Penunjukan Guru Penanggung Jawab Jumatik-PSN Sekolah menjadi kewenangan kepala
sekolah yang bersangkutan, dengan kriteria antara lain:
a. Sudah mengabdi sebagai guru di sekolah bersangkutan minimal selama 1 tahun.
b. Mampu dan mau melaksanakan tugas dan bertanggungjawab
c. Mampu dan mau menjadi motivator bagi rekan-rekan guru dan kader jumantik anak
sekolah yang menjadi binaannya.
d. Mampu dan mau bekerjasama/ berkoordinasi yang baik dengan petugas puskesmas, tim
Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah dan masyarakat.
4. Perekrutan
Perekrutan kader jumantik anak sekolah dan penunjukan guru penanggungjawab dilaksanakan
sesuai dengan tata cara yang telah diatur oleh masing-masing sekolah. Semakin banyak anak
sekolah yang dilibatkan akan semakin baik, bila perlu seluruh anak sekolah dilibatkan sebagai
Jumantik-PSN Anak Sekolah.
5. Peran Dan Tanggung Jawab
Peran dan tanggung jawab pelaksanaan Jumantik-PSN disesuaikan dengan fungsi masingmasing, yaitu:
5.1. Jumantik Anak Sekolah
a. Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolah secara rutin
seminggu sekali.
b. Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan tempat tinggalnya secara
rutin seminggu sekali.
c. Membuat catatan/laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan tempat
tinggalnya.
berasal dari beberapa sumber misalnya APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan
lain sebagainya. Adapun komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain adalah:
a.
b.
Penyediaan alat lainnya misalnya media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
seperti leaflet, stiker, lembar balik (flipchart), buku saku, juknis/juklak dll.
Biaya pelatihan/pembinaan guru-guru sekolah/ guru penanggung jawab PSN anak
sekolah oleh Pokja PSN anak sekolah.
Biaya pelatihan bagi jumantik anak sekolah oleh puskesmas/ dinas kesehatan/ Pokja
PSN anak sekolah.
Biaya monitoring dan evaluasi.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) ANAK SEKOLAH
PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan
memanfaatkan barang bekas yang masih berniai (yang dikenal dengan istiah 3M). Kegiatan
PSN anak sekolah meliputi pengamatan jentik dan kegiatan 3M (menutup, menguras,
memanfaatkan barang-barang bekas yang masih bernilai ekonomis). PSN 3M merupakan
kegiatan terencana secara terus menerus dan berkesinambungan. Gerakan ini merupakan
kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan
kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.
1. Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan Jumantik-PSN anak sekolah sebagai berikut :
- Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dalam wadah Pokja PSN anak sekolah memberikan pembinaan/pelatihan
Jumantik-PSN anak sekolah kepada guru-guru di sekolah.
- Kepala Sekolah membuat tim pelaksana Jumantik-PSN anak sekolah dan menunjuk
seorang guru penanggung jawab PSN anak sekolah.
- Guru penanggungjawab PSN anak sekolah menyusun program kerja/kegiatan JumantikPSN anak sekolah.
- Guru yg sudah dilatih mengajarkan Jumantik-PSN kepada anak sekolah
- Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan rumah/
tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan tanggal
pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik dan kegiatan
PSN 3M yang dilakukan (sebagaimana form 1 dan 2).
- Formulir pencatatan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat
Tinggal (lampiran 1) dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah
(lampiran 2) dilaporkan setiap minggu ke guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru
penanggung jawab.
- Guru penanggungjawab memeriksa formulir tersebut, apabila laporan ditemukan jentik
maka guru wajib memberikan arahan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan PSN
3M, serta membuat rekap laporan ke Puskesmas terdekat untuk ditindaklanjuti.
- Dinas Kesehatan/ Pokja PSN anak sekolah melalui Puskesmas setempat melakukan
pembinaan ke sekolah dalam rangka keberlangsungan kegiatan Jumantik-PSN anak
sekolah.
2. Pemantauan Jentik
Kegiatan pemantauan jentik merupakan bagian penting dalam PSN, hal ini untuk mengetahui
keberadaan jentik.
Pengamatan jentik dapat dilakukan sebagai berikut :
- Mencari semua tempat perkembangbiakan jentik nyamuk yang ada di dalam maupun di
lingkungan rumah.
- Setelah didapatkan, maka dilakukan penyenteran untuk mengetahui ada tidaknya jentik
- Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis kontainer yang diperiksa pada Formulir Hasil
Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal (lampiran 1) dan Formulir Hasil
Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah (lampiran 2)
3. Menguras
Menguras tempat penampungan air secara rutin dan terus menerus. Menguras harus dilakukan
setiap minggu dengan pertimbangan nyamuk harus dibunuh sebelum menjadi nyamuk
dewasa, karena periode pertumbuhan telur, jentik dan kepompong selama 8-12 hari, sehingga
sebelum 8 hari harus sudah dikuras supaya mati sebelum menjadi nyamuk dewasa.
4. Menutup
Menutup adalah kegiatan menutup semua tempat penyimpanan air yang diperkirakan air akan
disimpan dalam waktu lama (lebih dari satu minggu). Namun apabila tetap ditemukan jentik,
maka air harus dikuras dan dapat diisi kembali kemudian ditutup rapat.
Gambar 3.6. Menfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis atau mendaur ulang
Seminggu sekali siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di rumahnya masingmasing melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis tempat perkembangbiakan
nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang
dilakukan dengan menggunakan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di
Rumah/Tempat Tinggal (lampiran 1)
Seminggu sekali siswa juga melakukan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan
sekolahnya, melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis ruangan yang dipantau,
jenis tempat perkembangbiakan nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya
jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan
di Sekolah (lampiran 2).
Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan Anak Sekolah dilaporkan setiap minggu ke
guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab.
Guru penanggungjawab memeriksa Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Sekolah
dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Rumah, apabila laporan ditemukan jentik
maka guru wajib memberikan arahan kepada siwa untuk meningkatkan kegiatan PSN 3M,
serta diharapkan dapat melaporkan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan
pengendalian lebih lanjut.
Guru Penanggung jawab merekap hasil pemantauan siswa di rumah dan di sekolah ke
dalam form Rekapitulasi Laporan Mingguan Jumantik-PSN Anak Sekolah (lampiran 3)
kepada kepala puskesmas setempat selaku pembina UKS wilayahnya.
BAB 1V
PENGENALAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Salah satu penyebab kematian penderita DBD adalah karena keterlambatan dibawa ke rumah
sakit. Hal ini disebabkan karena keluarga penderita kurang mengenali tanda dan gejala
penyakit DBD baik tanda/gejala awal maupun tanda/gejala lanjut maupun cara-cara
memberikan pertolongan pertama kepada penderita DBD.
1. Pengertian dan Cara Penularan DBD
1.1. Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular melalui gigitan nyamuk yang
ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan, yang disebabkan oleh virus
dengue.
1.2. Cara Penularan DBD
Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.
Panas
mendadak
terusmenerus, badan lemah/lesu.
Pada
tahap
ini
sulit
dibedakan dengan penyakit
lain
Untuk
membedakannya
kulit diregang-kan, apabila
bintik merah
itu hilang,
bukan tanda petekie
Kadang-kadang terjadi
pendarahan di hidung
(mimisan) dan atau di gusi
3.
Beri
minum
sebanyakbanyaknya dengan air yang
sudah dimasak seperti air
putih, susu, teh atau air
minum lainnya, atau larutan
oralit.
Anjurkan segera
untuk periksa ke
dokter, poliklinik,
Puskesmas atau
rumah sakit untuk
memastikan
penyakitnya dan
mendapat
pertolongan yang
tepat
BAB V
PENGENALAN NYAMUK PENULAR (VEKTOR) DBD
Penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes, terdiri dari Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Nyamuk jenis ini lebih banyak hidup di air bersih dan menghisap darah pada siang
hari.
1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes
Nyamuk Aedes memiliki siklus hidup (tahapan kehidupan) secara sempurna, antara lain telur,
jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Masa pertumbuhan dari telur, jentik, kepompong
hingga menjadi nyamuk sekitar 8-12 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Semakin
tinggi suhu dan kelembaban semakin cepat masa pertumbuhan nyamuk.
sedang dengan tubuh berwarna hitam bercak putih. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik
dengan bercak putih. Ae.aegypti di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung
vertikal di bagian kiri dan kanan berwarna putih, sedangkan Ae.albopictus di bagian
punggung tubuhnya tampak satu garis lurus tebal berwarna putih.
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter, namun secara
pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Nyamuk ini
dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah sekitar 1.000 meter dari
permukaan laut, di atas ketinggian 1.000 meter dengan suhu udara terlalu rendah nyamuk
tidak dapat berkembang biak, sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk.
32
3.2. Alamiah
Tempat perkembangbiakan jentik alamiah adalah segala suatu yang telah tersedia di
lingkungan pemukiman berupa tanaman yang dapat menampung air jernih sebagai tempat
perindukan nyamuk pada tempat alami, seperti , ketiak daun, tempurung kelapa, lubang
bambu, ataupun pada pelepah daun.
33
Lampiran 1
:
:
:
Bulan
Minggu ke
:
:
No.
Jenis Kontainer
(tempat penampungan air)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bak mandi
Bak WC
Tempayan
Ember
Dispenser
Pot/ Vas bunga
Kolam/ akuarium
Ban bekas
Botol/Kaleng bekas
Jentik
Ada
Kegiatan PSN
yang dilakukan
Tidak
Mengetahui
Orang Tua Siswa
(.........................................................)
Lampiran 2
:
:
:
Bulan
Minggu ke
:
:
No.
Ruang
Jenis Kontainer
Jentik
(tempat
penampungan air)
Ada
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kegiatan PSN
yang
dilakukan
Tidak
Mengetahui
Guru Penanggung Jawab
(.........................................................)
Lampiran 3
No.
Jenis Kontainer
Jumlah
ditemukan jentik
Keterangan
Mengetahui
Kepala Sekolah
(............................................... )
(.................................................)