Disusun oleh:
Nama :Yuliana Hikmah, AMK
NIP :199107282019022003
Angkatan : CX
No. Presensi : 40
Jabatan : Perawat Terampil
Gol/Ruang : II/c
Unit Kerja :UPTD PUSKESMAS WARUREJA
Coach : DR. IR Kristiyo Sumarwono, MSc
Mentor :dr. Aris Triyanto
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Nama : Yuliana Hikmah, AMK
NIP : 199107282019022003
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari, tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Tempat : Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN) Soropadan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Narasumber/Penguji
………………………
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
penulis bertugas yaitu UPTD Puskesmas Warureja.
Penulisan rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk
melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada
Pelatihan Dasar CPNS golongan II Pemerintah Kabupaten Tegal.
Penulis menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala BPSDMD Jawa Tengah beserta jajaranya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraanya Pelatihan Dasar CPNS Golongan II,
2. BKD Kabupaten Tegal yang membantu terselenggaranya kegiatan
Pelatihan Dasar ini,
3. ………………….., Selaku penguji yang memberikan saran, masukan
perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga
dapat diterapkan dengan lebih baik,
4. Dr. Ir. Kristiyo Sumarwono, MSC selaku coach yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi
ini dapat selesai dengan baik,
5. dr. Aris Triyanto selaku mentor dari UPTD Puskesmas Warureja yang
telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik,
6. Seluruh Widyaiswara dan Binsuh yang telah memberikan ilmunya
selama kegiatan pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan CX,
7. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
CX,
8. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar golongan II angkatan CX tahun
2019,atas Inspirasi , kekompakan, bantuan, dan dukungannya,
9. Seluruh Keluarga atas doa dan dukungannya selama ini
iv
Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan dan perbaikan rancangan aktualisasi ini sehingga
nantinya dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 peta wilayah....................................................................
Gambar 3.2 struktur organisasi...........................................................
Gambar 3.3 role model.......................................................................
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
mempunyai fungsi dan peran sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus berpegang teguh
pada nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA).
UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bertujuan
untuk mengelola ASN menjadi semakin profesional. Undang-undang ini
merupakan dasar dalam manajemen ASN yang bertujuan untuk
membangun ASN yang memiliki integritas, profesional, dan netral serta
bebas dari intervensi politik, dan juga bebas dari praktik KKN, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat
Menurut Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN),
nomor 25 tahun 2017 tentang pedoman penyelenggaraan diklat latsar
CPNS golongan II, dinyatakan untuk membentuk ASN professional
dibutuhkan pembaharuan pola diklat. Untuk itu LAN memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal.Untuk pembelajaran klasikal
berfungsi untuk memperkuat nilai-nilai dasar PNS (ANEKA). Sedangkan
pembelajaran non klasikal dapat dilaksanakan di tempat pelatihan lain
maupun di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi). Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk melakukan p
1
roses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang
telah diperoleh melalui mata diklat yang telah dipelajari. Selain itu, dalam
proses habituasi peserta dibekali dengan konsepsi dan tahap aktualisasi,
penyusunan dan penyajian rancangan aktualisasi, pelaksanaan
aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil aktualisasi di tempat kerja.
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah
satu dari banyak penyakit yang menginfeksi di negara maju maupun
negara berkembang. Beberapa faktor risiko terjadinya ISPA adalah faktor
lingkungan, ventilasi, kepadatan rumah, umur, imunisasi, dan faktor
perilaku. Tingginya penderita ISPA disebabkan masih banyak masyarakat
kurang peduli terhadap pola hidup bersih dan sehat.
Saat ini penyakit ISPA menduduki peringkat 10 besar
permasalahan di UPTD Puskesmas Warureja dengan merujuk data tahun
2018. Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti menjaga
kebersihan lingkungan dan diri sendiri, menerapkan pola makan yang
sehat dan bergizi, mencuci tangan dengan air dan sabun angka kesakitan
ISPA bisa menurun.
Kedua tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman
penyakit ke dalam tubuh,sebab tangan adalah anggota tubuh yang paling
sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Cara paling
efektif dan cepat untuk mencegah ISPA adalah melalui tangan bersih
hidup sehat yakni dengan cuci tangan menggunakan sabun atau hand
rub.
Berdasarkan uraian diatas, peserta pelatihan dasar(latsar)
mengangkat isu kurang optimalnya prilaku hidup bersih dan sehat yang
berakibat tingginya angka kesakitan ISPA.
2
Table 1.1 Tabel Kunjungan
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN terdiri atas identifikasi
isu dan penetapan isu sebagai berikut:
1. Identifikasi Isu
Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja.Isu-
inisiatif penulis yang disetujui mentor dan pembimbing.isu ini
bersumber dari prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Aparatur Sipil
Negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Whole of
Government (WOG), Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN. Sumber
isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi),
penugasan atasan, dan inovasi.
Tabel 1.2 Identifikasi Isu
NO Identifikasi Isu Sumber isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
diharapkan
1. Kurangnya Manajemen Masih ditemukan Dokumentasi
kelengkapan ASN rekam medis yang keperawatan
pengisian belum lengkap diisi lengkap
dokumentasi pengisiannya
keperawatan
3
NO Identifikasi Isu Sumber isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
diharapkan
2. Belum optimalnya Pelayanan Pelayanan Pelayanan
pelayanan Publik kesehatan kesehatan
kesehatan tradisional belum tradisional dapat
tradisional terlaksana secara terlaksana
optimal dengan optimal
3. Kurang optimalnya Pelayanan Penerapan prilaku optimalnya
prilaku hidup Publik hidup bersih dan penerapan
bersih dan sehat sehat belum prilaku hidup
yang berakibat dilakukan secara bersih dan sehat
tingginya angka optimal
kesakitan ISPA
2. Penetapan Isu
a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL
Analisis APKL ( Aktual, Problematik, Kekhayalakan dan
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu
dengan indikator sebagai berikut
4
sudah lepas dari perhatian masyarakat
atau isu yang sudah basi
2. Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan
standar, ketentuan yang menimbulkan
kegelisahan yang perlu dicari penyebab
dan pemecahannya
3. Kekhayalakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak, masyarakat
pelanggan pada umumnya, dan bukan
hanya untuk kepentingan seorang atau
kelompok kecil orang tertentu saja
4. Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas,
realistis, dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenang, dan
tanggung jawab
5
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG
Analisis USG (Urgensy, Seriousness, Growth) adalah analis
yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak
lanjuti. Adapun indikator analisi USG adalah sebagai berikut:
Table 1.5 tabel penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas,
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalua
masalah penyebab isu tidak dapat dipecahkan
bias mengakibatkan masalah lain
s Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan
6
Table 1.6 tabel parameter USG
PARAMETER
skor
Urgency Seriousness Growth
1 Isu tidak mendesak untuk Isu tidak begitu Isu lamban
segera diselesaikan serius untuk berkembang
dibahas karena
tidak berdampak
ke hal yang lain
2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius Isu kurang cepat
untuk segera untuk segera berkembang
diselesaikan dibahas karena
tidak kurang
berdampak ke
hal yang lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius Isu cukup cepat
untuk segera untuk segera berkembang,
diselesaikan dibahas karena segera dicegah
akan berdampak
ke hal lain
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk Isu cepat
segera diselesaikan segera dibahas berkembang,
karena akan segera dicegah
bedampak ke hal
lain
5 Isu sangat mendesak Isu sangat Isu sangat cepat
untuk segera seriusuntuk berkembang,
diselesaikan segera dibahas segera dicegah
karena akan
berdampak ke
hal lain
7
Table 1.7 tabel penetapan isu dengan analisis USG
Parameter
No Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
Kurang optimalnya prilaku
1. hidup bersih dan sehat
5 5 5 15 1
ditandai dengan
banyaknya kasus ISPA
Belum optimalnya
2. penggunaan APD ( Alat
4 4 4 12 3
Pelindung Diri) lengkap
oleh petugas
Belum optimalnya
3.
pencegahan pengendalian 4 5 4 13 2
infeksi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada
kegiatan aktualisasi ini adalah “ bagaimana optimalisasi praktik
hidup bersih dan sehat untuk menurunkan angka kesakitan ISPA di
Puskesmas Warureja”
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah untuk
mengoptimalkan praktik hidup bersih dan sehat untuk menurunkan
angka kesakitan Ispa di wilayah UPTD Puskesmas Warureja
Kabupaten Tegal, serta aktualisasi nilai-nilasi dasar (ANEKA) yang
mendasari kegiatan untuk menjadi kebiasaan atau habituasi.
8
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dari
kegiatan aktualisasi ini adalah:
1. Bagi peserta pelatihan dasar CPNS
mampu memahami, mengimplementasikan dan
menghabituasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA) sesuai dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan Whole of Goverment (WoG) dalam optimalisasi
praktik hidup sehat dan bersih
2. Bagi Unit Kerja
Rancangan aktualisasi ini dapat mengoptimalkan praktik hidup
bersih dan sehat untuk menurunkan angka kesakitan ISPA di
UPTD Puskesmas Warureja sehingga mampu meningkatkan
mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Warureja
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan prima sebagai eujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada
perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar
bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan
dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan
bangsa.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS
sebagai aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang
dari eksternal juga internal semakin merusak kehidupan
berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap
PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cybercrime, Hate Speech, dan Hoax,
dan lain sebagainya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan
negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga
negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan
dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
11
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan
latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
12
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas
semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun
orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas
dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain
itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang
baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i Konsistensi
13
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan
akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
14
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-
nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau
mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di
persepsi individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
15
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target
dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan
atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada
pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa
yang dirasakan orang lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan
kebenaran (dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko
atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus
dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan
oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan
dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan
peristiwa yang terjadi
16
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam
menghadapi tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam
manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas
dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
17
m. keadilan;
n. kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
18
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee
untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
19
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan
berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara
kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
dialog atau pertukaran informasi;
joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk
kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
joint working, atau kolaborasi sementara;
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama,
dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat
dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama
salah satu peserta kerjasama;
20
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-
masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan
ke dalam struktur baru.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
22
hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada
perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar
bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan
dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan
bangsa.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS
sebagai aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang
dari eksternal juga internal semakin merusak kehidupan
berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap
PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cybercrime, Hate Speech, dan Hoax,
dan lain sebagainya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan
negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga
negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan
dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
23
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan
latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
24
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas
semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun
orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja baik individu maupun organisasi.
i Konsistensi
25
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
26
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak
memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-
nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau
mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di
persepsi individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
27
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target
dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan
atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada
pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa
yang dirasakan orang lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan
kebenaran (dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko
atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus
dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan
oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan
dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan
peristiwa yang terjadi
28
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam
menghadapi tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam
manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas
dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas bagi masyarakat.
A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
29
m. keadilan;
n. kesejahteraan.
B. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
30
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee
untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
31
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
C. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan
berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara
kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
dialog atau pertukaran informasi;
joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk
kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
joint working, atau kolaborasi sementara;
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama,
dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat
dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama
salah satu peserta kerjasama;
32
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-
masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan
ke dalam struktur baru.
D. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pola hidup bersih dan sehat adalah perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Manfaat dari
pola hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal
tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi
masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan
meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu indikator PHBS adalah cuci tangan dengan sabun
dan air bersih. Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan
kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai
jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
Langkah cuci tangan dengan menggunakan metode singkatan
“TEPUNG LABU JEMPOLKU”, sebagai berikut:
1. Telapak tangan (Te): gosok kedua telapak tangan
2. Punggung tangan (Pung) : gosok punggung dan sela-sela jari
sisi luar tangan kiri dan sebaliknya
3. Sela-sela jari (La) : gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi
dalam
4. Buku- buku (Bu) : buku-buku jari dengan kedua tangan saling
mengunci
5. Ibu Jari (Jempol) : gosok ibu jari tangan kirian berputar dalam
genggaman tangan dan lakukan sebaliknya
6. Kuku (Ku) : rapatkan ujung kuku tangan dan gosokkan pada
telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah
jarum jam, lakukan dengan ujung jari tangan sebaliknya.
33
Selain menggunakan metode singkatan diatas, cuci tangan dengan diiringi
lagu, sebagai berikut:
Ayo cuci tangan 6 langkah pakai sabun
Dan juga air mengalir biar bersih biar wangi
Dan tidak ada bakteri
Sik asik cuci tangan
Sik asik tangan bersih
Sik asik jadi sehat
Langkah yang pertama gosok telapak tangan
Ke punggung punggung tangan
Ke sela sela jari
Ke buku-buku jari
Ke jempol kanan kiri
Ke ujung kuku kuku
Sik asik puskesmasnya
Wa ru re jo namanya
Trimakasih semua
34
BAB III
PROFIL UNIT KERJA
A. Profil Organisasi
Puskesmas Warureja dibangun pada tahun 1973 dan mulai
beroperasi pada tahun 1974 dengan luas wilayah kerja ± 62.314
km2 yang terdiri dari 12 desa.
Batas wilayah Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal meliputi:
Utara : Laut Jawa
Barat : Kecamatan Suradadi
Timur : Kabupaten Pemalang
Selatan : Kecamatan Jati Negara dan Kecamatan Kedung
Banteng
35
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten Tegal.
Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 tahun 2004)
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sistem
kesehatan nasional dan sistem kesehatan kabupaten.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas
2. Visi, Misi, Nilai Organisasi
a. Struktur organisasi Puskesmas sesuai dengan Perda No. 13
tahun 2008
Visi : Menjadi tempat pelayanan Kesehatan yang bermutu
dan mandiri dengan dilandasi semangat gotong royong
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
36
Untuk mencapai Visi tersebut Puskesmas Warureja
menetapkan 7 Misi pembangunan kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan Pelayanan Prima
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan
standar pelayanan Puskesmas melalui Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD)
3. Meningkatkan Profesionalisme tenaga Medis dan Non
Medis
4. Menyelenggarakan dan Meningkatkan Pelayanan
Kesehatan Dasar yang paripurna, bermutu dan terjangkau
5. Meningkatkan derajat kesehatan dengan memberdayakan
masyarakat
6. Meningkatkan saranan pelayanan dan profesionalisme
SDM dalam pelayanan kesehatan
7. Meningkatkan Kesejahteraan semua pihak dalam
pelayanan kesehatan di BLUD Puskesmas Warureja
b. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Warureja adalah
READI
R : Ramah dalam melayani
E : Edukatif
A : Akuntabilitas
D : Disiplin dalam bekerja
I : Inovatif
37
3. Struktur Organisani dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi gambar 3.2 struktur organisasi
38
b. Job Diskripsi
1) Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah yaitu sarjana, memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja
di Puskesmas minimal dua tahun,dan telah mengikuti
manajemen Puskesmas
2) Kasubag Tata Usaha
Membawahi beberapa kegiatan diantaranya sistem informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, PPTK dan
keuangan
3) Penanggung Jawa UKM Essensial dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Membawahi pelayanan promkes dan UKBM, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan KIA dan KB UKM,
Pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan pencegahan
dan pengendalian penyakit dan pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat
4) Penanggungjawab UKP Pengembangan dan keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Membawahi pelayanan kesehatan jiwa, pelayana kesehatan
gigi masyarakat, pelayanan kesehatan lansia, pelayanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan remaja, pelayanan
UKS
5) Penanggung Jawab UKP, Farmasi, dan Laboratorium
Membawahi pemeriksaan umum, pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, pelayanan KIA & KB UKP, Pelayanan IGD,
Pelayanan gizi UKP, pelayanan poned, Pelayanan rawat
inap dan Pelayanan kefarmasian
6) Penanggung Jawab Jejaring Pelayanan Puskesmas dan
Jejaring Fayankes
Membawahi Pustu/PKD, Bidan desa, Klinik, apotek dan
faskes lain
39
Table 3.1 Sumber Daya Manusia
No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan
1. Dokter Umum 2 PNS
2. Dokter Gigi 1 PNS
3. Perawat 8/8 PNS/BLUD
4. Bidan 23/8 PNS/ BLUD
5. Perawat Gigi 1 BLUD
6. Apoteker/ Asisten AA 1/2 PNS/BLUD
7 Laboratorium 1/1 PNS/BLUD
8. Akutansi 1 PNS
9. Nutrisionis 1/1 PNS/BLUD
10. Administrasi 3 BLUD
11. Sopir 3 BLUD
12. Promkes 1 BLUD
13. Sanitarian 1/1 PNS/BLUD
40
11. Genzet 1
12 Lemari Es 3
13 Frizer 1
14 Sterilisator 3
15 TV 3
16 CCTV 1
17. DVD 1
41
2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
3) Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif;
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera
pada individu dalam rangka upaya preventif;
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan
kondisinya (melakukan pemeriksaan fisik, mengamati
keadaan pasien) pada individu dalam rangka upaya
preventif;
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok
dalam rangka melakukan upaya preventif;
7) Memberikan oksigenasi sederhana;
8) Memberikan bantuan hidup dasar;
9) Melakukan pengukuran antropometri;
10)Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi;
11) Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
12) Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13) Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14) Melakukan fiksasi fisik;
15) Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
16) Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
17) Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien;
18) Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19) Memandikan pasien;
20) Membersihkan mulut pasien;
21) Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin;
22) Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang
warming blanket);
23) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
24) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(dying care);
25) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal
sampai meninggal;
42
26) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka
dan kematian;
27) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
28) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan
29) Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
31) Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
32) Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu;
dan
33) Melakukan supervisi lapangan.
C. Role Model
Gambar 3.3 Role model
43
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Winong Pati 1981
2. SMP Negeri 4 Pati 1984
3. SMA Negeri 1 Pati 1987
4. Fakultas kedokteran Undip 1997
Beliau saat ini menjabat sebagai Kepala Puskesmas
Warureja Kabupaten Tegal. Beliau merupakan sosok pegawai yang
aktif dalam instansi. Tegas namun tetap santai, sikap
kepemimpinan, kerja keras, kedisiplinan, dan inovatif dalam
menjalankan peran sebagai ASN patut dijadikan role model untuk
menjadi ASN berkarakter.
44
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
45
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktuaisasi
Kontribusi
N Output/hasil Keterkaitan Penguatan nilai-
Kegiatan Tahap kegiatan terhadap visi-
o kegiatan dengan ANEKA nilai organisasi
misi organisasi
1. Melakukan 1. konsultasi dengan saat berkonsultasi Nasionalisme: Melakukan Penguatan
kunjungan kepala puskesmas dengan atasan Sila ke 5 kegiatan dengan nilai-nilai
rumah mengedepankan rasa Menghormati kunjungan rumah organisasi
menghormati, mendukung visi Ramah saat
sopan, karena Etika public: puskesmas yaitu berkonsultasi,
atasan sebagai sopan memberikan melakukan
pemimpin pelayana prima pelayan. Apa
mempunyai Akuntabilitas: dan yang sudah
Sumber wewenang untuk kepemimpinan meningkatkan menjadi tugas
kegiatan: mengarahkan derajat kesehatan dilakukan dengan
menjadi yang lebih dengan tanggung jawab
SKP baik dan memberi memberdayakan dan disiplin dan
contoh yang baik masyarakat. dapat
sebagai nilai dipertanggungjaw
kepemimpinan
Kontribusi
N Output/hasil Keterkaitan Penguatan nilai-
Kegiatan Tahap kegiatan terhadap visi-
o kegiatan dengan ANEKA nilai organisasi
misi organisasi
2. menyiapkan data Dalam menyiapkan Nasionalisme: abkan
pasien yang akan data kunjungan Sila ke 2 (akuntabel)
dikunjungi bekerja sama Bekerja sama
dengan pemegang
program agar data Akuntabilitas:
akurat dan jelas jelas
sehingga efektif dan
efisien Komitmen
mutu:
Efektif dan efisien
3. melakukan Pemulis melakukan Komitmen mutu:
kunjungan rumah kegiatan kunjungan Sepenuh hati
rumah dengan
sepenuh hati dan Nasionalisme:
bekerja sama Sila ke 2
dengan rekan Bekerja sama
sejawat agar kegiatan
Anti korupsi:
selesai tepat waktu
transparansi
dan transparansi
menyampaikan
maksud kunjungan
rumah
Kontribusi
N Output/hasil Keterkaitan Penguatan nilai-
Kegiatan Tahap kegiatan terhadap visi-
o kegiatan dengan ANEKA nilai organisasi
misi organisasi
4. melakukan tanya Kegiatan tanya jawab Komitmen
jawab untuk diharapkan efektif mutu:
mengetahui dan efisien untuk Efektif dan efisien
permasalahan menggali
kesehatan permasalahan Nasionalisme:
kesehatan dengan Sila ke 5
tetep menghargai Menghargai hak
hak dan privasi orang lain
pasien dan peduli
terhadap sesama, Anti korupsi:
inovatif dalam Peduli
melakukan tanya
jawab Komitmen
mutu:
inovasi
Kontribusi
N Output/hasil Keterkaitan Penguatan nilai-
Kegiatan Tahap kegiatan terhadap visi-
o kegiatan dengan ANEKA nilai organisasi
misi organisasi
5. memberikan memberikan asuhan Etika publik:
asuhan keperawatan dengan Keluwesan
keperawatan keluwesan,
sesuai dengan berorientasi mutu Komitmen
masalah kesehatan yaitu memberikan mutu:
pelayanan yang orientasi mutu
profesional dan
adil/tidak membeda- anti korupsi:
bedakan pasien(anti adil
korupsi)
2. Memberi 1. melakukan Dalam berkonsultasi Etika publik Kegiatan ini Keterkaitan
penyuluhan konsultasi dengan disampaikan dengan Sopan santun berkontribusi dengan nilai
tentang kepala puskesmas sopan santun dengan visi misi organisasi
penyakit dengan musyawarah Nasionalisme: organisasi Ramah dalam
Infeksi antar kedua belah Sila ke 4 menjadi tempat melayani,
Saluran pihak ada Musyawarah pelayanan akuntabel dalam
Pernafasan kejelasan( akuntabe kesehatan yang bertindak dan
Atas (ISPA) l) untuk menentukan Akuntabilitas: bermutu dengan edukatif
jadwal secara Kejelasan, misi
transparan transparan meningkatkan
profesionalisme
tenaga medis dan
Kontribusi
N Output/hasil Keterkaitan Penguatan nilai-
Kegiatan Tahap kegiatan terhadap visi-
o kegiatan dengan ANEKA nilai organisasi
misi organisasi
Sumber 2. menyusun materi Materi penyuluhan Anti korupsi: meningkatkan
kegiatan: penyuluhan disusun dengan Sederhana sarana pelayanan
SKP bahasa yang
sederhana Akuntabilitas:
diharapkan kejelasan
masyarakat ada
kejelasan saat
menerima materi
i
etika batuk mengecek kualitas
gambar sebelum
mencetak
7. Melakukan Siswa tidak fokus pada Mengajak siswa
penyuluhan materi untuk berpartisipasi
tentang ISPA di aktif saat penyuluhan
SD
8. Membuat buku Hasil cetakan kurang Mengecek kualitas
pintar tentang bagus printer dan gambar
ISPA sebelu dicetak
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja
merupakan rancangan kegiatan untuk menyelesaikan isu dengan
identifikasi isu yang telah dirumuskan melaui analisa APKL dan
analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal dari individu,
unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat
diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian dilakukan
identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu kurang
optimalnya prilaku hidup bersih dan sehat yang berakibat
tingginya angka kunjungan ISPA. Dari isu tersebut muncul
gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 6 kegiatan. Adapun
kegiatan tersebut sebagai berikut: (1) melakukan kunjungan rumah
pada pasien ISPA,(2) melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA,
(3) melakukan demonstrasi etika batuk,(4) membuat lagu cuci
tangan,(5) melakukan demonstrasi cuci tangan 6 langkah,(6)
membuat poster cuci tangan dan etika batuk, (7) melakukan
penyuluhan di SD tentang ISPA, (8) membuat buku saku
Dalam aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole
of Goverment, dan Pelayanan Publik di unit kerja masing-masing.
Saya akan menerapkan nilai-nilai ANEKA, yaitu:
Akuntabilitas : tanggung jawab, kejelasan, dan konsisten,
Nasionalisme : musyawarah mufakat, menghargai pendapat
orang lain, menghormati keputusan dan
menghormati hak orang lain, gotong royong
Etika publik : sopan santun, keluwesan dalam
berkomunikasi, kebersamaan, dan
profesional
Komitmen mutu : efektif, efisien, berorientasi mutu, inovasi,
sepenuh hati dalam memberikan pelayanan
Anti korupsi : bekerja keras, disiplin, peduli dan
bertanggung jawab dalam bekerja
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Buku
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
No Tingkat Nama Sekolah/ Tempat Jurusan Lulus
Perguruan Tinggi
1. SD SDN Pegandon Kendal - 2003
2. SMP SMP N 1 Pegandon Kendal - 2006
3. SMA SMA N 1 Kendal Kendal IPA 2009
4. DIII Poltekkes Kemenkes Pekalongan Perawat 2012
Semarang