Anda di halaman 1dari 2

Berburu Pahala di Bulan Ramadhan

18 Juli 2011 pukul 1:41

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Hari dan malam di bulan Ramadhan, lebih
mulia dibanding hari dan malam di bulan lain. Kemuliaannya ditunjukkan dengan nama-nama
tertentu yang dilekatkan pada bulan ini.

Nama-nama tersebut merefleksikan kemuliaannya, di antaranya adalah :

1. Syahr Allah (Bulan Allah), karena Allah memberikan pahala yang besar bagi orang yang
berbuat baik di bulan ini. Ibadah puasa pun pahalanya langsung diberikan Allah sendiri.
2. Syahr al-Quran ( bulan diturunkannya Al-Quran/ Nuzul al-Quran ).
3. Syahr al-tilawah ( bulan membaca Al-Quran ).
4. Syahr al-rahmah ( bulan kasih sayang, bulan waktu Allah melimpahkan rahmat-Nya ).
5. Syahr al-jud ( bulan kedermawanan, bulan untuk berbagi).

Pada bulan Ramadhan ini Allah SWT akan melipatgandakan pahala ibadah. Bagi ibadah sunnah,
Allah akan melimpahkan pahala setara dengan ibadah wajib. Dan untuk ibadah wajib, Allah akan
melipatgandakan pahalanya sebesar 70 kali lipat.

Oleh karena itu, sebagian umat Muslim suka melakukan hal-hal yang dianggapnya akan
memberikan limpahan pahala. Terjadilah perburuan pahala. Tentu saja kalau hal ini dilakukan
sesuai dengan tuntunan Rasulullahi SAW dan secara konsisten ( istiqamah ) dilanjutkan setelah
Ramadhan berlalu, akan sangat baik. Karena memang itu yang diharapkan dari ibadah bulan
Ramadhan ini. Kita menjalani pelatihan dengan berbagai aktivitas keberagamaan agar setelah
Ramadhan lewat kita bisa lebih bertakwa.

Perburuan pahala ini biasanya sudah diawali sejak menjelang datangnya bulan Ramadhan.
Banyak orang yang sengaja meninggalkan pekerjaannya, anak-anaknya bolos sekolah, hanya
untuk sesuatu yang mereka anggap sebagai suatu keharusan menjelang puasa. Mereka
melakukan ziarah ke makam orang tua, atau saudaranya. Padahal ziarah kubur itu kata Nabi
SAW hanya untuk mengingatkan kita kepada kematian. Kalau untuk mendoakan mereka yang
sudah mendahului kita bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.

Ada juga sebagian orang yang sampai berani menunda membayar zakat sampai bulan Ramadhan
tiba. Padahal sebelum Ramadhan sudah sampai waktunya , sudah haul . Haul adalah batas
perhitungan jangka waktu pemilikan harta yang akan dikeluarkan zakatnya, dan telah mencapai
waktu satu tahun Qamariyah.

Mereka menganggap kalau dibayarkan pada bulan Ramadhan akan meraup pahala berlipat
ganda, padahal sudah jelas dia melalaikan kewajiban zakat itu sampai melewati waktu yang telah
ditetapkan. Begitu juga infak dan sedekah sering ditangguhkan sampai Ramadhan tiba, padahal
berjuta orang saudara kita hidup serba kekurangan. Dan tidak bisa menunggu.
Fenomena lain yang kita lihat sejak beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Muslim yang
kebetulam memiliki kelebihan harta, sudah menjadikan ibadah umrah Ramadhan sebagai bagian
dari gaya hidupnya. Yang dilihat tentu pahalanya yang berlimpah. Padahal umrah itu hukumnya
sunnah. Sedangkan menyantuni saudara seiman yang kebetulan tidak seberuntung meraka adalah
wajib. Mereka mengejar yang sunnah tapi mengabaikan kewajiban.

Banyak juga masyarakat Muslim yang keliru memahami hadits Nabi yang menyatakan bahwa
tidur orang yang berpuasa termasuk ibadah, sehingga mereka bermalas-malasan. Padahal Nabi
dan kaum Muslimin meraih kemenangan pada Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan.
Begitu juga Shalahuddin Al-Ayyubi memenangkan pertempuran pada peperangan salib yang
justru itu terjadi pada bulan Ramadhan.

Tidur yang bernilai ibadah itu adalah tidur yang diharapkan berfungsi untuk bisa memulihkan
kondisi tubuhnya setelah beraktivitas. Bukan karena hobi bermalas-malasan. Bagaimana akan
memperoleh berkah ( value added ) kalau cuma tiduran.

Hal lain yang sering dilakukan umat Muslim terhadap Al-Quran di bulan Ramadhan yaitu hanya
sekedar membaca saja. Mereka merasa cukup dengan membaca karena sudah termasuk ibadah.
Mereka menyebutnya tadarrus, padahal tadarus itu berarti mempelajari. Mempelajari kandungan
isi Al-Quran akan mengantarkan seseorang untuk dapat mengamalkan ajaran-Nya.

Mempelajarinya tentu tidak akan cukup dalam satu bulan. Tapi mempelajari Al-Quran itu bukan
hanya wajib di bulan Ramadhan saja. Mereka banyak yang berbangga diri kalau sudah khatam
pada bulan Ramadhan, walaupun tidak tahu apa isinya Al-Quran itu.

Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai